"Rekaman CCTV di ruang pemantauan bisa disimpan selama lima belas hari. Sekarang aku putar rekaman tujuh hari terakhir." Liu Qiang sambil mengoperasikan perangkat: "Ngomong-ngomong, buat apa kau melihat rekaman lama?"
Yang Jian menjawab: "Mencari beberapa orang, melihat apa yang terjadi pada mereka belakangan ini."
"Hah, aneh. Siapa orang ini? Sepertinya bukan karyawan perusahaan. Bukannya mal ini sudah tutup? Kok dia bisa masuk?" Tiba-tiba Liu Qiang berseru heran.
Seorang wanita dewasa berbaju gaun muncul di layar CCTV.
"Kau tidak mengenalnya?" Yang Jian waspada mengamati Liu Qiang, bertanya sekilas.
Liu Qiang berkata: "Tidak. Tapi sepertinya pernah melihat di mana ya... Aku lupa."
Yang Jian juga tidak mengenal wanita itu. Lagipula dia baru dua hari di sini, hanya sempat bertemu karyawan sebelumnya.
"Perhatikan baik-baik orang ini. Lihat apa yang dilakukannya di mal."
Secara samar terasa, wanita dewasa di rekaman ini adalah Hantu.
Tapi bukti menunjukkan Liu Qiang di sampingnya-lah Hantu itu.
Jika Hantu bisa mengubah statusnya, semua ini masuk akal. Tapi dugaan saja tak cukup, perlu bukti rekaman CCTV.
Mereka terus menatap rekaman pengawasan.
Dalam gambaran, wanita paruh baya ini menunjukkan cara bertindak yang agak aneh. Dia naik lift ke lantai dua, tapi berhenti lama di mulut tangga lantai dua, berdiri kaku seperti boneka kayu.
"Percepat sedikit," kata Yang Jian.
Gambaran dipercepat.
Wanita paruh baya itu berdiri di mulut tangga selama setengah jam penuh, sebelum akhirnya tiba-tiba bergerak.
Dia tiba di lantai dua.
Saat ini, sosok kasir Wei Xiaohong muncul di sebelah konter pembayaran lantai dua.
Dia sedang bertugas.
Namun saat ini Wei Xiaohong yang duduk di depan konter tampak lelah, sedang bangun untuk meregangkan badan.
Wanita paruh baya itu perlahan-lahan melangkah mendekat, berjalan langsung menuju Wei Xiaohong.
Saat ini Wei Xiaohong sedang membelakangi wanita itu sambil memutar pinggang, tak menyadari ada yang mendekatinya.
Hingga wanita paruh baya itu tanpa suara telah berada di belakang Wei Xiaohong.
"Perlambat," kata Yang Jian lagi.
Kecepatan pemutaran gambaran kembali normal.
Dalam rekaman CCTV ini, wanita tak dikenal itu berdiri di belakang Wei Xiaohong selama 2-3 detik, lalu tiba-tiba menjulurkan tangannya mencengkeram kepala Wei Xiaohong.
Wei Xiaohong belum menyadari apa yang terjadi, hanya tubuhnya gemetar ringan.
Adegan yang tak terbayangkan muncul... Kepala Wei Xiaohong dicabut dari lehernya oleh wanita ini seperti kepala boneka plastik.
Tidak ada jeritan, tidak ada darah, semuanya terlihat begitu tenang.
Mayat tanpa kepala Wei Xiaohong berdiri kaku di tempatnya, tidak bergerak sama sekali, seolah kehilangan nyawa.
"Ini... Bagaimana mungkin ini bisa terjadi?" Liu Qiang berkata dengan terkejut.
Jiang Yan yang diam-diam mengintip layar CCTV langsung terkaget-kaget, hanya bisa menutup mulut rapat-rapat untuk menahan teriakan.
Wajah Yang Jian tetap tenang, tanpa perubahan ekspresi, terus memandangi situasi di layar pengawasan.
Wanita paruh baya asing itu melepas kepala Wei Xiaohong, lalu merogoh kepalanya sendiri dan memasang kepala Wei Xiaohong ke tubuhnya.
Sekarang, wanita asing itu telah berubah menjadi Wei Xiaohong.
Tak lama kemudian, tubuh Wei Xiaohong mulai bergerak.
Dengan santai dia menggendong kepala wanita asing dan tubuhnya sendiri meninggalkan lantai dua, seolah tak ada yang aneh.
Cara dia mengangkat mayat dengan mudah itu jelas bukan kemampuan orang biasa.
