Saat itu, pemandangan aneh terlihat di dalam mal.
Sekelompok orang dewasa sukses dalam karier kini berbaring di lantai, mendorong tanah dengan kaki seperti ulat bulu yang meluncur mundur, wajah mereka sesekali menampakkan kepuasan yang tak biasa.
"\"Benar-benar manjur! Para hantu itu sepertinya tidak melihat kita. Mereka semua diam berdiri di sana.\" Bos Tang berkata dengan semangat."
Mereka telah meluncur dari lantai lima ke lantai empat.
Melewati area paling berbahaya.
Jika semuanya lancar, mereka akan segera bisa meninggalkan tempat ini.
"\"Manajer Li, kenapa luncuranmu begitu cepat? Sudah sampai lantai tiga?\" Bos Tang terkejut melihat ke bawah."
Manajer Li yang terus meluncur ke belakang menjawab: \"Awalnya belum terbiasa, sekarang sudah. Kurasa aku bisa lebih cepat lagi. Apa gerakan Bos kurang standar? Lihat gerakanku, lancar dan hemat tenaga kan?\""
"\"Tunggu saya! Jangan tinggalkan saya sendirian di belakang!\" Master Luo panik.
Tubuhnya yang gemuk membuat gerakannya terlambat, tertinggal di posisi paling belakang.
Yang Jian mengikuti di belakang, melihat sekelompok orang itu meniru gerakan ulat bulu meluncur dari lantai lima, tidak bisa menahan tawa.
Saat ini tak ada yang berani menyindir tawanya.
Sebab tanpa cara Yang Jian, mustahil mereka bisa melarikan diri dengan mulus seperti ini.
Meski gerakan penyelamatan ini terasa memalukan bagi orang dewasa.
"Halo, Jiang Yan, bagaimana kondisi di sana?" Yang Jian berbicara melalui walkie-talkie.
"A-Aku di sini baik-baik saja, aku sudah hampir menemukan rekaman CCTV sebelumnya. Tak lama lagi bisa menemukan posisi sebenarnya hantu itu... Sepertinya hantu pertama kali muncul di lantai lima, korban pertama juga diserang di sana."
Suara Jiang Yan terdengar panik: "Kenapa kalian semua pergi? Jangan tinggalkan aku sendirian di sini!"
"Aku mengantar rekan babi ini keluar dulu, nanti aku datang menjemputmu. Tenang, selama kau tidak kabur-kaburan tak akan ada masalah. Terus pertahankan komunikasi, kalau ada bahaya langsung panggil aku," kata Yang Jian.
"Ba-Baik," jawab Jiang Yan khawatir ditinggalkan.
Baru setelah mendengar ini napasnya sedikit lega.
Saat itu menjelang sore.
Pintu masuk mal sudah diparkir beberapa mobil polisi, dipasang penghalang dan garis batas pengaman.
Seluruh area telah dikarantina.
"Bagaimana kondisi malnya?"
Yang menangani kasus ini bernama Liu Jianming, komandan tim polisi setempat. Raut wajahnya lelah, alutnya berkerut saat menatap mal yang sudah tutup itu.
"Komandan Tim Liu, sebelumnya ada laporan tentang kemunculan pembunuh di sini yang diduga terkait kasus hilangnya orang di mal sebelumnya. Menurut pemilik toko sebelah, sekitar satu jam lalu pemilik mal Tang An mengundang master feng shui untuk melihat feng shui dan mengadakan upacara, sengaja mengunci seluruh mal... Situasi di dalam masih belum diketahui."
Liu Jianming berkata: "Jika benar pelaku kejahatan yang melakukan kejahatan, itu bagus. Siapkan alat pembuka kunci dan hancurkan pintu untuk menyelamatkan korban yang terperangkap."
"Siap, Komandan."
Seketika, petugas di luar mulai bergerak menggunakan alat untuk membuka paksa kunci pintu gerbang mal.
