Karena kemungkinan meletusnya peristiwa supranatural skala besar di Kota Dachang, Yang Jian terpaksa menghentikan sementara aksi terhadap Ye Feng.
Bahkan perseteruan dengan Zhao Kaiming pun terpaksa dihentikan.
Sebenarnya bukan hanya dia, Zhao Kaiming juga berpikir sama. Sungguh bodoh jika masih saling bermusuhan di hadapan kejadian khusus seperti ini.
Siapa tahu apakah mereka bisa melewati peristiwa gaib ini.
Jika tidak bisa bertahan hidup, semua perselisihan tidak ada artinya.
“Pergi dulu ke kantor polisi Komandan Liu.” Saat ini Yang Jian menyetir mobil menuju sebuah kantor polisi di pusat kota.
"Awalnya langit sudah mulai gelap, ditambah waktu sudah memasuki sore hari. Saat ini di pusat kota, meski semua lampu jalan telah menyala terang, tetap terasa aura redup yang menyelimuti seluruh kota. Aura ini dingin dan pekat, membawa misteri yang merindingkan."
"Sulit dibayangkan, jika malam benar-benar tiba, bagaimana rupa Kota Dachang nantinya."
"Saat itu, apakah hantu akan beraksi di kegelapan malam?"
"Yang Jian mengerutkan alut dalam-dalam. Sebenarnya dia sudah lama tahu bahwa tinggal di kota besar bukan pilihan bijak. Area padat penduduk memiliki risiko tinggi memicu peristiwa supranatural. Dia sudah pindah dari pusat kota dengan kecepatan tertinggi, tapi siapa sangka akan terjadi insiden khusus sebesar ini."
"Dengan cakupan area seperti ini, Kompleks Perumahan Guanjiang juga termasuk dalam zona terpengaruh. Apakah ini wilayah hantu tertentu? Atau ada faktor lain? Liu Xiaoyu bilang Kota Dachang sudah diblokir dengan batas tertentu di luar kota, tidak bisa keluar-masuk secara bebas."
"Jika seekor hantu mampu melakukan ini, levelnya mungkin sudah melebihi Tingkat Bencana-A. Tapi mustahil Kota Dachang memiliki hantu level setinggi itu tanpa ada laporan sebelumnya."
"Baik Klub Xiaoqiang yang masih eksis sebelumnya, maupun Zhou Zheng sang polisi kriminal saat masih hidup, tidak pernah mendengar laporan semacam ini."
"Yang Jian tidak terlalu takut pada hantu gentayangan. Yang lebih mengkhawatirkannya justru ketakutan yang tidak diketahui sumbernya."
"Dengan informasi yang terbatas, satu-satunya cara memahami hantu adalah dengan mengorbankan nyawa untuk mencoba."
"Ini sangat mengerikan."
"Tapi perasaan ini sepertinya agak familiar, sepertinya pernah kontak sebelumnya." Yang Jian memandangi lapisan awan kegelisahan hijau kehitaman yang menyelimuti langit, dalam otaknya muncul siluet bayi hantu itu.
Zhou Zheng tewas di tangan kebangkitan hantu gentayangan yang melepaskan bayi hantu tersebut.
Pertemuan terakhir dengan bayi hantu itu mungkin terjadi di gedung perkantoran sebuah pusat kota.
Saat itu seharusnya sudah tidak bisa disebut bayi hantu lagi, melainkan manusia hantu.
Karena dalam waktu sekitar satu bulan, makhluk itu telah berubah dari bayi menjadi anak kecil, lalu menjadi orang dewasa.
Berkembang dengan cara yang hampir bersifat supranatural.
"Mungkin itu bukan bayi hantu itu. Jika didefinisikan, tingkat bahayanya mungkin hanya level C, cara membunuhnya pun satu per satu, terlalu tidak efektif. Tapi sejak pertemuan terakhir, bayi hantu itu memang sudah berkembang sampai level bisa menggunakan wilayah hantu." Yang Jian terus berpikir.
"Hanya saja jangkauan wilayah hantunya sangat kecil, nyaris hanya bisa menutupi satu lantai gedung perkantoran, bahkan belum bisa sepenuhnya memblokir wilayah hantu, orang biasa masih bisa masuk-keluar dengan bebas."
"Tunggu, kenapa saya mengira bayi hantu itu juga punya wilayah hantu?"
Mengingat peristiwa supranatural di gedung perkantoran pusat kota sebelumnya, sekelompok pekerja kantoran bertemu bayi hantu dan dipaksa melompat dari lantai 13.
Jika itu benar-benar wilayah hantu, mustahil mereka punya kesempatan untuk melompat.
Jadi... itu bukan wilayah hantu.
Setidaknya tidak sama sifatnya dengan wilayah hantu yang dikendalikan Yang Jian.
