Menyelidiki sumber dan mengungkap operasi balik layar hanyalah pekerjaan sampingan.
Bagi Yang Jian saat ini, mendapatkan cara untuk bertahan hidup dan menghindari kematian akibat kebangkitan Hantu Gentayangan adalah prioritas utama.
Tapi saat dia memberi tekanan pada Hao Shaowen ini, dia tidak langsung mengajukan pertanyaan.
"Karena hanya setelah orang-orang ini menyadari betapa mengerikannya Pengendali Hantu, mereka baru akan menyerah dan secara sukarela mengungkapkan informasi yang ingin kuketahui."
Metode untuk menghindari kebangkitan Hantu Gentayangan?
Hao Shaowen tertegun sejenak mendengar pertanyaan ini, lalu tiba-tiba tertawa: "Ada metode seperti itu. Awalnya tidak diketahui dari negara mana asalnya... Konon suatu kebetulan, seorang Pengendali Hantu mungkin mendapat berkah langit, bertahan hidup selama setahun penuh tanpa mati karena kebangkitan Hantu Gentayangan."
Bertahan setahun?
Tatapan Yang Jian bergetar lemah, hatinya mulai resah.
Lama hidup Pengendali Hantu tergantung seberapa cepat hantu dalam tubuhnya bangkit. Meski tidak menggunakan kemampuan hantu sama sekali, menurut perkiraannya, mereka mungkin tak bisa melewati setengah tahun.
Jika terlalu sering menggunakan kemampuan, percepatan kebangkitan hantu akan memperpendek umur Pengendali Hantu.
Tapi Pengendali Hantu yang bisa hidup setahun...
Tak perlu diragukan lagi, ini sebuah keajaiban.
"Metode spesifiknya?" Yang Jian menatapnya tajam.
"Kau tak akan mau tahu."
Hao Shaowen menyeringai sinis: "Itu kasus khusus. Mungkin satu dari seribu Pengendali Hantu. Metode itu hampir mustahil ditiru. Orang sepertimu ditakdirkan berumur pendek... Lagipula seharusnya kalian sudah mati. Hantu dalam tubuhmu-lah yang masih mempertahankan nyawamu."
"Bisa ditiru atau tidak bukan kau yang tentukan, tapi aku. Masih tersisa dua puluh detik." Yang Jian melirik hitungan mundur di ponselnya.
"Kau sangat ingin bertahan hidup, bukan?"
Hao Shaowen tiba-tiba sudut bibirnya menampakkan senyuman sinis: "Kalau begitu biarkan kami pergi dari sini dulu, setelah kami aman saya akan dengan rela memberitahukan informasi ini padamu."
"Kau tidak punya ruang untuk tawar-menawar, tersisa sepuluh detik."
Yang Jian berkata dengan serius: "Kau hanya punya dua pilihan: bicara, atau diam."
"Soal bisa tidaknya pergi, itu tergantung padaku."
"Bos, katakan saja padanya, orang ini gila, dia sangat tidak normal. Lihatlah dia sudah membunuh banyak orang tanpa berkedip, mungkin dia juga sudah mendekati kebangkitan."
"Benar, tidak perlu melawan orang gila. Berikan informasinya, kita pergi dari sini, tidak akan mengambil pekerjaan ini lagi."
Sebelum Hao Shaowen sempat bicara, dua anak buah di belakangnya buru-buru membuka mulut membujuk.
Memandangi hitungan mundur di ponsel di meja teh, jantung mereka berdebar kencang.
Orang ini berbeda dengan Yan Li, Hantunya benar-benar luar biasa.
"Aku tidak percaya ucapanmu. Aku baru akan bicara setelah benar-benar aman. Ini syaratku, kalau tidak lebih baik kita saling menghancurkan." Wajah Hao Shaowen terlihat garang, dari badannya dia mengeluarkan granat tangan.
"Meskipun bisa membuat orang berhalusinasi, jika benda ini meledak, tidak akan ada yang selamat di seluruh ruangan ini. Bahkan Pengendali Hantu sekalipun, jika tubuhnya hancur tak mungkin bisa bangkit kembali."
Yang Jian melirik: "Jaringan kalian memang luas ya, sampai bisa dapat barang berbahaya seperti ini. Tapi menurutmu ini berguna bagiku?"
"Tidak mencoba mana tahu. Kau ini sangat mengerikan, bahkan jika aku bicara mungkin tetap tidak selamat. Lebih baik aku ambil risiko." Kata Hao Shaowen.
“Ancamanmu tidak berguna bagiku, jangan lupa, yang tahu kabar ini bukan hanya kau. Wu Feng itu sudah ditahan, nanti aku tanya dia juga sama.”
“……” Hao Shaowen langsung kehilangan semangat mendengar kalimat ini.
Dia hampir lupa, modal di tangan Yang Jian bukan hanya dirinya sendiri.
Wu Feng itu jatuh ke tangannya, nanti dengan menyiksa Wu Feng juga bisa diketahui informasi yang dia inginkan.
“Si sampah itu, gagal menyelesaikan tugas malah membawa masalah besar ini untukku.” Hao Shaowen ingin memarahi rekan babi itu, tapi sepertinya sekarang bukan saatnya untuk marah-marah.
