Sudah dua hari, Yingtao masih belum muncul. Du Qingqing menelepon Yu Ming, cabang C City Du Shi International tidak memiliki karyawan bernama Hua Yingtao. Du Lei berbohong, tapi ya dia sudah berbohong, mau apalagi?
Pagi buta, Yu Ming mengeluh sakit pinggang sambil menepuk-nepuk Ye Zhan di sampingnya: "Gantian jaga."
Ye Zhan melepas topi yang menutupi wajahnya, melihat layar, mengambil cokelat di meja dan mulai makan: "Sepanjang malam tidak ada gejolak?"
Yu Ming menyandarkan kaki di meja, menyalakan rokok: "Menurutku kita salah."
"Hmm?"
Yu Ming berkata: "Aku terus berpikir: Kenapa kartu SIM itu menelepon nomor telepon rumah Hua Manlou? Sungguh tidak hati-hati!"
"Maksudmu?"
“Hua Manlou ini kemungkinan besar adalah batu ujian.” Yu Ming menjelaskan: “Seorang penipu ulung harus segera mengetahui apakah skemanya terbongkar dan kapan hal itu terjadi. Kalau tidak, akibatnya akan Tragis. Lalu bagaimana cara mengetahui apakah penipuannya telah terungkap? Di sinilah konsep batu ujian muncul. Dengan sengaja meninggalkan satu petunjuk yang mengarah ke seseorang, ketika orang ini diselidiki atau dipantau, si penipu akan segera waspada.”
“Setuju.” Ye Zhan mengangguk setelah berpikir sejenak.
Yu Ming memegang cola sambil berteriak: “Jadi kita salah, batu ujian sama sekali tidak bernilai.”
“Tapi ini satu-satunya petunjuk yang kita punya.” Jawab Ye Zhan.
Pesan masuk, Yu Ming membaca SMS: “Ni Qiu sudah membantu mengecek informasi Wang Tao, sedang kuliah tahun ketiga di sebuah kampus di Kota B. Sepertinya keputusan saya benar. Ada dua skenario: Pertama, saya telepon putrinya untuk mematikan ponsel selama setengah jam. Lalu telepon Hua Manlou bahwa putrinya kami culik, mensyaratkan mengungkap lokasi Yingtao dalam setengah jam, kalau tidak Sreeeet.”
“Sial, trik ini kan sering dipakai penipu?” Kabarnya sudah tak terhitung korban, tentu bukan penculikan, lebih banyak kasus kecelakaan lalu minta transfer dana darurat.
“Yang penting efektif.” Kata Yu Ming: “Skenario kedua, putuskan sambungan ponsel dan telepon tetapnya. Saya yakin Hua Manlou harus melaporkan kondisinya ke Yingtao sekali atau beberapa kali sehari pada waktu tertentu. Dia mungkin akan membawa kita menemui Hua Yingtao.”
"Bergerak, telekomunikasi, kabel, nirkabel... Bagaimana kamu memutuskan tanpa menimbulkan kecurigaan?" Ye Zhan berkumur dengan cola sambil berkata: "Hua Manlou sangat paranoid."
Yu Ming berkata: "Langkah pertama, curi ponsel. Langkah kedua, letakkan ponsel di rumahnya. Langkah ketiga, hancurkan pintu agar dia tidak bisa pulang."
"Jika pintu dirusak, dia pasti curiga."
"Tapi jika pintu di lantai atas dan bawah rusak, dia mungkin tidak akan curiga." Yu Ming melanjutkan: "Cukup gunakan lem AB atau 502, membuka kunci secara teknis biasa tidak akan bisa, harus melepas kunci. Melepas kunci pintu anti maling dari luar butuh usaha besar." Yu Ming mengambil ponsel: "Ni Qiu, aku butuh bantuan. Harus membuka pintu anti maling untuk mencuri ponsel... Ya."
Yu Ming menutup telepon, melihat Ye Zhan mengeluarkan suara perempuan berat: "Sayang, tolong periksa kamera di kompleks."
"Menjijikkan. Kompleks perumahan tua begini, mana ada kamera?" Ye Zhan malas bergerak.
"Ayolah."
"Kalau terus begini, aku pukul kamu." Ye Zhan dengan enggan berdiri, mengambil jaket dan keluar. Jika targetnya Li Fu, Hua Manlou pasti pernah melihat foto Yu Ming.
Hua Manlou tepat waktu meninggalkan rumah menuju pasar. Baru keluar kompleks, ponselnya dicopet. Ni Qiu membawa ponsel ke rumah Hua Manlou, membuka pintu anti malam dan masuk. Meletakkan ponsel di sofa ruang tamu. Kemudian keluar dan mengunci. Menyuntikkan 502 ke lubang kunci, juga melakukan hal yang sama ke pintu tetangga. Turun dua unit, masing-masing kunci dikerjakan. Setelah semua selesai, pergi.
"Hal seperti ini pihak kepolisian tidak bisa berbuat apa-apa. Untuk menghajar penjahat yang menghancurkan lubang kunci, satu-satunya cara adalah memasang kamera lalu memberikan rekaman ke polisi." Ni Qiu sama sekali tidak merasa tertekan saat melakukan perbuatan jahat seperti ini.
