Inikah wujud asli dari hantu itu?
Ataukah ini hanya salah satu bentuknya... Sebelumnya jelas-jelas berwujud Shangguan Yun.
Ini adalah hantu yang bisa mengubah citra dirinya secara bebas.
Tapi apapun perubahan yang terjadi, sosok di dalam cermin ini tak perlu diragukan lagi adalah hantu.
"Ternyata sejak awal hantu ini mengikuti Zhang Wei. Tapi bagaimana dia bisa bertahan sepanjang malam bermain-main di depan cermin? Mungkinkah karena dia sendiri yang membuat wajahnya bengkak?" gumam Yang Jian dalam hati.
Saat sosok di cermin perlahan mendekat, tiba-tiba terlihat perubahan mulai terjadi pada dirinya.
Wajahnya perlahan berubah menjadi Miao Xiaoshan, dengan baju dan penampilan yang juga ikut berubah.
Belum sempat mencapai tepi cermin,
Hantu yang mirip Zhang Wei ini telah berubah total menjadi Miao Xiaoshan - bertubuh kecil dengan aura menggemaskan, tanpa menyisakan sedikitpun jejak wujud sebelumnya.
Satu-satunya perbedaan dengan manusia normal mungkin hanya pada warna wajahnya yang pucat.
Wajah pucat tanpa warna darah, bola mata yang tidak menyisakan sedikit pun perasaan manusia, sama sekali tidak terlihat seperti orang normal—lebih mirip boneka tanpa emosi.
“Yang Jian～!”
Miao Xiaoshan tertegun menyaksikan pemandangan ini, menoleh ke belakang dengan tatapan penuh ketakutan ke arahnya.
Hantu di cermin telah berubah wujud menjadi sosoknya sendiri.
Perlahan mendekat, bayangannya mulai bertumpuk dengan pantulan di kaca.
“Kau tetap pertahankan kondisi ini, biar aku yang urusi sisanya.” Kata Yang Jian dengan serius.
“Ba... baik.” Suaranya gagap, bahkan telapak tangannya gemetar saat terus menulis di permukaan kaca.
Hampir tak berani membuka matanya untuk melihat bayangannya di cermin.
“Biaoge, jangan bergerak sembarangan! Semua akan baik-baik saja. Kita harus percaya Yang Jian pasti punya cara.” Miao Xiaoshan masih berusaha menghibur Shangguan Yun.
Di luar cermin, dia masih bisa kabur kapan saja jika ada bahaya.
Tapi Shangguan Yun terjebak di dalam kaca, dengan hantu itu semakin mendekat... Jaraknya tinggal...
Tidak sampai 2 meter lagi.
Seketika seluruh tubuh Shangguan Yun bergetar—sepanjang paniknya, kini ia baru menyadari keanehan di sekitarnya.
Langkah kaki tiba-tiba bergema dari belakang.
Berasal dari pintu toilet, mendekat perlahan ke arahnya.
Derap kaki yang jelas bergema di toilet sunyi nan mencekam, membuat bulu kuduknya berdiri. Darahnya serasa membeku, ketakutan dahsyat menyergap hati—nyaris melumpuhkan akal sehatnya.
Keringat dingin, terus-menerus mengucur dari wajahnya.
Rasa ingin tahu dan naluri tubuh mendorongnya untuk secara refleks menengok ke belakang.
"Kakak, tidak menengok ke belakang, jangan lihat, tutup mata." Miao Xiaoshan juga menulis dengan panik.
Dia tidak ingin Shangguan Yun menyaksikan pemandangan ini.
Mengetahui hantu asli ada di sekitarnya, bahkan orang dengan daya tahan mental terkuat pun bisa hancur berantakan.
Namun, huruf-huruf di depan cermin sama sekali tidak bisa menghalangi rasa ingin tahu Shangguan Yun.
Akhirnya dia menoleh sebentar ke belakang.
Shangguan Yun melihat sosok yang mustahil muncul di hadapannya... orang itu adalah sepupunya sendiri, Miao Xiaoshan.
Kehadiran orang yang familiar ini tidak memberinya sedikitpun hiburan, sebaliknya matanya hanya memancarkan ketakutan yang tak terpercaya.
Sepupunya jelas-jelas berada di luar cermin, bagaimana mungkin ada di sini?
Jika sepupu di luar itu asli, lalu siapa yang ada di depan matanya sekarang?
Hampir secara naluriah, otaknya menyembulkan sebuah kata: Hantu.
