"Mengira gudang barang sementara aman."
"Tak ada yang menyangka ternyata di samping mereka selama ini selalu ada Hantu."
"Jika bukan karena peringatan Yang Jian, sampai sekarang mereka takkan menyadarinya. Konsekuensinya sudah sangat jelas."
"Tak satu pun dari gerombolan ini bisa keluar hidup-hidup, bahkan termasuk Pengendali Hantu itu... Yan Li."
"Pengendali Hantu memang memiliki kekuatan hantu gentayangan, tapi bukan berarti tak terkalahkan. Asal-asalan menggunakan kekuatan hantu hanya akan mempercepat kematian."
"Yang Jian saat ini melihat pemuda bernama Yan Li."
"Wajahnya tampak tak sehat, pucat lesu seperti kehilangan darah berlebihan."
"Tapi yang lebih mengganjal di hati Yang Jian: Hantu macam apa yang bersembunyi di tubuh Yan Li? Apakah batas tubuhnya sudah hampir tercapai? Berapa lama lagi sebelum Hantu Gentayangan-nya bangkit?"
"Kau... manusia?"
"Yan Li tidak panik seperti orang lain. Setelah keluar gudang, dia langsung berhenti, memandangi Yang Jian dengan wajah sangat serius."
"Dia masih belum yakin apakah satpam kecil di hadapannya ini manusia atau hantu."
"Yang Jian berkata: 'Sepertinya manusia. Tadi kudengar kau menyebut diri Yan Li? Kau Pengendali Hantu?'"
"Pupil mata Yan Li menyempit: 'Kau juga?'"
"'Aku anggota Interpol.'"
Yang Jian berpikir sejenak, memutuskan untuk mengangkat statusnya terlebih dahulu. Bagaimanapun juga, dia tidak bisa memberitahu orang lain bahwa dirinya hanyalah seorang murid.
Status seperti itu terlalu rendah. Selain itu, petugas penghubung Liu Xiaoyu juga berusaha menariknya masuk ke organisasi Interpol.
"Interpol?"
Yan Li kembali mengamati Yang Jian. Seragam satpam yang dikenakannya terlihat meyakinkan, ditambah dengan jam tangan satelit positioning standar polisi yang tergantung di dadanya, membuat Yan Li mulai mempercayainya.
"Konon organisasi Interpol sedang kekurangan personil. Hampir setiap kota di seluruh negeri hanya dialokasikan kurang dari satu polisi. Sebelumnya, Interpol untuk Kota Dachang adalah Zhou Zheng. Namamu siapa?"
"Aku Yang Jian. Sekedar informasi, Zhou Zheng sudah mati. Dia gugur dalam insiden kampus beberapa hari lalu," kata Yang Jian dengan tenang.
Yan Li berkata: "Begitu rupanya. Terima kasih atas bantuanmu tadi. Bisa kuceritakan bagaimana caramu bertahan dari serangan hantu gentayangan sebanyak itu? Bahkan para Pengendali Hantu sekalipun pasti akan terpojok dalam situasi seperti ini. Awalnya kupikir kasus hilangnya orang di mal ini hanya melibatkan hantu dengan tingkat bahaya C. Ternyata penilaianku salah besar."
"Seandainya aku tahu akan seperti ini, tidak seharusnya aku serakah mengejar uang ini."
Ekspresi penyesalan terpancar di wajahnya, menyesali tindakannya sendiri.
"Lalu dengan kemampuan apa kau bisa bertahan begitu lama dari serangan hantu gentayangan ini?"
Alih-alih menjawab pertanyaannya, Yang Jian malah balik bertanya sambil menyembunyikan kemampuan dirinya.
Yan Li tidak berusaha menyembunyikan apa pun, ia menunduk memandangi kedua tangannya yang berlumuran darah: "Orang-orang di dunia ini menyebutku Yan Li Darah Hantu. Di tanganku melekat darah hantu yang bisa membatasi kekuatan hantu lain. Aku pernah bekerja sama dengan orang lain dan berhasil menangkap seekor hantu. Tapi darah hantu ini tidak boleh dibiarkan terlalu lama di luar, kalau tidak, hantu akan muncul dari genangan darah itu..."
