Yang Jian yakin, hantu yang mengikuti Zhang Wei berasal dari dalam cermin hantu.
Melalui ujian-ujian berbahaya sebelumnya, bisa dipastikan bahwa di dalam cermin ini terdapat hantu—bukan hanya satu... tapi sangat banyak.
Memar berbentuk bekas telapak tangan di lengannya adalah bukti terbaik.
Namun dalam situasi saat ini, hantu di dalam cermin sepertinya tidak bisa keluar dengan mudah, kecuali yang identik dengan milik Zhang Wei.
“Apa berdiri seperti ini aman? Aku tidak akan tiba-tiba masuk ke dalam cermin seperti Kakak sepupu Shangguan Yun, kan?” Zhang Wei terlihat tenang, tapi hatinya benar-benar panik.
Jika bukan karena Yang Jian berdiri di sebelahnya, dia pasti sudah kabur sambil berteriak.
Karena sekarang cermin itu telah memantulkan wajah monster.
Identik dengan Zhang Wei, tapi dengan wajah pucat tanpa setetes darah. Dirinya di dalam cermin itu berjalan kaku perlahan-lahan masuk dari arah pintu gerbang.
Jika menoleh ke belakang, tidak terlihat apa-apa.
Ini adalah hantu yang hanya eksis di dalam cermin.
“Tidak. Gerakanmu tidak selaras dengan hantu di cermin, dia tidak bisa menggantikanmu. Aku perlu melakukan percobaan lain,” kata Yang Jian. “Kau cukup berdiri diam di tempat.”
Karena percaya, Zhang Wei pun mengeraskan hati berdiri tak bergerak di depan cermin.
Tujuan sebenarnya Yang Jian adalah membuat hantu itu benar-benar masuk ke dalam cermin hantu, untuk melihat bagaimana cara hantu ini keluar dari cermin.
Jika hantu ini bisa keluar, maka hantu-hantu lain di dalam cermin juga pasti lebih berbahaya.
Suasana di sekitar mulai terasa mencekam.
Di dalam ruangan redup, cermin bergaya era Republik ini memantulkan siluet Zhang Wei dengan jelas di bawah penerangan lampu.
Tapi yang muncul di cermin bukanlah Zhang Wei, melainkan hantu sejati.
Tapi ini bukan pertama kalinya melihat hal seperti ini.
Yang Jian paham, untuk sementara hantu ini termasuk kategori berbahaya rendah. Bahkan untuk membunuh, syaratnya cukup ketat: harus menyinkronkan gerakan dengan orang di luar cermin, baru bisa menarik orang yang sedang bercermin masuk ke dalam cermin, sehingga melepaskan diri mereka sendiri.
Namun syarat pembunuhan yang begitu rumit ini tidak membuatnya merasa tenang.
Karena hantu ini hanyalah bagian dari cermin tersebut.
Cermin yang telah tersimpan setidaknya seratus tahun lebih, dan sengaja dipelihara dengan baik ini pasti memiliki eksistensi yang sangat khusus.
Setelah menatap hantu di dalam cermin beberapa saat.
Akhirnya, hantu itu sepenuhnya masuk ke dalam cermin, bagaikan bayangan Zhang Wei yang terpantul di permukaan cermin yang licin.
Gerakannya hampir sepenuhnya terhenti.
Tapi tiba-tiba salah satu tangan Zhang Wei mulai bergerak gila-gilaan membuat berbagai gestur.
Melihat hal ini, Yang Jian menyadari orang ini sedang meniru salah satu gerakan tangan dari anime untuk membentuk segel tangan.
Cepat sampai membuat pusing.
"Cerdiknya aku, bisakah hantu itu mengikuti bayangan segel tanganku? Aku sejak SMP sudah bisa membuat tiga segel dalam satu detik dengan satu tangan. Ingin meniruku? Sama sekali tidak mungkin! Hari ini akan kuperlihatkan keahlianku pada hantu sialan ini."
Zhang Wei terkekeh dalam hati, sambil merasa bangga akan bakat luar biasanya ini.
Latihan keras selama setahun tak sia-sia, akhirnya berguna juga hari ini.
Yang Jian tertegun melihat kecepatan tangan yang mencengangkan itu, baru mengerti mengapa nilai SMP orang ini payah sampai harus menyogok masuk Sekolah Menengah 7.
Rupanya waktu belajarnya habis untuk ini.
Tapi sebelum sempat membuka mulut, Yang Jian melihat tangan lain Zhang Wei mulai bergerak lagi.
Sial.
Kedua tangan bisa membentuk segel berbeda secara terpisah.
Seberapa norak dirimu dulu sampai diam-diam latihan begini? Gerakan tingkat tinggi seperti ini bisa kaulakukan?
Untung kau tidak lahir di dunia nijigen.