"Intuisi mengatakan padaku, peristiwa kali ini tidak biasa. Jika tidak bisa bersiap lebih awal, atau menemukan cara untuk menyelesaikan sumbernya, konsekuensinya mungkin akan sangat parah." Yang Jian menatap langit yang semakin redup, kecemasan di hatinya perlahan membesar.
Mobil berhenti.
Dia tiba di kantor polisi tempat Komandan Liu berada.
"Yang Jian, kamu sudah sampai di kantor polisi? Sebelumnya kami sudah menyiapkan, senjata itu bisa kamu gunakan. Tapi kamu bertanggung jawab untuk pengawasan, jangan sampai jatuh ke tangan penjahat." Suara Liu Xiaoyu terdengar dari ponsel positioning satelit.
"Kapan bantuan dari pihak kalian bisa datang? Pengendali Hantu di Kota Dachang tidak banyak, sekarang totalnya mungkin kurang dari sepuluh. Dengan informasi intelijen yang minim, jika benar-benar menghadapi peristiwa supranatural level tak terpecahkan, kemungkinan tim habis semua sangat besar. Bahkan jika aku dan Zhao Kaiming mati-matian melindungi Wang Xiaoming, tetap sulit."
Yang Jian sengaja membesar-besarkan situasi untuk mengelabui bantuan.
"Pihak kami sudah bergerak. Sebenarnya kami lebih khawatir daripada kamu," kata Liu Xiaoyu.
"Sambil tidak ada kerjaan, tolong rapikan dan berikan arsip semua peristiwa supranatural Kota Dachang yang kalian miliki saat ini. Aku khawatir kasus ini akan menyentuh satu bagian dan mempengaruhi seluruh sistem, memicu peristiwa supranatural lain yang mungkin ada. Jika benar, situasinya akan lebih buruk dari perkiraan orang-orang."
Hantu biasanya tidak akan menyerang hantu lain, tapi bisa merusak keseimbangan tertentu dan memicu potensi peristiwa supranatural.
Jadi hal ini juga perlu dipertimbangkan.
“Kau benar, pemikiranmu ini mengingatkanku. Aku akan segera melaporkan situasi ini. Dalam tiga jam, pasti akan memberimu arip semua peristiwa supranatural di Kota Dachang.” Liu Xiaoyu langsung berkata.
Saat itu, Yang Jian yang baru saja memasuki kantor polisi langsung melihat Komandan Liu sudah menunggu di sana bersama beberapa rekan kerja.
“Detektif Yang.” Komandan Liu memberi hormat.
“Halo, Komandan Liu.” Yang Jian menjabat tangannya. “Seperti sudah diberitahu atasan sebelumnya, bagaimana dengan senjata-senjata yang ditinggalkan para pembunuh bayaran yang mencoba membunuhku waktu itu?”
“Semua ada di sini, tak ada yang kurang.” Komandan Liu menunjuk ke meja sementara di sebelah.
Di samping meja tersebut, beberapa polisi khusus bertubuh kekar dengan peralatan canggih sedang berjaga sambil memegang senjata untuk memastikan keamanan 100%.
“Total ada 25 pucuk pistol, 3 senapan runduk... dan beberapa peluru khusus.” Komandan Liu membacakan daftar sambil memegang selembar kertas.
“Jika Detektif Yang membutuhkan dukungan senjata lagi, kita bisa meminta izin atasan untuk memberikan bantuan lebih.”
Yang Jian berkata: “Senjata biasa tidak berguna, lebih baik batu bata. Ini senjata khusus, masih lumayan bisa dipakai.”
Meski tidak bisa membunuh hantu, setidaknya bisa digunakan untuk ujian jarak jauh, menghadapi budak hantu, atau menangkalkan orang-orang yang tidak patuh.
Kalau harus membeli sendiri, harganya terlalu mahal. Siapa tahu sudah melalui berapa tangan pedagang gelap. Dengan senjata sitaan ini, untuk waktu yang cukup lama aku tidak perlu khawatir kekurangan senjata jenis ini.
“Barang-barang ini terlalu banyak, saya juga tidak bisa memakai semuanya. Saya akan menyisakan beberapa peralatan untuk Komandan Liu dan kalian. Mungkin bisa berguna di situasi tertentu. Sisanya saya ambil. Untuk peluru, kalau ada model seri yang sama, beri saya lebih banyak. Yang biasa juga tidak apa. Sebaiknya saya menyempatkan waktu untuk berlatih mengasah kemampuan terakhir kali.”
Akurasi tembakan Yang Jian dijamin tepat dalam lima meter. Dalam sepuluh meter, tergantung keberuntungan. Lebih dari sepuluh meter? Mungkin sulit dipercaya, tapi dia bisa membidik kepala orang tapi malah mengenai 'burung' mereka.