"Lima hari lalu, Wei Xiaohong menjadi Hantu..." Wajah Yang Jian mengeras.
Kini dia paham, alasan kepala Wei Xiaohong membusuk parah - jika kepalanya sudah ditukar Hantu lima hari lalu, wajar saja tingkat pembusukannya separah ini.
"Lanjutkan. Fokuskan pengamatan pada Wei Xiaohong ini."
"Ba... Baik!" Jawab Liu Qiang dengan suara gemetar.
Rekaman pengawasan terus berjalan. Dengan cepat dia memutar rekaman aktivitas Wei Xiaohong.
Dalam rekaman empat hari sebelumnya, Wei Xiaohong bekerja seperti biasa, menyapa, makan... Sama sekali tidak terlihat seperti hantu, persis seperti orang biasa, bahkan bercanda dengan rekan kerja.
Namun pada sore hari empat hari yang lalu.
Kak Li yang agak bosan mengundang beberapa rekan kerja perempuan untuk mencoba baju, dan salah satunya adalah Wei Xiaohong.
Mereka berempat datang ke toko pakaian di lantai lima.
Karena tutup, toko kosong dengan semua baju tertata rapi di rak, memungkinkan mereka mencoba sesuka hati.
Kak Li saat itu sedang memegang gaun sambil bercermin, mengecek apakah pas.
Tapi tiba-tiba.
Gerak-gerik Wei Xiaohong menjadi aneh. Perlahan dia mendekati punggung Kak Li, mengulurkan tangan ke arah kepalanya.
Namun tiba-tiba Kak Li menoleh, berbicara sesuatu pada Wei Xiaohong sambil memegang baju.
Tidak ada suara di layar CCTV, tapi itu tidak penting.
Yang Jian jelas melihat gerakan Wei Xiaohong terhenti.
Karena kali ini Kak Li menghadap, tidak membelakangi Wei Xiaohong.
Tapi keberuntungan ini tidak bertahan lama. Kak Li tak tahu Wei Xiaohong sudah jadi hantu, masih menganggapnya rekan kerja biasa.
Tak lama, Kak Li mengambil baju lain dan kembali bercermin.
Saat itulah Wei Xiaohong bergerak lagi.
Seperti wanita asing sebelumnya padanya, Wei Xiaohonh memeluk kepala Kak Li dari belakang, disertai tubuhnya yang kaku bergetar.
Adegan ganjil itu terulang kembali.
Kepala Kak Li dilepaskan.
"Tidak, kalau kepala Kak Li sudah dilepas, seharusnya dia tidak mungkin muncul lagi di hadapanku." Alut Yang Jian berkerut.
Karena Hantu hanya ada satu.
Tidak mungkin ada Wei Xiaohong sekaligus Kak Li.
Namun adegan berikutnya membuatnya kembali diliputi keraguan.
Di rekaman CCTV terlihat Wei Xiaohong melepas kepalanya sendiri setelah mengambil kepala Kak Li.
Keduanya saling bertukar posisi.
Setelah berdiri kaku beberapa saat, mereka kembali normal dan berganti baju seperti sebelumnya.
Hati Yang Jian berdebar, ia sadar situasi ini lebih rumit dari perkiraannya. Matanya cepat mengamati layar CCTV di meja pengawas.
Ia mulai menyisir area mal dengan gesit.
Akhirnya ia melihat seseorang berdiri di depan gudang di lantai lima mal.
Orang itu membelakangi kamera, wajahnya sama sekali tak terlihat jelas.
"Putar rekaman kamera ini," kata Yang Jian.
Liu Qiang membuka rekaman pengawasan dari CCTV tersebut.
Sepuluh menit yang lalu.
Boss Tang, Master Luo, Manajer Li dan Kak Li mengungsi ke gudang bersama rombongan Yan Li.
Di saat bersamaan, di depan lift, pintu darurat, dan berbagai toko... para anggota bergerak lamban mengelilingi rombongan Yan Li.
Setelah mereka masuk, orang-orang yang mengepung itu berdiri di depan gudang hingga beberapa saat, lalu perlahan menghilang ke berbagai sudut lantai lima mal.
Yang Jian melihat ini, hatinya bergetar, menarik napas perlahan.
Hantu, bukan satu... tapi sekelompok.
Semua yang kepalanya sudah diganti adalah hantu, atau dikendalikan hantu.
Saat ini dia melihat leher Liu Qiang.
Retak merah tipis melingkari lehernya seperti garis.
Dia juga salah satunya...
