Yu Ming penasaran bertanya: "Dua pilihan. Pertama: mobil meledak, 10 lebih korban sipil. Kedua: cegah ledakan, serahkan mobil ke polisi. Mana yang kau pilih?" Ini standar penilaian untuk Penghukum.
Ninja melihat jam tangan: "Sekarang pukul lima sore. Jarak ledakan masih 12 jam. Jika dalam 10 jam kami tidak menemukan mobil bermuatan bom, baru bisa memberi tahu polisi."
Yu Ming membalas bertanya: "Mobil punya roda. Bagaimana kau yakin dalam 11 jam mobil akan patuh menunggu di sini?"
Ninja mulai kesal: "Ke mana pun larinya saya tahu. Sudah, jangan banyak bicara, mulai bekerja." Kualitas penyelidik ini benar-benar rendah. Selain kerahasiaan, sama sekali tak berguna.
Yu Ming bertanya: "Bagaimana caranya bisa melihat bom?"
"Menyelam ke dalam sasis seharusnya bisa melihat."
Yu Ming membalas bertanya: "Harusnya?"
"Pasti."
Yu Ming melanjutkan: "Jika kendaraan dicuri, langkah pertama yang akan diambil pihak lawan pasti mengecat ulang untuk mengganti warna mobil." Bukan hanya bisa mengganti warna mobil, tapi juga mengganti lambang mobil dan hal-hal lain yang tidak terkait dengan performa.
"Jadi, kamu perlu mengamati semua sasis mobil." Masalah sederhana seperti ini masih perlu ditanyakan?
Yang parah, menerima uang orang harus membantu menyelesaikan masalah. Yu Ming tak punya pilihan menyetir melewati Jembatan Nirwana, memarkir mobil di pinggir jalan, turun dan mengambil tas kecil dari bagasi, lalu kembali ke dalam mobil. Sekitar lima menit kemudian, Yu Ming turun dengan pakaian compang-camping, hanya memiliki satu kaki, membawa sepeda roda kecil dengan baskom di atasnya. Yu Ming berbaring di tanah dan merangkak perlahan ke depan. Ini adalah tas darurat Yu Ming yang biasa disebut kostum pengemis. Bisa membuat rambut terlihat kusut dan kotor, wajah menyedihkan - singkatnya mirip pengemis.
"Paket darurat total ada tiga set: satu set kostum pengemis, satu set kostum polisi, satu set kostum penyamaran gender. Ini adalah upgrade teknik seribu tangan. Yan San mendidik Yu Ming bermain peran, sejak kecil Yu Ming sudah memiliki tas pendeta Tao, tas biksu dan tas pengemis yang bisa diganti dalam delapan menit. Mengapa tiga kelompok ini? Karena ketiganya memiliki pasar potensial saat melakukan penipuan. Yu Ming sangat tidak suka tas pengemis yang berbau dan kotor, apalagi harus menyembunyikan kaki. Tapi tas pengemis adalah properti dengan nilai rasio tertinggi. Jadi pendeta harus ngobrol kosong, jadi biksu harus merenung, jadi pengemis tinggal tiduran dan taruh mangkuk. Tujuan utama jadi pengemis bukan mencari uang (ada lebih baik), tapi karena pengemis adalah kelompok yang sering dilihat tapi jarang diperhatikan. Target yang sedang menelepon atau mengobrol mudah mengabaikan keberadaan pengemis di sekitarnya, menjadikannya alat pengawasan dan intelijen yang efektif."
Ninja meletakkan teleskop, ragu bertanya: "Pengemis itu kamu?"
"Betul, kalau tidak bagaimana melihat sasis?" Yu Ming menjawab sambil merangkak ke depan, memeriksa dasar mobil, tidak ada, lalu melanjutkan pergerakan.
Tapi jangan remehkan Organisasi Penyelidik. Ninja gemetar dalam hati: Yu Ming sudah menyiapkan semua properti dan cepat masuk peran. Tampaknya status Organisasi Penyelidik sebagai pemimpin di kalangan internasional memang bukan tanpa dasar.
Mobil berhenti di sebelah kanan. Yu Ming merangkak di sisi kanan jalan dengan kecepatan sedang. Setelah memeriksa sepuluh mobil, Yu Ming berkata: "Perintis, kamu yakin mobilnya ada di krematorium?"
“Pasti.” Ninja melihat tablet, sudah tersambung dengan remot kontrol: "Dalam dua jam, mobil tidak meninggalkan radius ini." Dengan kecepatan Yu Ming ini, pemeriksaan bisa selesai dalam sekitar 45 menit.
Krematorium terletak di sebuah bukit, hanya ada dua jalan. Area parkir krematorium kosong, jadi mobil bom seharusnya ada di jalan. Profesi apapun tidak mudah, bahkan sebagai anak pejabat pun harus paham gaya hidup hedonis, harus bisa merayu Ayah dan Ibu untuk dapat uang, kalau tidak tak ada yang mau main. Yu Ming merangkak ke depan sambil berpikir, memeriksa sasis, terus maju. Ada tempat parkir kosong di sini. Sebuah mobil masuk dengan sangat B ke tempat parkir, berhenti dan terlempar pas di posisi yang tepat. Roda hanya berjarak 20 cm dari tangan Yu Ming. Keringat dingin mengucur, jadi pengemis pun ada risikonya.
