Tentu saja Zhang Xiangui ingin memanfaatkan situasi.
Kalau bukan untuk merampok di saat kritis, ngapain dia bekerja sama dengan Yang Jian menyusun jebakan ini.
“Direktur Zhang, bisakah kita bicara setelah saya keluar dari sarang hantu ini? Tolong, saya mohon, suruh Yang Jian menyelamatkan saya. Selama saya selamat, semua bisa dinegosiasikan.” Direktur Qin berbicara dengan nada memohon.
“Ini tidak bisa. Beberapa hal harus diselesaikan dulu. Kalau Direktur Qin tidak serius, ya sudah, kita bicara lagi di pertemuan berikutnya.” Zhang Xiangui berpura-pura hendak menutup telepon.
“Tunggu, tunggu!” Direktur Qin panik: “Semua bisa dibicarakan, jangan ditutup dulu.”
Zhang Xiangui berkata: “Jadi kompleks properti Direktur Qin dan Direktur Qian, dijual atau tidak?”
“Tapi meskipun kami jual, apakah Direktur Zhang sanggup membeli? Saya tahu kondisi keuangan Direktur Zhang, sebagian besar sudah diinvestasikan di lokasi konstruksi. Sebelum properti terjual, dana Direktur Zhang pasti terbatas.” Kata Direktur Qin.
“Itu tergantung kesungguhan Direktur Qin. Kalau Direktur Qin mau jual di bawah harga pasar, saya pasti sanggup.” Zhang Xiangui menjawab.
“Kau menawar berapa?”
Zhang Xiangui berkata: “Satu miliar.”
“Cuma satu miliar mau kau paksa saya jual bundel? Zhang Xiangui, mending kau rampok saja! Untuk tanah ini saya sudah investasi 6-7 miliar.” Qin Zong memarahi dengan geram.
Zhang Xiangui menjelaskan: “Jangan salah paham, satu miliar bukan untuk membeli tanahmu, Qin Zong. Termasuk juga tanah Qian Zong, total bundel satu miliar. Memang agak merugi, tapi harga ini masih adil. Lagipula, ada kabar angin lokasi konstruksi ini angker. Saya sedang minta Yang Jian menyelidiki. Kalau benar, harga properti di sini jadi tak bernilai. Kalau salah, semua senang.”
“Jadi saya juga mengambil risiko. Entah kalian berdua mau melepaskan atau tidak.”
Qin Zong ingin menolak mentah-mentah, tapi perkataan Zhang Xiangui tiba-tiba menyadarkannya.
Benar juga.
Kalau dijual harga pasar, pasti dia yang rugi.
Tapi kalau tempat ini memang berhantu, properti tidak laku. Mungkin menjual bundel 1 miliar ke Zhang Xiangui dan segera pergi dari sini justru menguntungkan?
Zhang Xiangui sendiri belum yakin apakah tempat ini benar-benar angker.
Sedangkan dia sudah pasti.
Tempat ini memang ada Hantunya.
Memikirkan ini, Qin Zong merasa rencana ini layak dicoba.
Saat dia masih berbicara di telepon, suara langkah kaki di luar lift sudah sangat dekat. Dari jarak suara, kaki orang mati yang terekam kamera ponsel itu mungkin hanya berjarak tiga meter.
Bahkan mungkin lebih dekat.
“Qin Zong, ha-hasilnya belum? Cepat suruh Zhang Xiangui mengirim orang untuk menyelamatkan kita!” Qian Zong mendesak panik.
“Saya, saya sedang berusaha berkomunikasi dengannya. Zhang Xiangui ini memanfaatkan situasi, di saat seperti ini malah ingin mengakuisisi kompleks perumahan kami, bahkan meminta semua aset kami dijual kepadanya seharga 1 miliar. Dasar terkutuk, benar-benar memilih waktu yang tepat.” CEO Qin gemetar antara kaget dan marah.
Dia sama sekali tidak mencurigai bahwa peristiwa supranatural ini sengaja diatur oleh seseorang.
Pertama kali menghadapi kejadian seperti ini, mana mungkin terpikir ada tangan di balik layar yang mengendalikan.
Namun sebelum kalimatnya selesai...
Salah satu pengawal yang menjaga pintu lift tiba-tiba limbung dan terjatuh ke lantai.
“To...tolong!” teriak pengawal itu dengan wajah penuh ketakutan.
Kerumunan segera menoleh.
Dalam kegelapan, tampak siluet berbentuk manusia sedang menyeret sang pengawal hingga menghilang dalam bayang-bayang.
Dalam sekejap mata.
Orang itu pun lenyap.
Suara tak terdengar lagi, hanya keheningan yang mencekam mengelilingi.
Bahkan derap langkah kaki sebelumnya ikut menghilang.
