Dua mobil patroli kompleks melintas di jalan aspal bersih dan rapi di Kompleks Perumahan Guanjiang.
"Area yang kita tuju sekarang adalah Kompleks Bangunan A. Di sebelah kiri adalah kompleks vila, di kanan juga kompleks vila, di depan masih kompleks vila... Total vila di Area A ini, um... totalnya berapa saya juga tidak tahu, pokoknya sangat banyak. Saat ini belum dijual ke publik. Apa? Sudah ada beberapa unit terjual? Oh ya, beberapa unit sudah terjual, tapi sepertinya, mungkin, belum ada yang menempati."
Seorang manajer berdiri di kursi depan mobil patroli, memperkenalkan keadaan sekitar kepada Yang Jian, Zhang Xiangui, dan lainnya di dalam mobil.
"Sebagai manajer, pengenalan seperti ini bukannya terlihat terlalu amatir? Teman-teman sedang memperhatikan, tolong lebih profesional dong!"
Zhang Wei memandangi manajer itu: "Ayah, bisa dipecat enggak? Manajer semacam ini bikin aku malu."
Zhang Xiangui merenung sejenak: "Kayaknya tidak bisa."
“Kenapa? Bukannya kau penguasa di sini, masa tidak bisa mengusir satu orang saja.” Zhang Wei berkata: “Aku jadi malu level penghormatanku di depan Kakak Kaki karena ulahmu ini.”
“Karena dia pamanmu.” Zhang Xiangui batuk dua kali.
“Aku tahu, Tapi Ayah kalau tidak mengatakannya hanya mempermalukan paman. Kalau sampai ketahuan, seluruh keluarga kita yang dipermalukan.” Zhang Wei berkata.
“……” Wajah Zhang Xiangui terlihat canggung.
Yang Jian duduk di mobil, mengamati sekeliling sambil mencoba menemukan keanehan.
Tapi semuanya tenang.
“Lanjutkan ke depan, tidak perlu penjelasan. Kelilingi kompleks ini dan lewati semua gedung. Aku akan mencari kejanggalan di sini.” Katanya.
“Baik, baik.” Paman Zhang Wei menjawab dengan canggung.
Kompleks perumahannya sangat luas.
Melebihi perkiraan Yang Jian. Dengan kecepatan ini, mungkin perlu dua jam untuk mengelilinginya.
Tapi memikirkan 40% wilayah seluas ini adalah miliknya, hatinya berdesir senang. Seperti menjadi tuan tanah.
“Kakak Kaki, ada temuan?” Setelah beberapa saat, Zhang Xiangui tak tahan bertanya.
Yang Jian menggelengkan kepala: “Normal saja. Sejauh ini tidak ada tanda peristiwa supranatural. Jika ada, pasti akan kurasakan.”
Mata hantunya bisa merasakan keberadaan hantu di sekitarnya.
Bahkan tanpa mengandalkan mata hantu, tempat yang mengalami peristiwa gaib pasti menunjukkan keanehan.
“Di depan adalah Zona D, kompleks yang masih dibangun. Kuharap lokasi masalah bukan di sana.” Kata Zhang Xiangui.
“Kenapa?” Tanya Yang Jian.
"Di sana dibangun gedung-gedung tinggi, diperuntukkan sebagai properti komersial biasa. Jika ada masalah dan kompleks perumahan itu ditinggalkan, kerugiannya akan sangat besar," kata Zhang Xiangui.
Yang Jian mengangkat pandangannya. Di depan memang terdapat deretan gedung tinggi yang sangat padat. Sebagian besar sudah selesai dibangun, hanya tersisa satu proyek yang masih berlanjut namun telah terhenti. Hanya beberapa pekerja yang mempertahankan operasional lokasi konstruksi secara normal.
Ketika mobil memasuki area ini.
Tiba-tiba.
Ia merasakan sesuatu dan tak sengaja memandang ke area terbengkalai di belakang kompleks yang dipenuhi rumput liar.
Di area terbengkalai itu terdapat beberapa bangunan tua—gubuk kayu reyot, rumah tanah yang baru saja digusur. Namun sebuah bangunan bergaya era Republik dari batu bata biru kehijauan berhasil menarik perhatiannya.
"Tuan Zhang, apa itu?" tanya Yang Jian.
"Itu seharusnya tanah milik Tuan Qin. Tapi saya ingat dulu itu adalah desa kecil dengan penduduk kurang dari sepuluh rumah tangga. Belakangan Tuan Qin melakukan relokasi dan menempatkan mereka di tempat lain. Ini mungkin sisa yang belum selesai digusur," jelas Zhang Xiangui.
"Bawa mobil ke sana untuk dilihat," perintah Yang Jian.
Zhang Xiangui langsung mengerutkan alutnya: "Jangan-jangan ada masalah di area itu?"
Yang Jian menjawab: "Areanya tidak bermasalah. Rumah itulah yang menurutku terasa tidak beres."
Yang ia maksud adalah rumah gaya era Republik yang tua itu.
