"Hanya segini orangnya? Sepertinya jumlahnya berkurang dari sebelumnya."
Yang Jian mengerutkan kening melihat belasan korban selamat di belakang Tong Qian.
"Hanya ada sebanyak ini orang, sisanya mungkin sudah terpencar. Wilayah Hantu ini sangat aneh, seringkali jalan yang sudah dilewati sebelumnya tiba-tiba berubah ketika diikuti oleh kelompok belakang. Dua kelompok saling kehilangan kontak. Aku tidak bisa berbuat apa-apa dengan situasi seperti ini, jadi korban selamat semakin berkurang." kata Tong Qian.
"Tidak masalah, yang penting kau masih hidup." kata Yang Jian.
"Maksudmu apa?" tanya Tong Qian.
Yang Jian berkata: "Jika tidak bisa menyelamatkan satu pun polisi kriminal, misi kali ini bisa dianggap gagal. Jumlah korban selamat tergantung takdir, tapi setidaknya satu polisi kriminal harus bertahan."
"Jadi aku jadi modal pertukaran kepentinganmu?" Tong Qian menahan amarah.
"Kurang lebih begitu." jawab Yang Jian. "Tak perlu marah. Memiliki nilai diri itu bagus. Justru yang menyedihkan jika seseorang tidak berguna. Lihat mereka."
Ia menunjuk ke arah para korban selamat yang panik dan terlibat tanpa alasan jelas.
"Dingin." sindir Tong Qian.
Yang Jian terkekeh sinis: "Ini bukan sikap dingin, tapi prioritas. Seperti saat aku pertama kali terlibat peristiwa supranatural, juga tidak ada yang menolong. Selamat karena usaha sendiri. Tahu kenapa aku selalu menolak ujian jadi polisi kriminal? Karena belum siap menanggung keamanan seluruh kota. Lagipula, jika ada yang bertanggung jawab, pasti ada yang minta pertanggungjawaban. Nanti kau akan dipaksa menyelamatkan orang bahkan jika tak mau."
"Dengan tidak menjadi polisi kriminal, aku bebas dari tanggung jawab itu. Bisa lebih leluasa mencari cara bertahan hidup."
Tong Qian berkata: "Kau punya kemampuan ini, kenapa tidak mau berkontribusi? Menyelamatkan lebih banyak orang apa ruginya bagimu?"
“Miliuner kaya raya seperti itu, mengapa tidak memberiku beberapa juta? Bagikan beberapa juta padaku, itu juga tidak akan mempengaruhinya.” Yang Jian membantah.
Tong Qian tercekat, tahu tak bisa mengalahkan pria ini dalam berdebat.
Yang Jian melanjutkan: “Sementara semua orang sudah hadir, kita harus segera berangkat. Kamu juga perlu mengingat baik-baik pengalaman hari ini, ini akan membantumu bertahan hidup.”
Menyelamatkan orang-orang ini bisa dianggap sebagai pengakuan pada Zhao Jianguo. Perjalanan ini tidak sia-sia, setidaknya dia mendapatkan apa yang diinginkannya.
Untungnya, kali ini dia bertemu hantu ketuk pintu yang sudah dikenalnya. Jika itu hantu lain, Yang Jian harus benar-benar mempertimbangkan dengan khidmat. Dia tidak berani sembrono memasuki peristiwa supranatural tak dikenal - peristiwa Desa Huanggang telah membuatnya lebih bijak.
“Tunggu sebentar, tunggu aku, Nak tunggu!”
Saat itu seorang Ibu Bermata Biru, mendengar Yang Jian akan pergi, buru-buru menyatukan tas besar-kecil di belakangnya dan menyergap keluar dari toko sebelah.
“Hm?” Yang Jian mengerutkan alutnya.
“Korban selamat.” Kata Tong Qian: “Aku mengenal Ibu ini.”
Yang Jian mengangkat pistol di tangannya, mengulurkannya ke luar jendela, membidik wanita itu.
“Apa yang kau lakukan?” Wajah Tong Qian berubah drastis.
“Buang barang di belakangmu, atau jika mendekat lagi aku akan menembakmu mati.” Yang Jian memberi peringatan keras pada ibu itu.
Tong Qian berkata: “Dia orang biasa, jangan terlalu bersemangat.”
“Benar dia orang biasa, tapi barang di belakangnya bukan.” Kata Yang Jian.
Barang di belakang?
Tong Qian melirik, melihat ibu ini membawa tas ransel besar berisi barang-barang yang sepertinya dicuri dari toko sekitar.
