Ye Zhan menerima telepon Yu Ming. Yu Ming bertanya: “Ye Zhan, ada waktu untuk membantu?”
Mendengar ini, hati Ye Zhan berdebar. Mau apa lagi? Waktu itu tidak membantu, hampir saja terjebak. Kali ini... Ye Zhan menjawab tegas: “Ada.”
Mereka bertemu di sebuah restoran Barat. Ye Zhan mendengarkan penjelasan Yu Ming dengan tenang, lalu bertanya: “Kamu yakin Li Fu tak bersalah?”
“Aku... agak percaya.” Sebenarnya Yu Ming juga ragu-ragu.
“Foto.”
Yu Ming memberikan foto ceri. Ye Zhan melihat foto itu bertanya: “Apa yang bisa kubantu?”
“Apa yang bisa kamu bantu?”
“Bagaimana aku tahu bantuan macam apa yang kamu mau?”
“Aku tidak tahu harus minta bantuan apa, hanya ingin tahu apa yang bisa kamu bantu.”
Ye Zhan diam, menatap foto cukup lama, lalu berkata: “Aku butuh salinan KTP-nya.”
Yu Ming berkata: “KTP itu pasti palsu.”
Ye Zhan membentak: “Apa yang kamu tahu! Tahu tidak KTP kita harus menggunakan printer Jepang? Printer China teknologinya tidak mampu. Sama seperti KTP buatan jalanan yang langsung ketahuan. Di Kota A hanya dua titik hitam yang bisa membuat KTP palsu yang mendekati asli, tapi informasi chip tidak bisa dibuat. Beri aku salinan KTP palsu itu, akan kucek apakah produksi lokal.”
“Bagus!” Yu Ming berdiri: “Aku yang bayar?”
“Ye Zhan melambaikan tangan, menyuruh Yu Ming pergi. Yu Ming tersenyum, menelepon gadis kecil yang bertugas di departemen SDM di akhir pekan: ‘Mbak, aku ingin minta tolong, bisa bantu fotokopi KTP karyawan perusahaan kita?’”
Gadis itu menjawab: “Yang mana?”
“Hua Yingtao.”
“Baik!”
Yu Ming naik taksi ke perusahaan, saat makan siang tiba di restoran melihat si gadis. Tapi gadis itu malah menuju toilet wanita. Telepon Yu Ming berdering, diangkat: “Mbak, aku sudah sampai.”
“Aku tahu. Aku baru saja selesai memfotokopi data Hua Yingtao. Direktur Du langsung mengambil data personal Hua Yingtao dan Li Fu atas nama anggota dewan direksi, bilang akan diserahkan ke polisi. Dia juga bertanya apakah ada fotokopi lain. Setengah jam kemudian, petugas polisi datang bersama Du Lei ke departemen SDM, menanyakan kenapa tidak ada fotokopi KTP Hua Yingtao. Kubilang mungkin memang tidak ada.”
“Mbak, terima kasih banyak.” Yu Ming bersyukur. Dari situ terlihat, Du Lei sembilan dari sepuluh kemungkinan adalah dalangnya.
“Barangnya ada di bawah nampanku.”
Yu Ming mendekati nampan makanan si gadis, melihat sekeliling, akhir pekan tidak banyak yang lembur, dengan cepat mengambil fotokopi di bawah nampan itu. Lalu menelepon Ye Zhan: “Barangnya sudah didapat.”
Ye Zhan berkata: “Aku sedang di dekat perusahaan kalian.”
“Sial, tidak bilang dari tadi? Aku malah naik taksi.” Yu Ming berjalan menuju elevator. Pintu elevator terbuka, Du Lei dan seorang sekretaris muncul di dalam. Yu Ming sopan menyapa: “Direktur Du.” Lalu masuk elevator.
Du Lei mengangguk, memandang punggung Yu Ming, berkata: “Katanya Li Fu kecelakaan? Hari ini polisi datang ke perusahaan.”
Yu Ming menoleh kaget: "Li Fu? Dia ngapain?"
"Kamu tidak tahu?" Du Lei bertanya.
"Tidak." Yu Ming menggelengkan kepala.
"Oh."
Elevator tiba di lantai satu. Yu Ming minggir. Du Lei keluar lebih dulu. Yu Ming mengikuti keluar. Sopir Du Lei sudah menunggu di depan pintu. Du Lei naik mobil pergi. Yu Ming berjalan ke pinggir jalan raya. Sebuah mobil hitam berhenti di depannya. Ye Zhan menurunkan kaca: "Naik. Akan kubawa lihat-lihat." Ia masih belum yakin status sebenarnya Yu Ming dan latar belakangnya. Membawa Yu Ming ke sarang ilegal ini mungkin bisa memberi jawaban. Jika Yu Ming orang biasa, sangat cocok jadi asistennya.
