Bangunan di sekitar masih sama persis seperti mal yang familiar.
Tapi seluruh dunia di sini seolah dicelup darah, segala sesuatu diselimuti cahaya merah samar.
"Wilayah Hantu terlihat kecil, namun setelah benar-benar masuk ke dalamnya, ruang ini bisa diperluas tanpa batas. Seperti ruang dimensi alternatif yang berada di antara realitas dan ilusi. Bahkan Yang Jian yang memiliki Wilayah Hantu pun tak bisa menganalisis bentuk eksistensi sebenarnya dari wilayah ini."
Namun saat ini, di hadapan Yang Jian berdiri tegak sesosok mayat.
Mayat yang kehilangan satu lengan, dengan kepala terputar 180 derajat.
Mayat ini dikenalnya.
Ini adalah salah satu murid yang sebelumnya mengikuti Master Luo.
Usianya sekitar tiga puluhan, terlihat cukup muda.
"Ternyata, hantu ini akan memilih mayat paling segar untuk dihuni. Mayat yang membusuk atau tidak proporsional akan dibuangnya. Tapi... tidak menutup kemungkinan ia memiliki kemampuan untuk menguasai mayat apa pun. Jika benar begitu, sehebat apapun Yan Li takkan bisa menangkapnya kecuali membatasi semua mayat sekaligus."
"Tapi setelah dikurung dalam Wilayah Hantu, situasinya berbeda. Ini satu-satunya cara untuk mencegah hantu ini melarikan diri."
"Keputusan Yan Li bekerja sama denganku tepat. Tadi juga tidak menyia-nyiakan kesempatan dimana Yan Li bertindak sebagai umpan."
Tatapan Yang Jian berkedip, ia melihat hitungan mundur di ponselnya.
Sudah dua menit empat puluh detik berlalu.
Tapi tidak masalah.
Hantu sudah ditemukan, sementara batas waktunya lima menit. Selanjutnya selama bisa berhasil mengurung hantu ini, bahkan jika harus menunggu sampai lima menit pun tidak apa-apa.
"Tapi sekaranglah saat paling berbahaya."
Yang Jian menarik napas pelan.
"Sebelumnya yang dihadapi hanyalah mayat yang dikendalikan hantu, namun sekarang dia berhadapan dengan hantu sejati."
Mayat di depan ini tidak memilih untuk diam. Mungkin strategi berdiam dirinya telah ditembus oleh Yang Jian. Kepalanya kini berputar perlahan seperti mesin yang diputar kunci penggulung, kembali ke posisi normal, lalu membalikkan badan sepenuhnya.
Mata abu-abu kematian itu tak diketahui masih bisa melihat atau tidak, namun terus menatap langsung ke arah Yang Jian.
Mati rasa, kaku, tanpa secercah perasaan.
Seperti boneka mainan yang bisa bergerak, tatapannya saja sudah membuat bulu kuduk merinding.
Tapi Yang Jian bukan pertama kalinya berhadapan dengan hantu. Sebelumnya bahkan pernah menghadapi hantu ketuk pintu yang lebih mengerikan, hatinya tergolong cukup kuat.
Tiba-tiba.
Hantu ini bergerak.
Gerakannya sangat cepat. Mayat segar ini berlari dengan kecepatan di luar batas manusia, menghampiri Yang Jian dalam dua detik. Tangan satunya yang tersisa terulur, bukan mengambil kepalanya, melainkan mata di punggung tangan.
"Tangan Yan Li, mata hantuku... Kau ingin menyusun tubuh yang sepenuhnya terdiri dari hantu gentayangan? Makanya kau terus berganti-ganti tubuh orang... Sedang mencari anggota badan yang cocok?"
Yang Jian tidak bergerak. Dia tetap berdiri di tempat, tidak menghindar maupun mengelak.
"Tampaknya hantu ini sama seperti bayi hantu itu memiliki ruang berkembang yang besar. Begitu kamu berhasil menyusun tubuh lengkap dari potongan-potongan hantu, tingkat kengerianmu mungkin bisa langsung diklasifikasikan sebagai tingkat penghancur S. Sayangnya, level kengerianmu sendiri tidak terlalu tinggi."
Yang Jian di depan mata tidak membiarkan hantu ini menangkapnya. Mata hantu di punggung tangan sepertigus akan dicabut dengan paksa.
Namun sekejap kemudian.
Dia menghilang.
Yang Jian muncul kembali di belakang hantu itu dengan jarak yang cukup.
"Aku bersyukur hari ini bisa mengendalikan hantu yang akan sangat berbahaya di masa depan. Tapi sampai sekarang aku masih tidak tahu, apakah kalian hantu punya kebijaksanaan?"
