"Senang berkenalan, sekarang biar kalian menyaksikan postur loncat indah khasku." Yu Ming tersenyum pada wartawan, melompat dari batu ke pasir pantai, lalu berlari menuju kotak putih. Dalam hal menyelam, air tawar dan air laut hampir tidak berbeda. Yu Ming menyelam ke dalam air laut, saat muncul kembali sudah berada di dekat kotak putih. Saat membuka kotak, terlihat sebongkah batu kecil berbentuk empat persegi. Usai menyelam, batu itu diserahkan ke personel. Petugas melihat komputer: "Permainan Strategi lima orang, kamu harus menunggu empat rekan seperjuangan lagi. Sesuai aturan, empat yang pertama tiba akan dipaksa masuk ke dalam permainan strategi ini."
Bagus! Siapa bilang buah yang didapat dengan curang itu pahit? Pasti yang ngomong begitu orang yang gagal memetik buah, atau tidak bisa mencurang. (Orang ini tiga pandangan hidupnya melenceng ke Mars, jangan ditiru.)
Orang pertama tiba menggunakan mobil listrik. Yu Ming menangis terisak - No.10! Keberuntungan makhluk ini benar-benar tidak buruk. Setelah mendengar penjelasan petugas bahwa dia akan bermain strategi bersama Yu Ming, No.10 sama sekali tidak menolak, malah melontarkan tatapan menantang ke arah Yu Ming. Yu Ming menghindari kontak mata, karena tidak tahu jenis permainan apa ini. Lebih baik punya satu musuh tambahan daripada membuat musuh baru.
Kedua adalah Ye Zhan. Yu Ming menghela napas lega, Rulai membuka mata dengan mengirimkan teman tangguh. Ye Zhan memandang Yu Ming setelah mendengar penjelasan. Yu Ming menggelengkan kepala halus. Ye Zhan pura-pura tidak kenal, lalu menunggu di samping.
Kedatangan peserta ketiga membuat Yu Ming dan kawan-kawan menarik napas dingin - ternyata 005 yang bertarung kemarin. Setelah mendengar penjelasan, 005 duduk sunyi tanpa bicara, menunggu dengan tenang.
Yang terakhir tiba, Yu Ming tersenyum. Bukankah gadis ini adalah No.400 yang bermain gunting-batu-kertas bersama dirinya dan No.10?
Personel berkata: "Semua sudah hadir. Permainan strategi ini bisa dimulai. Mohon kelima peserta naik ke kapal."
Kapal yang digunakan adalah kapal cepat yang diparkir di dermaga. Ada satu kursi pilot dan empat kursi penumpang. Kelimanya mengenakan jaket pelampung dan berdesakan di empat kursi. Pilot mengemudikan kapal dengan satu kapal penyelamat mengikuti. Setelah 100 meter, pilot menghentikan kapal: "Karena kelebihan muatan, tiga orang harus ditinggalkan. Sebagai kapten, aku akan mengambil satu kuota tanpa kompromi. Kalian punya 15 menit untuk berdiskusi. Jika setelah 15 menit masih ada lebih dari tiga orang di kapal, kapal akan tenggelam. Peserta yang ikut kapal tenggelam akan kembali ke titik start. Yang melompat ke laut bisa berenang ke pantai. Jika waktu habis dan tersisa tiga orang atau kurang, sisanya dianggap sampai ke seberang. Ini timer-nya."
Pilot membuka monitor di tengah kapal cepat. Waktu mulai berdetik. Pilot menambahkan: "Tambahan: Siapa yang menggunakan kekuatan tempur akan langsung gugur. Semoga beruntung." Setelah itu pilot melompat ke laut dan berenang ke kapal penyelamat dimana personel kapal penyelamat menariknya naik.
Ye Zhan duduk di kursi pengemudi: "Mesin dikunci. Bagaimana kalau kita mengajukan satu skenario masing-masing, lalu pilih yang paling bisa diterima semua?"
Gadis No.400 gugup: "Bagaimana kalau kita pakai palu-gunting-kain saja?"
Sungguh gadis yang polos. Meski dikerjai, masih berpegang pada metode yang terlihat adil untuk menentukan pemenang. Yu Ming, No.10, dan Ye Zhan setuju. Tapi No.5 melarang.
Yu Ming mengusulkan pemilu, setiap orang memilih satu kandidat, yang mendapat suara terbanyak harus meninggalkan kapal. No.10 tidak setuju, dia tahu Yu Ming dan Ye Zhan saling kenal. Menurut hukum pemilu, yang pasti mati adalah dirinya sendiri.
Taruhan besar-kecil, tebak ganjil-genap semuanya tidak terverifikasi. Semua orang hanya diam menunggu sambil menatap monitor yang berkedip. Perempuan No.400 tiba-tiba tersadar: "Permainan strategi ini ingin melihat siapa yang meninggalkan kapal di saat terakhir."
"Kakak, baru sekarang mengerti?" kata Yu Ming. "Bermain seperti ini terlalu tidak menarik."
