"Terima kasih." Pelayan menerima kartu Yu Ming dan memberikannya ke kasir.
"Kau datang?" Haina akhirnya lebih dulu menyapa.
"Yu Ming memperhatikan rambut Haina yang sedikit berubah, jelas menggunakan sampo biasa. Pakaiannya sangat sederhana. Dalam hati ia menghela napas, bajingan apa yang begitu beruntung bisa mengubah perempuan galak menjadi jelita rumahan?" Yu Ming berkata sambil lalu: "Nona Du takut kamu canggung, jadi menyuruhku datang."
Ternyata Yu Ming tidak paham perempuan. Mendengar ini, Haina berubah warna wajah, merebut kartu dan menghantammnya ke loket: "Ambil kembali!"
"Ah?" Yu Ming terpaku: "Kenapa?"
"Aku... aku akan pertahankan, ada caranya." Haina memandangi dirinya yang tak memiliki barang berharga, tapi tetap keras kepala: "Akan kucari jalan keluar."
Oh, kini Yu Ming paham hati perempuan. Haina sekarang sepenuhnya sedang tarik urat dengan Du Qingqing. Tampaknya Du Qingqing sangat memahami Haina, perkataannya bisa membuat Haina menahan diri sampai sekarang. Yu Ming bertanya: "Apa caramu?"
"Aku..." Haina menggigit gigi bertanya ke manajer: "Aku tak punya uang, tapi bisa membantumu bekerja."
"Ah..." Manajer kalap, ini lagi syuting sinetron? Kamu kira kerja restoran bisa dilakukan sembarang orang?
Yu Ming di samping memberi saran: "Lebih baik buat surat hutang, katakan akan lunas dalam 10 hari. Jika tidak, restoran akan menggugatmu ke pengadilan. Pas gajimu turun, bisa langsung melunasinya."
"Ini cara yang bagus." Haina gembira menepuk bahu Yu Ming: "Manajer, bawa kertas dan pena!"
"Sial, orang macam apa ini. Kalian bicara diam-diam saja sudah cukup, masih mau membohongi secara terang-terangan." Manajer juga tak bisa marah, orangnya jelas-jelas tak punya uang, mau bagaimana lagi? Manajer membujuk: "Masalah ini sudah dikoordinasikan kantor polisi setempat. Jika Nona Haina tidak bisa membayar, kami terpaksa mengajak Nona Haina ke kantor polisi." Yu Ming punya uang.
Haina belum sempat bicara, Yu Ming berkata: "Sebenarnya aku punya cara agar restoran rela nempel sendiri."
"Apa?" Manajer dan Haina terpaku.
Yu Ming bertanya ke Haina: "Kau mau tak? Kalau mau, restoran tidak hanya tak menuntut ganti rugi, malah akan memberimu 20 ribu."
"Mau." Haina girang, tapi waspada: "Tapi jangan libatkan ayahmu."
"Dasar kau!" Manajer akhirnya mengumpat, menganggapku orang bodoh ya?
Yu Ming tersenyum, menarik manajer ke samping lalu berbisik. Haina penasaran memperhatikan mereka. Terlihat manajer alis berkerut seperti orang sembelit. Setelah lama, ia mengacungkan satu jari. Yu Ming geleng kepala, acungkan dua jari. Manajer geleng sambil melihat Haina, menawar. Yu Ming tetap teguh dengan dua jari. Manajer menunjukkan tak sepakat. Yu Ming pergi: "Kalau begitu Bapak dan Nona Haina lanjutkan bahas soal kerja."
"Tunggu..." Manajer berteriak: "18 ribu."
"20 ribu." Kata Yu Ming.
"18 ribu, plus VIP. Kedepannya kalau makan di restoran kami, minuman diskon 20% plus buah gratis."
Yu Ming berkata: "Dua lembar."
"Oke." Manajer langsung setuju.
"Kalian ngapain sih?" Haina kebingungan.
Setengah jam kemudian, kru stasiun TV tiba. Begitu melihat Haina, mereka langsung berseri-seri dan berkata pada manajer, "Berita utama lokal, Waktu Emas." Tanpa basa-basi, manajer menyerahkan rekaman CCTV ke stasiun TV. Setelah melihat sekilas, kru TV ini terkagum-kagum. Abaikan dulu status Haina, seorang gadis melawan empat pria dewasa saja sudah jadi berita sensasional, apalagi ditambah label Keluarga Hai.
