"Kau duluan?" Yang Jian menatap Yan Li.
"Jangan, jangan, Polisi kakak, kau saja yang duluan."
"Usia saya baru delapan belas, masih muda, harusnya saya yang memanggilmu kakak. Lagipula saya cuma pekerja sementara, belum pantas menyandang gelar polisi. Jadi kau saja yang duluan."
"Kemampuanmu sangat hebat, saya ikut saja, kau yang memimpin saya patuh."
"Merendahkan diri, kau menjadi Pengendali Hantu lebih lama dari saya, kau senior, masih banyak kekurangan saya yang harus belajar darimu."
Yang Jian dan Yan Li berdiri di depan toko pakaian saling merendahkan diri.
Pintu kaca di depan mereka terbuka sendiri, bagian dalam yang redup menebar aura tekanan tak wajar.
Terutama setelah mengetahui ada hantu di dalam, kecemasan di hati semakin menjadi.
Katanya bekerja sama memburu hantu.
Tapi saat berhadapan langsung, tak satu pun punya cukup keberanian untuk memimpin masuk.
Karena satu kesalahan bisa membuat orang mati.
Menjadi Pengendali Hantu hanya memberi modal untuk berinteraksi dengan hantu gentayangan, bukan berarti bisa semena-mena di hadapan mereka.
Setelah beberapa saat saling merendah, tak ada yang mau masuk duluan.
Akhirnya Yang Jian mengusulkan: "Sementara tak ada yang yakin, bagaimana kalau kabur?"
"......" Yan Li terdiam sejenak.
"Kalau lewatkan hantu ini, mungkin next time ketemu yang lebih mengerikan. Saat itu akan lebih sulit ditangkap."
Yang Jian meraba punggung tangannya: "Benar juga. Level hantu ini memang tidak terlalu tinggi, kalau tidak beberapa hari ini takkan cuma bunuh segini orang. Kalau begitu jangan saling mengalah, masuk bersama saja."
"Baik, masuk bersama." Yan Li mengangguk.
Dia tak ingin melepas kesempatan ini. Kondisinya jauh lebih kritis dari Yang Jian, jarak waktu dibangkitkan semakin dekat, ingin mencoba usaha terakhir.
"Mulai."
Yang Jian menarik napas dalam, memandangi pintu kaca yang sudah terbuka itu, lalu melangkah hati-hati ke dalam.
"Yan Li dan dia berjalan bersama, wajahnya tegang, sudah mempersiapkan rencana untuk menggunakan Kekuatan Hantu Jahat kapan saja."
Toko pakaian tidak terlalu besar, perkiraan mata sekitar seratus meter persegi. Karena model-model palsu dan tumpukan barang di dalamnya, terlihat agak berantak dan sempit.
"Hantu itu ada di dalam model manusia itu, gambarnya sudah kau lihat. Temukan, kita hadapi bersama," bisik Yang Jian menekan suara.
Dia membuka senter dan meletakkannya di rak dekat pintu masuk.
Cahaya senter mengarah ke dalam toko, menerangi toko pakaian dengan tepat.
"Aku ingat model manusia palsu itu. Benda itu sangat khusus, tidak mungkin salah," kata Yan Li.
Yang Jian tidak bicara, hanya perlahan memasuki toko pakaian sambil memeriksa sekeliling.
Tidak ada gerakan sama sekali.
Juga tidak ada yang aneh terlihat.
Persis seperti toko normal yang sedang tutup sementara.
Hanya... bau mayat yang terus menerus mulai menyebar.
"Gah..." suara kecil terdengar.
Pintu kaca yang sebelumnya terbuka menutup perlahan, meski suaranya pelan tapi terdengar sangat jelas dalam lingkungan yang sunyi ini.
Yang Jian dan Yan Li kaget, menoleh ke belakang.
Tidak ada apa-apa.
Sama seperti sebelumnya, pintu seolah menutup sendiri tiba-tiba.
"Tidak ada apa-apa," suara Yan Li mengeras.
"Aku tahu. Tapi dalam kondisi ini, aku yakin hantu itu ada di sini," kata Yang Jian.
