"Driiiing~!" Suara dering telepon membahana.
"Halo, siapa ini?"
Suara Zhao Kaiming terdengar samar dari balik receiver.
"Zhao Kaiming, ini Yang Jian."
Yang Jian berdiri di dalam kantor polisi, memencet nomor di ponsel satelit Zhou Zheng yang sudah usang.
"Yang Jian?"
Zhao Kaiming menyeringai: "Kau juga berinisiatif meneleponku, benar-benar jarang terjadi. Jadi, sudah sadar? Mau jadi asistenku, membantuku mengelola Kota Dachang?"
Yang Jian berkata: "Kau yang membunuh keluarga empat orang Yan Li?"
Dia langsung menuju inti persoalan tanpa bermaksud bertele-tele atau bermain sandiwara.
Di sebelah sana, Zhao Kaiming terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab: "Mengapa... kau bertanya seperti itu?"
"Sebelum mati, Yan Li memberitahuku bahwa anggota klub ingin membunuhnya dan memintaku berhati-hati. Tapi Wang Xiaoqiang dari klub malah berkata dia tidak berniat menyerang Yan Li, justru ingin menyingkirkanku."
Yang Jian menjelaskan: "Pasti ada pihak yang sengaja menggunakan tangan Klub Xiaoqiang untuk menyingkirkanku. Yan Li hanya dibodohi, dia tak bisa membedakan apakah yang ingin membunuhnya anggota klub atau orang lain."
"Jika aku dan Klub Xiaoqiang bertikai, siapa di Kota Dachang yang paling senang melihatnya? Kupikir Zhao Kaiming, kau pasti salah satunya."
"Kau tahu aku pernah bekerja sama dengan Yan Li. Kemampuan darah hantunya sangat membantu bagi anggota Interpol mana pun. Kematiannya secara tak langsung membuatku kehilangan sekutu, sekaligus memicuku untuk mencurigai Wang Xiaoqiang. Jika sampai bertikai lagi, itu seperti satu tindakan, tiga hasil."
"Sedangkan dalang sebenarnya yang memicu konflik bisa tidur nyenyak tanpa khawatir, menertawakan hasilnya, lalu muncul di akhir untuk membereskan kekacauan."
"Begitulah dugaan sementara, entah benar atau tidak."
Nada bicara Yang Jian sangat serius, penuh kedinginan dan permusuhan.
"Wahahahaha." Tawa terbahak Zhao Kaiming menggema dari telepon.
"Apa yang kau tertawakan?"
Zhao Kaiming tertawa sebentar, tiba-tiba nada bicaranya berubah menjadi garang: "Yang Jian, kau cukup pintar tapi belum cukup cerdik. Benar, Yan Li kubunuh, keluarganya yang bertiga juga kubunuh. Sengaja kugunakan kematian keluarga empat orang ini untuk memprovokasimu, membuatmu berkonfrontasi dengan Klub Xiaoqiang. Sebelumnya di pusat kota kan kau bilang mau menemani aku mengadu sampai akhir."
"Jangan-jangan kau berpikir naif bahwa ini hanya omong kosong? Begitu diucapkan, harus ditindaklanjuti. Hari ini kau sudah bertindak cukup baik. Sudah kudapat kabar, Klub Xiaoqiang menderita kerugian besar, belasan anggota tewas di tanganmu."
"Tindakanmu memang kejam. Sayangnya, kau gagal membunuh Wang Xiaoqiang. Tentu saja, kau memang takkan bisa membunuhnya. Hantu yang dimilikinya dipilih langsung oleh kakaknya, Profesor Wang."
"Meski tingkat keganasannya tidak terlalu tinggi, tapi sangat khusus. Mempertahankan nyawa Wang Xiaoqiang bukan masalah. Coba pikir, jika dia tidak mati dan melihat keadaan klub yang kau porak-porandakan ini, apa yang akan dilakukannya? Mungkin dia akan membunuh seluruh keluargamu dalam kemarahan? Heh, aku sangat menantikan perkembangan selanjutnya."
Yang Jian mengerutkan alut: "Kukira kau akan menolak mengaku, tak menyangka kau merespons begitu gamblang."
“Mengapa aku harus menolak mengakui? Panggilanmu ini membuktikan kau sudah menebak kebenaran situasi. Menyembunyikannya sudah tak bermakna lagi. Lagipula, sekarang Wang Xiaoqiang sudah bentrok denganmu. Meski tahu aku yang mengadu domba, sekarang sudah terlambat. Dia tetap takkan melepaskanmu. Sering dia berkata 'senyuman menghapus dendam lama, tawa melenyapkan permusuhan', tapi kau mungkin tak tahu, si brengsek ini paling pendendam.” Zhao Kaiming terkekeh sinis.
