Bule sial ini tak lain adalah Hai Wei. Ia melirik kiri-kanan heran: Tas dokumenku mana? Siapa perempuan ini? Apa yang mereka bicarakan? Hai Wei mulai merasa ada yang tak beres. Gang ini sangat gelap, napasnya tersengal-sengal setelah berlari. Saat ini ia sadar jalan ini cukup ramai dengan lampu warna-warni dan hiruk-pikuk. Sambil menunggu, di kiri seorang satpam mengamatinya sambil mendekat perlahan, di kanan tiga pemabuk.
"Merampok?" Hai Wei melemparkan celana di tangannya ke samping, "Dari mana asal celana ini?" Saat mengejar, lawan melemparkan suatu benda, tanpa sengaja dia menariknya. Baru sekarang sadar itu adalah sehelai celana. Segalanya terjadi terlalu cepat, dia tak sempat melihat detail atau berpikir panjang, ketika seorang pengunjung bar yang mabuk menyambar kerah bajunya: "Bule sialan, berani-berani menginjak-injak perempuan China kami." Satu pukulan melayang, Hai Wei gesit menghindar dan langsung menjatuhkan si penyerang.
Dua pengunjung bar lain awalnya masih ragu, namun melihat rekan mereka dipukul, segera ikut membantu. Perempuan itu menjerit histeris, menarik perhatian pengunjuk jalan dan satpam klub malam ke lokasi kejadian.
Di lantai dua KTV berseberangan dengan lokasi perkelahian, Yu Ming membuka sedikit gorden sambil menelepon: "Bagian belakang tidak perlu turun tangan."
Ye Zhan protes: "Mana ada cuma main setengah bab terus dipotong adegannya... Itu makhluk adalah pemimpin Penghukum Es Salju: Hai Wei?"
"Betul." Jawab Yu Ming.
"Kau benar-benar kejam."
"Si tua bangka ini terlalu sombong, Montoro menyuruh kita mengalah. Tapi kalau sudah mau datang ke China, aturannya harus kita yang tentukan. Sok jadi pemimpin tanpa permisi, menganggap dirinya bawang putih, pantas dihajar." Yu Ming melanjutkan: "Mau naik ke sini nyanyi? Aku sendirian bosan nih."
Ye Zhan penasaran: "Kau tidak cari perempuan pendamping?"
Yu Ming menjawab: "Basa-basi. Kalau tidak cari pasti dicurigai. Kuberi dia obat tidur, sekarang sedang tidur pulas di sofa. Daripada main dengan perempuan, lebih seru nonton langsung. Keren juga, trainee ini pasti pernah latihan bela diri ya?"
"Aksi heroik kebanyakan dilakukan oleh para pemabuk, daya tempur tak memadai. Saat ini seorang satpam tampil, dengan kuncian menjatuhkan Hai Wei. Yu Ming menutup telepon Ye Zhan, menggunakan telepon satelit menelepon stasiun TV: 'Ada bule di Gang Kedua mencoba memperkosa perempuan China, dipukuli massa yang geram.'"
"Gang Kedua?"
"Benar." Yu Ming menjawab lalu menutup telepon.
Teman Ye Zhan berteriak di kerumunan: "Jaga bukti, jangan biarkan bajingan ini kabur."
Saat ini satpam baik hati mengantar handuk untuk membungkus perempuan, semua menemani di lokasi menunggu polisi. Polisi belum datang, wartawan lebih dulu tiba. Pengemudi mobil wawancara diperkirakan dulu sopir ambulans - ngebut dan berhenti mendadak. Wartawan juga terlatih: pasang lampu, angkat kamera, wartawan wanita langsung naik dengan mikrofon.
Ye Zhan membawa gadis pendamping masuk ke ruang VIP Yu Ming. Tepat seperti kata Yu Ming, gadis itu tidur di sofa. Yu Ming sedang menyanyikan lagu Jacky Cheung "Kau Beracun" dengan lantang. Ye Zhan melempar jas ke sofa, merebut mikrofon dan menyanyi: "Setiap kau hinakan, kuharap balas dendam."
Yu Ming terkekeh, melanjutkan: "Kau tak sentuh titik vitalku, lawan aku nasib malang kau tanggung."
……
Li Fu baru paham kelemahan mematikan Penghukum Es Salju setelah melihat berita pagi hari kedua. Yakni reputasi. Reputasi di China cukup aneh: Misal seorang tersangka, jika pengadilan vonis bebas, maka dia memang tak bersalah. Tapi reputasi ini, meski pengadilan bebaskanmu, di mata rakyat kau tetap bersalah.