Tidak lama kemudian, kunci mal berhasil dihancurkan.
Pintu gerbang segera terbuka.
Begitu pintu terbuka, bau busuk membusuk langsung menyergap. Orang yang berdiri dekat hampir muntah karena baunya.
Wajah Komandan Liu berubah sedikit.
Dengan pengalamannya menangani berbagai kasus kriminal selama bertahun-tahun, dia langsung mengenali aroma khas ini yang sering ditemui pada mayat.
Itu adalah... bau mayat.
"Semua waspada! Jangan masuk dulu."
Komandan Liu merasakan kasus hilangnya orang di mal ini pasti sangat rumit. Sebelumnya penyelidikan terhambat karena tidak menemukan bukti, terpaksa menutup mal sementara.
Namun tidak lama kemudian.
Orang-orang di luar mal tertegun.
Di dalam mal yang remang-remang, terlihat seorang pria berbaju jas rapi terbaring di lantai dengan wajah penuh sukacita, seperti ulat bulu yang cepat meluncur ke arah pintu.
Gerakan apa ini?
Tidak, ternyata bukan hanya satu orang yang meluncur di lantai seperti ini.
Di belakangnya ada bos mal Tang An, Master Luo Feng Shui, dan beberapa karyawan mal yang selamat. Mereka membentuk formasi seperti permainan rantai, satu per satu meluncur turun dari lantai atas mal. Kedua kaki setiap orang mengayun dengan kekuatan luar biasa, gerakan mereka terlihat terlatih dan terkoordinasi rapi.
"Jangan mendekat dulu. Tunggu sampai mereka keluar dari mal dengan aman baru kita selamatkan. Yang lain waspada terhadap situasi darurat!" perintah Tim Liu.
Manager Li yang melihat pintu gerbang mal terbuka dan polisi sudah berjajar di luar, langsung bersemangat seperti melihat juru selamat. Gerakan meluncurnya semakin cepat, bahkan orang berjalan biasa tak bisa mengejarnya.
Akhirnya... dirinya berhasil keluar hidup-hidup dari mal mengerikan itu.
"Syukurlah! Aku tidak mati! Aku selamat!" Manager Li merasa seumur hidup belum pernah merasakan semangat dan sukacita sebesar ini.
"Tim Liu, ini... apa yang sebenarnya terjadi?" seseorang bertanya bingung melihat pemandangan itu.
Ekspresi Tim Liu berkerut rumit. "Masih belum jelas. Kita tanya dulu keadaannya."
"Jangan, jangan tarik aku! Biarkan aku terus meluncur. Aku harus meluncur lebih jauh baru berani bangun!" Manager Li menolak berdiri, bersikeras ingin meluncur sampai melewati garis batas.
Menyaksikan orang-orang ini berhasil kabur, misi Yang Jian pun selesai.
Uang itu akhirnya mendarat mulus di tangannya.
"Yang Jian, sekarang urusan mal sudah beres. Dengan kemampuanmu, jika kita bekerja sama, tingkat keberhasilan menangkap hantu itu pasti tinggi. Mau kerja sama?" Begitu keluar dari mal, Yan Li yang masih meluncur langsung berdiri dan mengajak.
Kerja sama berburu hantu?
Yang Jian berkata: "Hidup itu tidak baik? Mengapa harus memburu hantu?"
"Tujuan utama saya datang ke sini adalah untuk menangkap seekor hantu. Hantu di mal ini sebelumnya saya perkirakan paling banter berlevel terbatas, tingkat keganasannya tidak tinggi. Jika bisa berhasil menangkapnya... nilainya sangat tinggi."
Yan Li berkata: "Tapi kemampuan saya seorang terbatas. Jika ditambah denganmu, peluang suksesnya besar."
"Ada imbalan apa?" tanya Yang Jian.
