“Lelucon macam apa ini? Langsung mati satu?” Zhang Han terpana, bahkan tak mendengar suara perlawanan Pengendali Hantu di dalam.
Kodok sekarat pun masih sempat menggelepar beberapa kali, paling tidak kakinya akan kejang-kejang.
Zhao Kaiming terkekeh sinis: “Siapa yang disalahkan kalau sengaja membuat masalah? Mengira bisa semena-mena hanya karena mengendalikan satu hantu? Ini hantu dalam kondisi pemulihan penuh, peristiwa sudah diklasifikasikan Tingkat S. Hantu yang kalian bawa sama sekali bukan level yang sama.”
“Begitu diawasi, pasti mati tanpa ampun. Lihat dulu kemampuan terbatas sendiri. Lihat saja Ye Feng yang sudah hancur itu.”
“Mendengar perkataannya, melihat kejadian tadi, hati anggota lain langsung dipenuhi hawa dingin yang menyusup ke seluruh tubuh.”
Wang Xiaoming juga memperhatikan, tetap tak berubah ekspresinya: “Lanjutkan, jauhi pintu di samping, jangan disentuh.”
“Masih mau maju? Profesor Wang, kalau begini terus kita semua bisa mati di sini. Bagaimana kalau cari cara lain?” Sun Yi berkata dengan ketakutan.
Wang Xiaoming menjawab: “Kalian akan mati, aku juga. Aku yang cuma orang biasa saja tidak takut, mengapa kalian harus takut?”
“Bukan begitu masalahnya. Anda profesor termasyhur, aku orang biasa yang masih terjebak cicilan rumah. Mana bisa disamakan!” Hati Sun Yi hancur berkeping, merasa 90% nyawanya akan melayang di sini.
Hantu di sini membunuh tanpa memberi waktu bernapas.
Melihat Wang Xiaoming terus maju tanpa ragu, yang lain terpaksa mengikuti.
“Yang Jian, cari akal! Kalau begini terus bahaya. Baru 10 menit sudah ada Pengendali Hantu tewas. Jika terus begini, kita tidak akan bisa keluar dari rumah sakit ini.” Di perjalanan, Zhang Han mendekat dan berbisik: “Wang Xiaoming ngawur, kita tidak boleh ikut-ikutan.”
“Sebenarnya dia benar. Kalau peristiwa gaib ini tidak diselesaikan, kita semua mati. Sekilas seolah ada banyak pilihan, tapi sebenarnya tidak ada pilihan selain mempertaruhkan nyawa.” Yang Jian mendorong troli dengan tenang.
“Tapi pengorbanan sia-sia tetap tidak tepat.” Zhang Han membalas: “Mempertaruhkan nyawa juga harus ada arah yang benar.”
Yang Jian berkata: "Sekarang Wang Xiaoming sedang mencari arah, kau pikir orang itu mati sia-sia? Tidak, Wang Xiaoming tetap menggunakan nyawa orang itu untuk menguji aturan pergerakan hantu ini, hanya saja yang mengejutkan adalah orang itu agak lemah, atau mungkin hantunya terlalu kuat, kematiannya terlalu cepat, melebihi perkiraan."
"Apa? Benarkah?" Zhang Han terlihat terkejut, seolah tidak percaya.
Wang Xiaoming ternyata begitu kejam, menggunakan nyawa kami sebagai bahan eksperimen?
"Tidak perlu begitu, setelah diserang hantu selama kau bisa bertahan hidup semua ini tidak jadi masalah, kalau tidak selamat juga tidak bisa menyalahkan orang lain." Kata Yang Jian.
Dan... lengan hijau kehitaman tadi itu mirip lengan anak kecil, yaitu tahap kedua bayi hantu.
Mungkin berada di antara tahap kedua dan ketiga.
Bagaimanapun juga mustahil mencapai tahap ketiga.
Artinya, hantu di sini sudah lebih dari satu ekor.
"Sekarang Mata Hantu-ku semakin tidak jelas terlihat, terkikis warna hitam kehijauan ini, dalam persaingan ini Mata Hantu-ku berada dalam posisi yang benar-benar kalah, sekarang dalam kondisi terkendali." Dunia merah di Mata Hantu Yang Jian perlahan menghilang, kembali ke dunia redup berwarna hitam kehijauan.
Mata Hantu itu terlihat mengantuk, ingin menutup, bahkan mulai tidak terkontrol, seakan akan tertidur pulas selamanya.
Jika dalam keadaan normal, ini berita baik baginya, tapi sekarang jelas ini kabar buruk.
"Wang Xiaoming, tunggu dulu."