Haina akhirnya paham, Yu Ming telah menjualnya. Haina menarik telinga Yu Ming, Yu Ming buru-buru berkata: "Ini untuk bantu kamu dapat uang."
Haina bertanya: "Urusan seperti ini kan bisa ditangani manajer sendiri, kenapa harus kasih aku uang?"
Yu Ming menjelaskan: "Restoran punya kewajiban melindungi privasi tamu. Kalau orang biasa sih tidak masalah. Tapi kamu ini marga Hai! Kalau kamu marah dan menggugat restoran ke pengadilan dengan alasan ini, restoran pasti hancur. Sekarang semuanya sudah disepakati, kamu setuju rekaman itu diberikan ke TV, kamu dapat uang sekaligus tenar. Nama Haina tetap jadi Ratu Kota A. Restoran dapat promosi di berita utama Waktu Emas, lebih efektif dari iklan mana pun. Besok pasti banyak wartawan yang datang cari cuan, gratis promosi lagi. Stasiun TV juga diuntungkan, rating berita Waktu Emas melonjak, atasan senang, dan tanpa keluar biaya. Singkatnya, semua pihak senang."
"......" Haina merenung, seumur hidupnya belum pernah dengar skema yang bisa menguntungkan semua pihak seperti ini.
Yu Ming berbisik rendah: "Yang terpenting kamu tidak perlu kerja kasar, tidak diremehkan Nona Du, tidak hanya bebas ganti rugi, tapi juga untung uang saku 18 ribu. Bulan depan keuanganmu akan lebih lega. Jika kamu bersedia, aku bisa menghubungi stasiun TV atau koran, lihat siapa yang tertarik melakukan wawancara khusus padamu dengan bayaran."
Haina masih belum paham: "Memukul orang, merusak barang, malah bisa dapat uang?"
"Dilihat hari ini, memang begitu." Yu Ming menjelaskan: "Lihatlah gosip selebriti, dua bintang besar yang di-gosipkan, keduanya jadi terkenal lagi, tabloid hiburan dapat target wawancara, bahan publikasi, juga untung. Sponsor iklan melihat gosip itu menarik perhatian, rela keluar uang pasang iklan, keuntungannya besar. Penonton yang nonton TV gratis dapat bahan obrolan, juga untung. Tapi tentu tidak bisa tiap hari, dan harus pilih restoran yang visioner. Ayo, pulang."
Haina masih mengerutkan kening keluar restoran. Yu Ming membuka pintu mobil, Haina menggeleng: "Aku tidak naik mobil kalian, nanti orang itu jadi cerewet lagi."
Yu Ming bertanya: "Biasanya kamu naik apa?"
"Bus."
Yu Ming menghela napas. Inikah yang disebut kembali ke kesederhanaan asli? Orang kaya naik bus berdesakan, cari hiburan? Yu Ming berkata: "Sekarang kamu punya uang, hari ini bisa naik taksi."
"Oh iya." Haina tersadar. Ia masih bingung soal untung 18 ribu, tepatnya 28 ribu. Kenapa? Ia teringat siaran langsung pukul pembawa acara waktu itu, tidak ada bayaran?
Yu Ming sepertinya tahu apa yang dipikirkan Haina, mencoba menenangkan: "Memukul orang, membuat masalah harus memiliki nilai ekonomi. Contohnya jika kamu membuka perusahaan kecil, membajak Microsoft. Jika kamu membajak sampai Microsoft menggugatmu ke pengadilan, maka kamu untung. Tapi jika ketahuan polisi karena pembajakan, itu tidak ada nilai berita sama sekali, kamu pasti rugi. Seperti kali ini, jika restoran tidak ada kamera, pasti harus ganti rugi. Jadi, lain kali lebih baik jangan main pukul, berkelahi tidak baik."
Sambil berbicara, sebuah Rolls Royce dan Bentley berhenti. Dua pria turun tergesa-gesa, panik bertanya pada Haina: "Kak, kamu baik-baik saja?"
"Kalian kenapa datang?" Haina terkejut bertanya.
"Nona Du menelepon kami." Putra kedua keluarga Hai menatap restoran dengan wajah masam: "Kak, apakah mereka menginjak-injakmu? Aku akan beli restoran ini untuk kau hancurkan sebagai pelampiasan, setuju?"
"Memalukan." Haina mengeluarkan dua ikat uang: "Jangan merendahkan kakakmu seperti ini. Masalah kecil ini bukan apa-apa. Tidak hanya tidak merugi, malah dapat keuntungan."
Kedua adik segera menjilat: "Kakak, kamu benar-benar hebat."
