Selesai～！
Yang Jian segera menyelesaikan pekerjaannya.
Semua nomor di buku telepon telah dihubunginya satu per satu, tidak ada yang terlewat.
Selanjutnya tinggal menunggu.
Penyebaran kutukan ini tidak instan. Kapan hantu ketuk pintu itu akan datang, tergantung suasana hati si hantu... toh dia juga sangat sibuk.
“Di sini sudah beres, bagaimana situasi di sana?”
Yang Jian menelepon Yan Li sambil membersihkan dokumen dan catatan di komputernya.
“Sudah diatur. Kita bisa langsung ke klub untuk transaksi. Kamu di mana? Perlu aku jemput?” Yan Li langsung merespons.
“Tidak perlu. Aku punya mobil. Kirim saja posisimu.”
“Oke.”
Begitu posisi diterima, Yang Jian langsung berkendara menuju lokasi.
Lokasinya di pinggiran kota.
Agak terpencil.
Tapi ini wajar, tempat kumpulan bahaya seperti ini memang tidak cocok di pusat keramaian.
Di perjalanan, Yang Jian menghubungi operator Liu Xiaoyu lagi.
“Apa kalian punya info tentang Klub Pengendali Hantu Kota Dachang?”
Liu Xiaoyu yang baru menerima telepon tertegun sebentar mendengar pertanyaan itu: “Klub rakyat? Informasi semacam itu bukan wewenang kami, aku tidak tahu.”
“Baik, kalau begitu.” kata Yang Jian.
Sementara Liu Xiaoyu di sana tidak tahu, maka telepon ini juga tidak perlu dilakukan.
“Tunggu, jangan tutup telepon dulu. Ada kabar yang harus kuberikan. Urusan Zhou Zheng di Kota Dachang sudah selesai. Dalam waktu dekat akan ada polisi kriminal yang dikirim ke sana untuk menggantikan posisi Zhou Zheng. Lihatlah apakah kau perlu bertemu dengannya. Beberapa hal lebih baik kau tanyakan langsung padanya.” kata Liu Xiaoyu.
“Polisi kriminal baru?” tatapan Yang Jian bergetar lemah: “Jika ada waktu, aku akan mencoba bertemu.”
“Baik, beberapa dokumen akan kukirimkan padamu.” kata Liu Xiaoyu.
“Kalau begitu, tutup telepon.”
Setelah mengemudi belasan menit, Yang Jian tiba di sebuah perkebunan di pinggiran kota dan berhenti.
Positioning menunjukkan lokasinya di sini.
“Yang Jian, sini.” Yan Li berdiri di pinggir jalan melambaikan tangan.
“Ini tempat klub itu? Kelihatannya cukup resmi.” Yang Jian melihat ke atas sambil berkata.
Yan Li menjelaskan: “Didanai oleh pengusaha kaya lokal. Jika kau bergabung dengan klub, dengan keberuntunganmu mungkin juga dapat dana. Saat pertama kali aku masuk, ada pengusaha yang mendanaiku sepuluh juta yuan.”
“Terdengar seperti transaksi kotor.” kata Yang Jian.
“Tidak separah itu. Para pengusaha lokal itu punya uang tapi tidak tahu cara membelanjakannya. Sehari-hari hanya konsumsi dan pamer kekayaan. Sekarang muncul peristiwa supranatural, tentu uang mereka harus digunakan untuk membeli nyawa. Uang yang kita terima, kalau diistilahkan baik disebut ‘menjaga mereka’, kalau jujur ya cuma jadi pengawal mereka jika terjadi sesuatu.” kata Yan Li.
“Ayo, kubawa kau lihat klubnya.”
Lingkungan di dalam perkebunan ini cukup bagus, ada taman, air mancur, hamparan rumput... dan banyak bangunan bergaya Tiongkok. Terlihat jelas bahwa orang yang merancang perkebunan ini memiliki selera yang sangat baik.
"Tuan Yan, selamat datang."
Baru saja sampai di depan sebuah aula, dua pramugari penyambut langsung menyapa dengan senyuman.
Yang Jian melirik kedua pramugari penyambut itu.