Sepupu yang tiba-tiba masuk dari luar toilet ini mungkin bukan manusia, melainkan hantu yang identik dengan sepupunya.
Setelah menyadari hal ini, Shangguan Yun menjerit ketakutan dan kabur ke belakang seperti orang gila.
Dia ingin menjauh dari sepupu di sampingnya ini.
Tapi toilet hanya selebar ini, ke mana lagi dia bisa lari?
Akhirnya dia hanya terduduk di dekat tembok, wajah menyeringai ketakutan sambil menangis histeris, kondisi mentalnya sudah di ambang kehancuran.
Tapi betapapun dia hancur dan berteriak, semua ini tidak bisa didengar oleh Yang Jian yang berada di luar cermin.
“Jangan urusi kakakmu lagi, dia sekarang tidak akan mati. Tujuan hantu itu bukan kakakmu, sekarang kau yang jadi target.” Yang Jian berkata: “Teruslah menulis di cermin, tulis apa saja. Hantu ini tertarik padamu, sekarang dia telah berubah menjadi dirimu dan pasti mengincarmu.”
“Ini kesempatan. Jika kau takut dan ingin menyerah, masih ada waktu untuk berhenti.”
Meski ketakutan, Miao Xiaoshan tahu bahwa jika dia menyerah, kakaknya tidak akan pernah bisa keluar dari cermin.
“Aku... aku akan berusaha.”
Dia erat menggigit bibir, menahan ketakutan di hatinya, terus mencoret-coret di cermin meski tak tahu apa yang ditulisnya.
Dengan cepat.
Hantu di dalam cermin datang menghampiri Miao Xiaoshan.
Tinggi badan yang identik, postur tubuh yang sama persis, wajah yang serupa.
Perlahan, sosoknya menyatu dengan bayangan Miao Xiaoshan di cermin.
Saling identik sempurna.
Hantu itu telah berubah menjadi Miao Xiaoshan di cermin.
Tapi satu-satunya perbedaan adalah ekspresi mereka: Miao Xiaoshan panik ketakutan, sementara bayangannya di cermin tenang, dingin, tanpa secercah emosi.
Bayangan di cermin itu hanya diam berdiri, sedangkan Miao Xiaoshan terus menerus membuat gerakan di depan cermin.
“Wajah hantu telah berubah menjadi Miao Xiaoshan. Rahasia terakhir adalah bagaimana dia menggantikan Miao Xiaoshan keluar dari cermin, dan bagaimana Miao Xiaoshan masuk ke dalamnya.” Yang Jian menatap tajam setiap gerakan hantu di cermin.
Tidak perlu memperhatikan bagian lain lagi.
Satu-satunya yang perlu diperhatikan adalah segala tindakan hantu di depan mata ini.
Tiba-tiba.
Hantu di dalam cermin ini bergerak.
Dia juga meniru gaya Miao Xiaoshan dengan menggigit bibir, mengangkat jari-jari rampingnya dan mulai melukis di cermin goresan demi goresan.
Hanya saja gerakannya sangat lambat dan kaku, meski seragam dengan gerakan Miao Xiaoshan, tampak ada jeda - saat Miao Xiaoshan sudah menulis satu garis horizontal, hantu di cermin baru mulai menggerakkan kuas.
"Apakah dia sepenuhnya meniru setiap gerakan Miao Xiaoshan, berusaha membuatnya identik?" Yang Jian memperhatikan hal ini.
Kecepatan imitasi hantu di cermin sangat cepat.
Sebelumnya tidak bisa mengimbangi gerakan Miao Xiaoshan, tapi sekarang hampir tidak ada perbedaan.
Begitu Miao Xiaoshan mengangkat tangan, hantu di cermin langsung mengikuti gerakannya.
Dia menggerakkan bibir, hantu di cermin juga menggerakkan bibir.
Tapi masih ada jeda kurang dari satu detik, belum tumpang tindih sepenuhnya, meski sudah hampir seperti bayangannya sendiri.
"Jika suatu saat hantu ini berhasil meniru gerakan orang di depan cermin tanpa jeda, apakah itu berarti hantu di cermin akan keluar? Dan orang di luar akan masuk?" Yang Jian mulai menangkap masalah utama ini.
Tidak berani membiarkan Miao Xiaoshan terus mengambil risiko.
Mata hantu di dahinya langsung terbuka.
Cahaya merah menyelimuti seluruh toilet.
Tanpa sepengetahuan Miao Xiaoshan, Yang Jian memaksanya masuk ke dalam wilayah hantunya.