Ye Zhan bertanya: "Maksudmu?"
Yu Ming meraih dan mematikan monitor. Kapal penyelamat memiliki pencatat waktu standar, sayangnya orang di kapal tidak bisa melihatnya. Saat monitor dimatikan, waktu tersisa dua belas menit. Sekarang baru permainan strategi sesungguhnya - melompat atau tidak?
Ye Zhan tiba-tiba bertanya dalam dialek lokal: "Ada rencana apa?"
Yu Ming mengerti sedikit dialek lokal tapi tidak bisa berbicara, lalu menjawab dengan logat Kota B: "Aku punya ponsel." Tahan air lho, dimasukkan kantong plastik jadi aman. Saat pilot memperkenalkan, Yu Ming sudah mengaktifkan hitungan mundur di ponsel yang disembunyikan di celana, bergetar setiap satu menit. Sebenarnya ingin diatur bergetar setiap sepuluh detik, tapi pertama ponsel tidak punya fitur itu, kedua... adik laki-lakinya juga tidak tahan digetekin terus.
Ye Zhan terkejut mendengar Yu Ming punya ponsel. Tadinya dikira akan mengorbankan diri dengan bahan peledak, ternyata bahan peledaknya punya pengaman - bisa meledak atau tidak. Bukan jadi pahlawan, tapi curang. Iya juga, sesuai pengetahuan tentang Yu Ming, mana mungkin dia tidak curang? Sial, dirinya terlalu polos.
Adanya ponsel hanya menunjukkan Yu Ming menguasai situasi, masalah permainan strategi ini juga belum ada hasil akhir. Di detik-detik terakhir, jika Yu Ming dan Ye Zhan melompat bersama, bukankah itu menguntungkan tiga orang lainnya? Sekarang tergantung apakah ketiganya bisa mengatur waktu untuk melompat kapal. Yu Ming memikirkan kemungkinan canggung: No.400 sudah terjun, waktu hampir habis. Dirinya yang lompat atau Ye Zhan yang lompat? Siapa pun yang lompat akan merasa bersalah. Ikut tenggelam dengan kapal? Bukankah dirinya sudah digetarkan Zhen sebanyak 11 kali?
Penumpang lain di kapal relatif tenang, satu-satunya yang tidak tenang adalah nona No.400 ini. Begitu Yu Ming mematikan monitor, dia langsung panik, sambil meraba-raba tombol berkata: "Kenapa dimatikan? Bukankah lebih baik kita semua lompat kapal di detik terakhir bersama-sama?" Sangat polos dan naif.
Setelah dimatikan tidak bisa dinyalakan lagi. Nona itu mencoba menghidupkan kembali tanpa hasil, akhirnya duduk tenang di kapal bersama yang lain menunggu. Sudah ada peserta tangguh yang mulai menyeberangi laut. Jarak 1.500 meter menjadi masalah bagi banyak orang, tapi bukan masalah bagi sebagian lainnya.
Celana Yu Ming sudah bergetar tujuh kali, delapan menit berlalu. No.5 sangat tenang, duduk dengan mata terpejam di posisinya. No.10 terus mengalihkan pandangan antara Yu Ming, No.5 dan Ye Zhan, mengawasi mereka selama satu menit penuh. Ujung kaki Ye Zhan bersentuhan dengan Yu Ming. Setiap kali getaran terjadi, Yu Ming menggeser sepatunya halus. Ye Zhan sendiri meletakkan jari telunjuk kanannya di nadi tangan kiri, sudah menghitung denyut nadi per menit dalam kondisi saat ini, lalu menyinkronkan dengan ponsel Yu Ming untuk menjamin lompat di 3-5 detik terakhir. Nona No.400 melirik ke kiri-kanan, ujung kaki kiri mengetuk-ngetuk mengikuti irama, seolah menyenandungkan lagu dalam hati.
Kamera wartawan terutama mengarah pada orang yang sedang berenang. Kapal penyelamat di sebelah kelima orang itu sangat sunyi, seolah mereka berada di sudut yang terlupakan.
Nomor lima berpikir: Siapa sebenarnya No.10 ini?
No.10 berpikir: Ye Zhan dan Yu Ming saling mengenal. Keduanya harus memilih antara meninggalkan kapal bersama-sama atau mati bersama. Jika mereka meninggalkan kapal, aku menang. Jika tidak, kapal akan tenggelam dan hasilnya seri. Jika kapal tidak tenggelam, tetap seri. Jadi strategi terbaikku adalah tetap di kapal.
Ye Zhan berpikir: Belakangan terlalu sering latihan fisik, jarang berhubungan intim, menyebabkan energi Yang berlebihan dan intensitas nadi meningkat.
Yu Ming berpikir: Strategi optimal adalah salah satu dari kami berdua yang meninggalkan kapal. Jika keduanya pergi, kerugian akan terlalu besar.
