Dari dalam kotak terdengar suara tepuk tangan lagi: "Ji, aku harus mengakui telah meremehkanmu dan Tim Kriminal 1. Kalian bisa menemukan tempat ini di luar perkiraanku. Aku tidak ingin bermusuhan dengan kalian. Pasti ada pertanyaan mengapa aku begitu memahami perjalanan kalian dalam menyandera Kola ini? Aku bisa jelaskan, Ji. Sudah lama aku menyelidikimu - bukan karena personal, tapi ada satu urusan yang harus diselesaikan yang melibatkanmu. Saat kalian menggrebek organisasi pembelot Utara, kalian menemukan mata-mata di kepolisian. Kalian benar, memang ada pengkhianat. Informasi tentang Kola kudapat dari mulutnya. Siapa dia? Pasti sangat ingin tahu. Maaf, dalam transaksi kami, aku berjanji menjaga rahasianya sebagai imbalan intel. Hadiahku akan kukirim ke ponselmu - ada URL, nomor rekening dan password berisi data sindikat kriminal lintas negara di Kota A: pencucian uang, penyelundupan... Cukup untuk ditangani lama. Oh ya, cukup kreatif cara beberapa bangsawan mengangkut uang tunai dengan kapal cepat ke kasino legal XX untuk pencucian. Sekedar ingatkan: menurut aturan, kau bukan anggota Feiya. Jangan tekan tombol hijau, langsung saja tekan tombol biru. Hadiah akan kukirim ke ponselmu."
Ji Dong menggapai, tapi sebuah pistol menghadang. Laki-laki itu memaksa Ji Dong ke dinding. Di samping kotak kayu, sepasang pria-wanita saling pandang. Perempuan itu menekan tombol hijau.
Suara tenang bergema: "Kau melanggar aturan. Mati kau."
Suara selesai, bunyi elektronik panjang satu detik berbunyi, lalu kotak kayu meledak, gelombang kejut besar menghantam penjaga Ji Dong dan kawan-kawan hingga terjungkal. Karena Ji Dong berempat memang bersandar di tembok, mereka menggunakan kekuatan dinding untuk menstabilkan tubuh. Sebagai orang yang hidup dari senjata, reaksi mereka cepat. Keempat polisi langsung menerjang penjaga yang roboh itu.
Tapi tak disangka, suara berbahasa Inggris dari lantai dua vila berteriak: "Jangan bergerak!"
"Bangsat, masih ada satu lagi!" Ji Dong dan kawan-kawan terpaksa melepas penjaga, menengadah ke lantai dua. Seorang bule bermasker sedang memandangi mereka sambil memegang micro Uzi. Namun situasi langsung berbalik ketika dua senapan serbu muncul di belakang bule itu - satu dari jarak jauh dan satu lagi sangat dekat. Moncong senapan yang dekat langsung menempel di punggung bule bermasker itu. Bule itu melepaskan senjatanya dan didorong pergi. Seorang anggota unit Thunder Cloud menjulurkan kepala ke bawah dan berseru: "Tim Ji, maaf datang terlambat. Kalian tidak apa-apa?"
"Tidak masalah." Ji Dong berempat bersama melihat ke arah penjaga tadi. Penjaga itu dengan patuh mengangkat tangan menyerah. Satu lawan empat, ditambah ada unit Thunder Cloud di belakang, dia sadar diri bukan lawan yang sepadan.
Ji Dong menerima pistol yang diberikan unit Thunder Cloud, mengamati dua mayat yang tewas akibat ledakan di lantai, menghela napas. Hari ini nyaris mati, jika hanya polisi biasa yang datang, pasti akan menekan tombol hijau dan mati. Yang tak disangka Ji Dong, ini bukan sistem aktivasi tekan tapi sistem kendali jarak jauh. Setelah pelaku perempuan menekan tombol hijau, orang misterius ribuan li jauhnya mengaktifkan bom dan suara pernyataan kematian itu.
