Bom di Kota A untuk sementara belum ada hasil. Ribuan li jauhnya di Kota K, pada malam yang sama terjadi baku tembak. Kota K adalah kota kecil. Selama sepuluh tahun populasi kota tidak bertambah malah berkurang, populasi desa semakin merosot tajam. Perekonomian tidak sukses, tidak ada tiang penopang industri, merupakan kota kecil tanpa prospek perkembangan. Karena itu di Kota K hampir tidak ada lembaga diplomatik yang berkemah, kecuali kantor tingkat dari kota persahabatan Rusia yang menangani urusan luar negeri.
Pertarungan sengit terjadi dari sini. Sekitar pukul sebelas malam, dua laki-laki meninggalkan kantor dengan mobil yang juga membawa dua perempuan. Belum sampai 50 meter dari kantor, mobil mereka diserang oleh empat orang yang menggunakan senapan tipe 81 (baik tiruan maupun asli) atau senjata serupa dengan standar militer China.
Pertempuran berlangsung selama 15 detik. Kemudian kedua pria itu mendekat, membuka pintu kiri dan kanan, memotret bagian dalam mobil. Komplotan mereka menyetir mendekat, mereka cepat-cepat naik dan pergi. Tapi orang-orang yang dibawa Wei Yan bukanlah sembarangan. Meski tidak yakin ada hubungannya dengan Rusia, karena merupakan satu-satunya kantor yang berhubungan dengan luar negeri, sehingga Wei Yan menempatkan seorang detektif dan seorang detektif lokal di sekitar area tersebut. Saat baku temak mulai, detektif Kota A segera meminta bantuan, lalu mengamati situasi dan merebut truk besar yang baru saja berhenti di pinggir jalan. Truk itu kemudian ditabrakan ke mobil kelompok bersenjata.
Namun keterampilan mengemudi lawan sangat hebat. Pada saat kritis, mereka dengan cepat memutar kemudi menyebabkan mobil terpelanting ke samping, sehingga terhindar dari tabrakan truk. Mobil itu terhempas ke trotoar yang tidak bisa dijangkau truk. Dari dalam mobil kecil, moncong senjata menyembul menembaki, memaksa detektif berbaring. Tampaknya penjahat tidak ingin berlama-lama. SUV di belakang menyusul, keempat penjahat berdesakan masuk ke SUV dan pergi.
Pertama kali baku tembak, dengan kekuatan tempur superior sebagai basis, pihak Feiya akhirnya menang. Pasukan Feiya mengeksekusi dua anggota Pelopor, memperoleh empat poin. Wei Yan mengamati TKP dan mengevaluasi kemampuan tempur lawan: sebuah tim serangan operasional minimal lima orang dengan koordinasi sangat mumpuni, bukan agen undercover melainkan personel berpengalaman tempur. Pikiran pertama Wei Yan adalah CIA. CIA memiliki unit operasi hitam tersembunyi di seluruh dunia, personelnya yang tertangkap atau tewas tak akan diakui. Biasanya beranggotakan 5-10 orang, beraktivitas berdasarkan zona benua.
Contohnya mereka bisa masuk Kota K sebagai turis, sedangkan pasokan senjata melalui sistem terpisah. Saat diperlukan untuk bertempur di lokasi tertentu, mereka akan segera berkumpul dan berangkat. Selain tim operasi, terdapat safehouse hitam. CIA membangun safehouse fiktif di berbagai negara, dijaga personel khusus berisi logistik, senjata, komunikasi satelit, ruang interogasi, dll.
Jika inferensinya benar, tingkat ancaman ini melampaui kapasitas Polisi Bersenjata Kota K. Polisi Bersenjata adalah wajib militer dengan latihan dua tahun yang mendekati pelatihan kepolisian. Menghadapi tim berpengalaman tempur dengan gempuran senjata berat dan kualitas tempur tinggi, mereka terlalu lemah. Untuk menghadapi musuh seperti ini, dibutuhkan tentara profesional yang pernah merasakan medan perang.
Unit Thunder Cloud dari segala aspek kualitasnya cukup baik, namun dalam hal pertempuran nyata masih memiliki kekurangan. China sebagai Kartu Raja, China yang damai selama puluhan tahun tanpa konflik bersenjata, membuat Wei Yan ragu: haruskah memobilisasi lagi unit Thunder Cloud dari Kota A? Jika terjadi konfrontasi frontal, meskipun unit Thunder Cloud bisa menang, kemungkinan akan mengalami kerugian yang cukup signifikan. Mengorbankan polisi Kota A untuk menjaga keamanan Kota K pasti akan menuai kecaman media. Kelemahan terbesar media Kota A adalah lokal proteksionisme yang terlalu kuat, mereka berharap nilai yang diciptakan dan diserahkan ke pemerintah kota oleh Kota A harus sepenuhnya dikembalikan ke Kota A. Tapi jika tidak menggunakan unit Thunder Cloud dan mengandalkan taktik lautan manusia polisi lokal untuk menghadapi mereka, data akhir mungkin akan sangat mengerikan.