Setiba di pasar sayur, Hua Manlou langsung menyadari ponselnya hilang. Ia panik. Setelah melihat ke sekeliling, ia segera pulang. Tapi ternyata pintu anti maling tidak bisa dibuka bagaimanapun caranya. Kebetulan ada seorang gadis turun dari lantai atas. Hua Manlou meminjam ponsel untuk menelepon nomornya sendiri, dan menyadari suara dering berasal dari dalam rumah. Ini membuatnya lega dan kewaspadaannya berkurang.
Hua Manlou terus mencoba membuka kunci, bergulat selama 20 menit lebih tanpa hasil. Tetangga seberang pulang dan juga mulai kesulitan membuka pintu. Sepasang suami-istri di lantai bawah kembali, sang suami mengumpat setelah beberapa kali gagal. Tiga keluarga ini saling bertukar kata, lalu menemukan nomor darurat pembuka kunci paling mencolok di dinding dan menelepon. Ye Zhan mengangkat telepon: "Kami dari Kompleks Swan. Kuncinya sudah terbuka, kalian tidak perlu datang." Ia melihat jam tangan - sepertinya sudah waktunya menjemur pakaian dan menelepon.
Dalam rekaman terlihat Hua Manlou gelisah melihat jam tangannya. Kebiasaan hidup metropolitan membuat kehilangan ponsel setara kehilangan nomor telepon. Ye Zhan berkomentar: "Aku punya pertanyaan. Bagaimana jika Hua Manlou pergi ke warnet untuk mengirim surel?"
"Orang China umumnya tidak suka membawa KTP saat belanja sayur. Tanpa KTP, maaf, bahkan usia 60 tahun pun tidak boleh main." Dalam rekaman, Hua Manlou akhirnya tidak bisa menahan diri dan pergi meninggalkan kompleks. Yu Ming berseru: "Kakak, saatnya turun ke arena!"
"Lagi-lagi aku." Ye Zhan mengambil tas kantor pria dan pergi.
……
"Sekitar setengah jam kemudian, Ye Zhan berkata: 'Kompleks Shuang Shui, Gedung 6. Gunakan elevator, lantai 11. Tidak pasti nomor kamar.'"
"'Aku segera datang.'"
"Kompleks Shuang Shui hanya berjarak dua kilometer dari Kompleks Swan. Yu Ming berjalan kaki mendekati area. Ye Zhan menjemput dengan mobil dan mengajak Yu Ming naik. Hua Manlou keluar dari kompleks, pulang ke rumahnya sendiri. Ye Zhan memasuki kompleks dengan mobil, satpam kompleks hanya mengawasi keluar bukan masuk, kendaraan non-residen akan dikenakan biaya saat keluar. Mobil parkir di tempat parkir Gedung 7."
"Yu Ming mengambil teleskop Ye Zhan untuk mengamati lantai 11, lalu menunjuk: 'Kamar itu nomor berapa?'"
“1101。”
"Yu Ming berkata: 'Itu dia.'"
"'Bagaimana kamu mengetahuinya?' Ye Zhan bertanya heran."
"'Pakaian dalam.' Yu Ming menjelaskan: 'Di balkon semua pakaian yang dijemput adalah milik perempuan. Tiga unit lain dihuni ibu-ibu dan anak kecil, hanya balkon ini milik gadis muda. Yang mencurigakan lagi, tirai dan jendela tetangga lain terbuka untuk ventilasi, tapi jendela dan tirai 1101 tertutup rapat.'"
"'Jika salah bertaruh dia mungkin kabur, lalu kita takkan menemukannya lagi.' Ye Zhan mengingatkan."
"Yu Ming berkata: 'Kalau begitu aku akan lebih hati-hati. Di Perusahaan Bintang tempatnya bekerja, ada tiga bra yang pernah dipakainya, dua diantaranya sedang dijemur di atas.'"
"'Kamu tidak normal ya?'"
"'Dia memakai kemeja. Saat kemeja terlipat, kancingnya membentuk celah. Aku hanya punya ingatan bagus saja.'"
"'Ingatan bagus digunakan untuk hal seperti ini, bukan tidak normal?' Ye Zhan mengeluarkan stun gun dari tas dokumen: 'Ayo, ini kan transaksi sekali jalan.'"
"Yu Ming menekan bel pintu gedung. Suara seorang ibu bertanya: 'Siapa itu?'"
Yu Ming berkata: "Perbaikan server telekomunikasi, bisa bantu bukakan pintu?"
Ibu itu tak bertanya lagi, menutup telepon dan membuka pintu. Keduanya masuk gedung, naik elevator. Langsung menuju lantai sebelas. Yu Ming melihat ke pinggang Ye Zhan: "Apa itu pistol setrum jenis yang dipakai polisi Amerika?"
"Mau? Tunggu sampai kamu bergabung dengan Organisasi Investigasi Independen Internasional, bahkan senapan Barrett bisa kamu beli."
