Pada malam hari datang surel baru, terjadi pertarungan sengit di Perantara Malaikat Maut. Tiga bawahan langsung bos besar Perantara Malaikat Maut terlibat perkelahian saat memperebutkan data pembunuh bayaran kelas tinggi, kontak, dan dokumen warisan bos besar. Divisi Asia Perantara Malaikat Maut segera mengumumkan kemandirian sementara, menunggu situasi jelas baru memutuskan. Mereka menguasai data pembunuh bayaran level dua ke bawah di Asia. Wilayah Eropa dan Amerika Utara kemudian juga menyatakan kemandirian sementara, menunggu kejelasan situasi. Pembunuh bayaran elite seperti Tiga Pendekar dan Topeng hanya dikendalikan markas besar. Data merekalah yang menjadi bendera Perantara Malaikat Maut - tim tanpa bintang sulit bersaing.
Intelijen Nabi mendapat keuntungan besar tapi kewalahan. Banyak pihak memantau perkembangan dua organisasi ini. Entah dari mana Intelijen Nabi mendapatkan informasinya, asli atau palsu, mereka menyebarluaskannya secara gratis. Menjelang pukul empat subuh, Intelijen Nabi menghapus kata "mungkin" dan "barangkali" dari laporan terbaru: TELAH TERBUKTI, bos besar Perantara Malaikat Maut dan pasar gelap Quanpin menjadi target pembunuhan, terjadi kekacauan internal.
Meski sedang dalam masa 'impeachment', Montoro belum kehilangan posisi Ketua. Ia sibuk mengirim penyelidik ke beberapa titik untuk mengumpulkan informasi. Ada pihak dalam Malaikat Maut dan Quanpin yang menghubungi Organisasi Penyelidik untuk merebut sumber daya, masing-masing punya agenda. Malam ini ambisi semua pihak terbuka. Masuk ke dunia ini harus jadi yang terbaik - kesempatan langka, mungkin hanya sekali seumur hidup.
Montoro memperingatkan Organisasi Penyelidik, ada informasi yang menunjukkan bahwa agen dan Interpol mungkin menyusup ke dua organisasi ini dalam kekacauan. Ini adalah kabar dari Perusahaan Intelijen Nabi. Begitu berita ini tersebar, semua tahu kedua organisasi ini sudah hancur separuh. Kecuali ada reset total, reputasi mereka telah merosett ke dasar jurang.
Menjelang subuh, muncul pesanan raksasa di kancah internasional untuk mengejar identitas bos di balik layar Perusahaan Intelijen Nabi, dengan bayaran mencapai 20 juta dolar AS.
……
"20 juta?" Yu Ming melihat surel sambil minum susu: "Sepertinya ada yang curiga Nabi sengaja mengganggu dan menghancurkan."
"Ini bukan mustahil." Ye Zhan makan sambil berkata: "Pemilik Quanpin dan Malaikat Maut rupanya punya orang di belakang layar. Jika Nabi tidak merilis intel, pihak belakang layar bisa menyembunyikan informasi dan mengontrol situasi kedua organisasi. Tapi Nabi langsung muncul, memberikan dan menjual informasi setengah benar setengah palsu, benar-benar menghancurkan kedua organisasi tersebut. Terutama trik senjata rahasia ini - mencurigai adanya agen atau Interpol yang menyusup ke dua organisasi dalam kekacauan - ini sangat mematikan."
Okazaki Hikawa mengangguk: "Menurutku bos Nabi mungkin punya hubungan tidak langsung, bahkan langsung dengan kematian bos Malaikat Maut dan Quanpin. Dua organisasi besar binasa dalam satu malam, orang di balik layar kena jebak. Sangat masuk akal jika mereka membuka bayaran 20 juta dolar AS."
Yu Ming meletakkan ponsel: "Ini tidak banyak pengaruhnya pada organisasi kita. Kalian berdua, sebagai observer, apa pendapat kalian tentang urusan Montoro?"
Ye Zhan berkata: "Buat kesalahan harus bertanggung jawab, entah tujuannya bagaimana, menurut saya harus ada mekanisme hukuman paling dasar. Paling tidak Ketua Montoro tidak boleh menjabat lagi. Hukuman ini sudah cukup, hukuman degradasi lebih lanjut tidak ada artinya. Apalagi hukuman lebih berat seperti mengusir keluar organisasi, saya sangat menentang itu."
Okasira Hikawa berkata: "Komite Ketua sudah menjelaskan kebenaran kejadian melalui surel. Awalnya saya sependapat dengan Ye, tapi setelah banyak kejadian kemarin, menurut saya Montoro bisa ditunjuk sebagai Ketua sementara sampai kita memilih ketua baru sebulan kemudian."
Ye Zhan berkata: "Saat ini Komite Ketua sudah mengontrol sebagian besar kekuasaan Montoro. Posisi Ketua Montoro tinggal nama saja. Sistem Organisasi Penyelidik sudah matang, mengganti ketua bukan masalah besar. Sekalian saya katakan, saya mendukung diri saya sendiri jadi Ketua."