Kalkulasi masing-masing berputar dalam hati. Waktu mengalir dalam keheningan. Penanggung jawab kapal penyelamat melihat waktu - tersisa empat puluh sembilan detik. Tiba-tiba nomor lima membuka mata. Meski raut wajahnya tenang, jari telunjuk dan tengah tangan kanannya mulai menyusur tak wajar, jelas sudah tak tahan duduk diam.
Yu Ming dan No.10 sama-sama sudah punya dugaan dalam hati, No.5 pasti salah satu yang akan meninggalkan kapal. Masih ada satu kuota lagi? No.10 melihat pandangan Yu Ming menarik diri dari jari-jari No.5, gemetar dalam hati. Yu Ming telah mendeteksi No.5, itu berarti kemungkinan Yu Ming meninggalkan kapal berkurang. No.400 wanita sudah tidak bisa duduk diam sejak tiga menit lalu, sepertinya khawatir momen kapal tenggelam akan datang kapan saja. No.10 menghela nafas, kemungkinan No.400 meninggalkan kapal kecil, kecuali ada yang memberitahukan waktunya. Satu-satunya kemungkinan adalah No.5 meninggalkan kapal memicu No.400 ikut pergi. Tapi No.10 tidak percaya No.5 bisa menghitung waktu dengan akurat.
Ye Zhan meraba nadi sambil mengamati Yu Ming, Yu Ming mengangguk. Keduanya punya keselarasan yang berasal dari pemahaman kondisi fisik masing-masing. Ye Zhan meninggalkan kapal, dengan bantuan jaket penyelamat masih mungkin berenang 1.500 meter. Yu Ming sama sekali tidak mungkin berenang 1.500 meter. Jadi Yu Ming pasti tidak akan meninggalkan kapal, karena konsekuensi meninggalkan kapal sama dengan kembali ke titik awal, Yu Ming tidak bisa menyelesaikan pertandingan.
20 detik terakhir...
"Sampai!" teriak Ye Zhan, mengubah nasib dengan melompat dari kapal, sedangkan Yu Ming tak bergerak seperti batu karang.
Langkah ini membuat tiga orang lainnya benar-benar bingung. Bisa ditebak waktu sudah hampir habis, lompat atau tidak? No.400 dan No.5 sangat jengkel pada Yu Ming: "Temanmu sudah lompat, mengapa kamu tidak?"
"Lima, empat..." tiba-tiba Yu Ming mulai menghitung mundur: "Tiga, dua..."
Ketika Yu Ming membaca 'satu', gadis nomor 400 dan nomor lima bersama-sama terjun dari kapal. Keduanya pada saat itu menyadari gerakan satu sama lain, sekaligus menyesal namun terlambat, berusaha keras menggunakan tenaga pinggang untuk melompat kembali ke kapal, tapi sudah tak ada cara, akhirnya sama-sama jatuh ke air. Yu Ming melanjutkan: "Sepuluh, sembilan... Naiklah."
Tangan Ye Zhan terus mencengkeram tepi kapal cepat. Mendengar perkataan Yu Ming, ia segera melompat kembali ke kapal pesiar. Dia melompat, tapi tangannya tidak melepaskan kapal cepat. Yu Ming segera mulai menghitung mundur untuk menarik perhatian semua orang. Hasilnya nomor lima dan 400 terkecoh, berani melompat keluar kapal. Beberapa detik kemudian, penanggung jawab kapal penyelamat mengumumkan: "Waktu habis."
Petugas menarik nomor lima dan 400 naik ke kapal. Ye Zhan mengusir Yu Ming ke samping, mengambil posisi kemudi, dan menjalankan kapal cepat menuju tujuan. Yu Ming dan Ye Zhan berbicara menggunakan dialek lokal yang tidak dimengerti nomor sepuluh, tapi dia tak peduli. Meski ini bukan hasil terbaik, tapi juga bukan yang terburuk.
Tiba-tiba kapal cepat terlempar. Nomor sepuluh belum sempat bereaksi, di bawah pengaruh gaya sentrifugal dan inersia, ia terlempar seperti peluru meriam keluar dari kapal cepat. Ye Zhan dan Yu Ming tidak menengok ke belakang, seolah lemparan itu hal biasa, terus mengemudikan kapal cepat menuju tujuan. Apakah Yu Ming sekadar iseng atau tidak suka pada nomor sepuluh? Tentu tidak, Yu Ming orang rasional, takkan sengaja menyakiti orang tanpa keuntungan. Tujuan Yu Ming hanya untuk memverifikasi satu hal: apakah nomor sepuluh masih memiliki stamina seorang pembunuh bayaran.
Meski profesi pembunuh bayaran membutuhkan keahlian teknis, stamina harus dijaga pada level tertentu. Jika No.10 bisa berenang 80-100 meter sendiri setelah jatuh ke laut, berarti dia memenuhi standar. Namun fakta membuat Yu Ming dan Ye Zhan terkejut: Di kaca spion, No.10 menjerit-jerit sambil memeluk boneka beruang dan menepuk-nepuk air laut dengan panik. No.10 ternyata tidak bisa berenang? Tanpa jaket pelampung, diperkirakan No.10 sudah menjadi korban pembunuhan.
