“Yan Li, kesepakatan kita sebelumnya ditunda dulu. Aku akan urus ini dulu,” kata Yang Jian.
Yan Li memandang Manajer Li dengan rasa kasihan.
Dasar orang sinting ini berani mengganggu Yang Jian. Apa dia tidak tahu ini Pengendali Hantu?
Di zaman sekarang, lebih baik jangan macam-macam dengan Pengendali Hantu. Orang jenis ini mudah terpancing ekstrem. Yang baik hati akan bergabung dengan Interpol, menjaga perdamaian dunia, berkontribusi untuk kemakmuran bumi dan kelangsungan umat manusia... Meski terdengar klise, tapi begitulah adanya.
Kalau yang jahat...
Pengendali Hantu adalah hantu jahat sejati.
Kami punya sepuluh ribu cara membunuh orang biasa, sementara mereka tak akan tahu kapan ajal menjemput.
“Aku tunggu jawabanmu,” Yan Li mengangguk.
Yang Jian menatap Manajer Li siap-siap, “Ayo ulat bulu, silakan mulai pertunjukanmu.”
“Apa katamu? Siapa ulat bulu?”
Manajer Li langsung marah dan berkata, “Kalian melihat sendiri, sikap satpam kecil ini sangat jahat dan arogan. Dialah yang sebelumnya di mal melakukan pemerasan terhadap saya. Lebih dari 1,8 juta uang di rekening bank saya semuanya ditransfer ke akunnya. Jumlah sebesar ini sudah cukup untuk membuka kasus penyelidikan, bukan?”
“Jika situasinya benar, kami akan menyelidiki kasus ini. Tidak akan melewatkan satu penjahat pun, juga tidak akan memperlakukan tidak adil orang baik.” Seorang polisi berkata.
“Nak, namamu siapa? Bisakah kami melihat KTP-mu?”
Yang Jian menjawab, “Saya rasa ada salah paham, Pak Polisi. Sama sekali tidak ada pemerasan dari saya. Ini adalah transaksi bisnis antara Manajer Li dan saya, di mana pembayaran jasa saya dimajukan. Kalian bisa tanya pada orang lain yang ikut keluar bersama kami.”
“Kami akan menyelidiki kebenarannya. Tapi... nama dan KTP? Tolong kooperatif.” Seorang polisi menegaskan.
Di sampingnya, Manajer Li memandangi Yang Jian dengan senyum sinis.
Satpam kecil ini mengira bisa mengeruk uangku dengan cara-cara tidak jujur. Hari ini akan kupaksa kau memuntahkan semuanya kembali.
“Nama saya Yang Jian, ini KTP saya...”
Dengan kooperatif, Yang Jian mengeluarkan kartu identitasnya.
“Periksa.”
Seorang polisi menerima KTP tersebut dan menyerahkannya ke rekan di sebelahnya.
Rekan polisi itu segera memeriksa data pribadi dan catatan kriminal di komputer menggunakan nomor KTP tersebut.
Polisi yang tinggal melanjutkan interogasi, “Manajer Li menyatakan anda telah memerasnya di mal senilai 1.854.863 yuan. Apakah ada kejadian seperti ini?”
“Saya orang baik, mana mungkin melakukan pemerasan seperti itu?” Kata Yang Jian. “Ini fitnahan belaka.”
Manajer Li berkata: "Omong kosong, kau orang baik? Aku punya catatan transfermu, Tuan Polisi lihat ini, ini catatan transfer sebelumnya, dan nomor rekening itu milik Yang Jian."
"Apakah Anda mengakui bahwa akun ini terdaftar atas nama Anda? Jika iya, maka bisa dipastikan transfer ini sah dan valid, kami akan memulai penyelidikan resmi terhadap Anda." kata polisi.
Yang Jian tersenyum: "Rekening itu bukan milikku."
Memang bukan miliknya, itu kartu bank ibunya.
"Tuan Polisi, tidak masalah dia tidak mengakui, cukup periksa ke bank untuk memastikan apakah kartu ini miliknya." kata Manajer Li.
"Kalian awasi kedua mereka."
Polisi itu mengambil nomor rekening bank untuk mengumpulkan bukti.
Setelah polisi pergi, Manajer Li berbisik: "Kau, jangan tidak tahu balas budi, kau sudah untung lebih dari sepuluh juta dari menyelamatkan beberapa orang. Kembalikan uangku, kita beres, aku tidak akan merepotkanmu. 1,8 juta lebih, kalau pasal pemerasan dan pengancaman terbukti, kau bisa dipenjara belasan tahun."
