"Kau pikir saya akan bocorkan informasi klien? Ini tata krama profesi kami." Hao Shaowen.
"Tata krama bisa diubah." Kata Yang Jian.
"Yang langgar tata krama, akhirnya turun ke panggung dengan tragis." Hao Shaowen menimpali.
Yang Jian menunjuk hitungan mundur di ponsel: "Lalu kenapa yakin di tanganku takkan lebih tragis? Tak mau jawab tak apa, saya tanya yang lain."
Dia mengalihkan pandangannya ke orang-orang lain.
"Tahu siapa yang menyuruh kalian mengganggu Yan Li dan saya? Siapa yang mau bicara, saya bebaskan, tapi hanya satu kuota, harap kalian menghargai."
Namun para pria berkemeja jas itu seperti bisu semuanya, tak ada yang bersuara.
"Kami semua sudah menandatangani perjanjian kerahasiaan. Ingin menyedot informasi dari mulut kami? Lebih baik kau jangan buang waktu... Kemampuanmu memang unik, tapi sementara kau sudah jadi Pengendali Hantu, seharusnya kau tahu nyawamu tak akan panjang. Bagaimana kalau gini: saya batalkan transaksi ini, kita anggap tak pernah ada apa-apa?"
Ekspresi Hao Shaowen berat. Ia samar-samar merasa Yang Jian ini sangat pelik.
Dan juga licik, seperti anak serigala kecil. Kelihatannya seperti anjing, tapi kalau benar-benar berinteraksi, orang ini akan menggigit sepotong daging dari tubuhmu.
Yang Jian memandanginya dengan aneh: "Kalian menyambangi rumah, memukuli partner bisnis saya sampai begini, membentuknya seperti Yesus yang dipaku di tanah, mencoba menyandera keluarga saya, memeras barang saya... Setelah susah payah bertemu, langsung tembak sembarangan dan ikat-ikat... Sekarang kau mau bilang ini semua tak pernah terjadi?"
"Kau pikir saya idiot?"
"Soal pertama kalau tak mau jawab tak apa. Yan Li dan saya akan cari tahu sendiri. Tapi sebelumnya, saya harap kalian bisa memahami sekali lagi."
"Siapa yang sebenarnya berkuasa di sini sekarang."
Usai bicara, ia melirik lentera di ruang tamu.
"Kzzzt~!"
Suara arus listrik halus terdengar. Cahaya putih di depan mata tak tahu sejak kapan berubah warna.
Berubah menjadi merah pucat.
"Di bawah sorotan cahaya merah, seluruh ruang tamu diselimuti cahaya kemerahan, seolah-olah penata lampu bar sengaja mengaturnya seperti ini."
"Namun cahaya merah ini tidak hanya menyelimuti ruang tamu. Saat Hao Shaowen secara tidak sengaja melirik ke luar jendela, ia melihat seluruh dunia di luar telah berubah merah."
"Sekeliling sunyi senyap, menyiratkan aroma ganjil yang samar."
"'Kalau begitu, mulai dari siapa dulu?'" Yang Jian bangkit perlahan dari sofa, matanya menyapu anggota-anggota klub."
"Pada saat ini, Yan Li yang terpaku di lantai menyaksikan dunia yang diselimuti cahaya merah ini, wajahnya berubah pucat."
"Wilayah Hantu."
"Tak disangka Yang Jian sampai menggunakan Wilayah Hantu. Tampaknya dia benar-benar serius."
"'Hao Shaowen, lebih baik kau kooperatif dengan Yang Jian. Jika tidak, konsekuensinya akan sangat mengerikan. Dia dan aku sama sekali berbeda jenis. Hantu miliknya... adalah eksistensi tak terpecahkan.'" Yan Li berkata."
"Secara lahiriah terlihat membujuk, namun sebenarnya membantu Yang Jian mencapai tujuannya dengan lebih mudah."
"Satu berperan sebagai antagonis, satu sebagai protagonis - kombinasi yang paling ideal."
"Benarkah bisa keluar dari Wilayah Hantu? Semuanya bergantung pada perasaan Yang Jian. Ini bukan sesuatu yang bisa dihadapi orang biasa."