"Sial, kau benar-benar tidak menghindari konflik kepentingan ya." Yu Ming memandang Ye Zhan. Setiap kali pemilihan Wakil Ketua dan Ketua, Ye Zhan selalu mengekspos sisi tak tahu malunya. Tanpa malu menempel ke posisi, lebih baik merusak citra dirinya sendiri. Sungguh patut direndahkan. Yu Ming berkata: "Saya hanya mau posisi Wakil Ketua."
"Serang." Ye Zhan membalas sinis, orang yang punya beberapa noda masih ingin jadi Wakil Ketua. Bahkan Okazaki Hikawa pun menganggap rencana Yu Ming omong kosong, tak kuasa menahan tawa terbahak-bahak. Noda Yu Ming di Pulau Harris tidak terlalu berpengaruh, tapi terkait korupsi dana publik ini, butuh 10-20 tahun untuk membersihkannya. Meski berhasil, pesaing tetap bisa menghancurkannya kapan saja. Yu Ming menyesal sampai ke tulang sumsum, sebenarnya dia tidak berniat korupsi, hanya mengira itu uang receh. Andai tahu konsekuensinya sebesar ini, pasti tak akan melupakannya. Kalau mau korupsi, ambil yang gede...
Kakak cuma mencari cara menjadi Wakil Ketua, mungkin keluar dulu dari Organisasi Penyelidik, ganti identitas lalu masuk lagi? Yu Ming segera menolak ide mencuri lonceng sambil tutup telinga ini.
Quanpin, Malaikat Maut, Penyelidik, Kucing Terbang, Nabi - tiga dari lima raksasa ini mengalami gejolak. Bagi Quanpin dan Malaikat Maut gejolaknya fatal, sementara Penyelidik masih terkendali. Logistik Kucing Terbang yang tadinya tak tersentuh kontroversi tiba-tiba mengumumkan: dalam seminggu tak menerima pesanan baru, akan selesaikan pesanan yang ada secepat mungkin. Mereka memutuskan mengamati situasi dulu, mengingat empat raksasa lain adalah sumber bisnis mereka.
Informasi yang lebih membingungkan datang kemudian, menyatakan bahwa Ksatria Meja Bundar bertanggung jawab atas kematian bos besar Perantara Malaikat Maut dan Quanpin. Pelaku eksekusinya masing-masing adalah Perintis dan Rangers. Yu Ming tidak terlalu percaya. Meskipun satu mati karena ledakan, satu lagi ditembak senapan runduk - gaya yang sangat khas Ksatria Meja Bundar - tapi kelompok ini biasanya tidak meninggalkan pesan maupun pengumuman setelah membunuh. Meski sebagian besar komunitas internasional tidak mengakui klaim ini, banyak yang tetap mengambil sikap "lebih baik percaya ada daripada tidak" dan mulai melakukan kewaspadaan terhadap Ksatria Meja Bundar.
Ini seperti permainan mahjong skala besar. Tidak ada yang tahu siapa yang sedang mengumpulkan kombinasi besar, atau siapa yang akhirnya akan menang. Tapi semua sepakat bahwa satu pihak yang kalah sudah pasti: bos bayangan di balik Quanpin dan Malaikat Maut. Semua terkejut, tak pernah terbayang sebelumnya bahwa dua organisasi ini ternyata memiliki bos yang sama.
Membunuh salah satu dari Lima Raksasa sebenarnya mudah. Yang sulit adalah mengidentifikasi identitas mereka. Fakta bahwa dua orang terbongkar identitasnya sekaligus dan terbunuh bersamaan jelas bukan kebetulan. Dalang di balik layar ini memiliki akar yang dalam dan kemampuan yang setara.
Sebuah perang internasional akan segera pecah. Berbagai negara dan kekuatan saling mengancam. Selain tertarik pada pembunuh bayaran, Interpol juga sangat berminat pada karya seni yang telah dilelang oleh pasar gelap Quanpin selama bertahun-tahun. Polisi dari negara-negara Eropa yang menjadi korban pencurian utama dengan cepat mengadakan rapat. Jika persaingan di pasar gelap Quanpin masih di tingkat masyarakat umum, maka Perantara Malaikat Maut telah menarik perhatian para agen khusus. Perantara Malaikat Maut terlibat dalam lebih dari 20 pembunuhan politik selama sepuluh tahun terakhir. Apakah ada data yang tersisa? Siapa yang mengontrol data tersebut saat ini? Siapakah bos tertinggi di balik Quanpin dan Malaikat Maut?
Yu Ming juga harus terlibat dalam gejolak ini karena dia adalah observer Organisasi Penyelidik. Dari Lima Kuat, Logistik Kucing Terbang adalah yang paling rendah hati. Keterlibatan Organisasi Penyelidik dalam urusan internal masih dianggap wajar.