“Selain itu, meski Klub Xiaoqiang kehilangan banyak anggota di Desa Huanggang, bukan cuma Wang Xiaoqiang satu-satunya Pengendali Hantu. Hari ini kau hanya beruntung bertemu saat beberapa orang tidak ada di klub. Beri dia waktu untuk menyiapkan strategi, kau akan menyesal. Bahkan jika kau bisa mengendalikan dua hantu sekalipun.”
Yang Jian berkata: “Setelah memberitahu segalanya, tak takutkah aku akan membunuhmu sekarang?”
Wajahnya suram.
Zhao Kaiming ini ibarat ular berbisa yang berdiam diri dalam kegelapan. Jika bukan karena insiden-insiden ini yang membuka tabirnya, mungkin sampai akhir dia tetap akan dibodohi.
“Untuk sementara aku akan menghilang. Tenang, takkan kau temukan. Sebelum ada pemenang antara kau dan Wang Xiaoqiang, aku takkan muncul. Aku tak sebodoh itu. Muncul sekarang berarti menanggung tekanan dari kedua pihak. Selama aku tak muncul, perseteruan kalian akan terus berlangsung. Menurutku peluangmu mati akan lebih besar nanti.”
Zhao Kaiming menyeringai sinis.
"Pemuda, masyarakat ini sangat keji dan licik. Masih banyak hal yang harus kau pelajari. Jangan mengira hanya karena belajar beberapa tahun buku dan menjadi Pengendali Hantu, kau sudah merasa hebat. Di mataku kau masih terlalu kekanak-kanakan. Strategi orang dewasa tidak akan bisa kau kuasai, seperti ketika kau masuk ke Desa Huanggang dengan bodoh. Sejujurnya sejak hari kau masuk desa itu, aku sudah menganggapmu sebagai orang mati. Tidak kusangka kau bisa kembali hidup-hidup."
"Tapi akhirnya kau berhasil keluar hidup-hidup dari Desa Huanggang, bahkan menyelesaikan peristiwa supranatural di sana."
"Entah karena keberuntungan atau kemampuan, menurutku kau sudah menjadi ancaman potensial. Interpol Kota Dachang harusnya hanya aku."
"Brak, brak brak."
Saat Zhao Kaiming berbicara, Yang Jian tidak membalas. Dari receiver terdengar suara ketukan pintu yang meredam.
Satu per satu ketukan itu seolah mengetuk jantung, membuat orang hampir sesak napas.
"Ini apa?" Nada Zhao Kaiming berubah drastis, langsung mengejar penjelasan.
Baru kemudian suara Yang Jian terdengar: "Ada pepatah mengatakan antagonis mati karena terlalu banyak bicara. Seberapa jauh kau paham tentang peristiwa hantu mengetuk pintu? Jika tidak, kau bisa pelajari nanti. Karena kematian Yan Li dan urusan Klub Xiaoqiang semuanya ulahmu, aku jadi lega. Setidaknya sekarang tahu siapa musuhku. Jadi kuberikan surat tantangan ini dulu. Jika kau bisa bertahan, baru kita bertarung."
Setelah berkata demikian, dia mengakhiri panggilan.
Begitu komunikasi terputus, Zhao Kaiming segera menyadari sesuatu yang tidak beres. Langsung menelepon operator khususnya untuk mencari arsip peristiwa supranatural di Sekolah Menengah Atas No.7 Kota Dachang.
『Peristiwa Hantu Ketuk Pintu di Sekolah Menengah Atas No.7 Kota Dachang』
Setelah membaca secara sekilas, wajah Zhao Kaiming menjadi sangat pucat.
"Siapa pun yang mendengar suara ketukan pintu akan dikejar-kejar hantu itu... Itu adalah hantu yang sudah memiliki wilayah hantu! Dasar Yang Jian terkutuk, diam-diam main licik denganku. Dia ingin menyeretku ke dalam peristiwa supranatural itu sampai mati? Bagus, sangat bagus! Baru belajar sedikit sudah langsung pinter, baru saja kuberi pelajaran, sekarang balas dendam dengan taktik 'menggunakan pedang orang lain untuk membunuh' lewat hantu."
Bertahan hidup dari cengkeraman hantu tingkat bencana bukanlah hal yang mudah, apalagi dalam situasi di mana hantu tersebut memiliki wilayah hantu.
Langkah Yang Jian ini bisa disebut sebagai skakmat.
Sekalipun Zhao Kaiming berhasil membunuh Yang Jian, kutukan ini tetap melekat pada dirinya, memaksanya menghadapi peristiwa mengerikan lagi.
Yang paling parah, sialan, kita tidak tahu kapan hantu itu akan muncul.
Saat ini Zhao Kaiming ingin menampar mulutnya sendiri—seharusnya dia tidak usah sok jagoan dan mempermainkan Yang Jian, akhirnya malah terjerumus sendiri.
