"Zhang Liqin? Hm, arsipnya tidak bermasalah."
Di ruang komunikasi, Liu Xiaoyu serius memeriksa arsip Zhang Liqin sambil mencatat dengan pensil di buku catatannya——
『Zhang Liqin, sebelumnya dirasuki bayi hantu, kemudian dikeluarkan oleh Polisi Mata Hantu Yang Jian dengan metode tertentu. Bayi hantu yang berhasil dikeluarkan telah dikurung dan disegel oleh Yang Jian. Situasi ini telah dipastikan kebenarannya. Berikut adalah rekaman seluruh kejadian.』
Kemudian dia mengekstrak rekaman tersebut dan memasukkan flashdisk berisi rekaman itu ke dalam amplop arsip.
“Melalui percakapan, kemungkinan Zhang Liqin dirasuki bayi hantu bukanlah peristiwa terisolasi. Seorang wanita di kompleks tempat tinggalnya diduga mengalami nasib serupa, perlu dilakukan penyelidikan dan pengumpulan bukti. Masalah ini sedang ditangani Yang Jian.”
“Serahkan arsip ini kepada Komandan Tim.” Liu Xiaoyu menulis di amplop arsip——
『Kasus Bayi Hantu Kota Dachang』
“Baik.” Pegawai langsung mengambil amplop arsip itu dan pergi.
Liu Xiaoyu melanjutkan penyadapan terhadap Yang Jian dan Zhang Liqin.
Sebenarnya ini bukan penyadapan, melainkan pendengaran terbuka karena sudah mendapat persetujuan Yang Jian, komunikasi dijaga 24 jam.
Saat itu, suara komunikasi kembali terdengar di headphone.
Liu Xiaoyu mencatat sambil menerima panggilan.
Ini tugasnya, harus ada rekaman dan laporan singkat untuk memastikan keaslian peristiwa, mengurangi kemungkinan manipulasi arsip.
『Zhang Liqin berkata: Yang Jian, di sana tidak bisa.
Yang Jian menjawab: Percayalah, bisa.』
“Hm? Apakah kasus bayi hantu belum sepenuhnya terselesaikan?” gumam Liu Xiaoyu sambil mencatat.
『Zhang Liqin: Kalau begitu pelan-pelanlah.
Yang Jian: Baik.』
Headphone menyebarkan suara aneh antara pria dan wanita, seolah menghadapi masalah sangat merepotkan.
Beberapa saat kemudian, Liu Xiaoyu menulis dengan serius di buku catatan sebelah:
『Yang Jian, aku mencintaimu...』
Saat tulisannya sampai di situ, kuasnya tiba-tiba berhenti. Wajahnya perlahan membeku, lalu suara dari headphone membuat pipinya memerah seketika. Dengan gerakan cepat seperti kelinci ketakutan, ia melompat dari kursinya.
“Yang Jian, kau bajingan.” Liu Xiaoyu wajahnya memerah, tidak bisa menahan diri memarahi.
Petugas komunikasi di sebelahnya tertawa melihat ini: “Ada apa, Liu Xiaoyu? Apa lagi yang dilakukan Yang Jianmu yang membuatmu kesal? Menurutku kau harus lebih sabar, Yang Jian yang jadi tanggung jawabmu masih termasuk baik. Waktu itu polisi kriminal yang ditangani Xiao Wang lebih keterlaluan, setiap hari bicara sendiri, bahkan sedang membisikkan 'semua mati saja', 'akan kubunuh seluruh keluargamu', 'akan kupuntir kepalamu' dan omongan menyeramkan lainnya, sampai Xiao Wang mimpi buruk tiap malam dan mulai menunjukkan gejala gangguan jiwa.”
“Peristiwa besar seperti ini terjadi di Kota Dachang, tapi dia... dia malah asyik bermesraan dengan seorang wanita.” kata Liu Xiaoyu.
Petugas komunikasi di sebelah menambahkan: “Ini baru dianggap masalah? Coba tanya Xiao Liu waktu itu, polisi kriminal itu memaksanya berperan sebagai gadis kecil tiap kali berkomunikasi, harus menyapa pakai bahasa Jepang seperti 'onii-chan', 'kawaii', 'moé moé' dll. Kalau tidak mau langsung ditutup teleponnya. Yang lebih parah, Xiao Zhang yang sudah mengundurkan diri itu dulu setiap hari dikejar-kejar polisi kriminalnya untuk mengungkapkan perasaan, semua kata-kata mesra yang memalukan diucapkan seperti 'Kita takkan terpisah sepanjang hidup dan mati', 'Kau wanita tercintaku selamanya', 'Aku bahkan mau makan tahi demi kamu'. Xiao Zhang bertahan tiga bulan akhirnya mentalnya breakdown dan pergi ke psikolog.”