"Pulang saja."
Tuan Muda Ketiga Hai melihat sekeliling: "Kak, mobilku baru dibeli butuh proses break-in. Kamu punya keahlian profesional, bagaimana kalau kusewa?"
"Menyewaku?" Haina bertanya.
"Hmm, 2 juta? Atau 5 juta?" Tuan Muda Ketiga Hai menawar.
Putra kedua keluarga Hai menyela: "Iya Kak, wiper mobilku gerakannya kurang terkoordinasi. Tolong perbaiki ya."
"Juga 5 juta, ya?" Haina memukul kepala kedua adiknya. Dua tuan muda mengaduh kesakitan. Haina tersentuh memeluk mereka: "Aku tahu, aku tahu kalian sayang padaku. Tak apa, kakakmu tidak segitu menyedihkan. Aku pasti bisa mandiri. Kalian harus mendukungku, dukungan spiritual saja."
Yu Ming menghela napas. Ada yang mengantar Bentley plus 5 juta untuk break-in, ada yang memberi 5 juta mensyaratkan penyesuaian penyeka kaca. Meski Haina bertahan hidup sebagai orang biasa, sebenarnya masih ada aura keluarga Hai. Sekalipun bapak tua sudah tutup telepon, kedua adik tetap setia. Tak ada cara, Tuan Besar Hai mendidik kedua adiknya terlalu baik. Nilai pertama mereka adalah orang tercinta. Uang apaan? Uang itu bajingan.
Haina akhirnya naik taksi. Yu Ming dan dua Tuan Muda Hai sekadar mengangguk basa-basi. Setelah salaman, mereka berpisah. Kembali ke rumah, Yu Ming melapor. Du Qingqing menggigit kukunya: "Menurutmu sebenarnya Haina tertarik siapa?"
"Jejak hidup Haina sudah ditentukan, dengan metode eliminasi kita bisa tahu." Yu Ming berkata: "Pertama karate, ini bisa dieliminasi. Kalau tidak, Haina harus sering ke rumah sakit. Kau tahu kan master bela diri yang jatuh cinta sering bertarung sampai mati. Pembalap, ini juga dieliminasi. Mereka yang main mobil pasti orang kaya atau bangsawan, punya modal dan waktu, tidak sesuai dengan perilaku Haina. Selanjutnya tinggal biro investigasi. Mari analisis dari perusahaan induk dulu: aku, Li Fu, Ni Qiu. Ni Qiu bergaul dengan Zhang Yao, tidak ada hubungan dengan Haina. Li Fu pernah jadi target perhatian Haina, tapi jelas-jelas menolak barang bekas. Lagipula Li Fu seharusnya cukup kaya, tidak perlu Haina yang hemat seperti ini. Aku? Di mata orang, aku adalah pria tampan baru terjun ke dunia, muda berpotensi, biasanya tidak disukai orang."
Du Qingqing mengangguk setuju: "Berarti tinggal perusahaan cabang investigasi. Karyawan di sana kebanyakan orang normal, pendapatan tidak tinggi... Yu Ming, kau pergi menyelidik."
"Aku?" Yu Ming menggelengkan kepala: "Aku tidak suka bergosip."
"Ayolah, kan teman. Kita lihat siapa prianya, sekalian periksa latar belakangnya." Du Qingqing berkata: "Beberapa pria bilang bukan karena uang, tapi dengan status Haina, meski dia tidak mau, tetap tidak bisa lepas dari hubungan dengan uang."
Yu Ming tetap menolak: "Anda bos, lebih baik Anda yang periksa pos."
"Tidakkah kau penasaran?"
"Tidak penasaran." Yu Ming menjawab: "Laki-perempuan bercinta, hmm... Nona Du, saya ingat Li Fu bilang mantan pacarmu Liang Zhen akan menikahi putri Du Lei, Du Xiao Ying secara resmi."
“Hmm.” Du Qingqing membuka laci, melempar undangan: “Menikah sebulan lagi.”
Yu Ming mengamati Du Qingqing: “Kamu... mau kupisahkan mereka?” Yu Ming masih punya peluang sukses, membangun gedung butuh beberapa bulan, menghancurkannya hanya beberapa jam.
“Ngapain sih?” Du Qingqing kesal: “Mereka baik-baik saja, buat apa dipisahkan? Sudah berlalu.”
“Benarkah?” Yu Ming menguji.
“Benar, lebih nyata dari logam asli.”
Yu Ming mengangguk, Li Fu mengetuk pintu masuk: “Lihat berita!”