Semua tempat lain normal, hanya toko pakaian ini yang terasa tidak biasa. Ditambah rekaman CCTV yang ditinjau Jiang Yan di ruang pemantauan, membuktikan peristiwa supranatural pertama di mal ini terjadi di sini.
"Pintu tertutap tidak masalah kan?" tanya Yan Li lagi.
“Tidak ada rencana kabur, pintu ditutup ya sudah. Lagipula kalau benar-benar mau kabur, aku juga tidak berencana lewat pintu depan.” Kata Yang Jian.
“Tunggu, dengarkan, suara apa itu?”
Yan Li berubah serius.
Di dalam toko pakaian, terdengar suara-suara halus namun ganjil, seperti sesuatu yang berputar dan bergesekan.
“Yang Jian, lihat model-model palsu ini…” Tiba-tiba Yan Li berteriak kaget.
Bahkan tanpa diingatkan, Yang Jian sudah menyadarinya.
Model-model manusia palsu yang tergeletak sembarangan di dalam toko itu perlahan mulai memutar kepala.
Bukan hanya satu, semua model manusia palsu di toko itu serentak memutar kepala ke arah Yang Jian dan Yan Li. Mata palsu mereka memancarkan aura mengerikan, seolah menyiratkan pesan menakutkan:
Aku mengincar kalian~!
“Jangan membelakangi mereka.” Kata Yang Jian: “Awas kepalamu dipenggal.”
Dia melihat model tanpa kaki di lantai tiba-tiba menengadah ke arahnya, tangan palsunya mulai bergerak mencengkram ke udara.
Model-model lain juga mulai menunjukkan aktivitas, gerakan tubuh mereka semakin sering.
Seakan-akan… Hantu sedang dibangkitkan.
Tapi setelah Yang Jian dan Yan Li gesit menyesuaikan posisi agar tidak membelakangi model mana pun, keributan model-model itu berangsur mereda.
“Bahkan model palsu pun bisa dikendalikan oleh hantu itu?” Yan Li terkejut, dengan nada panik.
Yang Jian berkata: “Sepertinya semua benda yang kepalanya telah diganti oleh Hantu bisa dikendalikan, tapi sampai sekarang saya masih belum bisa memastikan bagaimana sebenarnya Hantu itu eksis. Baik model maupun mayat yang pernah diganti kepalanya sebelumnya, semua ini bukan Hantu yang sebenarnya. Hantu sejati terus bersembunyi dalam bayang-bayang. Untuk menangkapnya, kita harus memaksa Hantu ini keluar.”
“Ada metode apa yang bisa digunakan?” Yan Li bertanya.
“Untuk sementara belum ada...” Kata Yang Jian dengan ragu dalam hatinya.
Sebenarnya dia bisa mencoba menyelimuti area ini dengan Wilayah Hantu, melihat apakah bisa membawa Hantu itu masuk ke dalam Wilayah Hantu.
Tapi, jika tebakannya salah dan Hantu itu sudah tidak ada di toko pakaian ini, maka dia akan menyia-nyiakan satu kesempatan.
“Lebih baik menahan diri. Jika Hantu benar-benar muncul baru menggunakan Wilayah Hantu, jangan sampai kehabisan tenaga.”
“Yang Jian, lihat ruang ganti itu, pintunya terbuka. Jangan-jangan model manusia yang dirasuki Hantu ada di dalam?” Tiba-tiba Yan Li menunjuk ke ruang ganti yang agak terbuka.
“Sangat mungkin. Mari kita periksa bersama.”
Keduanya mendekat dengan penuh kewaspadaan.
Di bawah sorotan senter, mereka perlahan membuka pintu ruang ganti itu.
Di dalam ruang ganti berdiri seseorang.
Seorang wanita bermuka pucat dengan mata tertutup. Wanita ini tidak dikenal, mungkin salah satu korban di mal. Meski wajahnya adalah wajah manusia, tubuhnya adalah tubuh model palsu.
Apakah Hantu itu menyambungkan kepala manusia ke leher model palsu?
Namun kepala wanita ini sudah tergeletak di sini selama beberapa waktu, warna daging dan kulitnya telah berubah, mengeluarkan aroma membusuk yang pekat.
"Bukan ini." Yan Li berbisik pelan.