"Hantu tak terpecahkan?"
"Hao Shaowen terkekeh dingin: 'Di mataku tak ada kemampuan yang tak terpecahkan. Selama kalian masih manusia, pasti ada cara untuk mengatasinya.'"
"Sambil berkata, sebuah pistol tiba-tiba muncul di tangannya."
"Braak! Braak! Braak!"
"Tiga tembakan beruntun mengarah ke dahi, dada Yang Jian."
"Dengan jarak sedekat ini, mustahil meleset."
"Plooong~!"
"Sekejap kemudian, Yang Jian yang baru saja bangkit langsung terjatuh ke lantai, darah segar segera mengalir deras."
"Mati?"
"Hao Shaowen mempertajam tatapannya, tidak menunjukkan kegembiraan berlebihan."
"Namun sebelum sempat memeriksa, tiba-tiba cahaya merah samar berkedip di hadapannya."
"Dia baru menyadari mayat yang kejang-kejang berlumuran darah di lantai telah berubah menjadi salah satu anak buahnya."
"Yang Jian kembali menghilang."
"'Bos, ini... apa yang terjadi? Kenapa Zhao Gang yang mati? Bukannya dia tadi masih...' Seorang anak buah terkejut, buru-buru menengok ke rekan di sebelahnya."
"Orang di sebelahnya telah berubah menjadi Yang Jian tanpa diketahui kapan."
"Yang Jian menyeringai ke arahnya."
"Ekspresi yang tampak polos dan tak berbahaya, namun menyimpan kengerian yang ganjil."
"'Kau yang pertama.' Tiba-tiba Yang Jian meraih lehernya, lalu mendorongnya maju."
"Braak~!"
"Hao Shaowen langsung menembakkan pistolnya."
"Yang Jian kembali roboh."
"Namun mayat yang tergeletak itu kembali berubah menjadi anak buahnya."
"Hanya dalam sekejap, tiga orang telah tewas di tangannya sendiri."
"Hao Shaowen tetap berkepala dingin dengan wajah datar: 'Muncullah, tunjukkan keahlianmu.'"
"Ding dong~!"
"Seketika, sebuah peluru jatuh dari langit-langit dan mendarat di kepalanya."
"Peluru itu berkilau keemasan, bukan dari kuningan melainkan emas khusus."
"'Peluru emas khusus? Persiapannya matang sekali. Tapi sayang, hari ini nasibmu sial karena berhadapan dengan aku.' Yang Jian perlahan muncul dari kamar tidur sebelah."
"Wajahnya terlihat tenang, namun menyimpan keanehan yang mengganggu."
Hao Shaowen segera mengangkat pistolnya.
Namun pada detik itu, tangannya terhenti. Pelatuk tidak ditarik.
"Kenapa tidak menembak? Pistolmu masih berisi tiga peluru, persis sesuai jumlah anak buahmu yang tersisa - satu tembakan untuk setiap orang. Kau akan segera menjadi legenda. Maukah kau menerima hadiah dariku?" Yang Jian tersenyum.
"Halusinasi? Kau bukan entitas nyata. Tubuh aslimu bersembunyi di ruangan ini. Kemampuanmu menciptakan ilusi memang merepotkan, tapi bukan berarti tidak ada cara untuk mengatasinya."
Wajah Hao Shaowen menjadi pucat: "Meski kekuatanmu dahsyat, tapi tetap memiliki kelemahan."
"Selama aku tidak bertindak gegabah, tidak akan ada yang celaka. Kau hanya bisa menggunakan strategi 'meminjam pedang orang untuk membunuh'."
"Bagaimana kau yakin dugaanmu benar? Bagaimana jika semua ini tipuanku?"
Dua anak buah di sampingnya mulai panik: "Bos, lihat... ada apa dengan dia?"
Anak buah yang baru saja didorong Yang Jian kini setengah badannya tertanam di tembok, menyatu dengan struktur bangunan. Proses penggabungan paksa ini membuatnya kejang-kejang, darah mengucur dari mulut, matanya memutih - pertanda nyawa yang hampir pupus.
Mata Hao Shaowen menyempit.
Ini... bukan ilusi.