……
Dalam bayangan Yu Ming, tempat pemalsuan dokumen pasti kumuh dan berantakan. Mungkin di ruang bawah tanah atau gudang sewaan. Setidaknya dulu dia membuat sertifikat palsu di tempat seperti itu. Tapi tak disangka, tempat pemalsuan ini ternyata sebuah vila kecil.
Di pinggiran kota ada kompleks vila seperti ini. Relatif lebih murah dibanding harga rumah di kota. Bagi yang punya mobil, tempat ini udara segar, akses mudah, dan fasilitas hidup memadai. Menjadi target utama kalangan berpenghasilan menengah-tinggi.
Ye Zhan sedikit bicara. Selama Yu Ming tidak bertanya, dia diam. Sampai tiba di Kompleks Vila Tianhe. Mobil masuk ke dalam kompleks. Di kedua sisi jalan berdiri bangunan vila bertingkat dengan luas bervariasi. Hari ini akhir pekan, beberapa keluarga mengadakan barbekyu, orang tua menggelar lomba untuk anak. Penghuni sini kebanyakan keluarga paruh baya yang menikmati hidup.
Mobil berhenti di depan sebuah vila. Ye Zhan turun dari mobil, Yu Ming mengikutinya. Ye Zhan meninju pintu. Cahaya menyala di bagian atas pintu, beberapa detik kemudian cahaya padam. Pintu terbuka. Ye Zhan mendorong pintu masuk. Yang menyambut Ye Zhan dan Yu Ming adalah seorang gadis muda cantik yang duduk di kursi roda listrik.
Ye Zhan memperkenalkan: "Nie Yuanzi, Yu Ming."
Yu Ming dan Nie Yuanzi berjabat tangan: "Halo."
Ye Zhan mengeluarkan fotokopi: "Apa ini karyamu?"
"Biar saya lihat." Nie Yuanzi menekan tombol di kursi rodanya, roda berputar 180 derajarat lalu menuju ruang dalam. Ye Zhan duduk, Yu Ming mengikuti masuk ke ruang dalam. Ruangan ini lebih mirip laboratorium. Nie Yuanzi meletakkan fotokopi di sebuah peralatan sambil berkata: "Hanya boleh lihat, jangan disentuh."
"Oke." Yu Ming bertanya: "Apa fungsi tempat ini?"
"Tergantung apa yang kau butuhkan." Nie Yuanzi memperbesar nama di KTP di layar, komputer mengekstrak serangkaian nomor yang tersembunyi dalam nama tersebut. Nie Yuanzi memeriksa nomor itu sambil berkata: "Orang mati, masuk."
Ye Zhan melenggang ke pintu, bertanya: "Kau yang membuat ini?"
"Bukan, ayahku yang membuat."
"Ayahmu bukannya sudah meninggal?"
"Dua tahun lalu." Nie Yuanzi melirik sinis ke Ye Zhan, lalu menatap layar komputer: "Orang ini membuat empat KTP palsu. Salah satunya mensyaratkan data chip."
"Chip juga bisa dipalsukan?"
“Chip hanyalah paket penyimpanan data. Tapi hanya bisa menggunakan kartu palsu, tidak bisa dikembangkan. Aku lihat, nama pemilik kartu palsu itu Qian Yingtao, tinggal di Jalan Dongshan Nomor 3021. Ini identitas asli orang sungguhan. KTP palsu juga bisa menyret informasi yang sama, makanya kami sebut sebagai sertifikat palsu.” Nie Yuanzi menjelaskan pada Yu Ming.
Ye Zhan berkata: “Buang-buang waktu, yang aku cari adalah orang pakai KTP palsu ini.”
“Bodoh.” Nie Yuanzi mengetik keyboard: “Orang jalanan butuh data chip, pasti untuk berurusan dengan kail. Jadi cukup periksa apa yang dia gunakan untuk mengangkat, pasti ketemu infonya. Ketemu, setahun lalu, Qian Yingtao ini ke kantor polisi setempat, mengklaim gelang giok yang ditemukan sopir taksi sebagai barang hilang. Karena Qian Yingtao menyediakan foto pakai dan foto barang, kantor polisi menunggu tujuh hari kemudian menyerahkan giok itu padanya.”
Ye Zhan bertanya: “Terus kenapa?”
“Pasti ada nomor telepon yang ditinggalkan Qian Yingtao ini. Catatan panggilan ponsel disimpan selama dua tahun. Catatan panggilan ponsel ini menunjukkan, dia menggunakan nomor yang terdaftar di kepolisian melakukan tiga panggilan: satu ke kantor polisi mungkin menanyakan barang hilang. Panggilan kedua ke nomor ponsel yang sudah tidak aktif. Panggilan ketiga ke telepon rumah. Alamatnya Kompleks Swan, Gedung 5, Nomor 302.”
