Yu Ming benar-benar ketakutan, bukan karena melihat pembunuhan, tapi karena mengenali pelakunya. Pelaku itu ternyata adalah teman memancingnya dulu, sang paman. Tubuh paman itu terbungkus seluruhnya kecuali lehernya. Penutup kepalanya agak pendek, memperlihatkan bekas luka kecil di leher yang langsung diingat Yu Ming. Jika masih ragu, setelah mencocokkan dengan ciri-ciri orang yang diculik, Yu Ming menyimpulkan sembilan dari sepuluh kemungkinan paman terlibat.
Hari ini Festival Yuanxiao, tanggal 15 bulan pertama. Yu Ming teringat telepon delegasi itu: seseorang memercayakan biro investigasi, jika Taizi menelepon, katakan "temui di tempat lama setiap tanggal 1 dan 15", honor 5.000 Yuan. Apakah tempat ini "tempat lama"? Jangan-jangan paman itu adalah Taizi?
Laporkan? Tentu tidak, itu cari-cari masalah. Secara moral, orang yang menyelamatkan Du Qingqing mungkin paman ini juga. Dalam serangan kali ini, pria bermasker mungkin memukulku untuk mencegahku lapor polisi, atau ingin menculikku, yang lebih parah mungkin ingin memusnahkan saksi. Bagaimanapun, paman ini sudah menyelamatkanku. Mengkhianati orang yang pernah menyelamatkan diri sendiri dan teman, itu perbuatan binatang.
Dari segi hukum, Paman juga bertindak heroik, tidak memberikan medali sudah tidak pantas. Tentu saja, tuduhan kepemilikan pistol ilegal... Jika tidak memiliki pistol ilegal, bagaimana menyelamatkan diri sendiri? Jadi harus berterima kasih karena telah melanggar hukum. Berdasarkan inferensi ini, Yu Ming agak penasaran, siapa dalang di balik empat mayat ini? Sementara itu Yu Ming bingung dengan satu pertanyaan: jika simpulannya benar, mengapa Taizi menyelamatkan Du Qingqing? Apakah daya tarik Du Qingqing 100 poin, sejak lahir berbakat dalam berteman? Hmm... Sepertinya teman-teman Du Qingqing memang bagus semua - dirinya sendiri, Li Fu, Haina, Wu Youyou. Masih ada kenalan Tuan Du, Tuan Du senior, Tuan Hai senior dll.
Yu Ming menenangkan diri dan menelepon Du Qingqing: "Nona Du, saya sudah mendapatkan harta karun." Mereka tidak boleh tahu, ini akan membawa masalah besar.
Du Qingqing membalas: "Telepon Haina saja."
Yu Ming menghubungi Haina lalu menuju lokasi pertemuan. Ia menelepon Ye Zhan: "Saya menang."
Ye Zhan yang sedang makan menerima telepon tanpa terkejut: "Akan saya beritahu lokasi safehouse-nya." Sejak tiga hari lalu ia sudah memasang penyadap di beberapa titik stasiun TV, mengumpulkan informasi selama tiga hari. Begitu mendapat peta harta karun, dalam satu detik Ye Zhan langsung tahu posisi hartanya.
Ini untuk membalas budi waktu Yu Ming membantu saat Ye Zhan terluka dikejar polisi. Yu Ming yang paham karakter Ye Zhan langsung tertawa: "Sultan, bagaimana cara membalas jasa Anda?"
“Kamu boleh menolak.”
“Hahaha!” Yu Ming berkata: “Hei, hari ini aku mengalami sesuatu...”
Ye Zhan menyimak dengan seksama. Ia tahu kemampuan Yu Ming dalam menangani insiden kekerasan masih tak cukup. Ye Zhan berkata: “Jika dilihat dari status penyelidik, kita hanya menyelidiki kejadian pasca fakta. Menurutku tak ada untungnya menyelidiki hubungan Taizi dengan Du Qingqing. Berdasarkan pemahamanku tentang pembunuh bayaran profesional, mereka tak akan membunuh sembarangan, tapi juga tak akan lemah hati. Mengapa harus menyelamatkan Du Qingqing? Bisa saja Taizi dipekerjakan Laba-laba untuk memburu Semangka®.” Sambil bicara, Ye Zhan membuka sistem informasi kepolisian. Tingkat keamanan sistem kriminal kepolisian relatif rendah, memudahkannya masuk.
Yu Ming berkata: “Aku juga tak ingin berurusan dengan mereka, tapi siapa tahu bagaimana situasinya.”