Dia mencoba menganalisa informasi berguna dari aksi, tujuan, dan eksistensi hantu ini.
Memperbesar hasil dari operasi kali ini.
Namun hantu ini tidak merespon sama sekali, hanya berdiri kaku di tempat tanpa gerakan.
"Kalau tidak bisa berkomunikasi, satu-satunya cara adalah mengurung makhluk mengerikan sepertimu." Yang Jian tidak mau gegabah meski berada dalam Wilayah Hantu.
"Yan Li, giliranmu bertindak."
Cahaya merah menyelimuti toko pakaian, siluet Yang Jian muncul bersama mayat itu.
Yan Li telah menyambungkan kembali lengannya yang sebelumnya dicabut hantu. Entah bagaimana caranya, mungkin ini kemampuan hantu yang ada dalam tubuhnya.
"Yakin ini mayat yang benar?"
Melihat kemunculan mendadak Yang Jian, kelopak matanya berkedut saat bertanya.
"Aku mengurungnya dengan Wilayah Hantu. Apakah mayat-mayat lain bergerak selama ini?" tanya Yang Jian.
“Yang ini……tidak sampai.” Yan Li melihat mayat-mayat lain, memang tidak ada gerakan lagi.
“Hanya saja aku ingin memastikan sekali lagi, jika sampai keliru lagi, kau tahu kondisiku seperti apa.”
Yang Jian berkata: “Memang ini taruhan nyawa, mana ada istilah ‘jika’. Kalau bisa berhasil mengurung hantu ini, kau juga bisa pensiun lebih cepat, kan? Barang senilai ratusan juta, cukup untuk membuatmu mati tanpa penyesalan... Begitu juga denganku.”
“Benar.” Yan Li mengatupkan gigi, melangkah masuk ke dalam Wilayah Hantu.
Wilayah Hantu bukanlah tempat yang bisa dimasukinya sembarangan, hanya dengan izin Yang Jian barulah dia bisa masuk.
Namun begitu Yan Li masuk, mungkin keberadaannya mengancam hantu ini.
Seketika.
Sebuah sosok buram muncul dari tumpukan mayat.
Tinggi dan ukurannya berubah cepat, menyerupai postur Yang Jian... hanya saja bayangan hantu ini tetap tak berkepala.
Bayangan Hantu Tak Berkepala~!
Inikah wujud asli hantu ini?
Pantas saja kepala mayat-mayat selalu membusuk paling cepat, rupanya dia kehilangan kepala.
“Yang Jian, targetnya adalah kau!” teriak Yan Li panik.
Sebelum kalimatnya selesai, bayangan hantu itu mendekat dengan cepat, seolah ingin menyatu dengannya.
Entah karena Yang Jian tidak sempat bereaksi, atau gerakan hantu ini terlalu ganjil.
Dalam sekejap, bayangan hantu itu menyatu dengan tubuh Yang Jian.
Dia diam membeku...
“Bukan?” Bola mata Yan Li menyipit, hatinya berdebar kencang.
Setelah kontak cukup lama, dia sudah memahami kemampuan hantu ini.
Ini adalah hantu yang bisa merebut tubuh manusia... bukan hanya tubuh manusia, benda lain pun sama. Jika saat ini Yang Jian kehilangan tubuhnya, semuanya akan hancur.
"Apa yang kau kagetkan? Hantu itu hanya merasuki model palsu. Sekarang jelas bahkan hantu pun bisa ditipu."
Suara Yang Jian terdengar. Tak diketahui kapan dia sudah berada di sebelah.
Tak ada luka sama sekali di tubuhnya.
Sementara tubuh manusia yang dirasuki tadi, dengan kilatan cahaya merah, berubah menjadi model manekin palsu.
"Inikah kemampuan Wilayah Hantu yang tak terpecahkan?" Yan Li memandangi Yang Jian yang muncul tiba-tiba dengan terkejut.
Dia curiga, bahkan Yang Jian ini mungkin juga palsu.
Tapi meski palsu, dia tak bisa membedakannya.
Wilayah Hantu bisa dengan bebas memutarbalikkan kenyataan. Hanya yang dianggap nyata oleh Yang Jian, itulah yang sebenarnya.
"Waktu hampir habis. Jika tidak bertindak, aku pergi." Kata Yang Jian.
"Aku mengerti."
Yan Li tersadar dari keterpanaannya, buru-buru berlari mendekat.
Baru satu langkah, dia sudah berada di depan model palsu itu.
Bahkan jarak bisa dipersingkat?