"Hanya beberapa barang seperti dupa dan baju. Dia pasti melihat tidak ada orang di sini jadi ingin mengambil barang-barang secara diam-diam."
Yang Jian terkekeh: "Ada barang dagangan di Wilayah Hantu? Kau pikir ini benar-benar jalanan? Aku sama sekali tidak melihat bentuk barangnya. Dia jelas-jelas membawa pulang seekor Hantu. Kalau dia datang, pasti akan ada yang mati lagi di sini."
"Apa?!" Tong Qian terkejut.
Segera berusaha mencegah: "Cepat buang barang di punggungmu, cepat!"
Ibu Bermata Biru itu sambil berlari masih memeluk barang di belakangnya. Ini adalah barang-barang yang dia ambil dengan risiko dari toko terdekat: "Kalian pergi tanpa mengajakku, keterlaluan sekali! Barang-barang ini tidak akan mengganggu, tidak akan merepotkan kalian."
"Jika dia tidak membuang barang setelah melewati garis di jalan raya, aku akan tembak." Kata Yang Jian.
Tong Qian marah dan panik: "Ikuti perintah! Segera buang barang itu, atau dia akan menembak!"
"Kalian ini polisi, mana bisa menembak rakyat kecil. Jangan menakut-nakutiku, ayo segera berangkat saja, aku sudah siap."
Ibu itu sama sekali tidak percaya, malah mendesak Yang Jian dan yang lain untuk segera berangkat.
"Sudah tidak ada cara lain." Pistol di tangan Yang Jian mulai diarahkan.
Namun tiba-tiba ibu itu menjerit histeris. Seluruh tubuhnya terangkat ke udara, dicekik oleh Tali Rami yang muncul tiba-tiba dan digantung di lampu jalan sebelah. Badannya bergerak-gerak keras di udara, wajahnya memerah hampir sesak napas.
“Apa situasinya？” Tong Qian terkejut.
“Kau Yang Jian?”
Sejenak kemudian, seorang pria bersyalut syal dan menggigit cerutu muncul diam-diam dari toko di samping.
“Masih ada Pengendali Hantu di Wilayah Hantu ini?” Mata Yang Jian menyipit, kewaspadaannya langsung meningkat.
“Izinkan saya memperkenalkan diri. Nama saya Wang Yue. Meski satu kota, sepertinya ini pertemuan pertama kita. Sudah lama mendengar reputasimu sebagai Polisi Mata Hantu. Melihatmu langsung hari ini, memang terasa aroma pahlawan muncul dari pemuda. Sungguh mengagumkan, sungguh mengagumkan.” Wang Yue menghisap cerutu sambil bertepuk tangan mendekat.
Wang Yue?
Mendengar nama itu, Yang Jian merasa agak familiar.
Saat dia membuat keributan di Klub Xiaoqiang dulu, pemegang saham yang selamat, Ma Youcai, pernah memberitahunya bahwa Wang Xiaoqiang punya hubungan dengan Wang Yue dari Bar Mawar.
Mungkinkah orang ini?
“Sepertinya keberuntunganmu kurang baik, sampai terlibat dalam peristiwa supranatural kali ini.” Tatapan Yang Jian bergetar halus.
Sumber ledakan peristiwa supranatural ini sepertinya berasal dari Bar Mawar.
Apakah dia termasuk dalam daftar telepon Hao Shaowen waktu itu?
“Memang sial. Siapa sangka malapetaka turun tiba-tiba. Duduk tenang di tokoku sendiri malah kena peristiwa gaib.” Wang Yue menghisap cerutunya, menghembuskan asap: “Bertahan hidup dari cengkeraman hantu tua itu benar-benar sulit.”
Yang Jian berkata: “Kau hanya hidup sementara waktu.”
“Aku tahu. Jadi kuharap kau mau membantuku.”
“Bantuan apa?”
Wang Yue menjawab: “Bawa aku sekalian, antar aku keluar dari sini.”
“Apa hakku untuk membantumu?” Yang Jian berkata.
Meski membenci Tong Qian, tak ada dendam mendalam di antara mereka. Menyelamatkannya masih bisa ditoleransi. Tapi Wang Yue ini pantatnya tidak bersih, belum jelas apakah musuh atau sekutu. Mana mungkin dia mau kembali menyelamatkan sosok yang diduga musuh.
Wang Yue berkata: “Tak ada alasan. Kau membantuku, aku membantumu. Ini hal yang adil. Mungkinkah kau menolak niat baikku? Kau punya kemampuan keluar dari sini, membawa satu orang lagi tentu tak merepotkan.”
