Selama tidak ada peristiwa supranatural, Yang Jian tidak perlu muncul, tetap menjadi satpam kecilnya.
Setelah Bos Tang menemani Master Luo berkeliling mal beberapa kali.
Sebelum sempat membuka mulut, Master Luo langsung berkata: "Bos Tang, malmu ini memang bermasalah, aura Yin sangat kuat, mungkin telah memunculkan roh jahat. Sejak turun mobil tadi, saya sudah merasa tempat ini tidak normal."
"Master, masalah apa sebenarnya yang terjadi di mal saya? Bisakah diatasi?" Wajah Bos Tang berubah pucat, bertanya dengan hati-hati.
Master Luo tersenyum: "Meski agak merepotkan, tapi untungnya Anda memanggil saya. Orang lain pasti tidak akan mampu. Keberuntungan Anda bagus, masalah di mal ini memang bisa saya selesaikan. Tapi saya punya dua metode: mengobati gejala atau akar masalah. Bos Tang mau pilih yang mana?"
"Apa perbedaan keduanya?" tanya Bos Tang.
Master Luo menjawab: "Metode mengobati gejala cukup sederhana. Saya akan membuat altar dan ritual untuk mengusir roh jahat. Tempat ini akan pulih normal, tidak akan ada kasus lagi. Tapi saya tidak bisa menjamin kejadian serupa tidak terulang di masa depan."
"Kalau mengobati akar masalah?" Bos Tang bertanya lagi.
"Untuk mengatasi akar masalah, kita harus mengubah feng shui. Sejujurnya, feng shui malmu sangat buruk. Kiri rendah kanan tinggi, Macan Putih menjadi kutukan. Lihat pintu utama malmu yang menghadap barat daya - ini pelanggaran besar feng shui. Arah barat daya konon merupakan arah gerbang hantu. Saat mal beroperasi dan pintu gerbang terbuka, sama saja dengan membuka lebar gerbang hantu. Semua jenis hantu dan setan akan berdatangan. Pengunjung yang masuk ke mal ibarat melangkah ke gerbang hantu. Dari seratus orang yang masuk, pasti ada satu dua orang beruntung rendah yang terjebak. Semakin ramai pengunjung, semakin banyak korban musibah."
Master Luo menatapnya: "Satu-satunya cara aman adalah tutup dan berhenti beroperasi, halangi pengunjung masuk. Jika tidak, masalah akan terus berulang. Bos Tang, coba ingat-ingat, bukankah sejak mal ditutup tidak ada lagi kasus penghilangan?"
"Benar, benar, benar! Sejak mal berhenti beroperasi, benar-benar tidak ada insiden lagi." Wajah Bos Tang dipenuhi kekaguman, sikapnya menjadi sangat hormat.
Ini benar-benar master sejati, sangat berbeda tingkatannya dengan dukun gadungan sebelumnya.
Uang yang dikeluarkan benar-benar worth it.
"Lalu bagaimana cara menetralisir feng shui ini? Apakah Master punya solusi?" tanya Bos Tang lagi.
Yang paling dia khawatirkan adalah kapan malnya bisa beroperasi lagi. Setiap hari penundaan berarti kehilangan profit, kerugian yang tidak kecil.
Master Luo tertawa lebar: "Saya datang dari jauh bersama kau, jika urusanmu tak bisa diselesaikan, bagaimana reputasiku di industri ini nanti? Bukankah itu menghancurkan merekku sendiri? Tapi sebelumnya saya tidak tahu kalau di sini perlu penataan feng shui, mengira hanya masalah energi negatif. Masalah feng shui ini berbeda lagi, Bos Tang, kau tahu tarif jasaku untuk konsultasi feng shui."
"Paham, paham. Master harap tenang, semua biaya akan dilunasi. Mohon petunjuk Master." Bos Tang segera menjawab dengan penuh keyakinan.
