“Kau tidak serius mau membantu perusahaan itu menyelesaikan kasus supranatural? Menurutku risikonya terlalu besar. Lagipula meski berhasil, belum tentu kita dapat metode memperlambat kebangkitan Hantu Gentayangan.”
Mobil berhenti di depan kompleks perumahan.
Turun dari mobil, Yan Li mengingatkan dengan serius.
“Kau lebih memilih menjual kotak itu dan membagi uang?” tanya Yang Jian menatapnya.
Yan Li agak canggung: “Bukankah ini cara paling aman?”
“Apa kau tidak ingin bertahan hidup?” kata Yang Jian.
“Bahkan jika kita berhasil memperlambat kebangkitan Hantu Gentayangan untuk sementara, setelah itu kita tetap akan mati. Bukan? Kalau tidak mati karena itu, mungkin mati saat bertemu hantu lain di kemudian hari.”
“Saya dan kau berbeda. Kau masih muda, seorang pendatang baru, punya modal untuk bertarung. Sedangkan saya... Jujur saja sudah menerima hasil ini. Tak usah disembunyikan, urusan pemakaman pun sudah disiapkan. Hanya tinggal menunggu sejumlah besar uang.” Yan Li mengkerut ketakutan.
Yang Jian merenung dalam-dalam.
Dia tidak merasa ucapan Yan Li ini salah.
Penerimaan nasib dan keinginan untuk stabil seperti ini sangat masuk akal. Bahkan sebelumnya dia pun berpikir demikian.
“Kalau begitu, tiga hari lagi kau tak perlu ikut. Benda ini kuberikan padamu untuk dijaga. Tiga hari setelah kepergianku, carilah pembeli lain untuk menjualnya. Hasil penjualannya, seperti janji sebelumnya, dibagi rata.” Yang Jian mengeluarkan kotak emas itu dan menyerahkannya pada Yan Li.
“Ini... Bagaimana bisa?” Yan Li terkejut.
Yang Jian berkata: “Aku juga perlu persiapan cadangan. Bagaimana jika setelah pergi kali ini aku tak kembali... Jika bisa kembali, cara bertahan hidup pasti kuketahui. Jika tidak, uruslah benda ini sesuai perjanjian sebelumnya.”
“Jangan lewatkan saluran klub. Kurasa Klub Si Kecoak itu bermasalah. Carilah pembeli lain.”
“Saya... mengerti.”
Yan Li mengangguk, tak lagi menolak.
Yang Jian melanjutkan: “Omong-omong, melalui saluran apa Hao Shaowen mendapatkan senjata-senjata khusus itu sebelumnya? Pistol ini kehabisan peluru. Ingin kucari lagi. Mungkin tak berguna pada hantu, tapi sangat efektif untuk Pengendali Hantu. Tak bisa membunuh hantu, membunuh orang pun sama saja. Kira peristiwa supranatural ini akan menarik banyak Pengendali Hantu. Meski tak tahu tingkat hantu seperti apa yang akan dihadapi, aku tak ingin saat melawan hantu harus berhadapan dengan Pengendali Hantu lain.”
“Saluran Hao Shaowen saya tidak tahu, tapi saya tahu ada satu situs web yang bisa membeli. Meski saya sendiri belum pernah beli di sana, tapi orang lain sudah membeli, mungkin bisa dipercaya.” Kata Yan Li.
“Kenapa begitu? Sebelumnya tidak terpikir untuk membeli beberapa senjata perlindungan diri?” Kata Yang Jian.
Tentu perlindungan diri ini bukan untuk melawan hantu, terutama untuk melindungi dari orang.
Menghadapi orang biasa atau Pengendali Hantu lain yang langsung menggunakan kekuatan hantu gentayangan adalah hal yang sangat boros, jadi senjata perlindungan diri sangat diperlukan.
