Memandangi perut kecil Zhang Liqin yang mulai membulat.
Siapa sangka di dalam perut itu sedang berkembang sebuah bayi hantu.
"Apakah Yang Jian juga pernah curiga jangan-jangan karena dirinya seorang Pengendali Hantu yang berinteraksi terlalu dalam dengan orang biasa, sehingga menyebabkan kelahiran bayi hantu?"
Tapi ucapan Liu Xiaoyu dengan kejam membatalkan semua dugaan dirinya.
Sama sekali tidak ada hubungannya dengan dirinya, tapi jika bukan itu alasannya, Yang Jian merasa hanya ada satu kemungkinan... Bayi hantu dalam kandungan Zhang Liqin berkaitan dengan peristiwa supranatural di Kota Dachang hari ini.
Meskipun peristiwa supranatural baru meledak hari ini.
Tapi sebelum krisis supranatural ini sepenuhnya pecah, pasti telah melalui periode inkubasi tertentu, dan selama proses inkubasi inilah korban-korban mulai bermunculan.
Zhang Liqin mungkin salah satu dari korban tersebut.
"Yang Jian, sekarang harus bagaimana? Tolong selamatkan aku!" Zhang Liqin mendengar kata-kata tentang bayi hantu dan kematiannya sendiri, wajahnya pucat ketakutan.
Yang Jian berkata: "Jangan panik. Bayi hantu itu masih kecil, masih jauh dari waktunya untuk keluar dari kandungan. Tadi malam saat kau tidur, apakah kau merasakan sakit seperti kandunganmu sedang disobek atau digigit?"
"Ti-Tidak ada," jawab Zhang Liqin.
"Bagus. Bayi hantu itu belum mulai memakan organ dalammu. Kalau sudah, kau pasti mati," kata Yang Jian.
Jika bayi hantu mulai memakan organ dalam, itu berarti parasit itu telah sepenuhnya menempel pada tubuh inang. Saat itu, nyawa inang sepenuhnya bergantung pada bayi hantu. Begitu bayi hantu hilang, inang akan mati. Bahkan jika bayi hantu tidak disentuh, ketika akhirnya keluar dari kandungan, inang tetap akan tewas.
Benar-benar situasi buntu yang tak terselesaikan.
“Bisakah kau sekarang mencoba mengontrol bayi hantu di kandunganmu?”
Yang Jian kembali bertanya: “Jika bisa dikontrol, itu akan menjadi kabar yang sangat baik. Kau tidak lagi menjadi orang biasa, melainkan sama sepertiku menjadi Pengendali Hantu.”
“Ini, bagaimana mungkin bisa dikontrol? Bagaimana mungkin bayi di kandungan mau menuruti perkataanku?” Zhang Liling panik dan ketakutan.
Yang Jian berkata: “Cobalah, ini sangat penting. Selain itu, kau harus tetap tenang. Kondisimu tidaklah buruk, percayalah padaku, setidaknya jauh lebih baik dibandingkan keadaanku.”
“Kalau begitu, saya coba saja.” Zhang Liling ragu-ragu menjawab.
Tapi hasilnya tidak terlalu menggembirakan. Berbeda dengan Zhou Zheng, Zhang Liling sama sekali tidak bisa mengontrol bayi hantu di kandungannya.
Bahkan kontrol paling dasar pun tidak bisa dilakukan.
“Artinya kau bukan Pengendali Hantu, hanya sekadar dihinggapi bayi hantu secara naif.” Yang Jian mengerutkan alut.
Situasinya agak rumit, tidak sama dengan pengalaman Zhou Zheng sebelumnya.
Zhang Liling menyatakan kecemasannya: “Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?”
“Apa lagi yang bisa dilakukan? Tentu saja mengeluarkan barang hantu itu dari kandunganmu. Mungkinkah kita menunggu sampai kau melahirkannya?” kata Yang Jian.
“Bisakah kau menemani saya ke rumah sakit untuk... menggugurkannya?” Zhang Liling berkata dengan malu-malu.
Yang Jian menjawab: “Kau pikir ini kehamilan biasa? Yang ada di kandunganmu adalah bayi hantu. Tahukah kau apa itu bayi hantu? Itu adalah hantu. Saya tidak yakin dokter bisa menangani hal ini. Cara aborsi biasa jelas tidak akan mempan, bahkan membedah perutmu pun belum tentu bisa mengeluarkan bayi hantu itu.”
“Alasan peristiwa supranatural disebut demikian karena tidak bisa dinilai dengan logika biasa. Tidak perlu ke rumah sakit, saya akan cari cara mengeluarkannya untukmu. Lagi pula siapa yang menyuruh saya ingin jadi ayah.”
“Maaf, sudah merepotkanmu.” Zhang Liqin memohon maaf.