"Baik, aku bisa mengembalikan uangmu asal kau belajar jadi ulat bulu dan kembali ke lantai lima mal. Asal kau bisa, uangnya langsung aku transfer?" kata Yang Jian sambil tertawa.
Wajah Manajer Li berubah, matanya menunjukkan ketakutan.
Sarang hantu itu takkan pernah dia datangi lagi seumur hidup.
"Kau menyelamatkanku memang benar, tapi tanpa bukti konkret semua ini percuma. Di depan hukum semuanya butuh bukti. Aku punya teman pengacara, dalam hal ini aku lebih paham darimu. Kau tak bisa mengalahkanku. Masih sama, kembalikan uangnya maka aku takkan laporkan kasus pemerasan ini." kata Manajer Li.
“Kau ulat bulu ini benar-benar menjijikkan, baru keluar langsung ingkar janji tidak mengakui orang, seandainya tahu sebelumnya sudah seharusnya kuinjak mati.”
Tatapan Yang Jian tiba-tiba menjadi dingin: "Selagi aku belum berniat menanganimu, lebih baik kau pergi sekarang juga. Kalau tetap membandel di sini..."
Kemudian dia berbisik di telinga Manajer Li: "Aku tidak keberatan memperlihatkan padamu seperti apa hantu gentayangan sejati."
Hati Manajer Li bergetar, tapi mengingat dirinya sudah aman dikelilingi banyak polisi, ia membentak: "Aku takut sama kamu? Kalau bisa tunjukkan! Justru kamulah yang tidak tahu diri!"
Di sisi lain.
"Tim Liu, lihat ini!" Teriak seorang polisi yang menyelidiki Yang Jian.
Liu Dui mendekat: "Ada apa?"
"Lihat arsip orang ini, aneh sekali." Polisi itu menunjuk layar laptop.
Di layar komputer memang tertera arsip Yang Jian, tapi sama sekali tidak ada informasi pribadi hanya tertulis [Arsip Rahasia] dengan keterangan otoritas tidak mencukupi.
"Otoritas kepolisian pun tidak bisa mengakses?"
Liu Dui tertegun, lalu serius berkata: "KTP-nya, aku akan konfirmasi ke tim provinsi."
Ia mengangkat telepon dan memutar nomor: "Iya, Liu Jianming. Ada data KTP tersangka perlu diverifikasi. Otoritas kami terbatas, bagaimana di sana..."
“Komandan Liu, Anda benar-benar suka merepotkan saya. Arsip orang ini sudah dialihkan ke departemen khusus dengan jabatan yang sangat tinggi. Jangan katakan di sini, bahkan jabatan lebih tinggi pun tidak berhak melihat. Tunggu, saat saya menyelidiki arsip orang ini, telepon masuk...”
Suara di seberang terputus sejenak.
“Halo, terdengar?” Komandan Liu bertanya.
Rekan kerja di seberang telepon lama baru berkata kesal: “Ini program anti-pelacakan. Atasan sudah mengirim orang untuk memperingatkan. Arsip bernama Yang Jian ini dilarang diselidiki lebih lanjut. Atasan bilang jabatannya sangat tinggi, jauh melebihi kepolisian distrik Anda. Jika sudah menjabat, dia berhak mengerahkan seluruh kekuatan kepolisian kota, bahkan pihak kami pun tidak berwenang mengatur.”
“Jika Yang Jian ini benar-benar melakukan kesalahan, kita bisa membuka kasus investigasi tapi tidak berhak menahan atau menangkap. Harus minta instruksi atasan dulu sebelum bertindak. Hati-hati jangan sampai dimanfaatkan orang yang punya niat jahat. Atasan sudah tegas menyatakan, siapa yang sengaja memfitnah anggota Interpol akan langsung ditangkap dengan pasal membahayakan keamanan nasional.”
“Saya... mengerti. Merepotkanmu.” Komandan Liu terdiam sejenak sebelum menutup telepon.
Dia melirik Yang Jian yang tak jauh darinya.
KTP-nya baru menunjukkan usia delapan belas tahun. Sehebat apapun kemampuannya, mustahil mencapai jabatan setinggi itu di usia semuda ini.
“Orang tipe Zhou Zheng sang polisi kriminal itu?” Komandan Liu mulai memahami.
Hanya orang jenis ini yang mendapat perlakuan khusus di berbagai negara.
“Kasus Yang Jian saya yang tangani. Kalian urus yang lain.” Komandan Liu memberi perintah.
