Seorang kurir masuk ke lobi, setelah bertanya pada pelayan dia memasuki ruangan Yan San lalu mundur keluar. Setelah bertanya lagi ke pelayan, dia mendekati empat orang yang sedang minum teh: “Siapa Situ Shan di sini?”
“Saya.” Situ Shan mengangkat tangan.
“Paketmu.” Personel kurir menyerahkan kotak hadiah yang dibawanya, lalu berkata: “Tolong tanda tangan di sini.”
Kemasan kotak hadiah sangat indah, Situ Jianshe melirik sebentar, tapi tetap tidak bertanya. Dia memutuskan tidak mencampuri urusan pribadi Situ Shan. Situ Shan juga terlihat heran, menyobek kemasan dan membuka kotak - di dalamnya ada kotak musik bergambar gadis menari. Saat Situ Shan masih mengamati, gadis penari itu tiba-tiba berputar. Yang terdengar bukan musik, melainkan suara elektronik: "Direktur Situ, putri Anda sedang memegang bom. Jika dilepas, akan meledak. Harap transfer 2 juta dolar AS ke akun saya dalam satu jam."
"……" Semua orang menarik napas dingin. Di dalam hati Yu Ming masih ada kebingungan, belum pernah dengar prinsip dasar ledakan yang meledak hanya karena melepas pegangan.
Situ Jianshe tetap tenang, melirik putrinya yang ketakutan, lalu melambaikan tangan menyuruh Yu Ming dan suami Situ Yun keluar. Telepon berdering, Situ Jianshe menerima telepon sambil mengaktifkan speaker: "Hai!"
"Bangsat, ponselmu benar-benar tidak memiliki fungsi internet." Suara perempuan elektronik: "Apakah 'F*ck' akan diterjemahkan menjadi 'Bangsat'?"
"Kalau ada urusan, langsung bicara."
"Ambil selembar kertas dan catat baik-baik."
Yu Ming segera mencari pelayan untuk meminta pulpen dan kertas, kemudian dengan hati-hati mendekati dan meletakkannya di meja. Situ Jianshe mencatat nomor rekening, lalu bertanya: "Kau juga tahu ponselku tidak ada fungsi internet, satu jam tidak cukup."
"Kalau begitu maaf, bom ini sudah diatur waktunya. Urus sendiri." Pihak lawan menyelesaikan penjelasan lalu menutup telepon.
……
Li Fu dan Zhang Nuonan tiba secara bersamaan. Zhang Nuonan melihat Yu Ming, sudah tak berdaya lagi untuk menyalahkan orang. Zhang Nuonan berkata: "Tim penjinak bom akan tiba dalam dua puluh menit. Tuan Si Tu, apakah Anda sudah mentransfer uang ke penjahat?"
“Asisten pribadi saya belum sampai.” Situ Jianshe menjawab.
“Tuan Situ, silakan Anda pergi dulu.”
Situ Jianshe membalas: “Kau mau saya meninggalkan putri yang sedang memegang bom?”
Li Fu mengintip ke dalam garis kewaspadaan, langsung dimarahi polisi. Li Fu memanggil Yu Ming: “Seharusnya ini bom palsu.”
“Yakin?” Yu Ming mendekat.
“Bisa juga bom asli, tapi volume tubuh sekecil ini harus memuat dua metode yaitu timer dan detonasi, plus bahan peledak dan detonator. Kecuali ini karya master kelas atas.” Li Fu membuka komputer dan menggambar dengan mouse: “Desain kotak musik ini sendiri sudah kompleks, sisa volumenya segini. 80% yakin ini bom palsu.”
“80% belum cukup.”
Li Fu bertanya: “Tadi kau bilang, pelaku akan meledakkannya jika bom diletakkan?”
“Benar.”
“Bom ini tidak punya sensor level. Jika pelaku tidak bohong, mereka memantau gerakan gadis itu lewat CCTV restoran, lalu meledakkan via remote control. Tunggu sebentar.” Lima menit kemudian Li Fu kembali: “Jalur kabel tidak ada jejak peretasan. 90% yakin ini bom palsu.”
“90% belum cukup.” Zhang Nuonan yang melihat Yu Ming dan Li Fu berbisik di sudut, langsung bertanya pada Yu Ming.
Yan San tidak ingin terlihat di depan polisi, jadi sudah kabur sejak awal. Dalam hati ia lega bisa pergi dengan cara ini, karena bingung harus bicara apa dengan Situ Yun. Semua orang di toko telah dievakuasi, Yu Ming dan Huang Zhong yang akrab dengan polisi jadi diizinkan tinggal.