Hampir tanpa ragu, dia langsung berkata: “Baik, akan kukatakan. Hanya yang kuketahui sendiri. Percaya atau tidak, itu urusanmu.”
“Secara alami.” Kata Yang Jian.
“Sepengetahuanku, Pengendali Hantu yang mati karena Hantu Gentayangan dibangkitkan adalah hasil yang tak bisa dihindari. Setidaknya dari informasi yang kudapat, tidak ada satupun yang selamat. Tapi ada metode ekstrim untuk memperpanjang waktu bertahan hidup.”
“Lanjutkan.”
Hao Shaowen berhenti sejenak: “Ada yang menyimpulkan, hanya hantu yang bisa melawan hantu. Maka ada orang gila yang mencoba ini saat akan mati karena Hantu Gentayangan dibangkitkan... memasukkan hantu kedua ke tubuhnya sendiri.”
“Mengendalikan dua hantu sekaligus?”
Alut Yang Jian berkerut: “Dengan begitu matinya lebih cepat.”
“Benar, secara teori memang begitu, tapi ada hasil lain. Dua hantu saling menetralisir, menciptakan keseimbangan yang . Hasil akhir dari keseimbangan ini akan... memperlambat waktu kebangkitan Hantu Gentayangan secara signifikan.” Hao Shaowen berkata serius.
Yang Jian tertawa: “Praktik yang menarik sekaligus gila. Bertaruh nyawa untuk bertahan? Hanya orang gila yang berani melakukan ini, tapi orang itu berhasil.”
“Memang berhasil. Tapi sepengetahuanku, hanya ada satu kasus sukses. Setelahnya, Pengendali Hantu di berbagai negara mencoba eksperimen ini. Tanpa terkecuali, semua gagal dan tewas mengenaskan.”
Hao Shaowen melanjutkan: “Kesuksesan itu dianggap kasus khusus. Semua negara tahu metode ini, tapi informasi ini diblokir ketat. Sangat rahasia.”
“Rahasia tingkat tinggi? Rupanya takut jika Pengendali Hantu tahu metode ini, mereka akan nekat mencoba. Akibatnya jumlah Pengendali Hantu menyusut drastis, mengganggu stabilitas negara.”
Yang Jian segera paham alasan pemerintah melarang penyebaran informasi ini.
Bagaimanapun, Pengendali Hantu sudah di ambang kematian. Mereka berani mengambil risiko, tapi konsekuensinya adalah kematian yang lebih cepat.
Kerugian terlalu besar, merugikan kepentingan nasional. Wajar jika ditutup rapat.
“Analisamu terserah. Aku hanya memberitahukan metodenya. Tapi meski kau tahu, beranikah kau mencoba?” tantang Hao Shaowen.
“Bisa dipertimbangkan.” Yang Jian merenung.
Metode ini terlihat sederhana, tapi praktiknya sangat berbahaya.
Pengendali Hantu mana yang berani membiarkan hantu kedua masuk ke tubuhnya?
“Begitu tidak sesuai dengan perkiraan, dua Hantu saling menekan, hasilnya hanya satu: mati seketika.”
“Tapi metode ini bisa dijadikan upaya terakhir sebelum ajal menjemput.”
“Menang dapat model muda di klub, kalah harus bekerja di neraka.”
“Aku sudah mengatakan semua yang perlu. Sekarang bolehkah aku pergi?” kata Hao Shaowen.
Tiba-tiba, Yang Jian melirik ponsel di meja lalu bangkit, “Aku orang yang menepati janji. Semestinya, setelah kau memberikan informasi yang kuminta, secara logika aku harus melepas kalian. Tapi sayang, waktumu sudah habis.”
Dia menunjuk hitungan mundur di meja.
Angkanya sudah di-nolkan.
“Jadi, silakan bertiga melanjutkan perjalanan bersama.”
“Ngomong-ngomong, apa yang kau pegang itu benar-benar granat? Bisa saja itu cuma Kinder Joy lho.”
Wajah Hao Shaowen berkerut mendengar itu.
Dia melihat benda di tangannya... Entah sejak kapan berubah menjadi telur Kinder Joy.
“Yang Jian~!”
Hao Shaowen yang marah dan panik langsung menyerbu dengan tongkat telescopiknya, ingin menghabisi si brengsek ini.
Sejak awal, bocah nakal ini terus mempermainkannya.
Saat Yang Jian masuk ke ruang tamu, mereka sudah seperti kura-kura dalam tempayan. Semua kata-katanya hanya untuk mengorek informasi, tanpa niat melepaskan mereka.
“Dada~!”
Yang Jian tersenyum ramah sambil melambaikan tangan.
Cahaya merah di ruang tamu berkedip, segala sesuatu di sekitar tiba-tiba berubah wajah.
"Mayat di lantai telah menghilang, orang yang tertanam di dinding itu juga lenyap, dua anak buah yang masih hidup tak terlihat... Bahkan Hao Shaowen yang menyerbu tadi pun tidak ada, hanya tersisa tongkat telescopik emas yang jatuh ke lantai."
"Namun ruang tamu tetap menjadi ruang tamu."
"Tapi bayangan orang-orang ini sudah tidak ada lagi. Kecuali beberapa benda yang tertinggal, semua orang seolah-olah bukan bagian dari dunia ini dan telah menghilang begitu saja."
