Karena situasi ini terjadi di pusat kota, dampaknya sangat besar.
Tidak sampai sepuluh menit, mobil polisi sudah langsung tiba di lokasi.
Yang bertanggung jawab atas kasus ini adalah Liu Jianming, Komandan Liu.
Belakangan ini kepalanya sering sakit. Di usia awal 30-an yang seharusnya puncak stamina, wajahnya tegas dan serius saat turun dari mobil tak bisa menyembunyikan kelelahan yang terpancar.
"Segera evakuasi warga sekitar, pasang batas pengaman, dan isolasi semua orang yang tidak berkepentingan!"
"Siap, Komandan!"
Dengan gaya khasnya yang cepat dan tegas, Komandan Liu langsung memberi perintah: "Selain itu, terapkan pengaturan lalu lintas di jalan sekitar. Minta bagian transportasi kirim beberapa personel untuk mengalihkan semua kendaraan yang melewati area ini ke rute lain. Jangan biarkan mereka mendekat."
"Siap, segera saya laksanakan."
"Panggil ambulans, regu pemadam..."
Entah ini insiden biasa atau peristiwa supranatural yang paling membuatnya pusing, yang penting jalankan prosedur standar - yang perlu dijaga dijaga, yang perlu dievakuasi dievakuasi - agar kerugian tidak meluas karena panik.
"Komandan, di kerumunan ada Yang Jian yang sepertitu sudah menyaksikan kejadiannya. Apakah perlu kita interogasi?" Seorang polisi melapor.
Yang Jian?
Komandan Liu sedikit terkejut.
Bukan karena kebetulan bertemu, tapi kehadirannya langsung membuatnya sadar - kasus ini pasti terkait Interpol.
Dengan kata lain, kemungkinan besar ini adalah peristiwa supranatural.
Dan begitu menyangkut peristiwa supranatural, mereka tidak boleh ikut campur - juga tidak mampu. Satu-satunya cara adalah melaporkan ke atas.
“Yang Jian, Halo, kita bertemu lagi.”
Komandan Liu memutuskan untuk menyapa, dia berjalan mendekat, memberi hormat kepada Yang Jian yang berdiri di pinggir jalan lalu berkata.
“Komandan Liu, sepertinya kau akan sibuk lagi. Meski korban tidak besar, dampaknya luas, apalagi ini di pusat kota... Jauh lebih serius dibanding kasus hilangnya orang di mal sebelumnya.” Yang Jian membuka mulut.
“Kerugiannya seberapa besar, kau tahu?” tanya Komandan Liu.
“Tidak jelas, sekitar belasan nyawa manusia mungkin tidak terhindarkan.”
Yang Jian berkata: “Laporkan ke polisi kriminal baru Zhao Kaiming, biar dia yang menyelesaikan. Ini bukan wilayahmu.”
Komandan Liu tersenyum getir: “Lagi-lagi peristiwa supranatural?”
“Tapi polisi kriminal baru itu agak sulit diajak kerja sama. Meski dilaporkan, tak akan cepat datang. Jika memungkinkan, bisakah kau membantu? Tak perlu menyelesaikan kasus, cukup selamatkan beberapa orang saja.”
Yang Jian menjawab: “Ada pepatah di negara kami: 'Di posisimu, jalankan tugasmu'. Sekarang polisi kriminal Kota Dachang adalah Zhao Kaiming. Aku tak bisa sembarangan ikut campur. Bagaimana jika situasi memburuk, tanggung jawabnya jatuh di pundakku... Lagipula, campur tangan langsung dalam kasus orang lain seperti mengambil alih tugas koki dengan memotong daging. Kau paham maksudku, Komandan Liu?”
Komandan Liu mengangguk, menunjukkan pemahaman.
Dia pernah menangani kasus, tentu tahu satu kasus hanya punya satu penanggung jawab. Orang lain memang tak boleh ikut campur.
Tapi perkataan Yang Jian tadi hanya basa-basi belaka.
Dia tak mau tanpa alasan ikut campur dalam peristiwa supranatural.
Ini tindakan yang sangat berbahaya.
Meski kewajiban menolong terdengar mulia dan dipuji, tapi satu kesalahan bisa membuat nyawanya sendiri terancam.
"Komandan Liu melihat Yang Jian tidak mau terlibat dalam peristiwa itu, lalu segera pergi. Dia harus sibuk memimpin operasi penyelamatan dan pekerjaan bantuan, sangat sibuk."
"Tapi kesibukan yang melelahkan ini memberikan efek yang sangat kecil."
"Pada saat itu, seorang karyawan pria yang tidak tahan dengan rasa takut itu melarikan diri dari lantai lima belas sambil menangis dan berteriak, terus-menerus melompat sambil berteriak 'Aku tidak mau mati, tolong' dan sejenisnya."
"Perasaan putus asa itu bisa dirasakan oleh siapa pun."
"Braak~!"
"Tubuh yang jatuh ke lantai sudah menjadi mayat, darah berceceran, berlumuran darah, tidak tega dipandang."