“Rasanya buruk ya tak bisa menguasai situasi?” Ye Zhan berkata: “Aduh.”
“Aduh maksudmu apa?” tanya Yu Ming.
Ye Zhan serius menjawab: “Status empat korban telah diselidiki, mereka warga Korea Selatan... Aduh.”
Yu Ming tahu Ye Zhan sedang menggodanya, tapi terpaksa bertanya: “Kenapa aduh lagi?”
“Mereka adalah pengungsi Korea Utara.” Ye Zhan menjelaskan: “Ada yang menduga Sekop As yang sudah dihukum mati dulunya mata-mata Korea Utara. Taizi sangat tertarik pada Sekop As, mungkin keturunannya. Menurutku ada hubungan antara Taizi dengan Sekop As... Yu Ming, pernah dengar organisasi pengungsi Korea Utara? Markas besarnya di Korea Selatan, khusus membantu orang yang kabur dari Korea Utara.”
Yu Ming mengangguk, sepertinya pernah melihat di data yang diberikan Harimau: "Mereka sepertinya cukup kaya."
"Beberapa tahun lalu ketika saya baru bergabung dengan Organisasi Penyelidik, pernah melakukan kontak tidak langsung karena sebuah order. Kabarnya organisasi pembelot Utara ini memiliki harta karun, semua dana mereka berasal dari situ. Saat itu saya sangat tergoda, tapi karena peraturan ketat internal Organisasi Penyelidik, saya tidak melanjutkan penyelidikan."
Yu Ming merenung sejenak: "Dugaan berani, Sekop As sebelum mati tidak membocorkan hasil ilegal kejahatan selama bertahun-tahun. Taizi mungkin tahu hal ini... Tidak, Taizi adalah pembunuh bayaran. Bisa jadi Taizi dulu partner Sekop As, Sekop As menelan semua barang curian, Taizi tidak bisa melacaknya. Sampai Organisasi Pembelot Utara mulai aktif."
Ye Zhan mengangguk, menambahkan: "China adalah jalur bagus untuk pembelot Utara. Taizi tinggal di Kota A, sangat mungkin Organisasi Pembelot Utara punya BOSS di Kota A. Masalah Taizi mencari Sekop As, cukup banyak yang tahu. Sekop As merasakan krisis, ingin menyerang duluan."
Yu Ming mengerutkan kening: "Tapi, biro investigasi kami tidak menyampaikan pesannya ke Taizi."
"Ini bukan sekadar strategi, saya yakin koran sudah memuat berita." Ye Zhan berkata: "Saya lebih merasa harta karun ini mungkin ada di Kota A. Kalau tidak, kedua pihak tidak akan bentrok di Kota A."
Yu Ming berkata: "Tidak perlu kan? Sekarang harta karun cuma sebuah kartu."
Ye Zhan tidak setuju: "Ini mungkin uang dalam jumlah besar. Saya menduga Sekop As mengkonversi hasil ilegalnya menjadi barang bernilai tahan lama."
"Properti, karya seni, atau antik?"
Ye Zhan berkata: "Properti relatif sulit, yang paling mungkin adalah karya seni dan antik. Saat satu dana pinjaman cair habis, kita bisa menjual sebuah karya seni atau barang antik untuk memperoleh dana baru. Yu Ming, tertarik mencoba satu transaksi?"
Yu Ming ragu: "Ini sangat berisiko." Mustahil mengaku tidak tergoda, Sekop As dari mulai beraksi sampai ditangkap telah melakukan puluhan kasus dengan total uang mencapai ratusan juta dolar. Jika dulu semua uang itu dibelikan perhiasan, karya seni dan barang antik, sekarang nilainya mungkin sudah naik 200% bahkan lebih.
"Mereka membiarkanmu hidup, seharusnya kau cari untung diam-diam. Sekarang kamu tidak bisa campur tangan, aku akan menyelidiki apakah ada yang membeli banyak karya seni dan antik sekitar masa aksi Sekop As. Waktu itu belum ada jaringan, bahkan pembelian besar-besaran hanya diketahui kalangan tertentu. Tapi ini pekerjaan pribadi, tidak boleh menggunakan sumber daya organisasi."
Yu Ming buru-buru menimpali: "Utamakan yang mantap."
"Kamu newbie ngajari aku soal kestabilan? Waktu Kakak menjelajahi dunia persilatan, kamu masih minum ASI di pangkuan pacarmu!"
