Yang Jian mencari di situs web, tak lama kemudian menemukan klasifikasi level hantu gentayangan.
Saat dibuka, ada sebaris tulisan peringatan:
〖Berdasarkan tingkat bahaya hantu gentayangan terhadap dunia, pemerintah berbagai negara membagi hantu menjadi level berikut ——
Catatan: Tidak mewakili tingkat keganasan hantu.
Level C: Terbatas.
Hantu gentayangan yang terikat di wilayah tertentu, tingkat bahaya di bawah 100 orang, bisa dikendalikan/dikurung oleh Pengendali Hantu, tidak memiliki kemampuan penularan.
Level B: Berbahaya.
Hantu gentayangan yang sudah memiliki kemampuan bergerak bebas, sangat berbahaya, namun tingkat bahayanya di bawah sepuluh ribu orang, tidak bisa dikurung, tapi masih bisa dibatasi oleh Penjinak Hantu, memiliki sifat penyebaran tertentu.
Tingkat A: Tingkat Bencana.
Jika dibiarkan, dalam waktu tertentu mampu membunuh populasi sebuah kota, sangat mengerikan, saat ini tidak bisa dibatasi/dikurung, memiliki daya sebar yang cukup besar.
Tingkat S: Tingkat Penghancuran.
Memiliki kemampuan menghancurkan populasi beberapa kota. Jika tidak bisa dikendalikan, bahkan bisa menghancurkan sebuah negara.〗
"Klasifikasi tingkat hantu berdasarkan tingkat bahaya bagi manusia, tidak mewakili tingkat kengerian hantu tersebut." Tatapan Yang Jian berkedip, akhirnya memahami makna tingkatan di atas.
Baik hantu Tingkat C maupun A, mungkin tingkat kengeriannya sama, hanya karena bahaya hantu Tingkat C terhadap manusia tidak cukup besar, sehingga tingkatannya tidak bisa dinaikkan.
"Tingkatan yang disebutkan hanya sebagai referensi, tidak terlalu berguna."
Yang Jian menggelengkan kepala, tidak terlalu memusingkan tingkatan tersebut. Ini adalah klasifikasi bencana yang dibuat berbagai negara, saat benar-benar bertemu hantu, tetap saja mati.
Mati sendiri atau mati seratus orang, apa bedanya?
Sama-sama kematian belaka.
Yang Jian melanjutkan membaca dokumen lainnya.
Tiba-tiba, sebuah daftar khusus membuatnya sangat terganggu.
〖Daftar Peringkat Tingkat Kengerian Hantu Global〗
"Laporan peringkat bahkan sudah dibuat, orang-orang asing ini benar-benar terlalu banyak waktu luang. Kenapa tidak membuat daftar peringkat hantu perempuan? Lihat hantu mana yang lebih cantik, lebih seksi. Jika ditambah pertunjukan bikini di atas panggung, pasti lebih menarik lagi." Yang Jian bergumam sendiri. Saat membukanya, kelopak matanya langsung berkedut.
Ekspresinya langsung menjadi serius.
〖Peringkat Hantu Gentayangan Pertama:
Kode nama: Telepon Hantu
Ciri-ciri: Begitu dering telepon berbunyi, pasti mati tanpa ampun. Tak peduli menerima atau tidak, bisa mendengar atau tidak, ada ponsel di sekitar atau tidak. Pembunuhan acak global tanpa karakteristik fisik, mirip serangan hukum sebab-akibat. Saat ini tak terpecahkan. Untungnya satu kali panggilan hantu hanya membunuh satu orang, saat ini diklasifikasikan Tingkat B.
Catatan: Seorang presiden asing telah tewas karena Telepon Hantu.〗
"Bisa seperti ini juga?" Mata Yang Jian terbelalak setelah membacanya.
Ini benar-benar tak terselesaikan. Begitu dering telepon berbunyi langsung ada yang mati, persis seperti jimat pemanggil nyawa. Lagipula tak peduli ada ponsel di dekatmu atau tidak, bahkan jika tuli tak bisa mendengar, tetap akan mati.
〖Peringkat Hantu Gentayangan Kedua:
Kode nama: Mimpi Buruk
Ciri-ciri: Manusia mati dalam tidur. Pola aksi saat ini tidak jelas, penyebaran tidak diketahui. Tidak memiliki ciri fisik. Pembunuhan acak global. Pernah tercatat membunuh 351 orang sekaligus. Saat ini diklasifikasikan Tingkat A.
Catatan: Tidak tidur bisa menghindari Mimpi Buruk.
Peringkat Hantu Gentayangan Ketiga:
Kode nama: Hantu Pemakan Manusia
Ciri-ciri……〗
Yang Jian memandangi daftar peringkat hantu gentayangan ini, tanpa sadar merasakan keputusasaan.
Pembunuhan acak secara global.
Beberapa huruf ini benar-benar membuat bulu kuduk merinding.
“Tidak bisa dipertahankan, tidak bisa dihindari, bahkan tidak bisa diantisipasi. Jika kau menyentuhnya, kau pasti mati. Sekali pun kau seorang miliuner kaya raya, atau pengemis miskin papa, bahkan presiden suatu negara... Semua orang berada di bawah ancaman hantu gentayangan.”
“Orang di seluruh dunia yang mengetahui keberadaan ini pasti memiliki hati manusia yang resah.”
“Tapi dengan populasi global yang begitu besar, kemungkinan bertemu hantu dalam daftar ini masih relatif kecil. Jika benar-benar terbunuh oleh hantu, itu hanya nasib sial sendiri.” Setelah terkejut sesaat, Yang Jian segera pulih ketenangannya.
“Pergi ke toilet dulu, nanti lanjut baca lagi.”
