Saat ini di pintu Kompleks Perumahan Guanjiang telah dipasang batas keamanan.
Banyak polisi sedang memeriksa dengan serius di dalam kompleks, sekaligus menangani mayat-mayat yang berserakan.
Suasananya tidak berdarah-darah, justru terasa ganjil.
Sebagian besar mayat penjahat tidak memiliki luka mematikan atau bekas pukulan, namun kepala mereka terpisah dari badan, berguling-guling di samping jasad dengan ekspresi ketakutan luar biasa, seolah melihat sesuatu yang mengerikan sebelum mati.
"Namun sebagian kecil penjahat ditembak mati langsung dengan pistol, darah menggenangi lantai."
"Laporan Komandan, total 23 mayat penjahat, di TKP ditemukan banyak senjata dan obat-obatan. Dari perbandingan informasi biometrik penjahat, sebagian besar berasal dari luar negeri yang masuk ke dalam negeri melalui berbagai cara seperti wisata, pekerjaan. Banyak visa penjahat sudah kedaluwarsa, dan di lokasi juga ditemukan bom kendali jarak jauh yang sangat berbahaya."
"Untungnya bom tidak meledak, area tersebut sudah diblokir dan perlu menunggu ahli peledak untuk penanganan."
Seorang polisi melapor.
Setelah mendengar kabar ini, Komandan Liu langsung pusing. Ini sudah bukan kasus yang bisa ditangani seorang komandan tim, perlu diserahkan ke atasan.
Sementara di dalam vila.
Zhang Xiangui mengungkapkan kekhawatiran: "Bagaimana mungkin hal seperti ini bisa terjadi tiba-tiba? Pertarungan bersenjata sungguhan, orang awam mungkin mengira ini syuting film. Yang Jian, sebenarnya apa yang terjadi?"
Yang Jian yang duduk di sofa sambil menyesap teh dan menyantap makanan: "Mereka menarget saya, Tuan Zhang tidak perlu panik. Insiden seperti ini hanya terjadi hari ini, tidak akan terulang lagi. Tapi kejadian ini telah merepotkan Tuan Zhang, saya hanya bisa meminta maaf."
Sebenarnya yang paling ia rugikan adalah Zhang Wei.
Zhang Wei tewas dalam peristiwa ini.
Tapi ia dihidupkan kembali oleh Cermin Hantu.
Hanya saja hal ini tidak ia beritahukan kepada Zhang Xiangui.
"Merepotkan memang tidak masalah, asalkan kejadian seperti ini tidak terulang lagi di kemudian hari." Zhang Xiangui berkata: "Ada pistol, senapan runduk, bahkan bom. Sepertinya kau telah mengganggu orang-orang yang luar biasa."
Yang Jian melirik ke luar: "Mereka bukan siapa-siapa, hanya tikus-tikus kecil. Orang yang benar-benar sulit dihadapi sudah kabur, tapi itu hanya sementara. Dalam beberapa hari ini aku akan menyelesaikan mereka. Begitu mereka beres, Kota Dachang akan sepenuhnya di bawah kendaliku Yang Jian. Semua kerugian akan diperbaiki nanti."
Melihat sikap Yang Jian yang penuh keyakinan dan tenang, Zhang Xiangui mulai merasa lega.
"Jika Tuan Zhang merasa tidak yakin, bisa menghindar sementara waktu. Kembali setelah aku menyelesaikan urusan ini juga tidak masalah."
Setelah berpikir, Zhang Xiangui memutuskan lebih baik mengungsi sementara.
Dia tidak berani terlibat dalam masalah seperti ini.
Meskipun kejadian kali ini sangat besar, dampak aktualnya kecil.
Kompleks perumahan memang belum resmi dijual, penghuninya sedikit. Yang tahu kejadian ini pun tidak banyak. Korban jiwa semuanya berasal dari sisa-sisa bandit. Yang Jian baik-baik saja, Zhang Wei bangkit kembali, yang lain sama sekali tidak terbawa-bawa.
Ini bisa disebut keberuntungan di tengah ketidakberuntungan.
Urusan selanjutnya tinggal penyelidikan pengumpulan bukti, pembersihan TKP, dan pekerjaan penutupan.
"Yang Jian, bisakah kita bicara?" Saat itu Komandan Liu tiba di pintu dan berkata.
"Tentu saja." Jawab Yang Jian.
Komandan Liu membawa Yang Jian ke tempat yang agak sepi dan berbisik pelan: "Sebelumnya belum sempat bertanya, tapi sekarang pembersihan TKP sudah hampir selesai. Jadi ada beberapa masalah yang harapannya bisa kau bantu untuk menyelesaikan pekerjaan ini. Aku tahu orang sepertimu tidak biasa, tapi ada yang berani menggunakan senjata dan bom secara terang-terangan. Aku merasa bersalah harus menegakkan hukum terhadap mereka."
Yang Jian berkata: "Sebenarnya aku tahu pertanyaan Komandan Liu. Sebenarnya kasus ini tidak serumit itu. Siapa dalang di balik semua ini sudah jelas kuketahui. Hanya saja urusan mereka tidak bisa diselesaikan orang biasa. Jika bertindak gegabah hanya akan menambah korban. Itu yang tidak ingin kulihat. Jadi masalah ini akan kuselesaikan sendiri. Tapi para pelaku bersenjata itu mungkin berasal dari perusahaan tertentu, mereka disewa."
"Aku harap Komandan Liu menyelidiki mereka. Kota Dachang tidak boleh mentolerir para penjahat hukum ini berkeliaran."
"Lagi-lagi terlibat peristiwa supranatural?"
Komandan Liu mengangguk dengan hati-hati: "Aku akan melaporkan ini kepada Zhao Kaiming, lihat apakah dia bisa mencari solusi."