Sopir mana tahu ada orang di sampingnya, ikut kaget. Buru-buru membuka pintu mobil dan menghampiri Yu Ming: "Tidak apa-apa?"
Haina? Musuh bertemu di jalan sempit, atau jodoh bisa ketemu di krematorium? Yu Ming diam, merangkak pelan. Haina membuka dompet, melempar uang 50 ribu ke mangkuk. Yu Ming mengangguk berterima kasih. Haina mengabaikannya, menerima telepon: "Adik, aku sudah sampai krematorium. Kalian kan berangkat duluan? Oh..."
Yu Ming bergumam dalam hati: Dasar cewek pamer skill nyetir.
Haina hendak kembali ke mobil, tiba-tiba berhenti: "Hei, mau diantar naik?" Haina mengira Yu Ming pengemis itu mau mengemis di depan krematorium. Yu Ming pura-pura tidak dengar, terus merangkak maju.
"Haina" tidak menghiraukannya, kembali ke kursi sopir, memutar musik dan menunggu dengan tenang. Seorang kerabat jauh meninggal, Haina dan adik keduanya menghadiri pemakaman. Haina belum pernah melihat orang itu sebelumnya, murni hadir karena kebutuhan. Yu Ming merangkak maju dua langkah lagi: "Menemukan benda diduga bom."
"Butuh ketepatan dan kepastian." Ninja Jalan berkata.
Yu Ming mengarahkan baskom besi sebagai cermin, melihat Haina di kursi sopir sedang mendengarkan musik sambil menatap ke depan. Ia benar-benar tidak bisa menyelinap masuk. Tiba-tiba melihat Haina menundukkan kepala, Yu Ming cepat-cepat berguling masuk ke sasis: "Benar, bom."
Haina menengadah tertegun, kemana orangnya? Baru menunduk dua detik, saat menengadah orangnya sudah hilang. Tapi dia tidak memperhatikan, sekadar berpikir sejenak lalu mengabaikannya.
Ninja Jalan berkata: "Bawa pergi mobilnya."
"Tidak bisa." Yu Ming menjawab: "Pertama, aku tidak bisa mencuri mobil. Kedua, di belakang mobil ini ada seorang wanita. Jika aku mencuri mobilnya, dia pasti akan melapor ke polisi."
Ninja Jalan berkata: "Aku yang akan menanganinya."
"Bagaimana caranya?" Yu Ming bertanya bingung.
"Aku pukul sampai pingsan, lalu aku yang menyetir." Cara paling sederhana dan efektif.
Tapi Yu Ming menentang: "Menurutku ini bukan ide bagus."
"Aku tidak akan menyakitinya." Ninja Jalan bersikeras.
"Kau salah paham. Aku takut dia yang akan menyakitimu." Dalam hal duel tangan kosong, Yu Ming belum pernah melihat orang yang lebih tegas dari Haina: "Dia berotot dan kuat, ahli bela diri. Kau mungkin bukan lawannya."
"Hmph." Ninja Jalan meremehkan: "Tetap di tempat. Aku yang urus."
"Aku tidak bercanda…" Yu Ming menghela nafas, berani sekali dia menutup teleponku. Hmm? Ninja ini 90% pasti perempuan, dan perkiraanku sangat mahir bertarung. Jika laki-laki yang mahir bertarung, seharusnya tidak akan menunjukkan perilaku seperti ini. Yu Ming menelepon Ni Qiu: "Ni Qiu, aku mau mencuri mobil, caranya gimana?"
"Mencuri mobil bukan keahlianku, lagipula membuka pintu mobil butuh alat khusus."
"Kaca mobil bisa langsung dihantam pecah, gimana cara menggerakkan mesinnya?"
"Merek apa, tahun produksi berapa?" Setelah mendengar, Ni Qiu menjawab profesional: "Mobil modern menggunakan mesin starter untuk menghidupkan mesin, sedangkan sumber listrik starter dikendalikan oleh kunci kontak. Cukup sambungkan kabel listrik koil pengapian dengan kabel api konstan, lalu hubungkan sebentar kabel starter dengan kabel api konstan, mobil akan langsung menyala."
Yu Ming kalap, suatu hari Ni Qiu sialan ini benar-benar bicara bahasa yang tidak dimengerti manusia dunia. Yu Ming bertanya rendah hati: "Apa itu kabel api konstan?"
Saat Yu Ming sedang mempelajari teknik curi mobil, sebuah mobil alat biru berhenti di sebelah mobil Haina. Haina kesal. Menurunkan jendela: "Hai, kamu tidak bisa parkir benar?" Mobil ini tidak hanya menghalangi jalan. Tapi pintu mobilku juga tidak bisa dibuka.