Saat Tiga Kuat masih dalam kekacauan, Yu Ming kembali ke Kota A...
……
Informasi internasional ini hanya membuat Yu Ming terkejut dan merasa penuh adrenalin. Namun kabar dari Li Fu yang menjemputnya membuat mood Yu Ming sangat kompleks. Li Fu memberitahu Yu Ming bahwa pertunangan Tuan Du dengan Liu Ziying akan dibatalkan.
Inilah kontribusi Nenek Liu. Pernikahan Liu Ziying dengan Tuan Du menjadikan Tuan Du sebagai ahli waris utama harta keluarga Liu Ziying. Dalam pertemuan sebelumnya, ucapan Tuan Du membuat Nenek Liu kurang puas. Tuan Du menyarankan Liu Ziying untuk mencontoh praktik Grup Du dalam mengelola anggota keluarga: yang berbakat dan berkemampuan bisa dipromosikan sebagai pengelola, yang tidak berkemampuan bisa diberi posisi sinekure sebagai sedekah. Namun untuk bantuan tambahan bagi anggota keluarga, sebaiknya segera dihentikan. Jangan menganggap diri sebagai filantrop, "kebaikan sekarung beras, kebencian seliter beras".
Bukan ini yang tidak memuaskan Nenek Liu. Menyangkut menantu sebaik itu, yang tidak disukai Nenek Liu adalah rencana dana amal mereka. Liu Ziying dan Tuan Du berencana mendirikan akun amal bersama setelah menikah. Ini merupakan antisipasi Tuan Du jika Liu Ziying gagal melahirkan secara teknologi. Mereka bersiap membuka panti asuhan dan rumah penampungan bayi terlantar di berbagai negara. Liu Ziying menyetujui.
Hal lain yang membuat Nenek Liu tidak puas adalah rencana Liu Ziying menjauh dari manajemen Grup Selatan, dengan menjual sebagian sahamnya kepada CEO, karyawan berjasa, dan anggota dewan direksi. Dana ini akan dialihkan ke akun amal untuk dikelola secara fokus pascapernikahan. Saham Tuan Du di Du Shi International memang tidak besar, namun ia juga berjanji akan menjual 6% sahamnya sebagai dana awal akun amal.
Kedua pihak bernegosiasi, Nenek Liu berpegang pada batas dasar dengan mensyaratkan Liu Ziying memberikan 15% saham kepada Ayah Liu, sisanya Liu Ziying boleh menentukan sendiri. Liu Ziying menentang karena dengan demikian Ayah Liu akan memiliki 20% saham dan menjadi pemegang saham besar yang akan campur tangan dalam manajemen dan operasional Grup Selatan. Liu Ziying bersikap sangat keras, langsung mengatakan Nenek Liu ingin memasukkan anaknya ke dalam manajemen Grup Selatan. Nenek Liu menggunakan Tuan Du sebagai tameng, mengatakan Du Group tidak pernah ragu menggunakan anggota keluarga Du, mengapa Liu Ziying ragu menggunakan keluarga Liu. Liu Ziying menjawab, Du Shi International sudah matang dan transparan, seandainya ada talenta di antara saudaranya pun dia tidak akan pelit memberikan promosi, tapi kuncinya memang tidak ada.
Konflik cukup banyak, tapi mengingat Tuan Du adalah calon menantu ideal sementara Liu Ziying adalah putri kandungnya, Nenek Liu menyatakan bisa berkompromi dengan mengizinkan Liu Ziying mengatur sahamnya di Grup Selatan, asalkan Liu Ziying membuat perjanjian pra-nikah tentang kekayaan dan membuat surat wasiat. Tuan Du setuju dengan perjanjian properti, tapi sangat jengkel dengan syarat surat wasiat, secara halus memberitahu Nenek Liu bahwa yang dia nikahi adalah Liu Ziying, bukan keluarga Liu, jangan terlalu banyak campur tangan.
Nenek Liu kembali mengalah. Pada hari pertunangan, beliau menemui Tuan Du dengan hanya meminta jaminan lisan bahwa Tuan Du harus membantu keluarga Liu sekuat tenaga jika mereka menghadapi kesulitan. Tuan Du bertanya dengan serius: "Kesulitan seperti apa yang dimaksud? Mobil tidak cukup bagus? Rumah tidak cukup besar?" Setelah negosiasi, Tuan Du setuju membuat dana pendidikan keluarga Liu yang akan menanggung biaya pendidikan tiga generasi keturunan langsung keluarga Liu mulai dari taman kanak-kanak hingga kuliah, termasuk studi di luar negeri. Namun Liu Ziying marah besar setelah mengetahuinya hari itu, merasa ibunya mempermalukannya dan Tuan Du tidak berdiskusi dengannya tentang urusan keluarga Liu. Dalam kemarahan, dia langsung berangkat ke Eropa untuk liburan solo di sore hari, memutuskan kontak bahkan dari Tuan Du dan Grup Selatan sekalipun.