Wei Yan melaporkan situasi ini kepada Ji Dong. Setelah lama merenung, Ji Dong setuju untuk mengirimkan 20 personel tambahan unit Thunder Cloud ke Kota K. Ji Dong menjelaskan kepada Wei Yan: Anggota kelompok operasi hitam CIA sebagian besar berasal dari personel militer AS yang sedang bertugas tempur, juga banyak yang berasal dari personel militer AS yang pernah diadili di pengadilan militer. Orang Amerika tidak akan bertanggung jawab atas mereka. Mereka sangat mirip dengan narapidana hukuman mati dalam pertempuran Tiongkok kuno - di masa lalu, narapidana yang maju paling depan dalam serbuan adalah tahanan hukuman mati atau prajurit yang melanggar hukum dan akan dieksekusi. Mereka tidak boleh mundur, harus terus menyerang. Jika berhasil selamat dalam pertempuran karena keberuntungan, mereka bisa diampuni. Sebagian anggota lain adalah patriot yang yakin tindakan militer mereka yang tidak diakui di negara lain menguntungkan Amerika. Kesimpulan Ji Dong: Ini adalah sekumpulan orang nekat yang sangat berbahaya.
Ji Dong memberi tahu Wei Yan, orang yang dikirim bukan untuk maju ke garis depan, melainkan untuk menangkap target besar bernama Med. Med merupakan anggota Organisasi Teroris dan pemimpin utama operasi di Kota K ini, sedangkan Pasukan Pelopor berada di bawah komandonya. Saat membuka sistem penilaian, orang misterius menetapkan: menangkap Med hidup-hidup dan menyerahkannya ke orang misterius akan mendapat 10 poin. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya Med bagi pihak lawan. Dengan menangkap Med, situasi akan sepenuhnya terkendali.
Med, Simon, Laba-laba Hitam, Pasukan Pelopor, Tim Operasi Hitam CIA - semua bule ini berkumpul di sebuah kota kecil pasti terlihat sangat mencolok. Ji Dong mengingatkan Wei Yan bahwa 12 jam telah berlalu, tindakan dan keputusannya harus dipercepat.
Ji Dong sangat ingin turun langsung, namun Kota A saat ini juga memiliki banyak masalah: Kola, kandidat Organisasi Penyelidik, serta Bom Angsa Tiga. Awalnya Ji Dong berencana membuang Bom Angsa Tiga ke Yu Ming yang dianggapnya mampu menangani. Namun kini keraguannya muncul karena Yu Ming dengan keras kepala bersikeras bahwa gedung konser adalah lokasi bom, meskipun hasil penyisiran polisi yang berulang kali membantah dugaan ini. Meskipun demikian, Yu Ming tetap keras kepala. Ji Dong terpaksa membentuk tim dadakan dengan menyatukan detektif dari Tim Kriminal 2 untuk mengungkap rahasia Bom Angsa Tiga. Ji Dong tidak berani menaruh semua harapannya hanya pada Yu Ming seorang.
Pukul sepuluh malam, Yu Ming dan Xiao Zhao masih berada di klub musik, sedang menikmati pertunjukan teater. Meskipun pertunjukannya sangat memukau, Xiao Zhao tidak punya mood menggunakan pertunjukan ini untuk membetulkan tiga pandangan hidup Yu Ming yang sudah terdistorsi. Semua ini berasal dari sikap keras kepala Yu Ming. Penjelasan yang diberikan Yu Ming terasa dipaksakan - dia yakin bom pasti ada di klub musik, alasan belum ditemukannya bom karena mereka belum memecahkan opsi ketiga. Sedangkan Xiao Zhao merasa Yu Ming terlalu ngotot, dia menyarankan untuk memeriksa beberapa lokasi mencurigakan lainnya, tapi semua usulannya ditolak Yu Ming.
Yu Ming melihat jadwal acara besok. Pertunjukan besok adalah teater sosial dari cabang Universitas A, dengan beberapa pemeran bernama Harga Properti, Inflasi, Perjuangan, Upaya Maksimal, Kesempatan Emas, Kelas Menengah, Generasi Miskin, dan Generasi Kaya. Kisahnya bercerita tentang tunangan masa kecil Generasi Miskin yang berasal dari kelas menengah menikah dengan Generasi Kaya. Dalam karirnya yang hanya tidur empat jam sehari, Generasi Miskin akhirnya mendapat bantuan dari Kesempatan Emas. Dengan dukungan harga properti tinggi dan memanfaatkan inflasi, dia berhasil mengalahkan Generasi Kaya, merebut kembali perempuan kelas menengah itu. Pada akhirnya Generasi Miskin sukses menjadi Generasi Kaya pertama. Di epilog, perempuan kelas menengah itu hamil anak Generasi Kaya, dan mereka hidup bahagia.