Master Luo mengangguk: "Barusan saya survei di malmu. Untuk mengobati akar masalah, selain ritual altar, perlu modifikasi feng shui. Saranku: tutup pintu utama, buka pintu di selatan sebagai pintu utama. Pintu masuk area parkir kanan tetap, tapi tambahkan beberapa ornamen besar di sana - wajib ada naga... Skema konstruksi detail akan saya berikan nanti, di sini tidak tepat untuk dijelaskan lebih lanjut."
Bos Tang mengangguk terus-menerus, sudah terhipnotis oleh retorika sang master hingga kehilangan arah.
Yang Jian diam-diam menyimak.
Kok sepertinya penjelasan master ini sangat masuk akal... Bukan seperti pembohong, malah seperti orang benar-benar kompeten.
Tapi segera pemikiran ini diurungkannya.
Tak lama kemudian.
Murid sang master atau siapa pun itu, mengambil banyak perlengkapan ritual dari mobil: kain merah, lilin, pedang kayu persik... Bahkan jubah Tao sudah disiapkan.
Dari penampilannya, mereka benar-benar akan membuka altar dan melakukan ritual.
“Tutup pintu gerbang, tempelkan jimat di semua pintu keluar. Hari ini aku akan menangkap hantu di sini.” Master Luo tiba-tiba menyuruh muridnya lagi.
“Dengar tidak? Cepat tutup pintunya!”
Seorang pria ber-setelan jas rapi mendatangi Yang Jian dan Liu Qiang sambil membentak: “Cepat kerjakan, jangan berlambat-lambat!”
“Dia Manajer Li yang dekat dengan bos. Jangan sampai kita berselisih dengannya.” Liu Qiang mengingatkan, lalu segera mulai menutup mal.
Wajah Yang Jian tetap tenang. Tanpa marah, dia berbalik membantu menutup pintu.
“Kuncilah pintunya! Begitu terkunci, makhluk itu takkan bisa kabur sama sekali,” kata Master Luo lagi.
Mengunci?
Yang Jian tertegun sejenak, lalu bertanya: “Kalau pintu terkunci, bahkan jika ada hantu terkunci di dalam, kita juga tak bisa keluar. Bagaimana nanti kalau harus kabur?”
“Yang baru masuk, kau ngomong apa? Tidak dengar perintah Master? Cepat kunci pintunya!” Manajer Li membentak melihat gerakan Yang Jian yang lamban.
Sudahlah.
Bagaimanapun juga kalau benar ada masalah, kalianlah yang akan terjebak. Sama saja mau dikunci atau tidak.
Krek.
Dia mengunci pintu utama.
Tak lama kemudian, murid Master Luo mulai menempelkan jimat kuning di mana-mana. Setiap pintu harus ditempeli, mengelilingi seluruh mal.
Penasaran, Yang Jian meraba jimat itu.
Namun Mata Hantu-nya sama sekali tidak bereaksi.
Artinya, benda ini tak berguna sedikitpun terhadap hantu, murni hanya tipuan untuk manusia.
Segera, altar suci telah dipersiapkan, dua lilin dinyalakan, dupa dibakar di perapian... Semua terlihat cukup meyakinkan.
Master Luo mengenakan jubah Tao kuning, mengambil Pedang Kayu Persik, dan memulai ritual pemanggilan arwah.
Ia menyalakan tiga batang dupa, lalu memegang pedang kayu sambil melangkah dengan pola aneh, menggeleng-gelengkan kepala sambil bergumam dengan mantra yang tidak jelas – mustahil bagi orang awam untuk memahami mantra yang diucapkan biksu atau pendeta Tao.
Namun melihat gerakan kepala bergoyangnya, otak Yang Jian tiba-tiba membayangkan BGM langkah sosial, membuatnya merasa Master Luo terlihat sangat keren.
"Puu..." Yang Jian tak bisa menahan tawa, tapi segera menyadari ketidakpantasan situasi dan buru-buru menutup mulutnya.