“Saya harus meminta instruksi dulu. Hanya setelah disetujui atasan, saya bisa memberimu jatah amunisi,” kata Komandan Liu.
Yang Jian menjawab: “Tentu saja.”
Di masa-masa khusus seperti ini, permintaan tersebut langsung disetujui. Tak lama kemudian atasan memberi lampu hijau, dengan satu syarat: Yang Jian harus bertanggung jawab penuh, tidak boleh sampai jatuh ke tangan orang lain.
Setelah mengambil persenjataan itu, Yang Jian bersiap pergi: “Komandan Liu, situasi Kota Dachang beberapa hari ini mungkin lebih parah dari perkiraan. Meski kalian berjuang di garis depan dengan kerja keras, saya harap kalian tetap waspada. Dalam kondisi tertentu, jaga keamanan diri sendiri dulu yang terpenting.”
“Menyelamatkan orang memang kewajiban mulia, tapi harus sesuai kemampuan.”
Komandan Liu terdiam sejenak: “Terima kasih banyak atas peringatan Polisi Yang. Tapi ada satu hal lagi yang harus saya sampaikan.”
“Apa itu?”
Komandan Liu berkata: “Xiao Zhang sudah mati?”
Xiao Zhang?
Keraguan terpancar di wajah Yang Jian.
“Zhang Yuan, orang yang terkunci di cermin waktu itu.”
Komandan Liu menunjuk bahan dekorasi yang sudah dicongkel di dinding: “Karena khawatir efeknya terlalu besar, barang itu sudah dikirim untuk penanganan khusus.”
Yang Jian baru teringat, saat terakhir kali datang ke sini memang ada seorang polisi yang terkunci di dalam cermin yang bersinar: "Maaf, meski peristiwa itu sementara sudah kuselesaikan, tapi orangnya tidak bisa kuselamatkan."
Dia tidak berbohong, karena faktanya memang demikian.
Karena Zhang Wei sudah pernah mati sekali, Hantunya sudah menghilang, secara alami tidak mungkin lagi punya kesempatan masuk ke dalam cermin.
"Zhang Yuan mati kehausan terkurung di dalam cermin, saat sekarat sangat menderita dan tak berdaya. Aku menyaksikan langsung. Bahkan tidak berani memberitahu ibunya. Tahu tidak, kemarin saja ibunya yang tua masih duduk menangis di anak tangga depan rumah memanggil-manggil nama anaknya. Meski laporan resmi menyebutkan Zhang Yuan hilang, tapi sang ibu sudah menebak bahwa putranya telah gugur."
Komandan Liu berkata: "Saat itu aku tidak tahu bagaimana menghibur ibunya, bahkan tidak berani memberitahu yang sebenarnya."
"Aku paham, dalam peristiwa seperti ini resiko pengorbanan sangat besar sekali setelah terlibat. Tapi kau ini Interpol, punya kemampuan menyelesaikan masalah ini. Aku tidak berminta apapun, karena aku juga mengerti kalian juga mempertaruhkan nyawa berurusan dengan makhluk-makhluk hantu itu. Tapi tetap saja aku tidak bisa menahan diri untuk mengatakan..."
"Ke depannya kumohon, jangan biarkan pengorbanan orang-orang kami menjadi sia-sia."
Komandan Liu mengatakannya dengan sangat khidmat dan tulus.
Yang Jian tidak menjawab. Sebagai bentuk penghormatan, ia memberi hormat ke Komandan Liu, lalu pergi tanpa menoleh sedikit pun.
Dia tidak memiliki keberanian untuk memikul tanggung jawab sebesar itu.
Karena, dia tidak seagung itu. Semua yang dilakukan sebelumnya hingga sekarang hanyalah untuk bertahan hidup, hidup yang lebih baik.
Peristiwa supranatural global seperti ini bukanlah sesuatu yang bisa diubah oleh satu orang.
Seperti gempa bumi atau banjir datang, tenaga manusia takkan mampu membalikkannya. Pengorbanan, kematian, dan kesakitan pasti menyertai.
Setelah meninggalkan kantor polisi, langit di luar semakin gelap.
Sekeliling seolah diselimuti kabut pekat berwarna hijau kehitaman yang mengental, lengket, dan tak kunjung hilang.
Tapi kegelapan ini tidak terlalu mempengaruhi pandangan. Benda di depan masih terlihat, meski samar-samar seperti orang yang tiba-tiba terkena minus.
Melihat ke langit.
Bagai awan hitam menindih kota, membuat napas serasa tercekat.
Lentera toko di trotoar mengeluarkan cahaya suram di dunia yang redup, terasa sangat ganjil dan menyeramkan.
Kota metropolitan yang gemerlap tiba-tiba berubah menjadi kota hantu.
Mungkin di sudut kota ini sedang terjadi peristiwa gaib yang belum diketahui.