"Tunggu, kau bilang kau berhasil menangkap hantu bersama orang lain?"
Matanya Yang Jian menyempit, menunjukkan ekspresi terkejut dan curiga: "Metode apa yang kau gunakan?"
Hantu juga bisa ditangkap?
"Caranya sangat sederhana dan kasar. Aku menggunakan darah hantu untuk membatasi pergerakan hantu itu, lalu dalam waktu singkat memasukkannya ke kotak yang terbuat dari emas murni. Asal disegel dengan rapat, hantu itu tidak akan bisa kabur."
Yan Li menjelaskan: "Ini metode yang digunakan secara universal di seluruh dunia. Sebagai polisi kriminal, bukankah kau seharusnya tahu ini?"
"Aku masih peserta magang, belum pegawai resmi," jawab Yang Jian.
Ia teringat tesis yang pernah dibacanya di sebuah situs web sebelumnya, ditulis oleh profesor bernama Bruce Pi.
Inti tesis itu kira-kira menyatakan bahwa kekuatan hantu bisa mempengaruhi semua materi, tapi tidak bisa menembus emas. Profesor itu mencoba menganalisis dengan metode ilmiah yang ketat untuk menemukan cara mengatasi hantu.
Jika tesis itu benar, berarti kotak atau wadah dari emas memang bisa digunakan untuk mengurung dan menangkap hantu.
Tapi hanya sebatas itu, tetap tidak bisa membunuh atau melenyapkan mereka.
"Tolong, selamatkan nyawaku!"
Teriakan panik dari sebelah tiba-tiba memutus percakapan mereka berdua.
Pada saat ini Yang Jian melihat, hantu-hantu yang telah berganti kepala itu kini telah mengepung dari segala arah, menyumbat setiap lorong hingga tak ada jalan keluar.
Kecuali jika melompat langsung dari lantai lima, sebenarnya tidak ada jalan untuk melarikan diri.
Tapi melompat dari lantai lima juga sama saja dengan bunuh diri.
Bos Tang, Manajer Li, Master Luo dan rombongan lainnya kini mundur sambil menangis memanggil-manggil ayah dan ibu, mereka benar-benar terjebak.
"Cara apa sebenarnya yang kau miliki sehingga berani menghadapi serangan hantu sebanyak ini?"
Yan Li juga mulai panik: "Jika begini terus, meskipun kau anggota Interpol, kau tetap akan mati di sini. Terlalu banyak menggunakan kekuatan hantu gentayangan juga akan membunuhmu, hal ini pasti kau tahu."
"Tentu saja aku tahu."
Yang Jian menjawab tenang: "Kau sudah cukup sering menggunakan kekuatan hantu kan? Bahkan darah hantu di tanganmu sudah mulai tak terkendali. Batas kemampuanmu hampir habis, sudah pesan peti mati lebih awal?"
"Aku sangat paham dengan perkataanmu, tapi terkadang untuk bertahan hidup kita tak punya pilihan lain." Yan Li menjawab sambil menggigit giginya.
"Memang terkadang tak ada pilihan, tapi saat menghadapi hantu, pertimbangan utamamu selalu mengandalkan kekuatan hantu gentayanganmu sendiri. Cara seperti ini justru akan mempercepat kematian. Aku berbeda - aku mengandalkan kecerdasan. Kalau otak sudah tak berfungsi, baru pakai kekuatan hantu. Tapi sekarang bukan saatnya berbincang, aku tak bisa membiarkan bos ini mati begitu saja." Yang Jian menunjuk kepalanya sendiri, senyum tipis mengembang di wajahnya.
Setelah berkata demikian, ia berjalan mendekati sekumpulan hantu yang tak jauh darinya.
