"Ah~!"
Jeritan menyakitkan menggema di salah satu rumah di kompleks perumahan.
Meski pintu gerbang terkunci rapat, dalamnya dipenuhi orang-orang bertubuh kekar berbaju setelan jas.
"Pengendali Hantu? Makhluk setengah manusia setengah hantu seperti kau sudah biasa kulihat. Yan Li, keadaanmu bukan yang paling mengenaskan. Walau aku tak punya nyali maupun keahlian melawan hantu, tapi urusan menghadapi manusia sudah kumiliki segudang pengalaman."
Seorang pemuda yang dingin memegang tongkat telescopik, memandangi Yan Li yang terikat rantai di lantai dengan tangan-kaki tertancap paku.
"Tanya terakhir: di mana kau menyimpan hantu yang kau tangkap di mal itu? Apa ada di tangan Yang Jian?"
"Aku tidak tahu. Takkan kuberi tahu! Kalau memang jago, ambillah hantu dalam tubuhku ini!" Yan Li terbaring di lantai, seluruh tubuhnya berlumuran darah.
Namun kemampuannya terlalu lemah, hampir tak berguna melawan manusia. Kini dirinya terikat dan tertancap paku di lantai tanpa daya.
Rantai dan paku tersebut dibuat khusus dari campuran baja dan emas.
Meski sedikit mengurangi bahan, tapi lebih dari cukup untuk menghadapi Pengendali Hantu level Yan Li.
“Hantu dalam tubuhmu ini gunanya apa? Yang kuminta adalah barang kargo itu. Kau tidak mau bicara juga tidak apa. Di pihak Yang Jian itu sudah kukirim orang. Asal aku konfirmasi barangnya ada padanya, hari ini kau pasti mati. Tapi melihat karaktermu, mungkin mustahil menyerahkan barang berharga itu ke tangan newbie cupet yang baru terjun.”
“Sekali pun dia juga seorang Pengendali Hantu.”
Pemuda dingin ini bernama Hao Shaowen. Aksi kali ini berada di bawah tanggung jawabnya.
“Kalau aku mati, hantu itu akan kabur. Kau juga tidak akan selamat!” Yan Li menggeretakkan gigi.
Hao Shaowen terkekeh sinis: “Apa hubungannya denganku? Saat itu aku sudah kabur. Biarkan Interpol yang membersihkan kekacauan. Kau pikir aku takut kalau kau mati karena Hantu Gentayangan dibangkitkan? Hantu tetap hantu, kau tetap kau. Dua hal yang berbeda. Gaya intimidasimu tak mempan. Aku memang ahli di bidang ini.”
Usai bicara, tongkat telescopik di tangannya kembali diayunkan keras ke kepala Yan Li.
Yan Li menjerit kesakitan. Tengkoraknya cekung sedikit, seolah otaknya hampir pecah.
Pukulan seberat ini mungkin sudah membunuh orang biasa.
Tapi Yan Li hanya meringis kesakitan, sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda akan mati.
“Ptui! Bandel betul. Dipukuli sampai begini pun tidak mati-mati juga. Tapi cuma segini kemampuanmu.” Hao Shaowen kembali menghujani lengan dan kakinya dengan pukulan brutal.
Tubuh Yan Li sampai mengeluarkan suara retakan tulang. Seluruh badannya terkoyak, tapi darah sama sekali tidak mengalir.
“Bagaimana pun kau memukulku, tidak ada gunanya. Bagaimanapun, aku tidak akan hidup lama lagi. Kotak itu jangan kau harap bisa dapatkan.” Dia menengadah dengan wajah penuh darah, tersenyum getir.
Hao Shaowen mengangkat alisnya mendengar itu: “Kalau begitu, kau benar-benar menitipkan benda itu di tangan Yang Jian si cupet itu? Seorang Pengendali Hantu baru yang tidak tahu apa-apa. Kau benar-benar tega melepasnya.”
Interogasi hingga saat ini, meski mulut Yan Li keras, dia sudah mulai bisa menebak.
Benda itu mungkin tidak ada di tangan Yan Li, kalau tidak sikapnya tidak mungkin seberani ini.
“Telepon Wu Feng, beri tahu dia bahwa barangnya ada di tangan orang bernama Yang Jian... Tata krama lama, jika negosiasi harga gagal, langsung culik keluarganya. Bocah lancang, sedikit diteror pasti akan menyerah. Jangan takut hanya karena dia Pengendali Hantu. Jika masih tidak mau, potong beberapa jari keluarganya dan kirimkan padanya. Jangan terlalu takut pada Pengendali Hantu, mereka semua hantu berumur pendek. Jika benar takut balas dendam, sembunyi saja beberapa bulan.”
Hao Shaowen tiba-tiba berkata dingin.
Tentu yang dia maksud dengan "negosiasi harga" sebenarnya hampir seperti pemaksaan pembelian.
Tidak mungkin ada yang setuju setelah mengetahui harga yang diminta, apalagi ditambah ancaman penculikan di belakangnya.
“Baik bos, aku akan segera telepon Wu Feng.” Seorang anak buah di samping langsung menjawab.
“Heh, heh.”
Tiba-tiba, Yan Li tertawa getir beberapa kali.
“Apa yang kau tertawakan?”
Hao Shaowen dengan dingin menusukkan tongkat telescopik ke mulutnya: “Lidah tidak mau lagi ya?”
“Saya tertawa karena kalian salah orang, kau sudah menebak bahwa kotak itu ada di Yang Jian, tapi kau pasti tidak tahu mengapa kotak itu ada padanya.” Yan Li menahan sakit di seluruh tubuhnya berkata: “Bukan aku yang mau menaruh barang itu padanya, tapi kotak itu sama sekali tidak bisa kurebut kembali.”