"Maaf, mungkin doronganku agak keras. Tapi aku bersumpah hanya menyentuhnya pelan-pelan. Bagaimana bisa dia langsung mati?"
Yang Jian memandangi mayat itu sambil menghela napas: "Tak kusangka orang biasa begitu rapuh. Lain kali akan kuperhatikan."
“Kalau begitu？Kembali ke topik sebelumnya, saya tanya sekali lagi, sebenarnya kalian berbisnis dengan siapa?”
“Ka-Kakak, kami cuma pekerja harian, yang terima bisnis ini benar-benar tidak tahu, hanya bos yang tahu.”
Seorang anak buah tidak lagi keras kepala, wajahnya dipenuhi ketakutan, orang ini jauh lebih menyeramkan daripada Yan Li.
Membunuh orang semudah makan minum, begitu sederhana dan ringan.
Seolah sedang bermain-main dengan tikus putih laboratorium.
“Ternyata, sumber masalah masih ada padamu. Inilah alasan mengapa awalnya saya tidak membunuhmu—selain ingin melihat strategi kalian menghadapi Pengendali Hantu, juga berharap bisa mengorek informasi yang saya butuhkan.” Ekspresi Yang Jian menunjukkan "sudah kuduga".
“Teman, sampai di sini kau masih tidak mau bicara?”
Tiba-tiba, pandangannya beralih ke Hao Shaowen.
“Bahkan jika kau diam, ingatlah—selain kau, Wu Feng juga tahu. Karena buru-buru datang, saya belum sempat menanyainya. Tapi jika kau memilih mati, saya tidak akan buang waktu lagi. Lagipula kau pasti sibuk ingin terburu-buru reinkarnasi.”
“……”
Meski kejam, Hao Shaowen kini terjepit dalam situasi sulit.
Kemampuan Yang Jian ini benar-benar memberi kesan... tak terpecahkan.
Ucapannya sebelumnya mungkin harus ditarik kembali.
Dibanding manusia, aksi Yang Jian lebih mirip hantu.
Tak bisa ditebak, tak bisa ditembus, tak bisa diantisipasi.
“Saya hanya bertugas menerima job. Klien yang merekrut kami bukan urusan kami, tapi bisa saya beritahu: majikan berasal dari klub tempat Yan Li, dokumen juga dari orang itu.” Hao Shaowen menarik napas dalam.
"Jika tidak memberikan sedikit informasi kepadanya, hari ini mungkin kita tidak bisa keluar dari sini."
"Klub?"
Mendengar ini, Yan Li langsung tertegun.
Yang Jian menyipitkan matanya: "Anggota klub semuanya Pengendali Hantu, berarti ada yang mengincar Yan Li?"
"Tidak, meski sebagian besar anggota klub adalah Pengendali Hantu, tapi ada juga pengusaha termasyhur lokal. Mereka kadang menyewa Pengendali Hantu dengan harga tinggi untuk menyelesaikan peristiwa supranatural, bahkan mempekerjakan mereka sebagai pengawal. Tapi yang mampu membayar segitu dan tertarik pada hantu tidak banyak," kata Hao Shaowen.
"Berapa uang yang akan kau dapatkan dari pekerjaan ini?"
Hao Shaowen menjawab: "Lima puluh juta dolar AS."
"Jumlah yang cukup besar." Kelopak mata Yang Jian berkedut.
Harga seekor hantu hanya satu miliar, tapi mempekerjakan Hao Shaowen harganya mencapai lima puluh juta dolar AS. Dengan kurs yang berlaku, selisihnya lebih dari tiga kali lipat.
Tampaknya... Yan Li dibayar terlalu murah.
Mungkin ada calo yang bermain di tengah-tengah.
"Eksperimen apa itu? Metode agar Pengendali Hantu terhindar dari kematian akibat kebangkitan Hantu Gentayangan."
Yang Jian melanjutkan: "Masih ada satu menit, tidak, empat puluh detik lagi. Siapa di antara kalian bertiga yang menjawab boleh pergi. Ingat, sekarang aku yang berkuasa di sini. Kalian tidak punya pilihan."
Waktu Wilayah Hantunya hampir habis.
Saatnya menyelesaikan masalah ini sepenuhnya.