"Ekspresi wajah Yan Li berubah drastis. Bahkan dia sendiri tidak berani menghadapi begitu banyak Hantu sekaligus. Apakah polisi kriminal muda ini benar-benar memiliki nyali sebesar itu?"
"Ditambah melihat anggota lain dikepung Hantu, hatinya sudah tidak berniat menyelamatkan mereka. Dia hanya memikirkan cara melarikan diri dari sini."
"Uang ini tidak sebanding dengan nyawa yang harus dikorbankan."
Tiba-tiba.
Yan Li melihat Yang Jian menginjak kaki mereka setelah melewati kerumunan.
Disertai teriakan aneh, tiga atau empat orang tersandung olehnya.
"Ini menyelamatkan orang atau berbuat jahat?"
Yan Li tertegun.
"Jika tidak ingin mati, berbaringlah diam di lantai. Dengan begini Hantu-Hantu ini tidak akan menyerangmu. Kau bisa keluar hidup-hidup. Jika lari pontang-panting, kematianmu justru lebih cepat," gertak Yang Jian sambil menggenggam kerah baju Bos Tang.
Bos Tang sudah panik tak karuan. Sekumpulan Hantu kini sudah berada tepat di hadapannya.
Dia tidak punya pilihan lain.
Segera dia menutup mata rapat-rapat, memilih mempercayai kata-kata Yang Jian. Berbaring tak bergerak di lantai.
Berbaring telentang berarti punggung selalu menempel lantai. Cara ini menghindari serangan Hantu dari segala penjuru dengan sempurna.
"Yang lain ingin hidup? Ikuti caraku. Berbaring dan jangan bergerak!" seru Yang Jian lagi.
Beberapa patuh berbaring, tapi lebih banyak menganggap omongannya sebagai angin lalu. Berbaring dianggap bunuh diri. Mereka masih berlari panik mencoba kabur.
"Hei, itu lantai lima! Jangan lompat! Bisa mati kau!" teriak Yang Jian pada seorang yang hendak melompat.
"Salah satu pria yang bersama Master Luo saat itu menangis ketakutan hingga tak tahu harus berbuat apa, lalu dengan panik langsung melompati pagar dan terjun dari lantai lima."
Pemberani sekali.
Yang Jian menghela napas dalam hati.
Jika tidak melompat mungkin masih ada harapan hidup, lompat begini sudah pasti mati.
Orang yang lompat dari gedung pasti tewas, nasib mereka yang kabur juga takkan lebih baik.
Tak lama kemudian, beberapa orang yang kabur menyadari semua jalan telah tertutup rapat.
Hantu-hantu dari segala penjuru semakin mendekat... mendekat... hingga akhirnya mereka terkepung.
"Aaaa~!" Jerit kesakitan bergema di antara kerumunan hantu.
Enam tujuh lengan membusuk meraih ke arah mereka.
Jeritan itu langsung terhenti.
Beberapa kepala yang masih hidup dicabut paksa dari tubuh mereka.
Sebagian hantu meletakkan kepala mereka sendiri di leher para korban, lalu menempelkan kepala korban ke tubuh hantu.
Lahirlah hantu-hantu baru.
Setelah semua ini, suasana sekitar kembali tenang.
Semua hantu... diam membeku.
Orang-orang yang tersisa berbaring di tanah benar-benar tidak diserang, semuanya selamat.
"Ini tidak mungkin!"
Yan Li terkejut. Meski ikut berbaring, matanya menatap Yang Jian seperti melihat hantu.
Namun Yang Jian tidak berbaring. Ia tetap berdiri sambil bersandar di pagar, tanpa pernah membelakangi satupun hantu.
"Bagaimana? Tidak bohong kan?"
Yang Jian membuka mulut: "Selamat untuk kalian yang bertahan hidup. Kalau tak keberatan, mari kita hitung biaya jasanya. Kuperingatkan dulu, tarifku sangat mahal."
Mengapa bersusah payah mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan orang-orang kaya yang menyebalkan ini?
Tentu saja untuk mencari uang.
Benar-benar mengira Yang Jian mencintai mereka ah.
