Selama lebih dari satu jam, Yang Jian menyiksa pedagang licik ini bolak-balik.
Membuat anjing pedagang licik ini hampir gila.
Barulah pada akhirnya dia kembali ke toko servis ponsel itu dan mengeluarkan ponsel yang didorongnya ke dalam otak si pedagang licik.
Yang Jian menggenggam kerah si pedagang curang itu, wajahnya dingin: "Kau pasti sering menukar ponsel orang lain ya? Siapa tahu berapa banyak uang yang kau jebak dari orang. Dengarlah, aku bisa berbisnis normal denganmu seperti orang biasa, tapi juga bisa menjadi penjahat 10 kali lebih kejam darimu. Akan kuajarkan arti penyesalan padamu. Kedepannya aku akan sering lewat sini. Jika masih kulihat kau berbuat curang lagi, lain kali bukan cuma ponsel yang kusodokkan ke otakmu."
"Ka-Kakak, aku tidak berani lagi, sungguh!" Si pedagang gemetaran ketakutan.
"Orang-orang sepertimu punya hati nurani yang hitam demi mencari keuntungan. Belum tertangkap bersikap sok jagoan, malah menuduhku menjual barang curian? Cuma minta maaf setelah ketahuan? Terlalu mudah! Hukuman untuk penipu yang ringan, pantas saja pedagang curang sepertimu merajalela. Hari ini kau harus merogoh kocek untuk tebus nyawa. Ingat baik-baik, lain kali jaga nyawamu!"
Yang Jian memberikan peringatan keras padanya sebelum pergi.
Tentu saja, tangannya kini memegang 100.000 yuan - keuntungan sudah diperas habis. Lebih dari itu mungkin si pedagang curang juga tak mampu, mengingat dia sampai harus pinjam online.
Meski strateginya tidak terpuji...
Tapi tak apa.
Biarlah kejahatan ini dia yang tanggung. Bagaimanapun, dirinya sudah menjadi makhluk setengah manusia setengah hantu. Hidupnya pun tak akan lama lagi jika tak menemukan Hantu itu.
“Sebelum mati, aku harus bisa mengumpulkan uang yang cukup untuk pengasuhan orangtua ibuku. Meski dengan strategi keji sekalipun tidak masalah. Kalau aku mati, bagaimana nasib ibu? Kesehatannya juga tidak begitu baik...” Yang Jian menundukkan kepala, wajahnya terlihat sedih.
“Sayangnya di dalam negeri tidak ada hadiah untuk peristiwa supranatural. Kalau tidak, dengan mengambil risiko mungkin bisa dapat untung jutaan atau puluhan juta dolar.”
Ia berkeliaran tanpa tujuan di jalanan, mencari peluang untuk mencari keuntungan.
Akhirnya berhenti di depan sebuah tiang listrik.
Di tiang listrik itu menempel berbagai macam iklan.
Mencari keturunan dengan imbalan besar, hadiah dua juta tael.
Wu Jiajia, perempuan hina! Berani-beraninya kau memberiku tudung hijau! Aku akan membunuh seluruh keluargamu!
Tidak ada urusan khusus, cuma mau tempel iklan.
Suami tidak bisa ereksi, bagaimana solusinya?
Setelah berputar, Yang Jian tiba-tiba melihat selebaran iklan yang robek setengah, bertuliskan:
『Mencari master ritual dengan imbalan besar, pengusiran roh jahat... Jika efektif hadiah satu juta tael.』
Di bawahnya tercantum nomor kontak dan alamat.
Yang Jian ragu sejenak: “Coba dicoba?”
Mungkin ini penipuan, tapi bisa juga benar ada bos yang mengalami peristiwa supranatural dan mencari master untuk menyelesaikannya. Kalau tidak, hadiahnya tidak mungkin setinggi ini.
“Soalnya lebih dari satu juta tael. Kalau benar-benar bisa dapat, dana pengasuhan orangtua ibuku sudah separuh terpenuhi.” Setelah berpikir, Yang Jian memutuskan untuk langsung mendatangi alamat tersebut tanpa menelepon dulu, memastikan kebenarannya.
Kalau palsu, tidak perlu buang-buang waktu.
Segera ia memanggil taksi dan bergegas menuju alamat yang tercantum di iklan tersebut.
“Di sebuah jalan utama yang ramai, terdapat beberapa kompleks perumahan dan lingkungan sekitar dengan arus orang yang cukup banyak. Di tepi jalan berdiri sebuah mal belanja besar.”
“Alamat yang dimaksud merujuk ke mal ini.”
“Yang Jian membayar taksi dan turun, lalu mulai memeriksa mal tersebut.”
“Di luar terdapat pita peringatan yang dipasang kepolisian, belum dibongkar. Sepertinya baru-baru ini terjadi kasus di sini. Bagian dalam mal juga terlihat sepi, tidak ada pengunjung sama sekali. Sebagian besar lampu sudah padam, menunjukkan tempat ini sedang tidak beroperasi.”
“Yang Jian mendekat dan melihat beberapa iklan lowongan karyawan di pintu masuk dengan keterangan gaji 6.000 per bulan plus akomodasi.”