Yang Jian berkata: “Tidak terlalu merepotkan. Dibandingkan dengan masalahmu, menurutku kejadian selanjutnya justru akan lebih rumit. Pakai bajumu dulu, ikut saya keluar untuk makan. Hari ini kamu tinggal di sini. Sebelum masalah di kandunganmu terselesaikan, jangan pergi kemana-mana. Saya tidak bisa jamin kamu masih hidup saat kita bertemu lagi.”
“Baik, baik.” Jawab Zhang Liqin.
Kembali ke ruang tamu lantai satu.
Jiang Yan dengan celemek mengangkat makanan dari dapur: “Yang Jian, makan siang! Aku masak nasi goreng telur kesukaanmu.”
“Buat satu porsi lagi. Zhang Liqin akan makan di sini dan menginap semalam.” Kata Yang Jian.
“Apa?” Jiang Yan tertegun, raut wajahnya semakin aneh saat menatapnya.
Zhang Liqin tersenyum kecut dengan malu, namun tidak berkata apa-apa.
Saat makan, Yang Jian sesekali melirik kandungan Zhang Liqin sambil merenung.
Cara paling langsung untuk mengeluarkan bayi hantu adalah dengan menyuruh bayangan hantu tanpa kepala menyusup ke tubuh Zhang Liqin dan menangkapnya.
“Tidak, ini mustahil. Bayi hantu sudah menyatu dengan tubuh manusia. Jika dipaksa dikeluarkan, ususnya mungkin ikut tertarik. Bayangan hantu tanpa kepala tidak memiliki kelembutan - apapun yang bersentuhan dengannya pasti tercabik.” Yang Jian menggelengkan kepala.
“Tapi jika menggunakan Wilayah Hantu untuk membuat bagian tubuh Zhang Liqin yang lain menjadi ilusi? Mungkin ini cara untuk mengeluarkan bayi hantu tanpa melukai bagian tubuh lainnya.”
“Hanya saja, ini membutuhkan kerjasama dua kekuatan hantu gentayangan.”
Memikirkan ini, sebuah ide berani yang belum sepenuhnya matang perlahan terbentuk di otaknya.
Memerlukan risiko tertentu, tapi ini layak dicoba. Jika berhasil, Yang Jian akan memiliki kemampuan khusus lainnya.
Zhang Liqin adalah objek percobaan yang bagus, dan dia juga sangat kooperatif.
Lagipula dalam situasinya ini, dia hanya bisa menaruh harapan pada Yang Jian.
“Ngomong-ngomong Yang Jian, malam ini kau tidur di kamar mana? Nanti setelah mandi aku akan mencarimu.” Jiang Yan yang sedang menyantap makanan tiba-tiba menyodorkan kaki indah berstoking sutra di bawah meja sambil melontarkan mata genit.
Yang Jian berkata: “Malam ini aku harus menangani peristiwa gaib, tidak ada waktu.”
“Peristiwa gaib apa? Aku tidak percaya.”
Jiang Yan mencibir: “Kau pasti bohong. Sudah berhari-hari kita tidak tidur bersama. Akhir-akhir ini kau selalu menghindariku ya? Aku tahu! Pasti kau punya wanita lain di luar. Siapa dia? Apa dia lebih cantik dariku? Lebih sigap dariku? Kau mencintai dia atau aku?”
“……” Yang Jian memiringkan kepalanya memandanginya: “Pola pikirmu agak aneh, apa kau kepanasan?”
“Nona Jiang ini, harap kau bisa lebih angkuh sedikit, beberapa hari ini jangan ganggu Yang Jian mengerjakan tugasnya, dia sekarang punya misi yang sangat penting. Jika kau mau kooperatif, saya akan sangat berterima kasih. Jika masih terus mengganggu dan tidak mau bekerja sama, saya bisa memaksamu untuk kooperatif.” Tiba-tiba, suara Liu Xiaoyu kembali terdengar dari ponsel positioning satelit.
Bagaimana mungkin dia mengizinkan Yang Jian di saat genting ini diganggu oleh wanita tak jelas asal-usulnya.
“Siapa yang bicara?” Suara tiba-tiba itu membuat Jiang Yan terkejut.
Yang Jian berkata: “Mungkin Shangdi sedang memperingatkanmu, berharap kau bisa berdoa dengan khusyuk agar Shangdi tidak marah.”
“Shangdi apa? Aku dengar suara gadis?” Jiang Yan memandang ke kiri-kanan mencoba mencari sumber suara.
Yang Jian berkata: “Benar, Shangdi adalah seorang gadis.”
“Apakah dia? Wah, kau diam-diam berselingkuh dengan wanita lain di belakangku? Aku tidak mau jadi selir! Pokoknya aku mau jadi pacarmu, biar wanita itu jadi selirmu. Bagaimana? Aku kan sudah sangat menurut.” Jiang Yan menarik tangan Yang Jian sambil merengek.