Setelah terus berjalan beberapa lama, lorong tetap tak bisa dilewati. Saat itu Yang Jian juga menyadari mata hantu telah tertutup, terpaksa menghentikan kerumunan.
"Ada apa?" Wang Xiaoming bertanya.
Yang Jian berkata: "Aku yang akan memimpin. Jika terus begini kita takkan pernah keluar. Meski tidak terpengaruh ilusi, jelas semua di sini sudah berubah total oleh kekuatan hantu gentayangan. Setelah sekian lama berjalan, siapa tahu kita masih di tempat yang sama."
"Yang Jian, cepat kasih solusi!" Sun Yi buru-buru menyela.
Tanpa ragu, Yang Jian langsung mengeluarkan Lilin Hantu dari tasnya.
"Kau mau pakai sekarang?" Wang Xiaoming mengerutkan alut. "Masih tersisa dua pertiga, takkan bertahan lama."
Sebagai pengembang lilin ini, dia paham betul fungsinya.
Tapi menurutnya benda ini seharusnya dipakai saat menghadapi sumber masalah. Tanpa bantuan luar, ini adalah persediaan strategis terakhir.
"Sepertinya ini bukan saatnya berhemat. Dan barang yang ingin kau ambil dari kantor, jika tebakanku benar, pastilah jari itu." kata Yang Jian.
Wang Xiaoming menjawab tenang: "Benar. Dengan benda itu, peluang menang kita akan lebih besar."
"Nah, itu dia." Yang Jian berjalan di depan sambil menyalakan Lilin Hantu.
Nyala hijau ganjil berkedip-kedip, menerangi sekeliling.
Seketika, aura hitam kebiruan di sekitar cepat menghilang. Cahaya mulai pulih di sekitarnya.
Jalan di depan terlihat jelas sekarang.
“Tapi saat ini, Yang Jian menyadari bahwa kecepatan pembakaran Lilin Hantu di tangannya luar biasa cepat, seolah-olah dipercepat. Nyala api hijau jernih berkobar gemeretak, seperti ingin meledakkan semua kekuatan dan melawan sesuatu.”
“Dengan memanfaatkan waktu lilin hantu yang terbakar, kerumunan baru bisa melihat jelas sekeliling mereka.”
“Pemandangan di depan mata langsung membuat semua orang tidak bisa menahan napasnya yang mendadak dingin.”
“Di bawah papan nama yang tergantung sebelumnya, bukanlah pintu gerbang klinik rawat jalan. Yang berdiri di sana adalah sosok-sosok dengan tubuh mereka menghitam kebiruan, kaku tak bergerak. Bukan manusia lagi—semuanya adalah bayi hantu dalam pertumbuhan... hantu sejati.”
“Hantu-hantu ini menutup mata rapat-rapat, membeku di tempat tanpa gerakan, seolah belum terbangun dari tidurnya.”
“Rupanya klinik rawat jalan yang terlihat sebelumnya seluruhnya adalah hantu yang berubah wujud. Pantas saja orang yang menendang pintu gerbang itu mati. Pasti ada hantu yang terbangun oleh tendangannya. Tidak membunuhmu lalu membunuh siapa lagi?”
“Huu~!”
“Tapi seketika, Yang Jian merasakan hembusan napas di dekat telinganya.”
“Seketika, lilin hantu pun padam.”
“Sekeliling kembali direndam dalam kegelapan.”
“Tidak mungkin!” kata Yang Jian terkejut sambil menatap lilin hantu padam di tangannya.
“Sejak mendapatkan lilin hantu hingga sekarang, ini pertama kalinya dia mengalami situasi lilin hantu padam.”
“Dan dia yakin sekali ini bukan padam dengan sendirinya, melainkan dipadamkan dengan paksa oleh sesuatu yang tak terlihat.”
“Kedinginan dan kengerian itu bagaikan seekor hantu gentayangan yang sedang meniupkan nafasnya di bahu sendiri.”
Mengikuti arah datangnya hawa dingin yang menyeramkan itu.
Yang Jian melihat wajah Zhao Kaiming yang muram.
Apakah kejadian tadi ada hubungannya dengannya?
Atau jangan-jangan Zhao Kaiming menggunakan kekuatan hantu gentayangan miliknya untuk memadamkan lilin hantuku?
“Ikuti aku semua.”
Namun sebelum sempat berpikir panjang, Wang Xiaoming justru lebih dulu bergerak, langsung berlari ke depan.
Cahaya api dari lilin hantu yang menyala tadi telah membantunya melihat jalan di depan dengan jelas, mengetahui cara keluar dari sarang hantu ini.