Berita hari ini lebih menggemparkan daripada kemarin, bisa dibilang menggemparkan separuh dunia. Pemimpin Penghukum Es Salju, Hai Wei, ternyata berusaha memperkosa wanita China di klub malam. Ini benar-benar mengubah pandangan semua orang tentang Penghukum Es Salju. Kritik terhadap Penghukum Es Salju terus bergema dimana-mana.
Secara bersamaan, Organisasi Investigasi Internasional, Logistik Kucing Terbang, dan lebih dari selusin lembaga internasional lainnya menerima surat permintaan bantuan dari Interpol. Isi surat tersebut kurang lebih meminta mereka membuka mulut untuk melindungi korban, yaitu wanita tersebut, karena dipastikan akan mendapat balas dendam dari Penghukum Es Salju.
Montoro pertama-tama menghubungi orang nomor dua Penghukum Es Salju, menyatakan prinsip penyelidik: Jika Penghukum Es Salju membalas dendam pada korban, organisasi penyelidik akan mengkategorikan mereka sebagai organisasi di luar aturan. Pemimpin kedua Penghukum Es Salju menyatakan tidak mungkin ada penghukum yang akan mengganggu atau menghubungi wanita itu, Hai Wei hanyalah kasus khusus, setiap organisasi pasti ada kutu busuknya.
Selanjutnya Logistik Kucing Terbang dan lainnya juga berhasil terhubung dengan Penghukum Es Salju. Bahasa mereka relatif sederhana, hanya menyebutkan bahwa kerja sama di masa depan akan menemui hambatan tertentu, berharap Penghukum Es Salju tetap memegang teguh prinsip mereka. Sementara di internal Penghukum Es Salju, sebagian yakin Hai Wei tak bersalah dan mendesak untuk investigasi ke China, sedangkan sebagian lain menganggap tim investigasi mereka tidak akan objektif.
Hasil investigasi pihak kepolisian mengumumkan, sekarang ada saksi mata, ada kamera, Hai Wei memegang celana perempuan di tangannya. Hai Wei mengklaim dirinya pergi mengambil laporan pemeriksaan luka ayah Tang Shaolong, sedangkan polisi menunjukkan laporan masuk rumah sakit ayah Tang Shaolong saat itu, dan dia dirawat dulu baru setelah pulih pergi ke kepolisian. Dokter dan beberapa orang tua membuktikan ayah Tang Shaolong tidak dipukuli polisi, Tang Shaolong sendiri dan ibunya juga mengakui hal ini.
Polisi menyediakan rekaman interogasi. Ji Dong bertanya mengapa tangan Hai Wei memegang celana korban perempuan. Hai Wei menjawab sedang mengejar pencuri yang melempar celana lalu dia mengambilnya. Ji Dong menunjukkan struktur gang sempit tanpa pintu rumah, artinya tidak ada orang ketiga sama sekali, dan kamera juga tidak merekam adanya orang ketiga keluar gang. Ji Dong menyimpulkan fakta sebenarnya: Hai Wei datang ke Gang 2 tengah malam, bertemu perempuan lajang, berniat jahat, perempuan itu kabur lalu dikejar Hai Wei.
Ji Dong melanjutkan dengan menunjukkan bukti yang dimiliki polisi: Bukti pertama, tes darah Hai Wei menunjukkan kondisi mabuk. Bukti kedua, kuku perempuan terdapat serpihan kulit dan darah yang cocok dengan luka di leher Hai Wei, hasil tes DNA juga pasti akurat. Bukti ketiga, semua alasan dan kronologi yang dikatakan Hai Wei adalah kebohongan.
Hai Wei membalas keras: Untuk bukti pertama, karena kemampuan alkoholnya bagus, minum wiski sebelum tidur. Bukti kedua karena perempuan itu menyerangnya setelah kejadian. Bukti ketiga, dia difitnah.
Ji Dong menunjukkan bukti keempat, sebuah kondom di saku Hai Wei yang terdapat sidik jari Hai Wei. Ji Dong bertanya pada Hai Wei: "Jika kamu pergi untuk urusan bisnis, mengapa membawa kondom?"
Hai Wei diam seribu bahasa. Akhirnya ia sadar ini bukan kesalahpahaman biasa - dirinya sudah dikeruk. Kondom itu sebenarnya produk bawaan kamar yang ia kira bagian dari fasilitas kamar, lalu dibuang sembarangan. Bagaimana bisa masuk ke saku? Pasti ada yang memanipulasi. Tapi satu hal masih mengganjal: Pencuri yang jelas-jelas kulihat, bagaimana bisa berubah menjadi perempuan? Mungkin pencuri itu perempuan yang menyamar, tapi ke mana jas dan tas dokumennya? Padahal di gang sempit itu aku hanya butuh sekitar sepuluh detik. Dengan lebar gang seperti itu, mustahil aku tidak menyenggol siapa pun.