Setiap orang punya aturannya sendiri, Laba-laba Darah juga. Mungkin ada yang menyebutnya gila, tapi dia memang punya prinsip: tidak menyakiti warga sipil dan penjaga ketertiban. Bila harus diklasifikasi, dunia hitam adalah kegelapan, dunia putih adalah cahaya, sedangkan polisi adalah penjaga tatanan. Lawan dari tatanan adalah kekacauan. Baik dunia hitam maupun putih membenci kekacauan karena tak punya aturan. Tim Feiya jelas termasuk kaum kacau, tanpa prinsip sendiri, hanya mengejar hasil dengan segala cara. Mungkin motif mereka mulanya untuk mengabdi pada negara, tapi justru karena itu agen seperti Kerr jadi tak beraturan. Orang tak beraturan sangat berbahaya. Makanya beberapa orang tak beraturan ini mati. Bila ditelusuri, Laba-laba Darah sudah beri aturan: polisi tekan merah, orang Feiya tekan hijau. Kalau kelebihan tekan, mati kau. Bagaimana jika Ji Dong kelebihan tekan? Jawabannya tak terjadi, tak ada yang tahu.
Kejadian ini memberi Yu Ming sebuah peringatan: Tidak semua Laba-laba tidak membunuh, setidaknya Laba-laba Darah membunuh tanpa beban. Karena kematian dan penangkapan kelompok ini, Feiya juga mendapat informasi bahwa lawan yang bermain dengannya sangat serius. Jika dia tidak mencapai integrasi, Kola harus mati.
Feiya kemudian mengeluarkan perintah eksekusi: Med harus dihabisi dalam 48 jam. Sekarang hari kedua pukul dua sore, tersisa 22 jam sebelum batas waktu permainan. Ini sosok tegas yang hanya mengakui aturan, bukan kepentingan. Mustahil bernegosiasi dari sudut mana pun, hanya bisa mengandalkan sret integrasi untuk menyelesaikan permainannya. Feiya tak menyangka, setelah Perang Dunia II dia selalu menjadi perancang, tapi kali ini malah menjadi peserta kompetisi.
Sebelumnya, insiden yang melibatkan Yu Ming kebanyakan masih relatif halus, tidak seperti bom, mayat, tembakan dll kali ini. Pukul dua sore, Yu Ming menerima telepon Ji Dong yang menjelaskan situasi. Mood Yu Ming menjadi berat: Permainan ini bagi Laba-laba Darah mungkin sekadar hiburan, tapi bagi pemain seperti dirinya, ini permainan mematikan. Kini Yu Ming berhadapan dengan bom, tekanannya melonjak drastis.
Mungkin semua orang meremehkan Laba-laba Darah, termasuk Iblis Laba-laba sekalipun. Sebenarnya selalu ada petunjuk, tapi banyak yang tidak melihat. Laba-laba Darah berani mendatangi Iblis Laba-laba yang bahkan Feiya pun tak bisa temukan. Kemampuan berdiplomasinya di antara teroris dan Kola juga membuktikan keberaniannya.
Jika Yu Ming menilai, Laba-laba Darah satu tingkat lebih tinggi dari Simon, mungkin bahkan Iblis Laba-laba pun bukan lawannya. Tapi apakah ini meremehkan Iblis Laba-laba? Bagaimanapun, belum ada kejadian pasti yang membuktikan Iblis Laba-laba bertindak langsung. BOSS berkeliaran, masihkah orang bisa berburu monster untuk naik level?
Yu Ming juga teringat orang lain - utusan bawahan Feiya. Konon Feiya memiliki tiga penerus: sang Utusan, Kola, dan seorang yang tak diketahui identitasnya. Meski Utusan dan orang misterius itu setingkat dengan Kola, mereka tetap orang yang cukup sulit dihadapi, apalagi dengan sumber daya yang luar biasa besar.
Baiklah, pertama-tama dapatkan 15 juta dulu. Lalu Laba-laba, Feiya, semuanya Mati - apa hubungannya denganku? Tunggu sampai istriku selesai kerja, suami-istri pulang ke rumah bersama. Tapi uang ini benar-benar sulit didapat. Laba-laba Darah pasti sudah tidak di Kota A, tapi dia bisa mengirim bom ke gedung konser tepat waktu dan membiarkannya aktif selama 48 jam kemudian. Dari pertarungan, Yu Ming juga paham sifat Laba-laba Darah: dia takkan menyewa orang untuk menyelundupkan bom, sangat percaya diri, telah mempersiapkan semua tahap. Semua yang terjadi berikutnya mengikuti rencananya, begitu saja bom masuk.
"Bagaimana cara masuk? Saat ini hanya instrumen musik yang belum diperiksa polisi, pakaian dan pencahayaan yang tiba lebih awal semuanya telah melalui pemeriksaan ketat. Benarkah disembunyikan di dalam cello? Adakah pemain cello yang begitu ceroboh? Ini sepertinya terlalu berisiko, pasti tidak, permainan yang dirancang Laba-laba Darah adalah situasi pasti dengan probabilitas tinggi, tidak akan mengatur skenario dengan kemungkinan 50% ketahuan."