“Cepat, beri tahu Zhang Xiangui! Aku setuju! Asalkan kita bisa keluar hidup-hidup, aku rela menjual seluruh propertiku!” CEO Qian yang pengecut ini langsung luluh, tak peduli lagi soal harga jual.
Baginya, keselamatan diri adalah segalanya.
Tapi persis di saat genting ini...
Yang Jian yang sedang mengendalikan Wilayah Hantu tiba-tiba mendengar dering ponsel.
Ponsel positioning satelitnya bergetar.
“Halo, siapa?” kening Yang Jian berkerut, kesal diganggu di momen krusial.
“Yang Jian? Aku Liu Xiaoyu, petugas penghubungmu.” Suara familiar terdengar dari balik sambungan.
Yang Jian berkata: "Ada apa? Sekarang saya agak sibuk, tidak praktis mengangkat telepon."
"Keadaan darurat, di Kota Dachang muncul peristiwa supranatural, sudah dikonfirmasi sebagai insiden hantu mengetuk pintu yang pernah kau alami sebelumnya. Kasus ini membutuhkan bantuanmu, harap segera menuju ke Jalan Kemenangan Kota Dachang, Bar Mawar untuk memberikan dukungan." Liu Xiaoyu menjelaskan.
"Tunggu, sebentar."
Yang Jian bertanya: "Bukannya urusan gaib Kota Dachang menjadi tanggung jawab Zhao Kaiming? Kapan giliranku?"
"Zhao Kaiming sudah terlibat dalam peristiwa ini. Kondisi sekarang kritis, kami kehilangan kontak. Operatornya pun tidak bisa memastikan apakah dia masih hidup atau sudah mati. Jadi saya harus menyerahkan kasus supranatural ini padamu, lagipula kau punya pengalaman kontak dengan insiden hantu mengetuk pintu." Liu Xiaoyu menjawab.
Zhao Kaiming terseret dalam insiden hantu mengetuk pintu?
Mendengar ini.
Yang Jian langsung menyadari situasinya.
Orang tua itu pergi mencari Zhao Kaiming.
Kutukan yang disebarkan melalui dering telepon sebelumnya, berhasil.
Memikirkan ini, senyum tipis muncul di sudut bibirnya. Hari ini benar-benar dua kebahagiaan sekaligus, selain mendapat transaksi besar, sekalian menyingkirkan orang yang dibencinya.
Tunggu.
Sekarang belum bisa dipastikan apakah Zhao Kaiming sudah mati.
"Maaf, meski saya punya pengalaman selamat dari insiden hantu mengetuk pintu, tapi menurut saya peristiwa gaib itu termasuk level tak terpecahkan." Kata Yang Jian dengan serius.
Perkataannya ini bukan alasan.
Insiden hantu mengetuk pintu memang bisa dianggap tak terpecahkan.
Begitu masuk ke Wilayah Hantu orang tua itu, tidak hanya harus berhadapan dengan sang nenek, tapi juga para budak hantu yang muncul setiap saat di sekeliling.
Yang terpenting adalah, Pengendali Hantu biasa sama sekali tidak bisa keluar dari Wilayah Hantu.
Akan terus dihabiskan oleh waktu di dalamnya.
"Sekarang bukan waktunya saling lempar tanggung jawab. Zhao Kaiming tidak diketahui nyawanya, sebuah peristiwa supranatural Tingkat Bencana sedang terjadi di Kota Dachang. Sebagai calon polisi kriminal, kau perlu memikul tanggung jawab ini sekarang." Liu Xiaoyu berkata.
Yang Jian berkata: "Ini bukan masalah tanggung jawab, tapi masalah pergi menghadiahkan nyawa. Sementara departemen polisi kriminal telah mendefinisikan insiden hantu menketuk pintu sebagai level A, maka harusnya paham betapa mengerikannya benda itu. Peristiwa Desa Huanggang yang saya selesaikan sebelumnya saja hanya didefinisikan sebagai level B. Untuk insiden hantu mengetuk pintu, bukan hanya saya, bahkan jika kau kirim sepuluh Pengendali Hantu sekalipun itu sama saja bunuh diri."
"Bukan masalah jumlah personel, tapi perbedaan tingkat keganasan yang terlalu besar. Saya menolak menerima misi ini."
"Selain itu, Liu Xiaoyu, saya ingatkan lagi dengan serius: Saya belum resmi menjadi polisi kriminal. Kecuali setelah saya resmi menjabat, barulah saya akan memikul tanggung jawab ini. Saat ini, saya menolak."
"Kau..." Liu Xiaoyu langsung naik pitam, tapi tidak bisa menemukan alasan untuk membujuk Yang Jian.
Jika benar ini adalah peristiwa mengerikan yang tak terpecahkan, mengirim Yang Jian kesana memang sama saja menghadiahkan nyawa.
