Lima menit setelah Ye Zhan berhenti mengejar Yu Ming...
"Dapat." Li Fu mendengarkan sambil berkata: "Bos firma hukum menelepon seseorang, aku sedang melakukan pelacakan segitiga. Pria itu berkata, tidak perlu menyelidiki susunan tim, hanya mensyaratkan polisi memberitahu pengacara kebenaran kasus. Bicara lagi, bicara lagi... Bos firma hukum menyatakan dia tidak bisa memberitahu isi negosiasi pengacara dengan polisi karena melanggar aturan profesi. Dia hanya menyuruh pihak lain memilih apakah mengajukan permohonan pembentukan tim investigasi. Aku OK!"
Li Fu mengetik keyboard, sebuah lokasi muncul, lalu terkejut: "Lokasi sinyal adalah rumah Situ Jianshe."
"Sial." Yu Ming mengumpat. Ibu angkat Yu Ming, Situ Yun tinggal di rumah Situ Jianshe. Selain istri, di rumah Situ Jianshe juga ada putra tak berguna dan putri yang handal. Yu Ming berkata: "Kalian tunggu, aku periksa dulu."
Ye Zhan menghadang: "Tidak boleh, aku ikut bersama."
Yu Ming membalas bertanya: "Maksudnya apa?"
Ye Zhan dengan wajah muram: "Ibu angkatmu di rumah Situ Jianshe. Kita berdua adalah tipe orang yang membalas setitik budi dengan mata air."
Yu Ming tak puas: "Ibu angkatku punya jejak hidup jelas, mustahil terlibat."
Ye Zhan berkata: "Aku percaya ibu angkatmu amnesia dan tinggal di rumah Situ Jianshe. Tapi bagaimana kau tahu sebelum menikah lagi, ibu angkatmu tidak kenal siapa-siapa?"
"Kuperingatkan jangan asal bicara." Yu Ming menunjuk Ye Zhan dengan jari.
Ye Zhan menepis tangan itu: "Paling benci dilihatin jari."
Yu Ming mendorong Ye Zhan: "Aku buru-buru."
"Sebelum diskusi selesai, tak boleh bergerak." Ye Zhan meraih bahu Yu Ming untuk menghentikan.
Ketegangan tiba-tiba muncul. Li Fu buru-buru berkata: "Berhenti, tidak apa-apa kalian? Belum mulai sudah berantem? Aku ikut Yu Ming. Aku bersumpah akan melaporkan secara objektif dan adil padamu, Ye Zhan."
"Sebaiknya begitu." Ye Zhan berpikir kiri-kanan, mendorong Yu Ming, memberi jalan.
……
Li Fu menyetir, melihat ekspresi kesal Yu Ming: "Jarang melihatmu serius begini."
Yu Ming mengangguk: "Mood sedang tidak stabil."
Li Fu berkata: "Akar permasalahan tidak di sini. Kamu dan Ye Zhan sama-sama tidak menjaga kewaspadaan terhadap lawan. Namun ketika muncul sesuatu yang melampaui kepercayaan kalian, secara tiba-tiba kalian akan saling curiga. Kepercayaan memiliki nilai tersendiri. Contohnya antara saya dengan Zhang Yao, nilai kepercayaannya sekitar 100.000 yuan. Jika Zhang Yao meminjam uang di bawah 100.000 yuan, saya akan setuju. Tapi jika 200.000 yuan, saya harus mempertimbangkan atau menanyakan tujuan pinjamannya."
Yu Ming memiringkan kepala bertanya: "Bagaimana denganku?"
"Kamu..." Li Fu merenung sejenak: "Hubungan kita sudah melampaui urusan uang. Uang seharusnya tidak membuat kita saling tidak percaya. Sama seperti hubunganmu dengan Ye Zhan, uang tidak mempengaruhi kepercayaan. Yang menarik, kalian langsung memikirkan Situ Yun - ibu angkatmu - sebagai pihak yang akan merusak kepercayaan ini. Pepatah 'orang yang terlibat bingung' memang benar, setidaknya ibu angkatmu telah membuat kalian kehilangan objektivitas berpikir."
Yu Ming membalas bertanya: "Berpikir objektif itu seperti apa?"
"Dari enam anggota geng Tikus Malam, empat sudah ditangkap. Selain pemimpin, masih ada satu anggota tersisa." Li Fu menjelaskan: "Jika melihat usia dan karakter, tidakkah menurutmu putra Situ Jianshe lebih mencurigakan?"
Yu Ming menggelengkan kepala: "Tidak. Putra Situ Jianshe selalu tinggal di Kota A, sedangkan area operasi Tikus Malam terutama di Kota X. Lagipula dia kaya, tidak perlu melakukan hal-hal seperti ini."
"Senang melihatmu bisa berpikir objektif, tidak memaksakan alasan untuk membersihkan nama ibu angkatmu." Li Fu menambahkan: "Mungkin si Tamu itulah pelakunya."