Yan Li tak sempat meragukan keberadaan Wilayah Hantu. Dia meraih model palsu itu. Darah merembes dari sarung tangannya, menyusup ke dalam model.
"Plooong, plooong, plooong~!"
Saat darah hantu yang bisa membatasi hantu lain menyentuh hantu asli ini, mayat-mayat di toko pakaian mulai berjatuhan satu per satu.
Kepala dan badan mayat terpisah, seperti susunan balok kayu yang dirobohkan sekaligus.
"Ada efeknya. Selamat, kau berhasil menangkap hantu asli ini. Kemampuanmu sangat kuat. Setidaknya aku hanya bisa menjebaknya, bukan membatasinya." Kata Yang Jian sambil melirik.
Yan Li tersenyum getir: "Jangan bercanda, Wilayah Hantumu yang tak terpecahkan itu benar-benar mengerikan. Kecuali aku bisa menangkap hantu dengan kedua tangan, kemampuanku sama sekali tidak berguna. Jika gagal membatasi, bahkan kesempatan kabur pun tidak ada. Tapi jika kita bekerja sama, menangkap seekor hantu akan menjadi jauh lebih mudah."
Setelah berkata demikian, dia kembali melirik Yang Jian.
Memang, kemampuan mereka berdua saling melengkapi.
Namun kemudian Yan Li merasa menyesal.
Pasalnya, batas kemampuannya hampir tercapai. Dia tidak akan bertahan lama. Andai bertemu Yang Jian lebih awal, mungkin situasinya akan lebih baik.
Tapi di sisi lain, beberapa hari yang lalu Yang Jian masih seorang murid. Waktunya menjadi Pengendali Hantu juga belum lama.
"Obrolan sampingan kita bicarakan nanti. Sudah hampir empat menit. Kau tidak ingin aku mati karena Hantu Gentayangan dibangkitkan, kan? Segera bungkus itu!" kata Yang Jian.
"Tunggu sebentar, belum saatnya," balas Yan Li.
Mendengar itu, Yang Jian hanya bisa bersabar menunggu.
Sekitar sepuluh detik kemudian.
Darah hantu yang meresap dari Yan Li sudah cukup banyak. Manekin plastik palsu itu perlahan mulai meleleh.
Ya, tidak salah lihat.
Darah hantu merembes dari setiap sendi manekin palsu, perlahan menenggelamkan seluruh tubuh, lalu mulai mencair.
Bayangan hantu yang menempel di dalamnya sepertinya ikut meleleh.
Genangan darah mengalir di lantai, memengaruhi Wilayah Hantu di sekitarnya.
Yan Li kini berjongkok lagi dan meletakkan tangannya di atas genangan darah itu.
Darah seolah diserap kembali ke dalam tubuhnya.
Volume darah berkurang dengan cepat.
Akhirnya hanya tersisa genangan kecil.
Namun di tengah genangan darah itu, terlihat lekuk tubuh seseorang tanpa kepala yang sedang berjuang melepaskan diri dari genangan darah.
Ia mengulurkan tangan, memutar tubuhnya, berusaha kabur dari genangan darah.
Tapi semua sia-sia.
Darah segar bagai belenggu yang mengurungnya dengan erat.
"Sekarang sudah bisa." Yan Li mengeluarkan kotak emas berbobot berat.
Meski tidak besar, kotak itu lebih dari cukup untuk menampung genangan darah kecil ini.
Darah bergerak-gerak gila di lantai, seolah memiliki nyawa sendiri, membawa bayangan hantu tanpa kepala yang terjebak di dalamnya mengalir masuk ke kotak.
"Krek～!"
Kotak terkunci rapat, tapi Yan Li masih ragu. Ia mengeluarkan kertas aluminium emas dan membungkusnya berlapis-lapis tanpa menyisakan celah.
"Ini baru tahap awal. Kita harus melelehkan lapisan emas di bungkusannya, mengelas celahnya sampai benar-benar tertutup. Baru hantu ini takkan bisa kabur selamanya. Sebelumnya sudah ada Pengendali Hantu yang merugi karena menyisakan celah sekecil apapun."
Setelah semua ini selesai, barulah dia menarik napas lega.
"Begitu rupanya? Pengetahuan baru." Yang Jian mengamati dengan seksama, mengingat setiap langkahnya.
Emas saja tak cukup, harus dilas sampai tak bersisa celah.
"Sementara hantu ini sudah berhasil dikurung, apa rencanamu selanjutnya? Jika tak keberatan, untuk sementara kotak ini biar saya yang menjaganya, bagaimana?" Perlahan dia mulai berbicara.
