"Mencintai dan membenci seseorang hanya terpisah sebatas satu kalimat." Sebelumnya, Haina merasa tersakiti, pedih, mengasihani diri, sekaligus masih memiliki harapan. Sesaat kemudian, Haina ingin menindih Yu Ming ke tanah dan menginjaknya empat puluh sembilan kali. Namun kalimat ini langsung melenyapkan semua emosi negatif Haina kecuali kekesalannya. Haina menoleh ke Yu Ming sambil mengepal tinju, memulihkan aura kepahlawanannya.
"Aku yang bayar." Yu Ming langsung menjawab. Apa perlu? Sultan mati dan karyawan biasa ngemplang. Tidak benar, lihat saja sekarang, pendapatanku lebih tinggi dari sultan laut ini. Sudah seharusnya aku yang membayar.
Haina geleng-geleng kepala sambil menjejakkan kaki lalu berbalik. Tapi karena tidak terbiasa memakai sepatu hak tinggi ditambah tekanannya terlalu kuat, hak sepatunya patah satu. Semua mata memandang ke Haina. Haina mengaum: "Lihat apa?!" Setelah itu, mengambil sepatu satunya lagi, memuntir haknya dengan kedua tangan lalu melemparkannya ke lantai sebelum pergi. Suasana restoran sunyi senyap. Tak ada yang berani bermasalah dengan orang yang bisa memuntir hak sepatu, karena itu sama saja mencari masalah dengan diri sendiri.
Yu Ming pura-pura tidak mengenal Haina yang sedang mengamati otak manusia. Dalam hatinya bertanya-tanya, telepon apa yang dijemput Haina? Tiba-tiba berubah jadi Saiyan. Dia memperhatikan meski penampilan Haina tampak wajar, tapi emosinya cukup bergejolak. Kenapa? Ah... Yu Ming menghantamkan kedua tinju ke telapak tangan kanannya, mengerti. Haina pergi ke toilet untuk menelepon mengungkapkan perasaan, tapi si bajingan kecil itu menolaknya, jadi... Yu Ming menelepon Du Qingqing.
Du Qingqing berkata: "Kamu sudah pulang dua belas jam, baru sekarang ingat menelepon bos?"
"Ada gosip." Yu Ming menyahut.
"Aku terlihat seperti orang yang suka bergosip?"
"Haina mungkin sudah mengungkapkan perasaan ke si miskin itu."
"Apa?" Du Qingqing langsung bereaksi: "Segera kembali! Aku akan pesan makanan malam. GOGOGO, kecepatan!" Bocoran Yu Ming, sembilan dari sepuluh pasti benar.
……
Yu Ming memasuki asrama. Du Qingqing sudah menyiapkan makanan. Melihat lingkungan rumah yang familiar ini, tiba-tiba ia merasa hangat. Du Qingqing mengeluarkan hidangan dari microwave. Yu Ming tiba-tiba memeluknya. Du Qingqing kaku ketakutan, kedua tangan masih memegang piring. Yu Ming berkata: "Melihat Nona Du, baru aku merasa kembali ke China."
"Bikin mati kaget!" Du Qingqing akhirnya paham, sambil berjalan ke meja teh: "Waktu kecil, keluargaku miskin. Tapi begitu pulang, semua masalah hilang. Aku sudah pertimbangkan - sekarang kamu punya uang, mungkin beli properti. Harga bangunan di Kota A masih akan naik. Punya rumah, beberapa tahun lagi kalau nemu pasangan, bisa menikah dan hidup tenang."
"Wah, Nona Du, kamu sudah melakukan peran orang tua!" Yu Ming duduk. Makanan bumbu kesukaannya. Toko ini tidak punya layanan pengantar makanan, pasti Du Qingqing beli sendiri.
Du Qingqing dengan Penampilan serius berkata: "Yu Ming, aku selalu menganggapmu seperti adik. Aku bicara serius, kamu pergi ke Belanda, masuk penjara. Kamu ke Afrika Selatan, bergaul dengan tentara bayaran. Kamu ke Mesir, jadi buronan internasional. Sekarang kamu memang menyukai hidup yang penuh adrenalin seperti ini, tapi bagaimana dengan masa depan? Bukankah kamu akhirnya juga butuh ketenangan? Aku tahu saat ini kamu tidak mau mendengar, kamu suka menjelajahi, tapi aku beri tahu, suatu hari nanti kamu akan jengkel."
"Ya, Kakak." Yu Ming membungkuk hormat.
Du Qingqing mengetuk kepala Yu Ming dengan sumpit: "Dengarkan baik-baik."
"Tahu lah." Yu Ming bertanya: "Bergosip nih ya?"
"Aku tidak tertarik bergosip, hanya sekadar mendengar." Mata Du Qingqing tiba-tiba berbinar: "Haina benar-benar mengungkapkan perasaan?"