Yan Li agak canggung: “Agak mahal, berat untuk membeli. Sudahlah, mari mampir ke rumahku dulu, nanti akan saya tunjukkan caranya.”
Tak lama kemudian.
Yan Li membawa Yang Jian ke kompleks vila di lingkungan perumahan itu.
“Bagus juga, tinggal di vila.” Kata Yang Jian.
“Baru dibeli belum lama, semua uang yang didapat sebelumnya habis di situ.” Kata Yan Li.
Baru masuk pekarangan vila sudah terlihat dua anak lelaki dan perempuan sedang saling bermain pistol air. Gadis itu meski lebih tua tapi kalah licik dengan anak lelaki nakal, dikejar sampai basah kuyup.
“Ayah, ayah, adik laki-laki ini jahat padaku lagi.” Gadis kecil itu langsung bersembunyi di belakang Yan Li begitu melihatnya.
“Dong Dong, kau tidak mendengar kata lagi ya? Begini caranya mengganggu kakak? Ayo kembalikan mainannya!” Yan Li pura-para marah.
“Ayah mau memukul orang, ayah mau memukul orang.”
Anak yang dipanggil Dong Dong ini ketakutan langsung berbalik lari masuk ke dalam rumah.
Yang Jian melirik: “Putrimu?”
“Enam tahun. Bagaimana, lucu kan?” Yan Li mengelus kepala putrinya sambil tersenyum.
"Memang sangat menggemaskan, tapi anak lelaki kau cukup takut padamu," kata Yang Jian.
Yan Li berkata: "Sejak menjadi Pengendali Hantu, aku jarang pulang. Dan tak pernah menginap di keluarga, takut saat tertidur di malam hari... hantu itu keluar. Wajar jika anak lelaki merasa kaku denganku."
"Bagaimana kau bisa menjadi Pengendali Hantu?" tanya Yang Jian.
"Itu kecelakaan. Aku awalnya tukang ledeng. Saat memasang ulang pipa di rumah tua sekitar enam puluh tahun yang lalu, bor listrikku tidak sengaja menembus tembok," jelas Yan Li. "Dari lubang di tembok itu, darah segar terus mengalir keluar."
"Waktu itu aku belum tahu tentang peristiwa supranatural, juga tidak waspada. Penuh rasa ingin tahu kuraba lubang itu."
Dia tersenyum getir: "Rasa ingin tahu membunuh kucing. Darah itu langsung meresap ke tubuhku melalui kulit tangan... Sejak itu, darah hantu mengalir dalam tubuhku."
"Tangan adalah sumbernya, tubuh sebagai wadah. Semakin sering kugunakan kekuatan hantu gentayangan, darah hantu dalam tubuhku semakin banyak. Sekarang kurasakan tubuhku mulai tidak normal, seolah wadah itu hampir penuh dan akan meluap."
Yang Jian bertanya: "Apa lebih baik jika mengeluarkan sebagian darah?"
"Tidak bisa! Mutlak tidak bisa! Pernah kucoba," kata Yan Li, wajahnya terlihat ketakutan.
“Darah saya wajib dikembalikan, jika tidak setelah lama berada di luar, akan ada hantu yang sangat mengerikan merangkak keluar dari genangan darah. Begitu hantu itu muncul, pasti akan membunuhku. Aku pernah melihat hantu itu... Jadi hanya saat darah hantu berada di dalam tubuhku, aku akan tetap utuh.”
“Tapi situasi ini segera berubah. Sekarang setiap malam saat tidur, tubuhku terasa seperti akan terbelah, menderita tak tertahankan. Setiap kali terbangun, ranjang sudah basah oleh darah.”
“Itu darahku sendiri... Darahku perlahan dikeluarkan dari tubuh. Mungkin di hari ketika darahku sepenuhnya ditolak dan habis, saat itulah Hantu Gentayangan akan dibangkitkan.”
Yang Jian terdiam.
Keadaannya pun tidak jauh berbeda.