Setelah melihat selama satu jam penuh, Yang Jian bangkit dari komputernya.
“Ayah, baca koran kok lampunya tidak dinyalakan? Nanti merusak mata.”
Dia masuk ke ruang tamu dan berkata saat melihat lampu ruang tamu tidak menyala.
Seorang pria paruh baya duduk di sofa memegang koran yang menutupi wajahnya, seolah menyatu dengan kegelapan sekitar. Dengan serius dia membaca berita di koran tanpa menjawab Yang Jian.
Yang Jian juga tidak ikut campur. Setelah ke toilet, dia melanjutkan berselancar di internet.
Dia harus memahami perubahan dunia secepat mungkin untuk menemukan cara bertahan hidup.
Perkamen kambing mengatakan dia tidak akan hidup lebih dari tiga bulan.
Tapi dia tidak percaya bahwa menjadi pengendali hantu pasti tidak memiliki cara untuk bertahan hidup.
Sebelumnya di sekolah, Fang Jing pernah mengatakan memiliki metode untuk mencegah kematian pengendali hantu akibat kebangkitan arwah gentayangan.
Hanya saja Fang Jing sudah mati.
Isi pada perkamen itu telah diubah. Yang Jian tidak tahu metode apa yang digunakan, namun ia yakin pasti ada cara untuk bertahan hidup.
"Sambil mencari cara untuk hidup, kita juga harus mempersiapkan rencana terburuk..." gumam Yang Jian dalam hati.
〖《Kekuatan Hantu bisa mempengaruhi semua materi, kecuali satu: Emas》〗
Ditandatangani oleh: Bruce Pi.
Sebuah tesis muncul di hadapannya.
Yang Jian membukanya dan terus membaca, namun tiba-tiba ponsel di sebelahnya berdering.
Ia menoleh.
Ternyata itu ponsel satelit positioning milik Zhou Zheng.
"Halo, siapa ini?"
Yang Jian mengangkat telepon sambil tetap memandangi tesisnya.
"Kau berani menipuku! Namamu bukan Zhang Wei, tapi Yang Jian. Lahir di Desa Meishan, Kota Yang, Provinsi Dachang, tanggal 1 Januari. Sekarang berusia 19 tahun, secara tradisional 20 tahun..."
Suara Liu Xiaoyu yang menggeretakkan gigi terdengar dari seberang telepon.
Yang Jian tak terkejut, "Jadi kalian sudah menemukan Zhang Wei dan menyelidikinya? Efektif kerjamu biasa saja. Kukira kau akan menyadari enam jam lalu. Jangan salah paham, mana mungkin aku langsung percaya pada telepon dari orang asing? Bagaimana jika ini penipuan ponsel? Memberi informasi palsu juga untuk keamananku sendiri."
"Berapa banyak waktu dan stamina yang terbuang karena kebohonganmu?"
Liu Xiaoyu berseru: "Aku peringatkan keras, lain kali jangan ulangi ini! Di sini kami harus menangani banyak peristiwa setiap hari dengan misi berat. Jika semua orang sepertimu, bagaimana kami bisa bekerja?"
"Memang begitu, tapi aku bukan polisi kriminal. Bukan urusan kalian." Jawab Yang Jian dengan santai.
Saat itu, pria paruh baya di ruang tamu masuk dan duduk di ranjang sebelah Yang Jian. Dia diam seribu bahasa, tangan memegang koran, menunduk membaca.
"Ayah, ada perlu apa?" tanya Yang Jian.
Pria paruh baya itu tetap diam, justru Liu Xiaoyu di telepon yang bertanya: "Dengan siapa kau bicara? Hal-hal terkait ini harus kau rahasiakan, jangan diberitahu orang lain yang tidak berkepentingan agar tidak menimbulkan kepanikan. Aku harus menjelaskan peraturan kerahasiaan padamu."
"Aku sedang bicara dengan ayahku. Cukup sampai di sini hari ini, lain kali kita lanjutkan. Aku masih sibuk." Yang Jian hendak menutup telepon.
"Tunggu, tunggu dulu!"
Suara Liu Xiaoyu tiba-tiba meningkat, terdengar terkejut: "Ayahmu? Apa yang terjadi di sana? Di sebelahku ada arsipmu. Aku bisa melihat semua informasi dari kelahiran sampai lulus SMA-mu. Dari mana kau punya ayah? Ayahmu sudah meninggal dalam kecelakaan saat kau kelas lima SD! Wali hukummu adalah ibumu."
"Dan di data juga tidak ada catatan ibumu menikah lagi."
"Artinya sejak SD kau sudah dari keluarga orang tua tunggal."
Yang Jian membalas: "Apa kau mengigau? Ayahku sedang duduk di sebelahku membaca koran."
Setelah berkata demikian, ia menoleh ke samping.
Pria paruh baya yang duduk di ranjang itu membeku tak bergerak. Lengannya terangkat memegang koran yang menutupi wajahnya, tak terlihat rupa aslinya. Lampu ruang tamu dan kamar tidur sama sekali tidak dinyalakan. Hanya cahaya monitor komputer yang menerangi, area lain gelap remang-remang. Dalam kondisi remang seperti ini mustahil bisa membaca huruf di koran.
"Ayah, kenapa denganmu?" Yang Jian mengulurkan tangan hendak menyibak koran itu.
"Namun tiba-tiba ia melihat foto hitam putih pria paruh baya yang tergantung di lemari kamar."
Seketika tangannya membeku.
"Yang Jian, pasti ada situasi darurat di situ. Cepat, cepat tinggalkan tempatmu!" Suara Liu Xiaoyu yang mendesak terdengar dari ponsel.