Pasti jadi maestro di industri anime.
"Sudah, sudah! Berhenti pamer teknik segel satu tangan. Minggir sana!" Yang Jian menggaruk kepala kesal, menarik Zhang Wei menjauh dari cermin.
Saat itu dia melihat hantu dalam cermin sedang meniru gerakan Zhang Wei, jari-jari kaku itu mulai membentuk segel. Tapi kecepatannya ketinggalan jauh.
"Ah? Sudah selesai? Aku masih siapkan banyak skema darurat lho, Kak Kaki jangan terlalu stres. Aku bisa handle!" kata Zhang Wei.
Yang Jian menjawab, "Benar-benar sudah cukup. Percayalah padaku."
“Baguslah kalau begitu, kalau masih tidak bisa, saya tidak keberatan untuk terus berhadapan dengan hantu itu.” Zhang Wei berkata.
Setelah Yang Jian menarik Zhang Wei, ia menemukan bahwa hantu yang identik dengan Zhang Wei di dalam cermin itu diam tak bergerak.
Hanya berdiri diam di sana, seperti foto yang tercetak di permukaan.
“Kau pergi dulu dari sini, saya ingin lihat apakah hantu itu akan ikut menghilang bersamamu. Kalau percobaan gagal, berarti kutukan masih melekat padamu. Ke depannya jangan bercermin lagi, tutup wajahmu saat keluar, kalau tidak suatu saat bisa terseret hantu ke dalam cermin.” Yang Jian kembali memberi instruksi.
“OK, kalau begitu saya kabur dulu.” Zhang Wei langsung berbalik badan dan pergi.
Tanpa keraguan sedikitpun.
Tapi tak lama kemudian, teriakan Zhang Wei yang baru saja turun lantai bergema: “Siapa sih kurang ajar yang sembarangan mengeluarkan kotoran di sini!”
“……” Yang Jian terdiam.
Bukankah ini ulahmu yang memaksa Hu Ge?
Sekarang kena batunya sendiri kan.
Namun seiring menjauhnya Zhang Wei, Yang Jian melihat hantu di dalam cermin tidak menghilang, masih berdiri di dalam Cermin Hantu.
Tak bergerak sama sekali.
Syarat sebelumnya telah berubah.
Hantu ini ditahan di dalam Cermin Hantu.
Melihat ini, Yang Jian merenung. Matanya menyapu sekeliling, mengingat-ingat dengan serius, lalu menarik kesimpulan.
Bagi hantu di dalam cermin yang ingin keluar, harus melalui cermin lain.
Alasan hantu identik Zhang Wei bisa keluar adalah karena cermin sebelumnya menghadap ke gedung di lokasi konstruksi, sehingga terkirim melalui kaca gedung tersebut.
Sekarang, cermin menghadap ke dinding, tidak ada cermin kedua sebagai perantara.
Jadi hantu ini tertinggal di sini.
"Jika dugaan saya benar, maka bisa dimengerti mengapa pemilik sebelumnya menutupi cermin ini dengan kain minyak." Tatapan Yang Jian bergetar lemah, mulai memahami niat tersembunyi sang pemilik asli.
Tapi.
Memandangi Zhang Wei di dalam cermin, lalu mengingat Zhang Wei yang telah pergi.
Manusia dan hantu identik sempurna.
Bayangan tertinggal di cermin hantu, sedangkan manusia telah pergi.
Hubungan tertentu di antara mereka belum terputus.
Kutukan hanya dibatasi, belum benar-benar hilang.
Melihat memar berbentuk telapak tangan besar-kecil di lengannya, Yang Jian sangat waspada terhadap cermin ini.
"Bawa pulang, tanya kertas kulit manusia itu. Pasti dia tahu sesuatu."
Ia merenung sejenak, kembali teringat pada kertas kulit manusia yang misterius itu.
Sebenarnya jika tidak mendesak, Yang Jian enggan berinteraksi dengan kertas kulit manusia itu. Hanya saja terkadang benda itu sangat berguna, bisa menyelamatkan nyawa di saat genting.
Segera memungut kain minyak tua itu, kembali menutupi cermin, lalu mengangkatnya untuk dibawa pergi.
Tujuan membawanya adalah tidak tega meninggalkan benda berbahaya ini di rumah tua yang ditinggalkan ini.
Pintu kayu telah terbuka, ke depannya mungkin akan ada orang penasaran yang menyusup masuk.
Jika sampai menyentuh pantangan dan memicu peristiwa supranatural lagi, Yang Jian tak ingin terus membereskan kekacauan.
Jadi cermin ini lebih aman di tangannya daripada di tangan siapa pun.
Adapun dua ruangan yang tersisa...
Untuk sementara harus mencari cara untuk terus mempertahankan, melarang siapa pun masuk atau keluar dari rumah kuno ini secara sembarangan.