“Menurutku kalau terus begini kau bisa menulis laporan pengunduran diri. Tidak bisakah kau diam?” kata Yang Jian.
“Diam ya diam, ngapain marah-marah.” Jiang Yan memeluk lengan Yang Jian dengan pose sangat mesra, lalu melirik menantang ke arah Zhang Liqin di sebelah.
Zhang Liqin tetap diam melanjutkan makan. Dia jelas melihat hubungan tidak biasa antara Jiang Yan dan Yang Jian.
“Sudah paham, tidak ada yang perlu dicemburui.”
Tak lama setelah Yang Jian selesai makan, dia meletakkan mangkuk dan sumpit: "Nona Zhang, ikut saya ke lantai lima. Urusanmu akan diselesaikan dulu. Kakak Jiang, kau memeluk erat begini, apa ingin ikut ke lantai lima melihat-lihat?"
"Aku tidak mau! Aku mau cuci piring saja." Jiang Yan segera melepaskan lengan Yang Jian, geser pantatnya ke samping.
Dia sangat paham apa yang ada di lantai lima - semua barang-barang ganjil yang dikumpulkan Yang Jian. Mulai dari kertas kulit manusia, jari kering, cermin aneh, tali orang mati untuk gantung diri... Siapa tahu bisa ada hantu muncul. Makanya lantai lima jadi area terlarang. Sejak tinggal di sini, dia cuma dua kali masuk.
Sesampai di lantai lima, Yang Jian menyalakan lampu ruang tamu.
Tapi beberapa ruangan di sini terkunci, gelap gulita. Tak jelas benda pantangan apa yang disimpan di dalam.
"Lepaskan bajumu dulu. Aku ambil beberapa persiapan." Kata Yang Jian membuka pembicaraan.
"Hm." Zhang Liqin mengangguk.
Yang Jian masuk ke dua ruangan terkunci. Dia mengambil kotak emas kosong untuk menaruh bayi hantu, dan jari kering terbungkus kertas emas sebagai antisipasi keadaan darurat. Jari aneh ini bahkan bisa memakukan wilayah hantu, apalagi bayi hantu pasti mudah ditaklukkan.
Buat jaga-jaga, dia juga membawa Lilin Hantu.
Kalau situasi memburuk, langsung nyalakan lilin ini untuk jaminan 100% aman.
"Cukup segini." Yang Jian mengangguk, merasa sudah cukup waspada.
"Bersiap-siap begitu banyak hanya untuk menghadapi bayi hantu yang belum terbentuk sepenuhnya, percaya deh tidak ada orang lain yang seperti ini."
"Hmm? Nona Zhang, saya hanya minta kau melepas baju, tidak perlu sampai celana juga. Saya di sini untuk menyelesaikan masalah bayi hantu, bukan 'menyelesaikan' dirimu. Tolong hargailah profesionalisme saya dong? Lagi pula, saya ini anggota Interpol Kota Dachang."
Setelah keluar, Yang Jian tertegun melihat Zhang Liqin berdiri kaku dengan lingerie seksi.
"Kau juga tidak menjelaskan dengan jelas." Zhang Liqin tersipu malu, buru-buru memungut gaun di lantai.
"Bentuk tubuhmu bagus, lingerienya seksi, sangat cocok. Aku kasih rating bintang lima." Yang Jian mengacungkan jempol.
Zhang Liqin tersenyum malu dengan pipi memerah.
Meski tidak diperlihatkan, sebenarnya hari ini dia sudah merias diri dengan teliti sebelum datang ke sini.
"Selanjutnya apapun yang kau lihat, jangan panik atau takut. Semua dalam kendaliku. Sekalipun melihat sesuatu yang menakutkan, jangan teriak sembarangan. Ikuti semua perintahku. Kemarin di pusat kota kau sudah mengalami peristiwa supranatural, jadi tahu harus bertindak seperti apa. Aku tidak mau mengulang instruksi dua kali." Kata Yang Jian.
"Saya paham." Zhang Liqin mengangguk.
Yang Jian menyiapkan meja, menata berbagai peralatan termasuk Lilin Hantu di atas penyangga lilin emas khusus agar tidak mudah terguling. Di sebelahnya diletakkan beberapa korek api emas khusus.
Barang-barang kecil ini dibelinya secara online kemarin dengan harga selangit.
Meski permukaannya terlihat seperti barang mewah yang tidak berguna, dalam beberapa acara barang-barang ini bisa meminimalisir tingkat kesalahan secara maksimal.
Misalnya korek api emas, jika saat menyalakan lilin hantu korek api rusak karena erosi hantu gentayangan, sehingga lilin hantu tidak bisa menyala, bukankah itu akan menghancurkan segalanya?