Ini adalah kisah yang sangat inspiratif, penuh adegan pembalasan dendam, cinta, plot twist, dan berbagai unsur-unsur yang disukai penonton. Juga memuji kebajikan tradisional bahwa kerja keras adalah satu-satunya jalan menuju kekayaan. Cocok ditonton oleh lebih dari 80% penonton. Satu-satunya kekurangan adalah kisah ini terjadi di luar alam semesta, sama sekali tidak ada hubungannya dengan dunia kita.
Yu Ming sedang membaca naskah yang diperoleh Xiao Zhao menggunakan dokumen polisi. Setelah membaca, tidak ditemukan karakter 'angsa' kecuali jika foie gras yang dimakan generasi miskin setelah menjadi kaya dihitung. Hingga pagi lusa, tidak ada penampakan angsa di klub musik, namun ada pertunjukan tari Four Little Swans oleh tamu asing di malam harinya. Waktunya tidak cocok karena batas waktu 48 jam berakhir pukul dua belas siang lusa. Yu Ming tidak percaya Laba-laba Darah akan sebegitu tidak tahu malunya.
Pukul sebelas acara bubar. Orang di panggung turun dan bersikeras berfoto bersama Yu Ming dan Xiao Zhao. Mereka sangat tersentuh karena hari ini hanya ada sekitar dua puluh penonton untuk beberapa pertunjukan drama. Hanya Yu Ming yang menonton tiga pertunjukan berturut-turut, memberikan kontribusi besar untuk statistik akhir. Di tengah ucapan terima kasih, Yu Ming dan Xiao Zhao pergi ke hotel kecil seberang. Tentu bukan untuk berhubungan intim - Yu Ming bahkan tidak punya niat sedikitpun, apalagi dia sudah memiliki paradigma matang. Lagipula, sebelum pertama kali dengan perempuan, dia masih punya cara mandiri untuk kebutuhan fisiologis. Mungkin inilah asal pepatah "Lebih baik mengandalkan bola sendiri daripada orang lain" - praktis, bisa digunakan di berbagai situasi, cepat, nyaman, dan yang terpenting gratis.
Menarik gorden, Yu Ming mendudukkan kursi di depan jendela besar sambil mengamati gedung konser. Xiao Zhao yang melihat ketekunannya bertanya, "Jangan-jangan mereka mengirim bom malam ini?"
“Tidak, ini melanggar aturan. Aku percaya soal ujian sudah dipersiapkan, tapi... kemungkinan besar yang kamu katakan benar, bom mungkin masih di jalan. Tapi aku melihat pengaturan sisa waktu, sepertinya tidak ada kemungkinan angsa muncul.” Yu Ming memejamkan mata merenung: “Kecuali... Kecuali... Ah, aku lupa, hanya membuka satu kamar.” Yu Ming melihat dari pantulan cahaya Xiao Zhao menggantung jaket di rak baju, memutus alur pikirannya.
“Ini kamar standar, ada dua ranjang.”
“Xiao Zhao, kalau bertugas denganku jangan ikuti standar polisi kalian. Kakak punya uang, meski tidak banyak, tapi cukup untuk membuka kamar tambahan.” Yu Ming mengangkat telepon menelepon resepsionis: “Aku ingin membuka satu kamar lagi, sebaiknya di sebelah, tolong antar kuncinya ke sini...”
Yu Ming menutup telepon. Xiao Zhao keluar membawa handuk, sambil mencuci muka bertanya: “Kakak Yu, mengapa kau memilih pekerjaan ini?”
Yu Ming menjawab: “Selain ini, aku tidak tahu bisa melakukan apa lagi? Laki-laki takut salah memilih profesi, ingin pindah tapi tidak tega meninggalkan pengalaman di bidang ini yang sudah kukumpulkan dengan waktu. Lagipula, pekerjaan ini cukup baik, penghasilannya bagus, bisa keliling seluruh dunia.”
“Tapi orang-orang yang kau temui bukanlah orang baik.”
Yu Ming tertawa: “Aku selalu menganggap pasangan suami-istri di lantai bawah itu baik, sebelum menemukan mereka mencuri listrik dari asrama kita. Awalnya aku tersentuh, trainee ini sangat suka menolong, sering kali listrikku trip, dia dengan sukarela mengganti saklar listrik untukku.”
“Kau bisa melaporkannya?”
“Laporkan dia untuk apa, di musim panas sebulan cuma tambahan ratusan yuan biaya listrik. Mereka punya dua anak, masih memiliki empat anggota lama, pendapatan suami-istri digabungkan hanya delapan ribu yuan. Untuk apa aku mempermasalahkan mereka?” Yu Ming berpikir sejenak: “Hah? Sepertinya aku baik hati juga, hal ini belum kukatakan pada Qingqing.”