“Bangunan itu memiliki dua lantai yang seluruhnya terbuat dari bata biru. Kayu penyangga genting di atap sudah membusuk, menyebabkan sebagian besar atap ambruk dan ditumbuhi rumput liar serta lumut. Di dinding rumah, terdapat lapisan tanaman merambat yang sangat rapat dengan daun lebat tumbuh subur. Namun karena lama tak berpenghuni, lingkungan sekitar yang tandus dan rusak menambah kesan seram pada rumah era Republik yang tua ini.”
“Rumah ini... bermasalah.” Yang Jian menutup matanya, merasakan kegelisahan pada mata hantu di balik kulit dan dagingnya.
Semakin dekat, perasaan tidak nyaman ini semakin kuat.
Zhang Xiangui berkata: “Tadi saya bertanya pada mandor di bawah bos Qin. Katanya tanah ini terbengkalai karena pemilik asli rumah itu belum ditemukan. Masalah hak kepemilikan membuat area itu tak tersentuh.”
“Benar, rumah itulah.”
Ia juga menunjuk ke rumah tua yang dipenuhi tanaman merambat.
“Berhenti.” Tiba-tiba Yang Jian berseru.
Mobil segera berhenti.
“Tidak lanjut?” Tanya Zhang Xiangui.
“Tak perlu. Saya khawatir terjadi sesuatu jika maju lagi.” Kata Yang Jian: “Saya ingin informasi apapun tentang rumah ini.”
Saat ini, ia sudah benar-benar yakin.
Rumah ini sangat tidak biasa.
Kegelisahan mata hantu semakin nyata.
“Baik, akan saya suruh orang mencari tahu.” Kata Zhang Xiangui.
Ia segera menyuruh bawahannya mencari mandor dan pekerja yang bertanggung jawab atas relokasi area tersebut.
Yang Jian saat itu turun dari mobil, mengerutkan alisnya, memandangi gedung itu dari kejauhan.
Dia mengamati dengan seksama.
Tak lama kemudian, menemukan suatu hal yang sangat aneh.
Rumah ini ternyata tidak memiliki jendela.
Benar.
Baik di lantai satu maupun lantai dua, sama-sama tidak ada jendela.
Tidak.
Bukan tidak ada, melainkan memang tidak dibangun sejak awal.
Yang Jian bahkan berkeliling ke sisi rumah, tetap tidak melihat satu pun jendela.
Sebuah rumah tua yang tidak memiliki jendela.
Ini jelas sangat tidak masuk akal.
Setiap bangunan pasti memiliki jendela, itu adalah gaya arsitektur yang telah ada sejak zaman dahulu.
Kecuali... pemilik awal rumah ini memang tidak berniat membangunnya, namun alasan spesifiknya mungkin hanya diketahui oleh pemilik pertama rumah ini.
Tapi itu adalah hal yang terjadi di era Republik.
Sudah lebih dari seratus tahun yang lalu, mustahil bagi Yang Jian untuk bertanya.
"Lihat lama sekali? Apa rumah itu rumah hantu?" Jiang Yan mendekat penuh rasa ingin tahu, lalu berbisik bertanya.
"Kemungkinan besar." Mata Yang Jian menyipit: "Tapi untuk memastikannya, harus periksa langsung."
"Jangan lihat aku, aku tidak akan ikut!" Jiang Yan gemetar, langsung mundur beberapa langkah.
Yang Jian berkata: "Bukan kau yang kumaksud. Zhang Wei, nanti kau harus ikut aku memeriksa."
Zhang Wei adalah sumber masalah, selalu diikuti hantu. Untuk menyelesaikannya, dia wajib hadir.
"Bukan masalah!" Zhang Wei mengacungkan jempol.
Pada saat ini Zhang Xiangui berkata: “Situasi gedung ini sudah kucari tahu melalui beberapa orang, informasi yang didapat tidak banyak. Setelah menghubungi beberapa keluarga relokasi lokal, hanya diketahui bahwa lebih dari 40 tahun lalu ada seorang kakek tua yang tinggal di sana. Belakangan kakek itu meninggal karena sakit di suatu musim dingin, pemakamannya dibantu oleh warga desa. Setelah itu rumah tersebut dikunci dan dibiarkan terbengkalai.”
“Dulu pernah ada yang tinggal?” Yang Jian terkejut.
“Memang benar begitu, menurut keterangan para keluarga relokasi lokal, seharusnya tidak salah.” Kata Zhang Xiangui.
Yang Jian bertanya: “Apakah kakek itu tidak memiliki kerabat atau anak?”
“Sudah terlalu lama berlalu, orang-orang tua yang mengetahui masa lalu sudah meninggal semua. Detailnya para keluarga relokasi juga tidak begitu jelas.” Zhang Xiangui menggelengkan kepala.
Peristiwa lebih dari 40 tahun lalu masih banyak diingat orang, tidak benar-benar terlupakan.
Tapi informasi yang bisa dilacak hanya sebanyak ini saja.
“Aku mengerti, sepertinya harus pergi sendiri ke sana.” Tatapan Yang Jian kembali tertuju pada rumah tua era Republik di kejauhan.