Mendengar nama Zhao Kaiming, Yang Jian tiba-tiba tersenyum dingin: "Lebih baik jauhi orang itu. Bayangannya juga ada di balik ini. Dia sangat ingin menggunakan pedang orang lain untuk membunuhku."
"Mana mungkin?" Komandan Liu terkejut.
"Persaingan antar manusia takkan pernah berhenti. Ini bukan urusan Komandan Liu, ini masalah antara kami." Kata Yang Jian: "Jika tidak ada hal lain, aku ingin segera pulang beristirahat."
Komandan Liu merenung sejenak: "Terima kasih atas kerjasamanya dalam penyelidikan. Jika ada perkembangan kasus akan segera kuberitahu."
“Ngomong-ngomong, senjata-senjata yang tertinggal di tangan orang-orang itu harap Komandan Liu menjaganya untuk sementara setelah proses penyelidikan dan pengumpulan bukti selesai.” Tiba-tiba Yang Jian menambahkan.
“Ini melanggar prosedur.” Komandan Liu berkata.
Yang Jian menjawab: “Saya tahu, hanya menahan sementara saja.”
Beberapa hari lagi saat dia resmi menjadi anggota Interpol kedua di Kota Dachang, secara alami dia akan punya hak untuk menggerakkan senjata-senjata itu.
Semua senjata ini dirancang khusus untuk menghadapi Pengendali Hantu. Sungguh disayangkan jika harus dimusnahkan.
“Saya paham, senjata-senjata ini paling lama akan saya simpan tiga hari.” Komandan Liu menyatakan.
“Cukup.” Yang Jian mengangguk.
Pada saat ini.
Wang Xiaoqiang yang kabur dari Kompleks Perumahan Guanjiang setelah gagal, kembali ke klubnya sendiri.
Kini klub tersebut sudah sepi ditinggalkan penghuni.
Semua anggota secara implisit telah pergi, seluruh pemegang saham menghilang. Satu-satunya pemegang saham yang selamat, Ma Youcai, juga buru-buru menarik sahamnya dan bersembunyi.
Sebenarnya dengan kartu as Ye Feng, seharusnya bisa bangkit dari kematian.
Siapa sangka, operasi kali ini gagal.
Strategi semua atau tidak sama sekali hanya menghasilkan kekalahan memalukan.
“Yang Jian…” Di depan bar klub yang sepi, Wang Xiaoqiang meneguk alkohol kuat sementara tenggorokannya mengeluarkan raungan rendah.
Dia tahu segalanya telah hancur.
Dan sebentar lagi tempat ini pun tak bisa ditinggali.
Setelah operasi terbongkar, tempat ini segera akan disegel. Jika tak ada halangan, masalah pun akan menyusul datang.
Tapi dia tak rela.
Usaha kerasnya membangun semua ini bukan sekadar klub bisnis biasa. Klub ini adalah langkah untuk mewujudkan ambisi dan impian seumur hidupnya.
“Driit, driit~!”
Ketika dia sedang minum alkohol sendirian, ponselnya tiba-tiba berdering.
"Xiao Qiang, datang ke sini sekarang juga." Suara kakaknya Wang Xiaoming terdengar dari telepon.
"Tidak, aku tak mau ke laboratorium terkutuk itu! Aku takkan lupa semua yang kau lakukan padaku. Wajah monsterku ini semua berkat 'kebaikan'-mu! Aku menganggapmu kakak, tapi kau malah menjadikanku bahan eksperimen!"
Wang Xiaoqiang menggeretakkan gigi sambil bergumam: "Apa lagi yang mau kau lakukan sekarang? Lanjutkan eksperimen terkutukmu?"
"Yang Jian ingin membunuhmu. Jika kau tetap di klub, kau pasti mati."
Suara Wang Xiaoming tenang namun berwibawa: "Jika tak ingin mati, segera datang ke sini. Kali ini kesalahanmu terlalu besar. Atasan sudah menyetujui aksi Yang Jian bahkan akan mendukung penuh. Jika perlu, mereka akan mengerahkan polisi kriminal lain."
"Di Kota Dachang kau tak punya jalan keluar. Hanya di laboratoriumku Yang Jian tak bisa membunuhmu."
"Urusanku bukan urusanmu! Apa dia bisa begitu mudah membunuhku? Aku juga Pengendali Hantu!" bentak Wang Xiaoqiang.
Wang Xiaoming berkata: "Hantu dalam tubuhmu tak bisa bertahan lama. Ini bukan saatnya untuk sok jago."
"Sudah kubilang, jangan ikut campur urusanku!" Wang Xiaoqiang meraung.
"Dasar sampah! Kau mau membuatku mati kesal? Segera kembali ke laboratorium..." Wang Xiaoming tak bisa menahan amarah.
"Braak~!"
Sebelum selesai bicara, Wang Xiaoqiang sudah menghancurkan ponsel di tangannya hingga berkeping-keping.
“Saya bukan sampah.” Dia mengambil sebotol alkohol keras dan menenggaknya, mengeluarkan deruan yang mengerikan.
“Saya bukan sampah, saya bukan...”
Sambil mabuk, dia duduk di tanah dan menangis dengan tak berdaya.
Wang Xiaoqiang merasakan ketidakberdayaan dan ketakutan akan kematian.
Dia tahu Yang Jian akan datang untuk membunuhnya.
Meski sempat berpikir untuk kabur, tapi harga dirinya tidak mengizinkannya melakukan hal itu.
Dia tidak ingin menjadi anjing terlantar yang bersembunyi ke timur dan barat, juga tidak mau bersujud memohon perlindungan sang kakak Wang Xiaoming.