"Meski tidak punya bukti langsung, tapi ekspresi dan gerakan Haina sangat memenuhi syarat sebagai gadis remaja yang jatuh cinta, menunjukkan reaksi keterkejutan mendalam. Dia pernah menangis di toilet, garis mata bawahnya ditutupi bedak. Setelah keluar terlihat murung, karena aku memprovokasi satu kalimat, hasilnya langsung mengamuk, menggunakan sepatu hak tinggi sebagai senjata." Yu Ming mengangguk: "Jadi, kebenaran hanya satu."
Du Qingqing mengangguk, tampak jengkel: "Bajingan kecil siapa ini? Dikasih muka malah enggak mau tau sopan santun."
“Berdasarkan makan bersama Haina dan beberapa ucapan Haina. Bisa disimpulkan orang ini cukup dekat dengan Haina, dan selama ini tidak menganggap Haina sebagai perempuan, sering diinjak-injak tinju Haina, tapi tidak pernah menyimpan dendam. Mungkin kelembutan tak sengaja yang ditunjukkan orang ini menyentuh akar hati Haina. Haina tipe yang sulit jatuh cinta, tapi begitu jatuh cinta akan memegang prinsip mati. Menurutku pukulan kali ini cukup berat bagi Haina.”
Du Qingqing menggelengkan kepala: “Semua ini cuma tebakanmu.”
“Ada cara membuktikan. Jika Haina ditolak, mood-nya pasti sangat buruk sekarang.” Yu Ming berkata: “Kamu sahabat terbaiknya, telepon dia. Jika dia menangis di telepon, berarti keputusanku benar.”
“Kurang baik ya?” Du Qingqing menelepon: “Haina...” Lalu diam mendengar, sebentar kemudian mengacungkan ibu jari tanda Yu Ming benar. Yu Ming tersenyum bangga, melempar rambut: “Siapa Kakak ini? IQ Kakak hampir menyentuh nilai sempurna.”
Du Qingqing pergi ke samping menerima telepon untuk menghibur, baru kembali sepuluh menit kemudian. Duduk dan berkata: “Jangan beri tahu orang lain. Haina kuat di luar lembut di dalam, sebenarnya dia sangat memperhatikan pendapat orang.”
“Tahu, aku tidak suka bergosip.” Yu Ming berkata: “Aku cuma memberitahumu, koneksimu perlu hiburan.”
“Kamu tidak bisa menghibur?”
Yu Ming menggeleng: “Hadapi perempuan menangis, cara terbaik adalah pergi diam-diam.”
“Bicara urusan resmi, bangunanmu...”
Yu Ming menggeleng: “Uangku dipinjamkan ke Ye Zhan, sekarang rekening cuma 100.000 RMB. Vila kecil di Kota A sudah 80.000 per meter persegi kan?”
“Kau rebut saja, vila kecil dalam kota minimal 100.000.” Du Qingqing memandang sinis: “80 ribu mau dapat vila kecil di pusat kota.”
100.000, 100 meter persegi 10 juta, area bersama 20%, 100 meter persegi setara 80 meter persegi. Uang muka 10 juta butuh 3 juta, lalu cicil 14 juta pokok-bunga selama 20 tahun, 7 juta dalam 10 tahun, 700 ribu per tahun, cicilan bulanan 60 ribu lebih. Setelah dihitung, Yu Ming melompat: “Tidak mungkin?”
Du Qingqing berkata: “Lokasi sentral pasti tak terjangkau, properti komersial dalam kota 40-50 ribu masih banyak, properti bekas agak pinggiran 30 ribu juga ada. Lagipula kau punya mobil.”
Meski 50 ribu, uang muka tetap 1,5 juta, cicilan bulanan 30 ribu lebih. Yu Ming menggelengkan kepala: “Nanti saja.”
“Lihat proyek ini, buka dua minggu lagi, 30 ribu. Katanya nomor antrian sudah berebutan. Ni Qiu susah payah minta bantuan koneksi dapat dua nomor pra-registrasi. Hari pembukaan hanya melayani yang punya nomor.” Du Qingqing benar-benar mengeluarkan selebaran propaganda: “80 meter persegi, 2,4 juta.”
“80 tidak bisa, area bersama 20%, terlalu kecil.” 100 meter persegi perlu 3 juta, uang muka 900 ribu, cicilan bulanan 20 ribu. Yu Ming geleng-geleng: “Kita jangan bahas rumah lagi, Lin Xiayi bagaimana?”