Tentu bukan karena mengagumi kaki jenjang mereka, melainkan karena merasa ada yang tak wajar pada kedua wanita ini... Senyum profesional mereka terlalu kaku, seperti orang mati.
"Tidak, bukan orang mati."
Yang Jian bisa merasakan napas dan aura mereka, hanya saja aura tersebut terasa dingin dan menyeramkan.
Singkatnya, tidak normal.
"Orangnya sudah menunggu di lantai lima," kata Yan Li.
"Ada risiko?" tanya Yang Jian.
Yan Li tertawa: "Mana mungkin ada risiko? Ini kan klub, transaksi di sini pasti aman."
"Lebih baik tetap waspada. Bocornya informasi kamu sebelumnya mungkin berasal dari klub ini. Kalau tidak, mana mungkin orang biasa bisa melacak kalian," sahut Yang Jian.
"Itu juga benar."
Sambil mengobrol, mereka naik lift ke lantai lima.
Mereka mendorong pintu gerbang.
Terbentang sebuah aula utama yang megah.
Tapi begitu Yang Jian dan Yan Li masuk, beberapa orang yang ada di aula langsung menatap tajam ke arah mereka.
Yan Li?
Mereka langsung mengenalinya, tapi tatapan mereka terhenti sejenak ketika melihat Yang Jian.
“Haha, Yan Li kau datang tepat waktu. Sebelumnya kami sedang membicarakanmu. Hebat, baru beberapa hari tidak bertemu sudah mendapat untung besar, bahkan berhasil mengurung seorang Hantu.” Seorang pria paruh baya bangkit dari sofa sambil tertawa, lalu menyambut.
“Tapi melakukan hal berbahaya seperti itu sendirian, kenapa tidak mengajak kami untuk membantu?”
“Uang sebaiknya dibagi bersama.”
Yan Li muak dengan orang ini. “Zhang Han, urusan terakhir kali belum kita selesaikan. Berani sekali kau bicara begitu.”
Sepertinya sebelumnya dia pernah dirugikan oleh Zhang Han ini.
“Heh, hal kecil kemarin masih kau ingat? Kukira sudah kau lupakan. Kita semua orang yang sama-sama terikat nyawa, untuk apa dihitung begitu detail? Siapa pemuda ini? Bukan anak buah baru kan?” Zhang Han menyipitkan matanya memeriksa Yang Jian.
“Dia Yang Jian, Pengendali Hantu baru. Kali ini datang untuk berbisnis denganku.” Yan Li berkata, “Kuharap kalian menghargai posisiku, jangan menyulitkan orang.”
“Menyulitkan? Tentu kami menyambut pendatang baru, tapi tata krama penerimaan anggota baru tidak bisa diubah.” Zhang Han tertawa terbahak.
Yan Li tidak menjawab, mengabaikan Zhang Han dan mengajak Yang Jian pergi ke sisi lain.
“Tunggu di sini sebentar, aku akan menjemput orangnya.”
“Baik.” Yang Jian mengangguk.
“Hati-hati. Beberapa dari mereka tidak normal. Jika ada masalah, tahan dulu. Kita tidak perlu berinteraksi dengan mereka.” Yan Li berpesan.
Yang Jian menjawab, “Akan kucoba.”
Yan Li kemudian pergi melalui lorong lain.
Tapi begitu dia pergi...
Beberapa orang yang duduk di sini kembali menatap Yang Jian.
"Anggota baru? Terlihat sangat muda, berapa usianya? Sudah dewasa?"
"Sepertinya masih seorang murid. Sayang sekali di usia semuda ini sudah menjadi Pengendali Hantu."
"Mau coba main-main? Daripada menganggur saja."
"Tentu, agar tidak seperti Yan Li dulu yang baru datang langsung somong karena merasa punya kemampuan. Biar dia sedikit merugi dan belajar rendah hati, sekalian lihat kemampuannya. Tata krama untuk anggota baru juga perlu dijelaskan."
Dua orang duduk di depan bar sambil minum alkohol.
Seorang pria membawa gelas anggur mendekat sambil tersenyum lebar.
"Teman, perkenalkan, namaku Ye Jun, anggota klub ini. Sama sepertimu, aku juga Pengendali Hantu."