"Cih!" Yu Ming menutup telepon. Tempat lama bertemu, Taizi sekitar 47-48 tahun, Sekop As dua puluh tahun lalu hampir 30 tahun... Jangan-jangan Taizi adalah selir Sekop As?
Telepon berdering, Yu Ming menerima panggilan. Haina berteriak: "Dasar orang tak berguna, lewat tempat!"
"Ah..." Yu Ming melihat sekeliling, maju beberapa ratus meter lagi, mencari tempat putar balik, berputar setengah lingkaran, menghabiskan setengah jam baru bisa memarkir mobil di samping Haina. Lalu lintas kota seperti jalan tol, tidak boleh putar balik sembarangan kalau tidak 12 poin SIM langsung habis.
“Haina dan Yu Ming berada di bagian Taman Danau, taman yang dibangun di tepi danau dengan koridor panjang terletak di area ini, mencakup radius sekitar tujuh kilometer.” Haina memegang peta harta karun sambil mencari-cari: “Kenapa kita melewati lokasi? Kamu mikir apa sih?”
Yu Ming menggelengkan kepala: “Tidak.”
“Oh!” Haina bertanya santai: “Seperti kalian yang selalu dipenuhi pikiran sepanjang hari, apa asyik?”
“Kamu enak bisa bicara tanpa merasakan capek. Hidupmu sampai dua keturunan berikutnya sudah terjamin, kami harus mikir banyak hal hanya untuk hidup layak.” Yu Ming melihat peta harta karun, bukan di sini, terus maju.
Haina serius: “Yu Ming, aku tak pernah merendahkanmu, seperti aku tak pernah merendahkan Qingqing. Bapak tua sudah ancam, jika dalam tahun ini aku tidak fokus mencari pacar yang memuaskan hatinya, dana warisanku akan dibekukan dan barang-barang dalam surat wasiat dihapus. Nanti keadaanku sama seperti kalian.”
Yu Ming memandang Haina sinis: “Telepon saja: ‘Adik, kakak bosan, kirimkan puluhan juta untuk kubakar.’ Dua adikmu pasti langsung transfer. Masih perlu kekayaan?”
“Ah?” Haina terpaku beberapa detik, lalu tepuk tangan: “Benar! Kenapa aku tidak mikir? Harta tidak diberikan padaku, pasti ke dua adikku. Kalau aku minta uang, mana berani mereka menolak?”
“Keluarga ini benar-benar sial.” Yu Ming kasihan pada Tuan Hai senior. Beliau sudah menaklukkan dua putranya, tapi masih ada raja lain yang membuat dua adik itu tunduk.
“Yu Ming, bisa bantu selidiki Bai Xiaoshan?” tanya Haina.
Yu Ming terpaku: “Periksa dia?”
“Setelah Tahun Baru Imlek, adik laki-laki saya terus mencari kesempatan mengajaknya makan. Awalnya dia menolak, tapi akhirnya setuju. Katanya sekarang hubungan mereka cukup baik.” Haina berkata: “Tapi aku tetap punya reservasi tentang wanita ini.”
Haina ceroboh dalam hal sepele, tapi cermat dalam urusan besar. Yu Ming tidak bersuara. Dia dan Bai Xiaoshan sudah bertarung satu gerakan, saling paham tanpa perlu diucapkan.
“Bagaimana?” tanya Haina. Status Bai Xiaoshan agak khusus. Dua monster tua Hai Lin tidak mempercayainya, tapi Tuan Du sangat yakin padanya.
Yu Ming berkata: “Wanita ini... bagaimana ya? Beri tahu adikmu: berguling di atas kasur masih boleh, tapi jangan terlalu dibuat-dibuat sampai cinta mati-matian.”
“Orang pintar, jangan meremehkan IQ-ku dong. Kakak ini cuma malas mikir, bukan tak punya otak.” Haina bertanya: “Kamu pasti menemukan sesuatu, kan?”
Yu Ming menjawab: “Menurutku ini bukan urusanku. Cari Liu Mang.”
“Liu Mang?”
“Ya. Latar belakang wanita ini cukup dalam. Lagipula kami air sumur tidak melanggar air sungai. Dia juga tidak punya niat jahat yang terlalu subjektif. Menurutku lebih baik serahkan ke Liu Mang.” Yu Ming menatap Haina: “Jangan tanya kenapa. Meski sering menginjak-injakku, aku tetap anggap kamu teman. Takkan kubohongi.”