“Yan Li, apa yang ingin kau katakan?” Hao Shaowen bertanya.
Yan Li berkata: “Yang ingin kubicarakan adalah, meskipun Yang Jian anggota baru, dia jauh lebih sulit ditangani dariku. Jika kau benar-benar berencana merebut barang darinya, kau pasti akan menyesal.”
“Oh begitu? Aku ingin mencoba, apa keahlian bocah lancang itu.” Hao Shaowen terkekeh sinis.
Meski merasa waspada terhadap Pengendali Hantu, dia tidak takut.
Orang-orang ini adalah hantu berumur pendek, tidak berani sembarangan menggunakan kekuatan hantu gentayangan mereka. Begitu digunakan berlebihan, mereka akan mati karena Hantu Gentayangan dibangkitkan.
Lagipula kekuatan hantu tidak bisa mempengaruhi emas.
Cukup dengan membuat beberapa perangkat emas untuk menjebak Pengendali Hantu, maka mereka akan menjadi Kura-kura dalam tempayan yang tidak bisa melawan.
“Bos, telepon Wu Feng tidak bisa dihubungi.” Saat itu, anak buah di sebelahnya meletakkan ponsel dengan ekspresi terkejut.
“Tidak bisa dihubungi?”
Hao Shaowen mengerutkan kening: “Coba telepon yang lain, Xiao Mao, Liu Shao, coba semuanya. Tidak mungkin tidak ada satu pun yang bisa dihubungi.”
“Bos, semua sudah dicoba, tidak ada yang bisa.” Yang lain juga mencoba menghubungi.
Tapi semuanya tanpa kecuali tidak ada yang mengangkat.
“Sudah, tidak usah mencoba lagi. Pasti mereka sedang sial.”
Yan Li terengah-engah sambil tersenyum kecut: “Jika kau sendiri yang menghadapi Yang Jian mungkin ada sedikit kesempatan kejutan. Tapi kau mengirim Wu Feng... jujur saja, itu sangat riskan.”
“Segel mulutnya, pakukan di sini, biarkan dia mati menganggur.”
Wajah Hao Shaowen langsung berubah muram: “Ikut aku ke tempat Wu Feng.”
Dia mengira bocah lancang itu tidak akan sulit ditangani, jadi fokus menghadapi Yan Li. Tak disangka, di sini beres dengan mudah, malah muncul masalah di sana.
Tepat saat mereka mengambil selotip hendak menyegel mulut Yan Li.
“Brak, brak-brak.”
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu di luar.
“Hm?”
Seketika, semua gerakan di dalam ruangan terhenti, pandangan mereka serentak mengarah ke pintu gerbang.
“Cek siapa itu.” Hao Shaowen melirik sambil berkata.
Seorang anggota berjalan mendekat, mengintip melalui lubang pengintip.
Di luar kosong tak berpenghuni.
“Bos, tidak ada siapa-siapa.” Orang itu melapor.
“Kalau begitu lanjutkan pekerjaan. Kau jaga terus di depan pintu.” Perintah Hao Shaowen.
Tapi saat orang itu kembali mengawasi...
“Brak, brak-brak.”
Suara ketukan pintu kembali terdengar.
Kali ini bukan pintu gerbang, melainkan pintu ruangan sebelah yang berbunyi.
“Apa yang terjadi?” Semua orang kaget, memandang ke arah pintu ruangan itu.
“Sebelumnya ruangan ini sudah diperiksa, seharusnya tidak ada orang.”
“Tidak, aku dengar langkah kaki. Ada yang mondar-mandir di dalam!”
“Bos... Situasinya mulai mencurigakan. Jangan-jangan kita bertemu Hantu?”
Mendengar frasa "bertemu Hantu"...
Jantung semua orang serentak berdebar kencang.
Berani menghadapi Pengendali Hantu karena mereka masih manusia: punya akal sehat dan kelemahan. Tapi melawan Hantu? Sekali pun diberi sepuluh nyali, tetap takkan berani.
"Hantu membunuh memang tidak ada penjelasan logisnya."
"Peristiwa supranatural? Mungkinkah hari ini sial sekali, hal dengan persentase kecil ini malah kualami sendiri?"
Hao Shaowen seketika berubah pucat, dia memberi isyarat: "Semua minggir dari sini, Yan Li biarkan dulu. Tahan dia di sini untuk dibunuh hantu itu, kita bisa pergi dengan aman. Jangan panik."
"Siap, Bos."
Yang lain tak berani berlama-lama, bersiap membuka pintu gerbang untuk pergi.
Tapi pria yang membuka pintu itu wajahnya memutih: "Ga, Gagal. Pintunya terkunci."
Tak peduli seberapa keras dia mendorong.
Gembok pintu gerbang bagai tak bereaksi, sama sekali tak bergerak.
"Minggir semua, kuhancurkan gemboknya!"
Seorang lain buru-buru menyerbu sambil membawa alat, ingin membobol pintu paksa.
Tapi persis di saat itu, suara pintu terbuka terdengar samar.
Gagang pintu rumah itu perlahan tertekan ke bawah, sesuatu di dalam ruangan sepertinya sedang membuka pintu hendak keluar.
Seketika.
Hati semua orang serasa naik ke tenggorokan.
"Hancur~!"
Ada yang sudah mulai putus asa.
Mereka semua pernah berurusan dengan Pengendali Hantu, tahu betapa mengerikannya hantu sejati.
"Kurasa ada yang bilang aku ganteng?"
Sesaat kemudian, pintu terbuka. Yang Jian dengan wajah penasaran seperti bayi mengintip kepala lalu keluar.