Ye Jun berjalan limbung mendekat, mengulurkan tangan sambil tersenyum.
"Yang Jian."
Yang Jian berjabat tangan secara sopan.
Tapi saat berjabat, tangan Ye Jung terasa sedingin mayat.
Di saat yang sama, retakan muncul di telapak tangannya. Sebuah mata hantu nyaris tak terkendali muncul.
Telapak tangan memancarkan cahaya merah samar.
Bekas telapak tangan hitam pekat muncul di telapak tangannya.
“Jangan berjabat tangan dengannya, dia itu Hantu Tangan Ye Jun, tangannya bisa memberikan kutukan. Aduh, kenapa kamu tidak hati-hati? Sungguh tidak tahu diri. Dengan cap tangan ini di tubuhmu, dalam tiga hari orang ini akan membusuk jadi lumpur. Itu baru satu cap tangan. Kalau diberi beberapa lagi, kamu pasti tidak akan bertahan lebih dari satu menit.”
Zhang Han di samping menggelengkan kepala sambil menghela napas dan berkata.
“Kondisimu sekarang sangat buruk, cepat minta Ye Jun menghilangkannya. Hanya dia yang bisa melakukannya.”
Yang Jian melihat bekas telapak tangan hitam pekat di tangannya.
“Apa maksudnya ini?”
Ye Jun duduk santai lalu berkata: “Yang Jian ya? Sebagai pendatang baru, tidak menyapa sudah keterlaluan, belum lagi melanggar tata krama. Tapi sudahlah, kami orang-orang dermawan tidak akan mempermasalahkanmu. Langsung ke pokoknya, transaksi kalian hari ini harus kami ambil lima puluh persen keuntungannya. Tenang, hanya sekali ini saja, tidak akan ada kedua kalinya.”
“Tentu saja uang ini bukan untukku sendiri, semua anggota klub akan mendapat bagian. Setelah kamu bergabung dengan klub, kamu juga bisa menikmati bagi hasil ini dari transaksi pertama anggota baru berikutnya.”
Yang Jian menatap bekas telapak tangan di tangannya. “Ada aturan seperti itu? Yan Li tidak pernah memberitahuku.”
“Dia pasti tidak akan memberitahumu. Dulu dia terlalu banyak menelan pahit karena masih muda dan impulsif.” Ye Jun menggeleng sambil menggoyang-goyangkan gelas anggurnya.
“Jadi, kesalahan orang terdahulu harus menjadi pelajaran bagi generasi berikut. Menurutmu benar tidak?”
Yang Jian menggeleng: “Tidak.”
“Hm?”
“Saya hanya tahu kau baru saja ingin membunuhku, jadi...” Yang Jian yang awalnya tenang tiba-tiba melonjak. Entah dari mana dia mengeluarkan pistol, langsung mengarahkannya ke kepala Ye Jun di sebelah.
“Pistol khusus? Sobat, tenang dulu.”
Ye Jun tertegun sejenak, tapi saat melihat pistol berwarna emas ini, dia langsung menyadari sesuatu yang tidak beres.
Pistol jenis ini dirancang khusus untuk menghadapi Pengendali Hantu.
“Braak~!”
Sesaat kemudian, Yang Jian menarik pelatuk.
Sebutir peluru emas langsung menembus dahinya.
“Braak~! Braak~!”
Tembakan kedua, ketiga bergema...
“Sial.”
Zhang Han di samping ketakutan dan buru-buru mundur beberapa langkah.
Orang-orang yang sedang minum di bar juga membeku.
Apa yang terjadi?
Kenapa sampai tembak-menembak begini? Mau ngapain sih?
Setelah semua peluru habis, tengkorak Ye Jun sudah remuk. Tak ada percikan darah, hanya cipratan cairan mayat berwarna coklat tua yang busuk dan anyir. Bau busuk segera memenuhi ruangan.
Suara tembakan mereda.
Ye Jun sudah tak bergerak lagi, kepalanya hancur berantakan di atas sofa.
“Ini aturan Yang Jian. Sekarang, siapa lagi yang mau mengajari saya tata krama?”
Yang Jian meletakkan pistol di atas meja teh, matanya yang dingin menyapu kerumunan.