Li Fu berkata: "Pak Polisi Zhang, di dunia ini memang tidak ada hal yang pasti 100%. Peluang 90% sudah sangat besar. Cara peledakan ini terlalu tidak masuk akal, lihatlah ruang tersisa di kotak musik ini tidak banyak, hanya bisa memuat satu ponsel."
Wei Yan mendekat: "Tim Zhang, kantor polisi Xinnan menerima laporan bahwa putra 10 tahun Direktur Liu dari Grup Saturnus juga menerima bom yang sama."
Huang Zhong menambahkan: "Tim Zhang, katanya CEO Grup Mo juga menerima kotak musik serupa 30 menit lalu, tapi tidak melapor ke polisi."
Yu Ming berpikir sejenak: "Pasti lebih dari tiga orang ini, aku yakin banyak orang menerima barang serupa di waktu bersamaan. Ini bukan bom, ini pemerasan dengan bom palsu."
"Halo!" Zhang Nuonan belum sempat menjawab, telepon sudah berdering. Kemudian alisnya berkerut, ia mengaktifkan mode speaker.
"Kapten Zhang Nuonan, benar?" Suara elektronik wanita berkata: "Senang berkenalan, aku adalah Lintah."
"Kakekmu yang Lintah!" Yu Ming murka.
"Orang tidak terkait jangan ikut campur." Lintah palsu berkata: "Saat ini sudah kukirimkan 10 hadiah, mungkin kau sudah menebak, aduh, semua yang kau terima adalah bom palsu. Salah, dari 10 hadiah ada satu yang asli, dilengkapi perangkat keseimbangan air raksa. Jika tangan gemetar atau meletakkan kotak, bisa meledak loh. Tebak, apakah aku berkata jujur? Hehe." Tertawa yang telah diubah suaranya terdengar menyeramkan.
Lintah palsu kemudian menutup telepon. Zhang Nuonan menarik napas dalam: "Masalah besar."
"Sumber daya polisi terbatas, tim penjinak bom juga terbatas. Tidak mungkin mengirimkan penyelidik kriminal, polisi umum, dan tim penjinak bom ke sepuluh unit sekaligus. Yang paling merepotkan, saat ini hanya dua laporan masuk, delapan lainnya memilih diam. Meski tahu semua bom palsu, kita tidak bisa memberi tahu mereka secepat ini. Bahkan jika berhasil memberi tahu, bagaimana jika ada satu bom asli yang meledak dan menewaskan seorang anak? Keluarga korban pasti akan menggugat kantor polisi sampai titik darah penghabisan."
Yan San menelepon Yu Ming: "Ada masalah apa?"
Yu Ming menjelaskan situasi secara garis besar. Yan San menjawab dengan tegas: "Tidak mungkin sepuluh, maksimal empat itu batasnya."
Yu Ming bertanya: "Menurutmu semua bom itu palsu?"
"Aku tidak tahu itu." Kata Yan San: "Nyalakan speaker... Jika lawan bermain jangka panjang, pasti ada satu yang asli. Dan dia sangat berharap bom itu akan meledak, mungkin empat semuanya asli. Kalau main jangka pendek, empat itu palsu semua."
Zhang Nuonan bertanya: "Kamu siapa?"
"Haha, Lintah." Yan San menjawab tanpa ragu: "Lintah asli. Boleh tahu Anda siapa?"
Nama Lintah terdengar asing bagi Zhang Nuonan. Dia hanya tahu keberadaan orang ini tanpa ada dendam. Zhang Nuonan menjawab: "Zhang Nuonan. Kenapa kamu punya nomor telepon Yu Ming?"
"Saya warga yang peduli, Pak Polisi Zhang." Kata Yan San: "Apakah lawan khusus menyebutkan perangkat keseimbangan air raksa?"
"Benar."
"Saya kira mungkin ada bom asli, tapi perangkat keseimbangan air raksa itu sembilan dari sepuluh kemungkinan palsu."
"Mengapa?"
Yan San menjawab: "Karena yang menerima hadiah semua perempuan, atau anak-anak. Seorang anak tidak mungkin bisa memegang kotak terus-menerus selama satu jam. Dia sudah meneleponmu, Li Fu bilang CCTV restoran tidak disusup, saya rasa dia ada di sekitar sini. Menurut saya, jika ada bom asli, maka yang ini adalah bom asli. Li Fu bilang mungkin ada bom asli, tapi pasti tidak bisa memasang perangkat penyeimbang merkuri. Dari logika ini, bom ini tidak punya perangkat penyeimbang merkuri. Selamat tinggal."
Yan San menutup telepon, Zhang Nuonan bertanya: "Tim penjinak sudah sampai?" Ingin menanyakan bagaimana Yu Ming bisa kenal dengan lintah, tapi menanyai Yu Ming? Tidak realistis.