Tapi tepat pada saat itu, pintu ruang ganti di sebelahnya perlahan terbuka.
Sebuah model manusia palsu setinggi hampir dua meter dengan tangan dan kaki panjang muncul diam-diam dari dalam, tubuhnya menutupi cahaya senter dari belakang, sepasang tangan menjulur dari baliknya menuju kepala Yang Jian dan Yan Li.
"Hm?"
Namun saat melihat perubahan bayangan cahaya di bawah kakinya, bola mata Yang Jian langsung menyempit, menyadari bahaya.
Saraf yang sudah tegang membuatnya bereaksi secara refleks.
Sebuah mata merah darah meregangkan kulit di bagian belakang kepala dan muncul ke permukaan.
Begitu Mata Hantu muncul, pemandangan di belakang kepala langsung tertransmisikan ke otaknya.
Entah sejak kapan, model manusia palsu dari gambar ponsel itu sudah berdiri di belakangnya, mengulurkan tangan ke arahnya.
"Di belakang."
Yang Jian meraung rendah, buru-buru melangkah maju untuk menghindari serangan makhluk itu.
Tapi Yan Li terlambat bereaksi, bagian belakang kepalanya tersentuh.
Dingin yang menusuk merambat melalui kulit kepala ke seluruh tubuhnya, membuat bulu kuduknya merinding secara refleks.
Yan Li juga cepat tanggap, tangannya yang sudah penuh darah justru menggapai model manusia palsu itu alih-alih menghindar.
"Kutangkap kau!"
Tangan penuh darah tanpa keraguan menangkap lengan panjang yang terulur, membuat darah di tangan seolah menyatu dengan model palsu ini.
Tak lama, sendi model palsu ini, mata, leher... tiba-tiba mengeluarkan darah yang terus mengalir.
"Darah hantuku bisa mengendalikan kemampuan hantu mana pun, manfaatkan waktu ini untuk menaklukkannya..." Yan Li berteriak.
Tapi sebelum selesai bicara, mayat perempuan di belakangnya tiba-tiba bergerak.
Lengan membusuk kehijauan-hitam menggapai Yan Li dari belakang.
Tampaknya hanya menghentikan model palsu ini tidak ada gunanya.
"Kau menangkap satu yang tak berguna, lihatlah situasi di sekitarmu." Yang Jian memandangi mayat perempuan yang tiba-tiba bergerak itu, tanpa ragu menendangnya.
Kaki memancarkan cahaya merah samar.
Mayat perempuan itu terhempas ke dinding belakang setelah ditendang.
Kakinya masih meronta-ronta, tapi tak bisa keluar lagi.
Yan Li menoleh dan lega itu hanya alarm palsu.
Untung kali ini bekerja sama dengan Yang Jian. Andai sendirian, pasti sudah mati saat berbalik tadi.
Tapi sesuatu yang lebih mengerikan terjadi.
Saat Yang Jian keluar dari ruang ganti, bersiap menghadapi model khusus ini bersama Yan Li...
Sekilas pandang membuatnya tertegun.
Di luar toko telah dipenuhi kerumunan orang yang memblokir pintu. Seorang pria bahkan masuk ke dalam toko dan mengambil senter dari rak sebelah.
Orang ini tidak berkepala, tapi mengenakan seragam satpam.
"Liu Qiang?" Yang Jian mengenali mayat ini.
"Wei, Yang Jian, gawat! Barusan aku melihat mayat Liu Qiang berjalan keluar. Aku terlalu takut sampai tidak berani bersuara. Hati-hati di situ." Suara Jiang Yan terdengar dari ponsel positioning satelit.
"Aku tahu." Wajah Yang Jian menjadi hitam.
Baru sekarang bilang? Benar-benar wanita kompeten. Orangnya sudah sampai di depan mata.
"Brak～!"
Bersamaan dengan suara kecil, satpam tak berkepala ini mematikan senternya.
Sekeliling langsung terjerumus dalam kegelapan tak berujung.
Dalam gelap, Yang Jian mendengar suara gemerisik orang-orang memasuki toko pakaian.
Semakin banyak hantu mengalir masuk, seolah ingin memenuhi toko pakaian yang tidak terlalu besar ini.