"Latihan terakhir ballet akan dimulai pukul lima sore, pertunjukan resmi pukul tujuh malam, sekitar pukul sepuluh setengah malam akan berakhir. Ballet Empat Angsa Kecil memiliki jadwal latihan dari pukul lima seperempat sampai setengah enam, waktu pertunjukan pukul delapan sampai setengah sembilan. Yu Ming tetap keras kepala meyakini tempat konser, tetap membandel dengan konsep 'Angsa-Angsa'. Karena Yu Ming telah berhasil merasakan aturan permainan yang dirancang Laba-laba Darah."
"Samar-samar Yu Ming merasa ada keanehan, ada perasaan seperti menginjak jebakan."
"Uang memang bukan daya tarik tertinggi bagi Yu Ming, toh pikirannya mulai melenceng ke Kola, menyangkut perempuan dengan postur dan kulit sempurna ini, sungguh memprihatinkan jika tewas. Jika ada pria dengan postur dan pengetahuan sempurna, lebih cepat mati lebih cepat reinkarnasi. Dari level ini, perempuan kadang masih mendapat keuntungan lebih."
"Ji Dui, menurutku adegan transisi terlalu banyak."
"Adegan transisi?"
“Hmm, sudah mengatur hadiah, juga memasang bom. Sepertinya tidak perlu... Orang misterius itu seperti sengaja memancing kalian ke vila itu, sengaja ingin memberimu hadiah. Ini sama sekali tidak sesuai dengan gaya orang misterius.” Kau memohon padaku, jika kau memohon aku akan memberimu. Tidak, Laba-laba Darah tidak seperti itu. Jika ingin memberimu, meski kau menolak, pasti tetap akan diberikan. Jika tidak ingin memberimu, kau menangis berlutut tiga hari tiga malam pun, tetap tak akan diberi. Yu Ming menganalisis karakter Laba-laba Darah, merasa hadiah dan bom itu agak berlebihan.
“Sudah mengerti alasannya?” Ji Dong bertanya.
“Belum.” Yu Ming menjawab. Dia tidak menyadari telah melakukan kesalahan fatal: menganggap Laba-laba Darah terlalu hebat. Meremehkan atau melebih-lebihkan sama-sama akan menyebabkan kesalahan penilaian. Laba-laba Darah juga menghadapi kesulitan: mengangkut tabung oksigen 40 liter. Mobil biasa tidak muat, truk dilarang masuk area vila. Satu-satunya yang bisa masuk area vila hanyalah mobil alat. Meletakkan tabung oksigen di bak belakang, bagaimana cara menghindari kamera lalu lintas yang ada di mana-mana?
Laba-laba Darah mengubah strateginya, ia merancang skenario pengalihan perhatian. Vila yang meledak telah diblokir, polisi dan Tim Barang Bukti sibuk bekerja di dalamnya. Namun tepat di balik tembok tetangga, di bawah hamparan rumput di vila sebelah, tersembunyi sebuah koper tempat Kola berada. Ini prinsip "penipuan di bawah lampu"? Bisa dibilang begitu. Tapi berkat ledakan dan proses penanganannya, Tim Kriminal 1 mengurangi intensitas pengejaran terhadap Kola. Yang lebih penting, semua orang menganggap tabung oksigen itu bagian dari jebakan yang dipasang orang misterius. Yu Ming menduga Kola terkubur hidup-hidup, dan mereka semua dipermainkan oleh orang misterius itu.
Dari belakang lantai dua vila lokasi ledakan, seseorang bisa melihat hamparan rumput tetangga. Tapi ini sebenarnya hamparan rumput palsu yang telah disiapkan dengan sangat hati-hati oleh Laba-laba Darah. Bahkan jika polisi khusus dan detektif mendekati Kola, mereka akan kesulitan mendeteksi keanehan pada hamparan rumput ini, apalagi hanya dengan sekilas pandang yang tak sengaja.
Jika Yu Ming sepenuhnya fokus pada Kola, dengan gaya investigasinya yang agresif dan karakter pantang menyerah, mungkin ia akan menggali semua taman belakang vila di sekitarnya. Lagipula yang akan menanggung biaya dan kompensasi adalah kepolisian. Tapi separuh pikirannya tertuju pada bom, 30% lainnya khawatir tentang Wei Yan dan Mai De di Kota K. Ia hanya teringat Kola saat pembicaraan mulai melenceng dari topik.