Li Fu benar, memang ada tamu. Hari ini adalah ulang tahun putra Situ. Putra Situ membawa lebih dari 20 teman untuk bersenang-senang di rumah. Seluruh keluarga Situ berkumpul. Sejak turun dari singgasana CEO, putra Situ terus murung. Situ Jianshe dan Situ Shan merasa bersalah padanya, maka mereka menemani dan menjamu teman-temannya saat ulang tahun ini.
Situ Shan menerima telepon Yu Ming dan menyambut Yu Ming serta Li Fu di depan pintu. Yu Ming dan Situ Shan mengaku ingin mengunjungi ibu angkat. Situ Shan hendak mengantar mereka naik ke lantai atas. Di lantai satu, teman-teman putra Situ sedang bernyanyi, minum, main game, mengobrol, dan makan. Dengan muka tebal, Yu Ming mengaku lapar dan meminta izin makan dulu.
Menghadapi permintaan tak tahu malu seperti ini, Situ Shan tentu tak bisa melarang. Ia pun naik untuk memberitahu Situ Yun dan Situ Jianshe.
Yu Ming memeluk putra Situ dengan ramah, membuat teman-temannya mengira dia adalah koneksi putra Situ. Lalu ia mengambil minuman sembarangan dan duduk.
Li Fu kembali dari toilet, menerima sampanye dari tangan Yu Ming seraya berkata: "22 orang. 13 perempuan, 10 laki-laki."
"Nani?" Yu Ming terpaku: "Li Fu, matematikaku memang buruk, tapi tidak sampai menyamai level ini." Jangan merendahkan orang seperti ini. MIT saja sombong?
Li Fu tersenyum: "Saya tidak yakin dengan gender seseorang. Usia kita semua antara 25 sampai 33 tahun, memenuhi karakteristik usia tersangka. Langkah selanjutnya bagaimana? Apakah menunggu telepon target dari firma pengacara, atau kamu punya cara yang lebih baik?"
"Yu Ming." Situ Yun dan Situ Jianshe turun tangga.
Yu Ming agak canggung berdiri, memberi setengah penghormatan kepada Situ Yun, lalu berjabat tangan dengan Situ Jianshe. Li Fu membungkuk: "Selamat siang, Ibu. Selamat siang, Direktur Situ."
"Silakan duduk." Situ Jianshe mempersilakan keduanya duduk di sudut, melihat keramaian di lobi: "Anak sedang ulang tahun."
Saat ini di atas panggung kecil, seorang wanita cantik memegang mikrofon di satu tangan dan gelas anggur di tangan lain, berlinang air mata berteriak: "Kakak, aku menyukaimu, aku ingin kamu."
Pantas beberapa anggota lama kabur. Bahkan Yu Ming dan Li Fu pun sulit menerima perempuan yang teriak minta inses pakai mikrofon. Ini bukan lagi tidak sopan, ini sudah sombong dan meremehkan orang lain. Yang lebih berlebihan, wanita yang mengaku mencintai ini malah dipukul. Seorang perempuan lain langsung menyiram anggur dan berkelahi. Seorang pria tampan tampak tak berdaya melerai, tapi Yu Ming bisa membaca rasa puas dalam hatinya - dua perempuan berkelahi demi dirinya, ini membuatnya membanggakan diri di depan teman.
Situ Jianshe hendak berteriak menghentikan, tapi Yu Ming buru-buru berkata: "Biar saya yang urusi." Di sini semua orang dari lingkaran tuan muda dan nona. Mereka sering mengadakan pesta, dan selalu lupa tema pestanya. Bisa gila ya segila-gilanya. Tidak mengonsumsi narkoba saja sudah memberi muka.
Yu Ming menarik setelan jasnya, menggulungnya di tangan lalu naik ke panggung. Dengan tendangan kaki mengangkat mikrofon, ia berkata: "Tuan-tuan, nyony-nyonya, waktu sulap tiba."
Situ Yun terkejut bertanya: "Yu Ming bisa main sulap juga?"
Li Fu berpikir sejenak lalu menjawab: "Tidak ada hal yang tidak bisa dia lakukan."
Setelah menarik perhatian semua orang, Yu Ming membentangkan kedua tangan dan melemparkan jasnya ke belakang: "Aku utusan dari luar angkasa. Asalkan aku menyentuh ponsel apapun, aku bisa memberitahu nomornya."
Li Fu batuk-batuk gugup, berkata pada Situ Yun: "Tante, dia benar-benar bisa melakukan apapun." Mengeluarkan ponselnya sendiri dan menyambungkan ke Yu Ming: "Halo!"
"Pintar sekali." Balas Yu Ming dengan suara berat, di telinganya terpasang penyumbat telinga bluetooth.
"Adik laki-laki, bisa tidak sih?" Seorang perempuan cantik memikat berusia 27-28 tahun menatap area bawah Yu Ming dengan pertanyaan bermakna ganda.
"Pria tidak mungkin tidak bisa." Yu Ming mengulurkan tangan.
Perempuan itu berpikir sejenak, lalu mengeluarkan ponsel dari tas tangan dan menyerahkannya pada Yu Ming.