Sementara Yang Jian berusaha menjangkau bagian dalam cermin dengan wilayah hantunya.
Hasilnya gagal.
Dia bisa menutupi seluruh permukaan cermin dengan Wilayah Hantu, namun tak mampu menembus ke dalamnya.
"Hantu ini sangat khusus." Yang Jian hanya bisa menilai demikian.
Jika dikatakan Wilayah Hantu adalah ruang dimensi khusus yang dibentuk arwah gentayangan, maka hantu dalam cermin ini juga mampu membentuk ruang dimensi milik dunia cermin.
Keduanya tidak saling mempengaruhi, bahkan tak bisa saling mengintervensi.
Seperti dua lingkaran yang digambar di kedua sisi kertas putih.
Meski berada di kertas yang sama, namun tak akan pernah bertemu.
"Tapi jika hantu ini bisa keluar dari cermin melalui metode tertentu, saat dia muncul, Wilayah Hantuku bisa masuk ke dalam cermin. Sekalipun hanya seketika, itu sudah cukup bagiku." Yang Jian menunggu dengan tenang momen krusial itu.
Hanya perlu sekejap mata, Wilayah Hantunya akan membawa Shangguan Yun keluar dari sana.
Tiba-tiba.
Di momen inilah.
Gerakan hantu dalam cermin dan Miao Xiaoshan menjadi serasi sempurna.
Seolah hantu itu telah lenyap total, hanya menyisakan bayangan dalam cermin yang tak terpisahkan.
Dan dalam sekejap itu.
Yang Jian merasakan gaya tarik-ulur aneh muncul di Wilayah Hantunya.
Sebagian area di depan cermin mulai melengkung.
Cahaya merah seperti tersedot masuk ke cermin, bersama Miao Xiaoshan dalam Wilayah Hantu yang hampir tertarik masuk.
Sementara hantu dalam cermin justru hendak keluar, mengambil alih posisi Miao Xiaoshan.
Begitu posisi bertukar berhasil, situasi sebelumnya akan terulang kembali. Miao Xiaoshan akan bernasib sama seperti sepupunya masuk ke dalam cermin, sementara hantu itu akan menggantikannya muncul di dunia nyata.
"Sekarang."
Bola mata Yang Jian menyipit. Miao Xiaoshan di Wilayah Hantu langsung menghilang dari tempatnya, lalu muncul di belakangnya. Untuk sementara dia dilindungi agar hantu itu tidak bisa menyentuhnya.
Yang menggantikan posisi Miao Xiaoshan hanyalah satu buah papan pintu di toilet.
Sesaat kemudian.
Papan pintu yang berdiri di depan cermin tiba-tiba menghilang, masuk ke dalam cermin dalam sekejap. Namun sosok Miao Xiaoshan di dalam cermin juga ikut lenyap.
Tapi hantu itu tidak muncul di hadapan Yang Jian.
Makhluk itu menghilang secara misterius.
Karena Miao Xiaoshan tidak masuk ke dalam cermin, hantu gagal menggantikannya. Tanpa identitas pengganti, hantu tetap ada tapi tak terlihat.
Wilayah Hantu Yang Jian kini merambat masuk ke dalam cermin melalui posisi saling berhadapan itu.
Dugaan terbukti benar.
Saat hantu itu keluar, lorong menuju ruang dimensi cermin terbuka.
Shangguan Yun yang nyaris mengalami gangguan mental ketakutan kini diselimuti cahaya merah.
Hanya seketika.
Dia menghilang masuk ke dalam cermin, namun muncul kembali di toilet dunia nyata.
Berhasil.
Melihat ini, hati Yang Jian dipenuhi sukacita.
Spekulasi tepat.
"Pergi dari sini."
Karena orangnya sudah diselamatkan, tak ada alasan lagi bagi Yang Jian untuk berlama-lama di tempat ini.
Kilatan cahaya merah.
Ketiga orang itu menghilang bersama-sama dari KTV.
“Dia tidak serakah mencoba mengurung hantu ini, melainkan berhenti ketika sudah cukup dengan mengutamakan keamanan. Lagipula sekarang dia tidak perlu lagi menjual nyawa untuk memburu hantu dan menukarnya dengan uang. Bahkan jika ingin menangkap pun, tidak ada wadah emas untuk mengurungnya.”
Dan demi kehati-hatian.
Wilayah Hantunya menjauh sebisa mungkin dari lokasi ini, melepaskan diri sepenuhnya dari jeratan makhluk itu.
