Karena Master Luo mau ritual, seluruh mal ditutup total, bahkan pintu darurat sekalipun.
Entah bagaimana caranya Yan Li bisa masuk ke mal ini, padahal saat patroli sebelumnya sama sekali tidak terlihat.
Mungkinkah dia sudah lama bersembunyi di sini?
Apakah dia orang yang kurasakan keberadaannya di mal dua hari terakhir ini?
Mata Yang Jian menyelidiki sosok Yan Li, otaknya memproses berbagai kemungkinan.
Tapi... bagaimana menjelaskan mayat yang sudah mulai membusuk itu? Saat patroli sebelumnya, mayat itu juga tidak ditemukan.
"Dan bagian leher mayat itu terpotong dengan rapi dan bersih, hanya pisau frais di pabrik yang bisa membuat luka seperti ini. Tapi yang aneh, tidak ada darah yang mengalir dari mayat itu."
Bos Tang, Manajer Li, Master Luo, dan rombongan mereka memandangi Yan Li yang berjalan santai dengan rasa panik.
Pembunuh? Orang gila? Atau siluman?
Seketika berbagai pemikiran muncul di benak mereka.
Yan Li mengulurkan tangan ke arah Bos Tang, tapi sang bos mundur beberapa langkah sambil berkata panik: "Kau ini siapa? Apa maksudmu?"
"Saya datang untuk menawarkan bisnis pada Bos Tang. Tidak tahu apakah Bos berminat?" Dia menarik kembali tangannya sambil tersenyum.
"Bisnis apa?"
Yan Li berkata tegas: "Menurut tebakan saya, mal ini menyembunyikan seekor hantu. Orang-orang yang hilang sebelumnya semua dibunuh olehnya. Dan sekarang, hantu itu masih mengintai di suatu sudut mal. Saya bisa menyelesaikan masalah ini, tapi imbalannya lima juta."
Bos Tang akhirnya paham - orang ini sedang memerasnya.
Sudah ada master yang diundang, buat apa perlu orang tak jelas asal-usulnya?
Sebelum sempat bicara, Master Luo mengejek: "Nak, kau dari aliran mana? Mengerti tata krama? Masih muda begini, baru dua puluhan tahun, paham feng shui dan gosip? Pasti cuma belajar setengah-setengah. Urusan Bos Tang hari ini akan kuselesaikan. Kalau tahu diri, minggir sana!"
“Kalau tidak, aku akan menyuruh satpam mengusirmu keluar.”
Yan Li juga mengejek: “Penipu dunia persilatan yang tidak tahu tinggi-rendahnya langit, masih bicara feng shui? Menipu orang kaya baru mungkin berhasil, tapi sekarang ilmu feng shui-mu sudah tidak berguna di sini karena ada hantu sungguhan. Kalau hantu itu muncul, apa kau mau andalkan pedang kayu persikmu? Jimat kertas yang tak berguna? Sekalipun kau panggil Buddha dari kuil ke sini, tetap tak ada gunanya!”
“Dan kuperingatkan, lebih baik kau perhatikan nada bicaramu. Jika tidak, kucongkel jantungmu lalu kusumpal ke mulutmu sendiri.”
Ekspresinya yang awalnya tersenyum tiba-tiba berubah mengerikan dan dingin. Dengan kekuatan luar biasa, ia meraih Master Luo dan mengangkatnya.
Nada bicaranya yang seram membuat orang tak meragukan bahwa ancamannya akan benar-benar dilaksanakan.
Keringat dingin membasahi alut Master Luo. Matanya memancarkan kepanikan, dan secara naluriah ia mulai merasa takut terhadap pria ini.
Pria ini bagai pembunuh paling kejam di penjara, dingin dan bengis.
Bahkan pembunuh paling kejam sekalipun tak seseram dirinya.
“Orang ini pasti seorang pengendali hantu,” gumam Yang Jian. Melihat sikap menakutkan yang jelas bukan milik manusia normal ini, ia yakin pria itu juga tersiksa oleh hantu dalam tubuhnya.
Saat arwah penasaran bersemayam dalam tubuh manusia, sang inang akan terus-menerus terpengaruh.
Perubahan ini terjadi secara diam-diam dan bertahap.
Yang Jian sudah mulai merasakan transformasi tersebut.
“Satpam, satpam, cepat, cepat kalahkan orang ini, suruh dia segera lepaskan Master Luo.” Manajer Li wajahnya berubah, buru-buru mendesak.
Liu Qiang tertegun sejenak, akhirnya memberanikan diri mendekat.
“Satpam macam apa kau ini? Kenapa tidak datang bantu? Masih mau kerja atau tidak, cepat guling-guling kesini!”
Manajer Li melihat Yang Jian diam tak bergerak, tidak patuh perintah, langsung menunjuknya sambil berteriak marah.
Yang Jian berkata: “Aku sudah kau pecat sebelumnya, sekarang bukan lagi satpam mal ini. Seragam satpam ini nanti akan kukembalikan, artinya sekarang aku sudah tidak di bawah kendalimu lagi. Urusan ini selesaikan sendiri saja.”
“Dan jangan sembarangan menunjuk dan memaki. Walau kau manajer mal, kalau kau bikin kesal, aku tidak segan memukulmu.”
“Brengsek.” Manajer Li ini sampai wajahnya biru marah.