“……” Liu Xiaoyu terkejut: “Seaneh itu?!”
“Erosi hantu gentayangan terhadap jiwa terlalu dalam, pemikiran dan kesadaran manusia akan ikut berubah. Kebanyakan polisi kriminal merasa kesepian dan tak berdaya, menghadapi erosi hantu gentayangan, sulit untuk melawan itu hal yang normal. Lagipula mereka juga manusia. Dalam kondisi seperti ini, wajar jika mereka melakukan beberapa hal untuk mendapatkan sandaran psikologis. Dari sudut pandang kedokteran, mereka semua adalah calon pasien penyakit jiwa.”
“Lihat saja orang-orang yang selamat dari peristiwa supranatural, mana ada yang tidak mengalami trauma psikologis? Banyak juga yang langsung hancur mental dan menjadi gila.”
“Tentu saja ada polisi kriminal dengan mental yang lebih stabil. Tapi dari data big data, jumlah orang seperti ini akan semakin berkurang, sementara yang bermasalah mental akan semakin banyak. Bukankah waktu pelatihan dulu sudah ada ahli yang bilang? Untuk mengatasi ketakutan dibutuhkan hati yang kuat dan jiwa yang tangguh.”
“Dan kebanyakan Pengendali Hantu tidak memiliki kebiasaan seperti itu. Tapi melalui seleksi alam, yang akhirnya bertahan hidup sudah pasti adalah kelompok polisi kriminal terkuat.”
“Mengapa komandan tim menyuruhmu memberikan perhatian khusus pada Yang Jian? Karena dia punya potensi itu. Kalau tidak, mengapa di antara begitu banyak polisi kriminal yang dia tangani, dia sering menanyakan kabar Yang Jian?”
Petugas komunikasi di sebelahnya jelas ahli berpengalaman dan luas pengetahuannya.
Setelah diberi pencerahan, ekspresi Liu Xiaoyu mulai lebih tenang.
“Apakah perlu merekam dan mendokumentasikan hal ini?” tanyanya kemudian dengan wajah memerah.
“Itu terserah keputusanmu sendiri,” jawab rekan kerjanya sambil tersenyum.
"Liu Xiaoyu memandang headphone itu, hatinya dipenuhi kontradiksi. Lama ia menggeretakkan gigi, terjadi pergulatan batin, akhirnya dengan wajah memerah ia mengenakannya."
"Dia merasa dirinya perlahan berubah menjadi psikopat."
"Namun waktu berlalu begitu cepat."
"Kota Dachang, pukul tujuh pagi."
"Hari itu, kota dilanda kepanikan dan kecemasan. Sebab pagi ini, matahari tak kunjung terbit."
"Seluruh kota diselimuti kegelapan, aura hitam kebiruan memenuhi setiap sudut, membuat siang hari bagai malam."
"Para penduduk baru mulai menyadari ketidakberesan, rumor pun merebak."
"Kepanikan meluas dengan cepat di hadapan peristiwa supranatural besar yang sedang terjadi ini."
"Satu-satunya hal yang patut disyukuri: teror masih dalam tahap inkubasi. Seandainya kota ini benar-benar kacau, konsekuensinya tak terbayangkan."
"Dan pada momen ini..."
"Di luar vila Kompleks Perumahan Guanjiang,"
"Braak~! Braak~!"
"Letusan pistol tiba-tiba membangunkan dua orang di dalam kamar."
"Pagi-pagi buta, siapa yang iseng menembak pistol? Masih mau tidur nggak sih!" Yang Jian membuka matanya kasar.
"Sebenarnya ia tidak tidur, hanya sedang memejamkan mata beristirahat."
"Dalam kondisi terus mengendalikan hantu gentayangan, ia sudah lama tidak tidur."
"Sekarang jam berapa?" Zhang Liqin yang memeluk leher Yang Jian bertanya dengan malas.
"Tujuh dua puluh," jawab Yang Jian.
"Zhang Liqin setengah membuka mata: "Tapi kenapa di luar masih gelap? Jammu mungkin rusak.""
"Hm?"
Yang Jian baru menyadari bahwa di luar masih redup, tapi jam di ponsel sudah menunjukkan pukul tujuh lebih.
"Ada yang tidak beres."
Wajahnya berubah drastis, dengan cepat dia bangkit dari tempat tidur.
Bergegas ke jendela dan melirik ke luar.
Ternyata, kekhawatiran terbesarnya terbukti. Meski sudah pukul tujuh lebih, luar masih gelap. Ikon matahari tak kunjung terbit, langit masih diselimuti lapisan awan kegelisahan, seolah seluruh dunia telah jatuh ke dalam kiamat.
"Apa peristiwa supranatural ini akhirnya akan meledak?" raut wajah Yang Jian menjadi serius.