“Secara permukaan memang terlihat seperti ada kejadian, tapi belum pasti apakah ini peristiwa supranatural.”
“Tanpa pikir panjang, dia memasuki mal tersebut.”
“Begitu masuk, ekspresi wajah Yang Jian langsung berubah.”
“Ada bau samar menyengat yang muncul sesekali - bau khusus yang pernah dia cium beberapa hari lalu di sekolah.”
“Ini adalah... bau busuk mayat yang dikeluarkan setelah mayat membusuk.”
“Matanya berkedip, menatap ke dalam mal.”
“Hanya area dekat pintu yang masih menyala. Bagian lain gelap karena tidak beroperasi, menciptakan suasana yang menekan.”
“Entah ini ilusi atau tidak, Yang Jian merasa ada sesuatu yang mengawasinya dari kegelapan di kedalaman mal.”
“Tap, tap tap~!”
“Tiba-tiba suara langkah kaki jernih bergema di kegelapan depan, memenuhi mal yang kosong.”
“Bayangan hitam mulai mendekat dari kejauhan, perlahan bergerak ke arahnya.”
"Yang Jian secara refleks menegang, napasnya seolah tertahan. Apakah itu... Hantu?"
Semakin dekat, semakin mendekat.
Langsung berjalan ke arahnya tanpa keraguan sedikit pun.
"Maaf, mal sedang dalam masa renovasi dan tidak beroperasi. Jika ingin berbelanja, silakan ke toko kecil di depan."
Dari kegelapan, muncul seorang pemuda kurus berpakaian seragam satpam.
"Hm? Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya satpam muda itu sambil memandangi wajah penuh tanya Yang Jian.
"......" Yang Jian terdiam sejenak. "Kakak, tadi Anda ke mana?"
"Ke toilet. Ada masalah?" jawab satpam itu.
"Kenapa tidak menyalakan lampu saat ke toilet?"
Satpam itu menjawab, "Listrik mahal, bos melarang menyalakannya. Jika tidak ada keperluan, segera pergi. Tempat ini tutup. Kalau ada orang masuk sembarangan, aku yang repot. Waktu itu ada anak masuk, nyaris aku dipecat karena mencari lama."
Yang Jian berkata, "Aku bukan mau belanja. Aku mencari bos kalian."
"Bos tidak ada hari ini," kata satpam itu.
"Kira-kira kapan akan datang?" tanya Yang Jian.
"Bos sedang dinas luar, baru kembali dua hari lagi. Kenapa banyak tanya? Jangan-jangan mau buat masalah?" satpam itu balik bertanya.
Setelah berpikir, Yang Jian menjawab, "Tidak. Aku mau melamar kerja."
Melamar?
Satpam itu memeriksi Yang Jian. "Tahu tidak mal ini punya kasus HILANG-nya orang? Sampai sekarang belum ditemukan."
"Dulu tidak tahu, sekarang tahu," jawab Yang Jian.
"Masih berani melamar?"
“Gaji bulanan setinggi ini kenapa tidak berani datang? Hanya HILANG saja, bukan ada HANTU.” Yang Jian berkata.
Satpam muda itu berkata: “Kalau begitu ikutlah, aku akan mengantarmu ke Kak Li, dia yang menangani rekrutmen karyawan.”
Yang Jian mengikutinya.
Di sebuah toko kecil dalam mal, empat lima karyawan mal duduk di sofa, ada yang menonton TV, ada yang main ponsel, mereka menganggur terlihat membosankan.
“Kak Li, ada yang mau melamar kerja.” Satpam muda itu berkata.
Seorang wanita dewasa berpakaian seragam kerja mengangkat kepala, dia berdiri sambil tersenyum: “Mal akan buka beberapa waktu lagi, sekarang sedang kurang orang, bagian personalia agak longgar, tidak ada syarat pendidikan atau pengalaman kerja, gajinya enam ribu sebulan, termasuk makan dan tempat tinggal, tapi jam kerjanya agak panjang, kalau tidak ada masalah, kira-kira kapan bisa mulai bekerja?”
Yang Jian berpikir sebentar: “Hari ini juga bisa.”
“Masa percobaan tiga hari, untuk posisi ada syarat apa, di sini bagian resepsionis, pembelian, kasir, satpam... semuanya kekurangan orang.”
Kak Li menyebutkan beberapa persyaratan lagi, termasuk jam kerja.
Yang Jian tidak serius mendengarkan, niatnya bukan pada minuman, dia datang ke sini bukan untuk bekerja tapi menemui bos di sini, mencari untung biaya.
“Aku tidak punya pengalaman kerja, lebih baik melamar jadi satpam. Ngomong-ngomong, tadi di luar kulihat ada orang menempel selebaran, katanya bos mengundang master, Biksu Tao ke sini untuk mengusir roh jahat, mengadakan upacara, apakah benar ada hal seperti itu?”
Senyum Kak Li langsung menghilang: “Memang ada, tapi tidak ada hubungannya dengan kalian, kamu karyawan baru, coba perkenalkan diri dulu, kita saling mengenal.”
Dia sengaja menghindari topik ini.
Yang Jian merasa mal ini memang memiliki masalah tertentu.