"Siapa? Siapa yang tertawa tadi?" Master Luo menoleh tajam.
"Apa kau yang tertawa? Satpam seperti kamu mengganggu ritualku – berani tanggung jawab jika terjadi masalah?"
Yang Jian menjawab serius: "Biksu salah paham, tadi saya cuma bersin. Lagipula saya sudah dilatih khusus oleh perusahaan sebagai satpam profesional. Mustahil saya tertawa sembarangan."
Liu Qiang di sampingnya memandanginya dengan ekspresi aneh.
Kapan karyawan baru ini menerima pelatihan khusus?
"Jangan sampai terulang!" geram Master Luo.
Yang Jian merasakan tatapan tajam sang Manajer Li yang ingin "memakannya hidup-hidup", tapi diabaikannya.
Tak lama, Master Luo melanjutkan ritualnya.
Namun gerakan dan frekuensi menggelengkan kepalanya memang sangat sesuai dengan ketukan, di otak Yang Jian kembali terdengar BGM yang memikat itu.
Dia tidak bisa menahan tawa kecil diam-diam.
Tapi entah bagaimana telinga Master Luo ini bisa mendengar suara sekecil itu.
"Kau masih tertawa? Saya tidak akan melanjutkan ritual ini."
Master Luo yang mudah tersinggung melempar pedang kayu persik dan melepas jubah Tao sambil meluapkan amarah.
"Besok kau tidak perlu masuk kerja lagi, kau dipecat."
Manajer Li langsung berjalan mendekat dan menunjuk hidung Yang Jian, "Gaji bulan ini juga jangan harap bisa kau dapat."
Yang Jian tersenyum: "Maaf, saya sudah berusaha. Biasanya saya tidak akan tertawa, kecuali benar-benar tidak bisa menahan... Silakan lanjutkan, jangan pedulikan saya. Saya cuma melihat-lihat. Besok saya akan pergi. Lagipula baru sehari di sini, gaji boleh diambil atau tidak."
Manajer Li marah sampai ingin memarahi orang, tidak bisa berbuat apa-apa terhadap Yang Jian, "Siapa yang merekrut satpam ini? Nanti yang bertanggung jawab atas masalah ini..."
Namun tiba-tiba ada sesuatu yang jatuh dari lantai atas.
"Braak~!"
Suara dentuman keras menggema, sesuatu menghantam lantai dengan keras.
"Apa yang jatuh?" Kerumunan orang kaget.
Tapi saat berkerumun melihat, semua orang terkejut. Yang pengecut langsung menjerit histeris.
Sebuah mayat.
Lebih tepatnya mayat tanpa kepala dan tidak berbaju yang sudah mulai membusuk, mengeluarkan bau busuk menyengat.
"Jangan berlebihan, ini cuma mayat. Setelah muter-muter akhirnya ketemu juga, mungkin orang yang hilang di mal kalian... Ternyata benar tempat ini dihantui, konyol sekali bos malah nyari master buat ritual. Kalau emang manjur, orang kayak kami gak bakal muncul."
Seorang pemuda sekitar awal dua puluhan, mengenakan kaus lengan pendek dan sarung tangan, turun perlahan dari lantai empat menggunakan lift.
"Kau... siapa kau? Satpam..." Teriak Bos Tang panik.
"Gak usah panggil satpam. Perkenalkan, nama saya Yan Li. Dulu tukang ledeng, sekarang pindah haluan khusus nanganin peristiwa supranatural. Bos Tang, kayaknya kita perlu kenalan hari ini." Pemuda bernama Yan Li itu mengulurkan tangan dengan senyuman.
Meski tersenyum, aura dinginnya membuat orang enggan mendekat.
Yang Jian langsung tegang mendengar ucapannya: "Jangan-jangan dia juga pengendali hantu... Kalau beneran, berarti dia mau merebut klien?"