Sekarang satpam saja sudah seberani ini ya? Baru saja dipecat sudah berani berbicara kasar padanya.
Bos Tang berkata: “Nak, aku pemilik mal ini. Kalau kau mau bantu, kau masih anggota perusahaan kami. Nanti aku akan naikkan gajimu, bagaimana?”
“Menurutku pekerjaan ini agak berbahaya, lebih baik cari pekerjaan lain.” Yang Jian tak acuh: “Niat baik bos kuhargai.”
Bos Tang juga merasa gelisah. Dia tidak menyalahkan Yang Jian, malah melirik aneh ke Manajer Li.
Manajer ini benar-benar tolol, nanti harus ganti dia.
"Mal ini memang sulit merekrut karyawan, akhirnya ada dua satpam muda yang kuat, saat sedang butuh tenaga, malah kau pamer kekuasaan memecat mereka. Sekarang mereka mogok, tidak mau membantu. Kemampuanmu memarahi orang hebat sekali, tapi kenapa tidak kau gantikan posisi mereka sekarang?"
"Cepat hubungi polisi." Bos Tang menahan amarah dan berbisik memberi perintah.
Kak Li di belakang langsung tersadar, segera mengambil ponsel dan menelepon polisi.
"Kakak, tenanglah..." Liu Qiang mengeraskan hati mendekat, dia juga takut berurusan dengan pemuda aneh ini.
Lagipula ini cuma urusan gaji, tidak perlu mempertaruhkan nyawa.
"Aku sangat tenang. Kalau tidak, kalian semua sudah mati..." Sudut bibir Yan Li mengembang senyum kejam perlahan. Dia menurunkan Master Luo yang pucat ketakutan itu, lalu mendorongnya keras hingga terjatuh.
"Bos, sudah dihubungi polisi." Kak Li berbisik.
Bos Tang mengangguk: "Jangan gegabah dulu, kendalikan orang ini dulu."
Melihat mayat yang sudah membusuk di lantai, Yan Li ini sangat mungkin adalah si pembunuh. Mungkin kasus hilangnya orang di mal sebelumnya juga ulahnya.
"Bos Tang, kurasa kita bisa lanjutkan pembicaraan sebelumnya. Lima juta, aku akan tangkap hantu itu dan malmu bisa beroperasi normal, bagaimana?" Kata Yan Li.
"Harga... harga yang kau minta terlalu tinggi." Wajah Bos Tang terlihat serius.
"Dibandingkan dengan nilai barang di malmu, harganya sangat wajar." Yan Li menyeringai lebar.
“Jika lebih rendah, saya bisa pertimbangkan.” Bos Tang sedang mengulur waktu. Dia menganggap Yan Li sebagai pembunuh dan telah menyuruh orang untuk memanggil polisi, hanya menunggu kedatangan polisi.
Yang Jian memperhatikan Yan Li dan Bos Tang yang sedang tawar-menawar, dalam hati menggelengkan kepala pelan.
Yan Li ini terlalu gegabah.
Meskipun peristiwa supranatural terus bermunculan di seluruh dunia, kebanyakan orang tetap tidak mempercayainya.
Langsung menawar lima juta yuan begitu buka mulut, siapa pun tidak akan setuju.
Hanya ketika Bos Tang benar-benar melihat Hantu dan mengetahui kengerian makhluk itu, bisnis baru bisa dibicarakan.
Berdasarkan transaksi sebelumnya dengan Wang Bin, Yang Jian sudah memiliki sedikit pengalaman.
Namun tepat di saat suasana mulai mencekam ini.
Tiba-tiba.
Suara lentera yang dimatikan bergema.
Seluruh mal langsung gelap gulita.
Mati lampu?
Semua orang tertegun.
"Tidak!" Yan Li tiba-tiba berubah wajah. Dengan cepat ia menengok ke lantai lima mal.
Dalam kegelapan, siluet seseorang samar-samar berdiri di pagar kaca lantai lima, seolah sedang memandang ke arah sini.
Dan siluet itu... tampaknya tidak memiliki kepala.
"Akhirnya Muncul juga?" Yan Li menunjukkan ekspresi gila.
Seketika, tanpa peduli yang lain, ia langsung berlari menaiki lift.
"Hm?" Yang Jian menyipitkan mata, juga memperhatikan siluet di lantai lima, tapi kemudian mengerutkan alis.
Karena bau busuk mayat justru berasal dari lantai satu.
Hantu, sebenarnya ada di atas atau di bawah?
"Ah~!" Tiba-tiba seorang karyawan menjerit histeris, menunjuk ke suatu arah di lantai satu.
Karyawan wanita ini bernama Wei Xiaohong, seorang kasir berusia sekitar 25 tahun.
"Apa yang terjadi? Ini cuma mati listrik, jangan berteriak-teriak." Manajer Li memarahi, "Cepat buka pintu dan pergi selagi pelaku kabur. Nanti polisi akan menyelesaikan ini."
"Tidak... mayat yang tadi dilempar orang itu, itu... menghilang!" Wei Xiaohong gemetar menunjuk area tempat mayat itu sebelumnya.
Saat dilihat kembali, area itu sudah kosong sama sekali.
Mayat itu benar-benar lenyap.
Kerumunan menyipitkan mata melihat pemandangan ini, seluruh tubuh mereka merinding.
Tapi bau busuk mayat di udara masih bertahan, bahkan semakin menyengat.