Belakangan waktu tidurnya semakin singkat, awalnya enam jam, kini tinggal empat jam. Begitu berbaring, tubuhnya langsung lumpuh, bola mata bergerak tak terkendali di dalam rongga.
Berbagai tanda-tanda ini menunjukkan hantu di dalam tubuhnya sedang berkembang.
“Sayang, kemana saja kau beberapa hari ini? Ponsel tidak bisa dihubungi. Para gadis sebentar lagi masuk sekolah, kau tidak juga pulang untuk mengurus.”
Saat itu seorang wanita mendengar gerakan keluar, melihat Yan Li dengan wajah kesal.
“Aku sedang sibuk urusan bisnis besar akhir-akhir ini. Setelah urusan ini selesai, mungkin bisa istirahat beberapa waktu.”
Yan Li tersenyum kecut: “Ngomong-ngomong, ini temanku Yang Jian, dia... seorang anggota Interpol.”
“Halo, Kakak Ipar.” Sambut Yang Jian.
“Halo.” Wanita itu tersipu malu.
Yan Li berkata: “Aku dan Yang Jian ada urusan. Tolong jaga para gadis dulu, nanti kita makan di luar.”
Wanita itu tidak berbicara, hanya menggandeng gadis di sebelahnya dan pergi.
Yan Li membawa Yang Jian ke sebuah ruangan. Setelah membuka komputer, dia dengan ahli mengakses sebuah situs web: "Ini situs luar negeri. Tidak diketahui siapa yang membuatnya, tapi semua senjata yang dijual di sini digunakan untuk melawan Hantu. Hanya saja harganya tidak terjangkau orang biasa. Awalnya aku tidak tahu situs ini, baru kemudian mendengarnya dari Zhang Han di klub."
Setelah situs web terbuka.
Tampilannya seperti situs belanja online dengan berbagai macam barang.
Senjata, pedang, ponsel positioning satelit, bahkan kostum - semuanya lengkap.
"Untuk senjata ada di sini..." Yan Li membuka halaman senjata.
Yang Jian melirik dan langsung terkejut: "100.000? Ini lelucon apa? Satu peluru ￥100.000, bagaimana mereka tidak mencuri saja?"
Dia melihat harga peluru pistol itu dan sama sekali tidak bisa menerimanya.
"Ini senjata khusus untuk melawan Hantu. Jika mempertimbangkan biaya produksi dan proses manufaktur, seharusnya tidak terlalu mahal. Lagipula terbuat dari emas, tidak lihat harga emas belakangan ini naik seperti apa," kata Yan Li.
"Jika kau ingin memburu Hantu, saya sarankan membeli tas mayat seperti ini. Juga terbuat dari emas, mudah dibawa, meski harganya agak mahal."
Sebuah barang yang menyerupai sleeping bag muncul di layar.
Tepatnya, ini adalah tas mayat yang terbuat dari emas.
Untuk mengurung dan menahan hantu gentayangan, benda ini jelas lebih cocok daripada kotak kecil Yan Li sebelumnya.
Karena beberapa Hantu memiliki wujud fisik.
"Dua juta?!" Sudut bibir Yang Jian berkedut dua kali saat melihat harganya.
“Setelah Yan Li membukanya, di dalamnya bahkan ada video demonstrasi dari orang asing yang mengajari cara memasukkan mayat ke dalam dan menutup retakan dengan sempurna.”
“Dilihat dari video itu, harus diakui bahwa barang ini mahal memang ada alasannya, cukup praktis digunakan.”
“Makanya aku tak pelit membelinya.” Yan Li berkata dengan getir.
Yang Jian berpikir sejenak, merasa investasi ini sangat perlu. Ia segera mengambil ponsel dan menelepon Jiang Yan.
Jiang Yan yang sedang trading saham di rumah mengangkat telepon: “Halo, siapa ini?”
“Aku, Yang Jian. Transfer uang.”