Saat ini.
Zhang Wei sudah kembali ke kompleks perumahan.
Zhang Xiangui dan yang lain terus menunggu di persimpangan jalan, tidak pergi.
"Datang, si Zhang Wei itu sudah sampai." Paman Zhang berkata dengan gembira.
"Tapi Yang Jian tidak ikut." Zhang Xiangui mengerutkan alut.
Mungkinkah terjadi masalah?
Tapi sejenak kemudian, dia melihat Yang Jian juga keluar dari rumah kuno itu, membawa sesuatu di pundaknya.
"Apa yang terjadi di dalam?" tanya Zhang Xiangui.
Zhang Wei yang berlari terengah-engah berkata: "Tempat itu benar-benar aneh, Kakak Kaki bilang ada hantu di sana. Untungnya anakmu cukup kompeten, berhasil bertahan hidup. Sekarang sudah aman."
Wajah Zhang Xiangui memerah gelap, ini kan cuma omong kosong.
Tapi yang penting anak ini selamat.
"Pak Zhang, berhasil diatasi tanpa insiden. Zhang Wei untuk sementara aman, saya tidak bisa menjamin ke depannya. Hubungannya dengan hantu belum sepenuhnya terputus. Saya tidak yakin ini hal baik atau buruk." Yang Jian membawa cermin hantu sambil mendekat.
Zhang Xiangui mengangguk: "Untuk sementara aman sudah cukup. Kali ini berkatmu. Apakah rumah itu benar-benar angker?"
Yang Jian berpikir sejenak: "Memang agak tidak biasa, tapi saat ini masih aman. Saya sarankan Bapak mengirim tim konstruksi untuk merenovasi rumah itu. Bagian yang perlu diperbarui diperbaiki, yang perlu dirawat dirawat. Rumah itu runtuh."
Jika rumah ini runtuh, barang-barang di kamar pertama dan kedua akan keluar.
Apa konsekuensinya saya tidak bisa pastikan.
"Langsung dikerjakan seperti ini tidak masalah?" Zhang Xiangui tertegun.
“Tidak ada masalah, Zhang Wei dan saya sudah menjelajahi bagian dalamnya. Selama pintu dua ruangan di lantai dua tidak dibuka, tidak akan ada bahaya. Lagipula dulu ada orang yang pernah tinggal di sana. Tapi jika di kemudian hari rumah itu tidak dikelola dengan baik sehingga terkena hujan dan banjir, lalu runtuh, masalahnya mungkin akan menjadi tak terkendali. Untuk masa depan, saya usul untuk memperkuat dan merenovasinya,” kata Yang Jian dengan serius.
“Pintu ruangan lantai dua? Saya paham, saya akan mengawasi pembangunannya sendiri,” kata Zhang Xiangui. “Bagaimana kalau sekalian memagari tanah itu, membangun kuil untuk menyembunyikan rumah kuno di dalamnya, lalu menempatkan patung Buddha besar untuk menangkal energi jahat?”
“Bagaimanapun juga tanah itu tidak bisa dihancurkan. Membiarkannya kosong hanya sia-sia.”
Sebagai pengembang properti, dia masih memiliki sedikit takhayul.
“Boleh juga,” Yang Jian mengangguk.
Membangun kuil untuk menangkal energi jahat tentu tidak efektif, utamanya untuk menstabilkan hati orang.
Melihat kuil berdiri di sana pasti lebih baik daripada melihat rumah kuno angker yang berdiri menyeramkan.
Selain itu, kuil yang dibangun bisa menyembunyikan rumah kuno itu dengan sempurna, tak perlu khawatir ada orang yang diam-diam menyusup masuk lagi.
“Barang apa ini? Kelihatannya seperti cermin,” tanya paman Zhang Wei di sebelah dengan penuh rasa ingin tahu.
Dia ingin membuka kain terpal untuk melihat, tapi dihalangi oleh Yang Jian.
“Benda berbahaya, lebih baik jangan disentuh sembarangan. Bisa memakan korban jiwa. Dua pekerja yang hilang sebelumnya sudah dimakan oleh cermin ini,” Yang Jian tidak menyembunyikan fakta, langsung menjelaskan.
“Apa?!” Paman Zhang Wei gemetar ketakutan.
"Zhang Xiangui mengerutkan alut memandangi cermin yang tertutup itu: 'Masih ada hal aneh seperti ini?'"
Orang hidup ditelan oleh sebuah cermin?
Kalimat sederhana itu menyembunyikan keganjilan dan kengerian yang membuat bulu kuduk merinding, semakin dipikir semakin menyeramkan.
"Kembali saja, lokasi konstruksi bisa beroperasi normal," kata Yang Jian.
"Kalau kau yakin tidak masalah, aku lega." Zhang Xiangui mengangguk: "Mobil, kita balik."