Yan Li berbisik: "Pasar gelap, seekor hantu yang tertangkap minimal bernilai satu miliar. Perusahaan besar, konglomerat, bahkan departemen berbagai negara diam-diam akan mengakuisisi. Jika levelnya tinggi, harganya akan lebih mahal. Kita Pengendali Hantu tidak akan hidup lama, kau juga tahu itu. Jika bisnis ini sukses, bahkan jika mati, ada cukup uang untuk keluarga."
Yang Jian menggeleng: "Uang tidak akan habis diambil. Saya tidak perlu mengambil risiko memburu hantu demi satu miliar itu. Lagipula hari ini saya sudah untung cukup banyak, cukup untuk keluarga."
"Selain itu, jika benar-benar ingin menangkap hantu, harus menggunakan kekuatan hantu gentayangan. Apa artinya itu kau pasti tahu. Menurutku hari ini kau sudah terlalu banyak menggunakan kekuatan hantu. Jika sekali lagi... Saya khawatir hantumu akan kabur."
Yan Li berkata: "Saya paham betul kondisi saya. Menyelesaikan urusan ini tidak masalah. Dan bukankah kau ingin tahu metode bertahan hidup untuk Pengendali Hantu? Mau pasrah menunggu mati tanpa berbuat apa-apa?"
Metode bertahan hidup?
Kalimat itu menusuk hati Yang Jian.
“Menangkap seekor hantu selain bisa ditukar dengan uang, juga bisa mendapatkan informasi yang cukup berharga. Sebenarnya metode untuk membuat Pengendali Hantu bertahan hidup sudah diteliti, di Kota Dachang ada yang berhasil... Hidup lebih dari setengah tahun tanpa masalah, bahkan menggunakan kekuatan hantu gentayangan berkali-kali selama itu, sepertinya sudah menemukan cara mengendalikan kebangkitan hantu jahat.” Yan Li ragu-ragu sejenak sebelum membocorkan informasi ini.
Kalau tidak membuka rahasia ini, mungkin tidak ada cara untuk menggugah Yang Jian ini.
“Benarkah?” Hati Yang Jian berdesir, benar-benar mulai tertarik.
Dia teringat tulisan di kulit manusia itu.
Metode mengendalikan hantu jahat akan dipublikasikan tiga bulan kemudian.
Tapi peluangnya bertahan hidup selama tiga bulan dalam kondisinya sekarang sangat kecil.
Jadi wajib menguasai cara mengendalikan hantu jahat lebih cepat, tidak bisa menunggu sampai tiga bulan kemudian.
Bahkan satu bulan pun dia tidak sanggup menunggu.
Yang Jian tidak berani mempertaruhkan nyawanya untuk perubahan masa depan.
Siapa yang tahu bagaimana masa depan nanti, perkataan di kulit manusia itu juga tidak layak dipercaya.
“Kau pikirkan baik-baik, selagi hantu itu masih di mal ini tanpa perubahan, cepatlah putuskan. Begitu hantu itu pergi dari mal, mencari hantu yang sudah diketahui polanya dan belum terlalu mengerikan seperti ini akan sangat sulit.” Yan Li menekan.
“Beri aku satu menit untuk berpikir.”
Yang Jian tidak langsung setuju maupun menolak, perlu mempertimbangkan dengan matang.
Tapi tepat saat dia merenung, Manajer Li datang menghampiri bersama beberapa polisi.
“Ini satpam kecil ini, sebelumnya di mal dia memerasku, menipuku. Di ponselku ada catatan transfer, semua itu bukti…” Manajer Li menunjuk Yang Jian dengan penuh amarah, melaporkan kasus transfer sebelumnya.
Menuduh Yang Jian melakukan pemerasan dan penipuan.
“Nak, ada sebuah kasus yang perlu kau bantu kami selidiki,” kata seorang polisi dengan nada resmi.
“Hm?” Yang Jian menoleh memandang Manajer Li.
Ulat bulu ini mau cari masalah?