"Begitu mendengar nama Lin Xiayi, Du Qingqing langsung serius: "Ada keanehan dalam kasus ini. Bukankah sebelumnya dikatakan Lin Xiayi menderita penyakit psikologis dan sedang dirawat di Jerman? Li Fu sudah memverifikasi melalui temannya di Jerman bahwa Lin Xiayi memang mengalami depresi dan pernah berfantasi tentang bunuh diri, tapi kondisinya tidak separah yang dibayangkan. Ditambah lagi tim pengacara Lin Hai Group, mereka tidak bermain-main dan terus bersikukuh pada bukti dengan polisi, menolak mengakui tanggung jawab Lin Xiayi terkait IPO ilegal. Jika Lin Xiayi benar-benar depresi berat, bukankah seharusnya tim pengacara fokus pada pembelaan masalah kejiwaannya daripada berdebat tentang bukti?"
"Tiga hari tak jumpa, harus melihat dengan pandangan baru," Yu Ming memandang Du Qingqing: "Nona Du, kamu sangat hebat."
"Ini kesimpulan Li Fu berdasarkan bukti yang ada." Du Qingqing tidak mau mengambil kredit: "Ada beberapa ketidakwajaran yang tidak logis. Misalnya tim pengacara Lin Hai Group hampir pasti Lin Xiayi tidak akan terseret gugatan hukum, sementara depresinya ringan. Lalu mengapa dia melarikan diri? Yang terpenting, siapa yang membantunya kabur?"
Yu Ming awalnya ingin menjawab Ye Zhan, tapi Ye Zhan hanya alat. Yang utama adalah siapa yang mempekerjakan Ye Zhan. Yu Ming bertanya: "Apakah perusahaan sekadar bergosip atau benar-benar ingin mengejar Lin Xiayi?"
"Hadiah ratusan juta, harus dikejar." Jawab Du Qingqing.
Yu Ming berkata: "Kalau begitu, mengapa kalian menganalisis semua ini? Lebih baik kita langsung menyelidiki kemungkinan persembunyian Lin Xiayi."
“Ah……” Du Qingqing berpikir cukup lama: “Mati Li Fu.” Investigasi Li Fu dilakukan secara bertahap, mengurai misteri satu per satu sesuai bukti. Dengan bukti yang ada saat ini, Li Fu sedang menguliti kepompong. Tapi Yu Ming langsung membuang semua tahapan ini, langsung mengejar keberadaan Lin Xiayi.
Yu Ming menganalisis: “Lin Xiayi masih memiliki depresi ringan, tidak bisa berhenti obat, perlu dijaga. Ini menghilangkan kemungkinan safehouse. Bukti menunjukkan Lin Xiayi aktif bekerja sama dalam pelarian, lokasi ini kemungkinan disediakan oleh Lin Xiayi dan orang di balik layar. Kita harus menyelidiki aset kedua keluarga Lin dan Hai, melihat berapa properti atas nama di Kota A. Tidak benar…”
“Bagaimana?”
“Setengah bulan…” Ye Zhan menyewa Chen Pengchang selama setengah bulan, artinya Lin Xiayi harus bersembunyi selama itu. Baru sehari lebih, semua pihak sudah mulai membuat kemajuan, polisi juga sedang menyelidik. Lambat laun orang akan menelusuri properti, perlu berpikir terbalik: posisi mana yang merupakan penipuan di bawah lampu? Yu Ming yakin Lin Xiayi adalah dalang utama, orang di balik layar hanya membantu Lin Xiayi keluar dari rumah sakit. Mungkin yang menyewa Ye Zhan adalah Lin Xiayi sendiri. Yu Ming bertanya: “Hari ini ada interaksi antara keluarga Lin dan Du?”
“Keluarga Du?”
“Benar, keluarga Du bisa dibilang keluarga yang paling bisa diandalkan bagi Lin Xiayi di Kota A, menyangkut hubungan baik antara Tuan Besar Lin dan Tuan Besar Du. Hari ini aku dengar dari Haina, grup Lin Hai bulan ini banyak masalah, tapi keluarga Du sama sekali tidak bereaksi… Ha, tidak mungkin kan?” Mata Yu Ming berbinar: “Jika semua ketidaksesuaian fakta disatukan, sepertinya bisa menyimpulkan kesimpulan yang menyeramkan.”
“Apa itu?”
Yu Ming berkata: "Lin Hai Group sama sekali bukan kue mantou yang harum, Lin Hai Group adalah hiu. Dia pura-pura terluka untuk memancing spesies sejenis mendekat, lalu bersatu dengan hiu lain untuk merobek sesamanya. Ini adalah jebakan, tujuan Lin Xiayi ke Pulau Petualangan adalah untuk konspirasi ini. Jika bukan karena campur tangan Taizi, Lin Xiayi tidak akan pergi ke Pulau Petualangan, tapi Lin Xiayi bisa membuktikan dirinya memiliki penyakit spiritual parah dengan cara lain. Mengapa Liang Zhen berhubungan dengan Lin Xiayi? Lin Xiayi selalu menolak menjawab pertanyaan ini karena dia tidak bisa menjawab, jawaban akan membuat jebakannya terekspos."