Huang Zhong berkata: "Macet, masih butuh sepuluh menit."
Zhang Nuonan melihat jam tangan, berpikir lama, lalu mendekati Situ Shan: "Kamu percaya padaku?"
"Hmm." Situ Shan mengangguk lembut, meski matanya berkaca-kaca, ekspresinya tetap tenang.
"Serahkan bom padaku." Zhang Nuonan mengulurkan tangan.
Situ Jianshe mencegah: "Pak Polisi, dua juta saya bisa bayar, saya tidak mau mengambil risiko." Dia juga tidak mau lapor polisi, tapi di tempat umum tidak bisa menghentikan orang lain melapor.
Situ Shan berkata: "Saya yang memutuskan sendiri, Pak Polisi, harap hati-hati."
"Hmm." Zhang Nuonan menerima kotak dengan dua tangan, berteriak: "Huang Zhong, buka tutup saluran pembuangan depan restoran!"
"Bagus." Huang Zhong segera mengajak dua polisi keluar.
Li Fu mengagumi: "Pak Polisi Zhang sangat berani."
"Hmm." Yu Ming mengakui sendiri tidak akan mengambil risiko 10% untuk orang yang tidak dikenalnya.
Zhang Nuonan berjalan keluar lobi dengan penuh kewaspadaan, mendekati saluran pembuangan lalu perlahan berjongkok. Dia melemparkan bom ke dalam saluran tersebut dan terjatuh ke samping. Tidak ada ledakan. Saat Zhang hendak berdiri, suara gemuruh terdengar dan percikan air menyembur dari mulut saluran.
Huang Zhong segera menarik Zhang Nuonan menjauh dari area saluran, memberi perintah: "Ambil bom itu."
"Kita berdua salah." Yu Ming dan Li Fu juga tiba di gerbang utama.
Telepon Zhang Nuonan berdering. Zhang kembali ke dalam restoran dan menekan tombol speaker: "Halo!"
"Sangat brilian, benar-benar luar biasa. Aku sudah mengirim ceritamu ke media berita. Kau akan segera menjadi pahlawan Kota A."
Li Fu tiba-tiba bertanya: "Liu Ka Boshi?"
"......" Suara di seberang diam sejenak lalu bertanya: "Anda siapa?"
"Departemen Investigasi Kriminal FBI."
"Sepertinya aku tidak seharusnya datang ke China."
"Sudah datang, jangan pergi."
"Tidak usah buru-buru. Aku harus mengumpulkan cukup ongkos pulang dulu. Haha, Dokter Li, aku baru ingat." Liu Ka berkata: "Dulu kau yakin sekali bom-bomku palsu, tapi salah satunya meledak. Atasanmu mengundurkan diri karena kekeuhanmu. Senang bertemu lawan lama, semoga permainan ini menyenangkan."
"Apa pendapatmu tentang istrimu yang tewas dalam baku temak saat melindungimu?" tanya Li Fu.
"......" Liu Ka terdiam beberapa detik lalu menutup telepon.
"Liu Ka apa?" tanya Zhang Nuonan.
“Buronan, warga Amerika keturunan Kuba, doktor ekonomi, pernah menggunakan teknik serupa dalam beberapa kasus. Pada operasi terakhir, seorang asistennya berhasil ditangkap.” Li Fu berkata: “Dia mencampuradukkan yang palsu dengan asli, total melakukan tiga batch operasi dengan sembilan target. Enam target pertama menerima bom palsu, dua di antaranya membayar tebusan sebesar 2 juta dolar AS. Pada operasi ketiga, terdapat satu bom asli. Karena saya tetap menyimpulkan itu palsu secara logika, hasilnya menyebabkan korban meninggal. Saat itu saya masih dalam masa magang, sehingga tanggung jawab jatuh pada atasan saya yang dipaksa pensiun secara tidak terhormat. Kemudian, dengan metode pelacakan telepon dll, kami menemukan seorang tersangka yaitu asistennya. Asisten itu melawan dengan senjata api dan akhirnya ditembak mati. Kami menemukan rumah Ba Liuka di mana istrinya menyerang kami dengan senjata api. Kami mengira itu Ba Liuka dan menembaknya. Belakangan baru tahu bahwa Ba Liuka sebentar lagi pulang, istrinya sengaja membuat keributan untuk memfasilitasi pelariannya.”