"Saatnya menyaksikan keajaiban." Yu Ming mengarahkan layar ponsel ke dirinya sendiri, membolak-balikkan ponsel sambil menelepon Li Fu. Merangkapkan dua tangan dan menjepit ponsel sambil memejamkan mata: "Cantik nomornya juga cantik, nomor belakang ponselmu lima delapan."
"Hebat." Perempuan itu mengambil ponsel dari saku pria di sampingnya dan melemparkannya. Yu Ming menangkapnya dengan satu tangan.
Li Fu berkata: "Tunggu, aku sedang memeriksa rekaman komunikasi 'Cantik nomornya juga cantik' itu."
Situ Shan penasaran melihat komputer dan ponsel Li Fu, lalu tersadar sambil menutup mulut tertawa: "Ini yang disebut sulap?"
"Properti panggungnya terlalu sederhana." Li Fu merasa malu.
“Ponsel pertama tidak masalah, ponsel kedua tidak masalah… sampai ponsel ketujuh, seorang gadis mengeluarkan ponsel dari saku seorang pria. Ada yang heran, mengapa perhatian orang terhadap permainan ini bisa bertahan sampai tujuh ponsel? Inilah rahasia sulapnya, rahasianya adalah: ada yang ingin memberitahu nomor ponselnya, ada yang ingin tahu nomor ponsel orang lain. Di sebuah pesta, saat kamu memilih target, standar jawaban untuk perkembangan hubungan adalah apakah kamu mengetahui nomor teleponnya. Jangan percaya nomor QQ, memberitahu nomor QQ biasanya membutuhkan verifikasi saat menambahkan teman, pertanyaan yang sering muncul adalah: Berapa nomor telepon saya?”
Li Fu berbisik rendah: “Target.”
Yu Ming melihat targetnya, sekitar tiga puluh dua tahun. Logat pengucapan dengan lidah tergulung jarang ditemui di Kota A, lebih umum di Kota X. Beberapa helai rambutnya diwarnai putih, dagunya berjenggot, memiliki aura pria dewasa yang matang. Faktanya memang demikian, perempuan yang memaksa mengambil ponselnya terus-menerus menunjukkan ketertarikan, hampir ingin langsung berteriak: Kakak, aku suka padamu.
Setelah nomor telepon diucapkan, Yu Ming memutar tangannya dan ponsel menghilang, wajah pria itu berubah pucat. Tiba-tiba ponsel muncul di tangan kanan Yu Ming. Pria itu menerima ponsel dan memeriksanya, baru kemudian lega.
“Coba yang punyaku.” Perempuan yang tergila-gila di samping pria itu segera menyodorkan ponselnya, berharap ‘Kakak’ mau mencatat nomor teleponnya. Bagaimanapun dia perempuan, malu untuk menelepon duluan.
Yu Ming sedang asyik memainkannya, tiba-tiba rambutnya disisir. Situ Shan mengeluarkan penyumbat telinga bluetooth sambil tersenyum ke arah semua orang: “Inilah sulapnya.”
Situ Jianshe jengkel: “Kenapa tidak sopan seperti ini?” Meski menurutnya sulap Yu Ming terlalu buruk, tapi prinsip 'jangan membongkar rahasia orang lain' harus dijaga.
Li Fu menjawab tanpa berpikir: "Kenaikan hormon tiba-tiba bisa menyebabkan beberapa tindakan tak terkendali... Tidak mungkin, Yu Ming sampai menggoda gadis kecil begini?" Kalimat ini meluncur begitu saja dari mulut Li Fu. Begitu terucap, ia langsung merasa salah bicara. Ia tertawa kaku ke Situ Jianshe, lalu menatap Yu Ming sambil berteriak dalam hati: Tidak baik.
Yu Ming memiliki kualitas aktor pemula yang bisa mem-bunuh dalam detik semua bintang film dalam negeri. Meski terjadi kejutan, ia tetap bersikap biasa. Dengan santai ia menepuk kepala Situ Shan seperti kakak yang menunjukkan kasih sayang. Juga menunjukkan bahwa dirinya sangat dekat dengan Situ Shan. Target, apa kau jangan berpikir macam-macam.
Meski Situ Shan membongkar, tak banyak yang menyadari di lokasi. Pria target karena ada hantu dalam hatinya, menjadi yang pertama menyadari tatapan Situ Shan ke Li Fu. Teriakan 'tidak baik' Li Fu muncul karena ini. Li Fu bukan aktor, kalau tidak tak mungkin menyamar sampai tragis. Pertimbangan pertama Li Fu adalah bagaimana harus berakting dengan nyata. Jika Yu Ming,，aktingnya akan natural.
Yu Ming menatap Li Fu, hati berteriak tidak baik. Melihat pria target, pandangan mereka bertemu - semakin buruk. Pria itu memutar bola mata, tangan menyusup ke pinggang. Yu Ming berteriak dalam hati: Li Fu jangan bergerak. Tidak mungkin si manja ini membawa senjata.
Jarak Li Fu 15 meter dari pria itu. Begitu melihat tangan pria meraih pinggang, refleks alaminya meraba pistol. Meraba kosong, hatinya membeku. Secara refleks ia terjungkal.