Ninja sekarang mengenakan setelan pakaian netral - celana longgar, kaos oversized, topi miring mirip penari street dance muda. Satu-satunya masalah adalah maskernya. Di Kota A masker belum populer, tidak seperti ibukota negara lain yang justru aneh jika tidak bermasker. Ninja meminta maaf dengan mengangkat tangan, lalu menggesekkan tubuh ke depan hingga kaca spion Haina terlepas.
“Sial sial sial.” Haina turun dari mobil, ini saatnya bernegosiasi. Ninja keluar dari kendaraan, Haina berjalan mendekat dan menghantam kap mesin: "Apa kamu tidak bisa mengemudi?"
Ninja perlahan mendekati Haina. Yu Ming tak kuasa menahan diri mengintip keluar, hanya melihat ninja dengan kilat mengayunkan tebasan tangan ke tengkuk Haina - teknik profesional yang jauh di atas level Yu Ming. Haina bereaksi cepat, secara refleks memiringkan kepala sehingga tebasan itu mendarat di pipinya.
Haina murka, kedua tangan menumpu di kap mesin lalu melancarkan tendangan roda angin ke arah ninja. Ninja yang gagal menyergap terkejut, buru-buru menangkis. Haina menyampingkan tendangan, ninja melindungi dada dengan kedua tangan namun terdorong jatuh oleh kekuatan dahsyat. Ninja menyeka keringat dinginnya, melihat ekspresi iba di wajah Yu Ming yang membuatnya jengkel. Tebasan tangan Haina datang - jika ninja mengandalkan keahlian, maka Haina mengandalkan kekuatan. Yu Ming pernah menyaksikan langsung Haina membelah batu bata dengan tebasan tangan (memecahkan batu bata adalah dasar pelatihan polisi wanita di SC Pasukan Polisi Bersenjata).
Ninja mendengus kesakitan, tangan kiri yang menangkis langsung terkilir. Haina juga tidak main-main, mengingat serangan licik ninja tadi sangat berbahaya.
Haina mengaum garang, melangkah maju lalu mencengkeram pakaian ninja dengan kedua tangan. Dengan lemparan bahu yang ahli, ia membanting ninja ke atas kap mesin mobil.
"Sangat kejam, sama sekali tidak bisa ditonton." Yu Ming menyelinap keluar, mengambil batu dan menghantam kaca. Haina menoleh dan menunjuk: "Apa yang kamu lakukan?"
Ninja memanfaatkan Haina yang lengah, terjungkal ke arah Haina. Sebelum roboh, lutut Haina menghantam keras dagu ninja. Ninja mencengkeram Haina dengan satu tangan. Yu Ming membuka kaca, menyelam ke mobil, mulai menghancurkan kabel.
Haina menendang ninja ke samping, bersiap maju menghentikan Yu Ming. Ninja melompat ringan dengan kedua kaki, berdiri di kap mesin mobil, lalu mengeluarkan pisau pendek dari pinggang dan mengarahkannya ke depan. Haina bingung, ninja menyerang, Haina mundur. Terasa dingin di depan, sehelai rambutnya terpotong jatuh. Haina tak bisa mengurus Yu Ming lagi, mengambil posisi tangan kosong melawan pedang. Haina jarang berlatih tangan kosong lawan pedang karena dia seorang petarung. Tapi karena sering melihat kejadian di jalanan dan menemukan banyak pencuri membawa pedang akhir-akhir ini, dia berlatih beberapa hari. Menghadapi master pedang seperti ini, hatinya tak yakin.
Dia tak yakin, ninja lebih tak yakin. Rasa sakit akibat serangan Haina sekarang menusuk hingga ke tulang. Kalau bukan karena terpaksa, dia tak akan mengeluarkan pisau pendek. Tak heran perintis berubah seperti itu, orang China benar-benar menyeramkan.
"Tidak kena." Yu Ming meminta pertolongan.
Ni Qiu berkata: "Jalur kabel."
Yu Ming mengarahkan ponsel ke kotak kabel: "Cepat, akan ada yang mati."
"Yang merah adalah kabel api tetap."
Yu Ming menyalakan api: "Tidak bisa."
"Basa-basi, kau harus sambungkan yang biru dulu."
"Oh." Yu Ming menyentuh tangannya, seluruh tubuh bergetar tersengat listrik. Buru-buru melepaskan, lalu dengan hati-hati menyambungkan kembali, akhirnya mesin digerakkan.
Ninja melihat mobil Yu Ming menyala, tersenyum pada Haina, membuka pintu mobil dan menyelam masuk.
Yu Ming berubah pucat: "Kau masuk buat apa? Serang lagi!"
Ninja menekan lengan sambil menggeleng: "Tidak perlu."
Tepat seperti dugaanku lemah lembut, Yu Ming panik: "Tapi kalau tidak bertarung kita pasti tidak bisa kabur."