Baru lama kemudian Hai Wei tersadar: Saat itu ada tiga orang di gang. Setelah pencuri masuk, mereka memanfaatkan mataku yang belum beradaptasi dengan kegelapan untuk menjatuhkanku. Pencuri itu mendorong tubuhnya ke atas kepalaku dengan kedua kaki, sementara aku menyelam melalui selangkangannya dan mengejar ke depan. Suara perempuan di depanku telah menyesatkan persepsiku.
Siapakah perempuan itu? Sebenarnya dia adalah seorang aktor, adik kelas Chen Pengchang. Untuk keamanan, dia sama sekali tidak tahu detail kasusnya - hanya mengikuti perintah untuk memfitnah. Hadiahnya dibayar tunai tanpa meninggalkan jejak. Sekalipun nanti hati nuraninya bangkit, kasus ini tetap tak terbantahkan. Yu Ming yang meminta bantuan internasional bukan karena khawatir kasusnya terungkap, tapi untuk melindunginya. Sebab meski pengadilan tak menjatuhkan hukuman bersalah, mata hati rakyat sudah memutuskan bersalah. Mata publik yang mudah dipandu ini memang tak pernah jernih.
Ji Dong duduk di Ruang interogasi, mematikan rekaman, lalu berkata pada Hai Wei: "Kau seharusnya tidak datang ke China."
Hai Wei lama tak bersuara, akhirnya bertanya: "Siapa yang melakukannya? Polisi kalian?"
Ji Dong tidak menjawab, menutup berkas sambil berkata: "Sekarang aku penasaran, apakah kau akan menyuruh beberapa pengacara senior terus membela Tang Shaolong, atau membela dirimu sendiri?"
"......" Hai Wei tetap diam.
"Kau sama sekali tak paham China." Ji Dong melanjutkan: "Ada yang menyuruhku menyampaikan pesan - banyak orang China menyukai pendekar yang membela keadilan, tapi tidak menerima kawanan pendekar, karena itu bukan pendekar melainkan gerombolan brengsek. Ini puisi 'Perjalanan Pendekar' untukmu, pelajari baik-baik di penjara." Lalu memerintahkan: "Bawa dia turun."
Hai Wei di Rumah tahanan membaca puisi pemberian Ji Dong, meminta penjaga membacakannya. Penjaga membacakan: "Surai kasar sang pendekar Zhao, pedang Wu berkilat es salju... Sepuluh langkah satu nyawa, ribuan li tak berjejak. Usai urutan helai jubah pergi, menyembunyikan diri dan nama... Meski mati tulang harum, tak malu di antara pahlawan..."
Hai Wei terus merenungkan maknanya. Setelah beberapa tahun baru ia paham, Tang Shaolong adalah pendekar sejati sedangkan dirinya dan Penghukum Es Salju bukan. Ia menyesal telah membeberkan semua hal ke publik, memanfaatkan ketidakadilan psikologis orang lain dengan strategi pencitraan untuk mencapai tujuannya. Mungkin di masa muda masih ada aroma pendekar, tapi kini ia hanyalah politisi busuk. Dua tahun kemudian, Hai Wei yang hampir bebas memilih bunuh diri di penjara.
……
Polisi Kota A menghancurkan Penghukum Es Salju, memicu efek kupu-kupu: Para penganut menemukan pemimpin mereka berubah, mempertanyakan doktrin Penghukum Es Salju. Dengan cepat organisasi itu pecah. Penganut setia tetap bertahan di Amerika Selatan. Sebagian mantan anggota kembali, sementara yang berkemampuan tinggi memilih menjadi pejuang solo mencari kebenaran. Bertahun kemudian, empat pejuang solo ini menjadi penghukum sejati yang diterima rakyat.
Namun kekuatan Penghukum Es Salju masih ada. Pemimpin kedua organisasi langsung mengumumkan dosa Hai Wei, mengorbankannya untuk menyelamatkan aset. Tak ada yang memperjuangkan kebenaran untuknya - pengorbanan ini harus terjadi.
Semua pihak di Kota A puas: Polisi memberantas ancaman penghukum, pemerintah kota mencegah infiltrasi, Yu Ming untung dan mempertahankan status jaringan lokal. Bahkan Tang Shaolong selamat - pengacara Penghukum Es Salju bersedia membelanya dengan peluang menang besar, tapi ia memilih mengaku. Pengakuan ini menyelamatkannya dari hukuman mati, kompromi politik karena tekanan opini publik yang mengguncang keadilan hukum.