"Ada yang tidak berani melompat, tapi segera diseret masuk ke dalam gedung perkantoran yang redup oleh sesuatu dengan paksa."
"Jeritan putus asa kembali terdengar, tapi segera menghilang tanpa bekas."
"Beberapa orang sudah mulai menebak."
"Itu adalah jeritan sakratulmaut."
"Sedangkan mereka yang mulai berpikir telah menyadari ada yang sangat tidak beres dalam situasi ini."
"Kalau ini kebakaran, kenapa tidak ada api?"
"Kalau ada penjahat yang beraksi di dalam, kenapa tidak ada gerakan mencurigakan?"
"Apa sebenarnya yang terjadi di dalam sana?"
"Bisa memaksa orang-orang yang punya keinginan kuat untuk bertahan hidup sampai nekat melompat dari gedung."
"Bahkan berani melompat dari lantai lima belas, bukankah ini berarti keputusasaan dan kengerian di dalam sana melampaui rasa takut melompat dari ketinggian itu?"
"Tak lama kemudian,"
"Jeritan-jeritan itu semakin berkurang."
"'Hampir semuanya mati.' Ekspresi Yang Jian sedikit berubah."
Tiba-tiba, pada saat ini ia melihat siluet seseorang berjalan keluar dari gedung perkantoran, lalu berhenti di depan etalase kaca. Namun dari sudut ini, hanya bagian kepala dari setengah badan yang samar terlihat, selebihnya sama sekali tak tampak.
Orang itu terlihat ganjil, berdiam tak bergerak dengan ketenangan yang tak wajar, sangat tak selaras dengan orang-orang yang sebelumnya histeris dan berteriak.
Wajahnya mati rasa, kulitnya berwarna hijau kehitaman seperti mayat yang telah tergeletak berhari-hari. Tak ada ciri manusia normal sama sekali, tanpa jejak vitalitas, hanya hawa dingin dan nuansa mengerikan yang tak terdefinisi.
"Apakah itu hantu?"
Saat ini, Yang Jian merasakan mata hantu-nya seolah hendak membuka dengan sendirinya, namun ia berhasil menahan dorongan aneh ini.
Setelah berdiri sebentar di depan jendela, sosok itu segera berbalik dan menghilang di lantai lima belas.
Namun saat berbalik, Yang Jian tanpa sengaja melihat matanya.
Hitam pekat seperti tinta... tanpa pupil, bagai dua lubang gelap yang ganjil dan jahat.
Meski hanya sekilas, Yang Jian langsung merasakan tendangan adrenalin.
"Itu dia～!"
Ia mengenali hantu ini.
Bayi hantu yang kabur dari tubuh Zhou Zheng.
Benar, tidak mungkin salah.
Mata hitam kosong itu, kulit hijau kehitaman itu, pasti bayi hantu.
Yang Jian sudah dua kali berinteraksi dengannya, mustahil salah mengenali.
Pertama kali saat baru dibangkitkan, membunuh Zhou Zheng dan merangkak keluar dari perutnya dalam wujud bayi. Kedua kalinya di rumah Wang Shanshan.
"Saat itu bayi hantu telah berkembang menjadi wujud seorang anak, sudah bisa berdiri dan berjalan."
"Tapi sekarang... jelas-jelas ini penampakan seorang pemuda."
Awan kegelisahan hijau kehitaman itu menutupi seluruh lantai, persis Wilayah Hantu yang sedang dikandung bayi hantu saat pertemuan terakhir, hanya saja saat itu baru sebatas tanda-tanda awal, masih jauh dari kategori wilayah hantu sebenarnya.
Tapi sekarang, sudah sangat mendekati tahap memiliki Wilayah Hantu.
"Jika bayi hantu ini terus berkembang, Kota Dachang mungkin tidak bisa dihuni lagi."
Meski Yang Jian tidak terlibat dalam peristiwa ini, konfirmasi kecepatan perkembangan bayi hantu membuatnya merasakan hawa dingin yang menusuk tulang.
Makhluk ini semakin mengerikan.
"Kita pergi dari sini."
Ia berbicara pada Jiang Yan yang bersembunyi di belakangnya, takut untuk pergi.
Setelah mengetahui status makhluk ini, tidak perlu lagi mengamatinya.
Tapi tepat di saat ini.
"BOOOOM~!" Disertai raungan pedal gas kendaraan.
Sebuah mobil anti huru-hara militer bertenaga kuda penuh, bagaikan binatang buas menerobos dari persimpangan jalan sebelah, menabrak kendaraan yang sedang belok, menerjang ke trotoar persimpangan, dan dengan kecepatan tak berkurang, malah mengarah ke Yang Jian.
Langkah Yang Jian terhenti, sebuah mata hantu langsung terbuka.
Bayangan tanpa kepala muncul di belakangnya, samar-samar terasa seperti hendak bangkit dari lantai.
"Mengejarku?"
Ia merasakan mobil ini mengunci posisinya dengan presisi tinggi.