Tapi jika Yang Jian sebenarnya bisa menyelesaikan namun menolak pergi, ini juga membuatnya sangat kesal.
"Kau terus menunda-nunda waktu tidak mengikuti ujian kepolisian kriminal, tidak mau resmi menjabat, bukankah ini karena tidak mau menerima penugasan?"
Yang Jian berkata: “Saya tidak menerima misi, tapi juga tidak menikmati hak istimewa atau perlakuan khusus, bukan? Sebaliknya, saya telah menyelesaikan dua peristiwa supranatural di Kota Dachang - kasus Mal Furen dan Peristiwa Desa Huanggang. Ini fakta yang bisa dibuktikan. Saya juga ingin bertanya, peristiwa supranatural apa yang berhasil diselesaikan oleh Zhao Kaiming yang baru saja menjabat? Jangan bilang isolasi partikel dianggap sebagai penyelesaian.”
“Kalian harus bersikap adil dan lebih dewasa. Saya sangat tidak puas dengan kasus pengeditan arsip kemarin. Jika pelayananmu terus seperti ini, saya akan minta Zhao Jianguo mengganti operator untuk saya.”
Di dalam ruang operator.
Zhao Jianguo memperhatikan emosi Liu Xiaoyu. Ia langsung mengambil mikrofon: “Yang Jian, kamu pasti sudah sadar ini menyangkut masalah besar. Harap kamu mengutamakan kepentingan nasional.”
“Saat ini saya sedang menangani kasus supranatural lain dan tidak bisa pergi. Hantu itu ada di samping saya. Mau saya bawa hantu ini mencari hantu lain? Apa kalian ingin mempercepat kematian saya? Saya juga harap kalian mengutamakan keselamatan nyawa saya.”
Yang Jian memberikan alasan yang tidak sepenuhnya bisa disebut bohong.
Memang benar dia sedang menangani kasus supranatural.
Hanya saja kasusnya relatif kecil.
Zhao Jianguo berkata: “Ternyata kamu sedang menangani kasus lain, baik. Saya bisa mengerti. Kalau begitu saya akan kerahkan polisi kriminal lain untuk bantuan sementara. Bisakah kamu memberikan informasi berguna untuk membantu?”
“Lebih baik jangan kirim bantuan. Siapa pun yang masuk ke Wilayah Hantu Ketuk Pintu pasti mati.”
Yang Jian menjawab tenang: “Bantuan terbesar yang bisa saya berikan adalah jangan ikut campur.”
“Zhou Zheng tewas di tangan hantu itu saat kejadian di Sekolah Menengah 7.”
“Saya mengerti, terima kasih atas sarannya.” Zhao Jianguo segera memutuskan komunikasi.
“Komandan tim, Yang Jian menolak bantuan. Sekarang harus bagaimana?” Liu Xiaoyu berkata.
Zhao Jianguo merenung: "Setelah selamat dari insiden hantu mengetuk pintu, di hatinya mungkin sudah ada bayang-bayang hantu itu. Wajar jika dia tidak mau menghadapinya lagi. Lagipula Yang Jian benar, peristiwa seperti ini bukan urusan polisi kriminal biasa. Sembrono ikut campur bisa jadi bunuh diri. Kita tidak bisa memaksa orang. Jangan pakai nada menekanku saat menugaskan pekerjaan ke orang lain. Sikap seperti itu tidak bisa ditolerir. Kita yang duduk di kantor, sedangkan mereka yang berhadapan langsung dengan hantu gentayangan. Jika misi gagal, nyawa merekalah yang melayang. Tekanan dan ketakutan yang mereka rasakan tak bisa kita bayangkan."
“Komandan, saya juga khawatir dengan situasi Kota Dachang. Peristiwa mengerikan tingkat bencana muncul di pusat kota, berpotensi memicu gejolak besar. Jika hantu itu terus berkeliaran di Dachang, kota ini bisa jatuh. Kasus gaib kali ini berbeda dari yang sebelumnya.”
Wajah Liu Xiaoyu berubah pucat, buru-buru menjelaskan.
“Jadi kau kehilangan batasan?” Zhao Jianguo menegur: “Karakter Yang Jian mana mungkin tidak kau ketahui? Jika dia Zhou Zheng, tindakanmu tidak salah. Tapi untuknya ini tidak bisa ditolerir. Pulang dan introspeksi diri!”
“Jika ini operator lain yang berbuat kesalahan, sudah saya pecat. Tapi untukmu, ini toleransi terakhir. Yang Jian benar, kau harus lebih matang dalam bertindak.”
“Lihat apakah ada polisi kriminal yang relatif luang di kota terdekat dari Kota Dachang, atur helikopter untuk evakuasi, pastikan bantuan tiba di Dachang dalam waktu satu jam.”
“Baik, baik.” Liu Xiaoyu langsung menjawab.