Li Fu menambahkan: “Dia bisa membuat bom seukuran ponsel. Yang paling merepotkan adalah skenario penipuan ini - cukup produksi satu bom saja, dia bisa menciptakan 10 bahkan 100 kasus pemerasan. Tak ada yang berani bertaruh mana yang asli. Dua tahun lalu, Ba Liuka beroperasi lagi di Inggris dengan nama samaran Jason. Setelah berhasil memeras 5 juta dolar AS, dia menghilang dari Inggris. Tak disangka kami bertemu lagi di China.”
Zhang Nuonan merenung: “China berbeda dengan London. Dia pasti membutuhkan kaki tangan lokal. Wei Yan, segera minta biro untuk menghubungi Amerika dan Inggris. Kami butuh semua data tamu bernama Ba Liuka ini.”
Wei Yan berkata: "Tim Zhang, Interpol mungkin akan ikut campur dalam hal ini."
Zhang Nuonan menyalakan rokok, meniup asapnya sambil berkata: "Asalkan bisa menangkap pelakunya, siapa pun yang ikut campur tidak masalah. Bawa serpihan bom ke ruang penelitian, periksa komposisinya, cara peledakannya, asal bahan produksinya - selidiki semua yang bisa diselidiki."
"Mengerti."
Seperti yang dikatakan Zhang Nuonan, dia tidak takut dengan ancaman bom sungguhan, tapi taktik 'sepuluh palsu satu asli' ini bisa menimbulkan kepanikan masyarakat.
Li Fu menambahkan: "Polisi AS dan Inggris telah meneliti, pembuatan bomnya sangat presisi sehingga produksinya terbatas. Ini mungkin alasan dia menggunakan gabungan bom asli dan palsu."
"Tunggu!" Yu Ming yang sedang merenung tiba-tiba menyela, berjalan ke samping dan menelepon: "Ketua, bisakah menghubungi Bing Xue?"
Montoro menjawab: "Bisa." Lalu menutup telepon.
Tiga menit kemudian, telepon masuk. Yu Ming mengangkat: "Halo."
"Saya Bing Xue."
Yu Ming berkata: "Halo, saya ingin bertanya - apakah ada kandidat Laba-laba bernama Ba Liuka? Orang yang bertanggung jawab memimpin permainan malam itu."
"Tunggu sebentar." Bing Xue memeriksa data sejenak: "Benar."
"Bisakah memberikan data kandidat Laba-laba di wilayah China?" Jika tebakanku benar, setelah gagal dalam seleksi, mereka berdua bersekongkol untuk berbisnis di China. Orang asing yang keluar-masuk membeli hadiah mudah mencuri perhatian. Jika ada orang China, khususnya yang ahli menyusup dan mencuri, pasti akan sangat membantu.
Es Salju ragu sejenak: "Jika membutuhkan, kamu bisa terhubung dengan kami melalui Interpol."
"Terima kasih, Selamat tinggal." Tidak heran nada percakapannya agak mirip, jika memang dia, maka kali ini masalahnya benar-benar besar. Yu Ming tidak menyembunyikan hal ini dari Zhang Nuonan, menceritakan peristiwa permainan strategi hari itu. Kesimpulan akhirnya: "Orang ini sedikit gila, sombong dan meremehkan orang lain. Menganggap dirinya hebat, suka membuat aturan untuk mempermainkan orang. Jika ditambah kemampuan membuat bom, bencana besar."
Untuk menjadi bencana, syarat pertama adalah kemampuan. Seperti pengkhianat negara, orang normal tidak bisa melakukannya. Kedua mentalitas, banyak orang menguasai barang berbahaya tapi hampir semua tidak punya niat jahat. Ketika pengetahuan bersatu dengan Si Gila, terciptalah produk mengerikan.
Akhirnya Zhang Nuonan hanya bisa menghubungi Interpol. Meski polisi lokal tidak menyukai Interpol, mereka tetap mengirimkan satu pria dan wanita langsung pertama kali ke lokasi. Wanita bernama Lin Xuan, ahli ledakan yang mengumpulkan dan menganalisis bahan peledak di saluran pembuangan. Pria bernama Fang Lei, penyelidik yang setelah mengerti situasi, menghubungi markas besar untuk berkomunikasi dengan Es Salju.
Fang Lei yang masih muda dan polos bertanya: "Mengingat ini dipicu oleh Laba-laba, bisakah kita meminta mereka membersihkan barisannya sendiri?"
Zhang Nuonan menghela nafas, berkata pada Yu Ming: "Lihat, ketidaksukaan kami terhadap Interpol memang bukan kesalahan kami." Dari penampilan, anggota preman kantor polisi terkesan norak - jaket, jeans, sepatu kulit. Sedangkan personel Interpol menggunakan setelan jas lengkap, rambut bergel, sepatu kulit mengilap, namun kualitasnya masih dipertanyakan.
