Sangat… sepi.
Yang Jian telah menunggu cukup lama di kantor Wang Xiaoming. Dari suara-suara ganjil di sekitar pada awalnya, kini segalanya terasa seperti membeku dalam kesunyian.
Seolah semua suara telah lenyap.
Seluruh dunia tak terdengar sedikitpun derau.
Ini... bukanlah kabar baik.
Yang Jian bangkit berdiri, matanya menatap ke bawah melalui etalase kaca.
Seluruh lantai gedung terlihat redup, seperti bangunan terbengkalai yang sudah lama ditinggalkan tanpa jejak kehidupan – seakan tak ada orang hidup selain dirinya sendiri.
Selain itu, jarak pandang di sekitarnya sangat terbatas.
Awan kegelisahan kehitam-hitaman menyelubungi area sekitar, membuatnya tak bisa melihat jarak jauh. Bahkan gedung tinggi di seberang jalan hanya terlihat samar-samar seperti lekuk bayangan kabur.
Seakan-akan gedung rumah sakit ini telah menjadi satu-satunya eksistensi di dunia.
Ekspresi Yang Jian berkerut dalam perenungan, menunjukkan keraguan.
Tapi keraguannya tak berlangsung lama.
Tak lama kemudian, dia mengambil keputusan.
Seketika itu juga, dia berbalik badan meninggalkan tempat ini dan menyusuri lorong darurat menuju lantai bawah.
Ternyata, dia tetap tak bisa tinggal diam melihat Wang Xiaoming dan kawan-kawan terjebak sampai mati di suatu lantai.
Meski sangat enggan memberikan bantuan, kematian mereka akan membuat peristiwa supranatural ini jelas berakhir dengan kegagalan.
Ada rasa tak rela di hatinya, atau mungkin keengganan menyerahkan takdir kota ini – dan nasibnya sendiri – kepada seorang Hantu. Walau ingin sekali menjauhkan diri dan fokus bertahan hidup, saat tiba di persimpangan pilihan ini, Yang Jian menyadari hanya ada satu jalan yang bisa ditempuh.
Membawa jari kering itu, dia cepat-cepat menuruni tangga, berencana melakukan upaya terakhir.
Hantu sudah muncul, waktu yang tersisa tidak banyak lagi.
Keberhasilan berarti peristiwa supranatural ini kemungkinan besar akan terselesaikan, kegagalan... Kota Dachang akan sepenuhnya jatuh.
Lantai satu, lantai dua, lantai tiga... Yang Jian menghitung tiap lantai yang dilewatinya.
Menurut analisisnya, karena suara di sekitar sudah menghilang, kemungkinan besar semua hantu di rumah sakit terkonsentrasi di area Wang Xiaoming, sementara area ini untuk sementara aman.
Tapi keamanan ini mungkin tidak bertahan lama. Begitu Wang Xiaoming dan yang lain mati, target berikutnya hampir pasti akan memilih dirinya.
Tiba-tiba.
Saat melewati belokan tangga di suatu lantai, langkah Yang Jian terhenti tanpa disengaja.
"Mereka terjebak di lantai ini..."
Meski melihat sekilas lantai ini identik dengan yang lain, mata hantu yang bersembunyi di bawah kulitnya mulai bereaksi.
Ini adalah resonansi antar hantu gentayangan.
Yang Jian keluar dari lorong darurat, menyusuri lantai ini lebih dalam.
Saat melewati dua lift, dia menemukan pintu keduanya terbuka terus-menerus. Di mulut lift terlihat jejak kaki hitam kebiruan berantakan yang menyatu dengan jejak lain, mengarah ke kamar pasien tertentu di lantai ini.
Kegelapan di sana semakin pekat, awan kegelisahan yang mengental perlahan berubah menjadi kegelapan yang dalam.
Indra penglihatan Mata Hantu di bawah kulit semakin kuat merasakan sesuatu.
Dia yakin, begitu masuk ke dalam kegelapan di depan, pasti akan bertemu hantu. Bahaya apa yang akan dihadapi kemudian, tak ada yang bisa memprediksi.
"Menghemat sumber daya sekarang sudah tidak perlu lagi." Tatapan Yang Jian berkilat. Ia kembali menyalakan Lilin Hantu.
Lilin merah darah memancarkan cahaya lilin yang seram.
Cahaya lilin menyebar, menerangi sekeliling dengan warna hijau ganjil. Sinar ini mengusir redupnya malam, menghilangkan aura dingin dan nuansa misterius.
"Jika menggunakan Lilin Hantu kali ini masih belum bisa menang, kita benar-benar tak punya peluang lagi."
Menarik napas pendek, Yang Jian berjalan cepat sambil mengangkat Lilin Hantu.
Semakin maju, awan kegelisahan semakin pekat.
Cahaya lilin yang seram kini justru tertekan. Area yang diterangi menyusut dengan kecepatan yang jelas terlihat mata.
Awalnya bisa menerangi radius 5-6 meter, kini dipaksa menyusut sampai 3 meter saja. Jarak ini terus berkurang seiring langkah Yang Jian.
Gemeretak~!
Nyala lilin berkedip-kedip tak karuan, mempercepat pembakaran untuk mengeluarkan cahaya lebih terang guna menahan erosi kegelapan.
Pembakaran Lilin Hantu yang makin cepat membuktikan adanya hantu di sekitar sini.
Ketika Yang Jian berjalan sekitar sepuluh meter ke depan, cahaya Lilin Hantu sudah mengendalikan area sekitar dua meter di sekitarnya.
Awan kegelisahan hitam kehijauan yang pekat dan cahaya hijau seram dari lilin membentuk batas yang jelas.
"Dengan kecepatan terbakar seperti ini, paling lama sepuluh menit lilin ini akan habis sepenuhnya." Mata Yang Jian berkedip gelisah sambil menatap Lilin Hantu di tangannya.
Tapi di detik berikutnya, ketika dia melangkah satu langkah lagi ke depan...
Sebuah lengan muncul dari balik awan kegelisahan yang pekat, menggantung di udara.
Lengan itu menembus area yang diterangi cahaya lilin dan muncul di hadapan Yang Jian, sementara ujung lainnya masih tenggelam dalam kegelapan, tak terlihat apa yang terjadi di depan.
"Tik-tok~! Tik-tok~!"
Jam tangan emas di pergelangan lengan itu masih berdetak dengan stabil, menunjukkan waktu secara akurat.
"Ini tangan seorang Pengendali Hantu." Yang Jian segera menyadari. Dia buru-buru meraih lengan tersebut.
Dia yakin ini pasti bukan hantu - jika memang hantu, tak mungkin bisa menembus cahaya lilin dan mendekatinya.
Tak sempat mengingat-ingat siapa di antara rombongan sebelumnya yang memakai jam emas, dia hanya menarik lengan itu sekuat tenaga ke arahnya, berusaha menyelamatkan seseorang dari kegelapan ke area yang diterangi lilin.
Hanya dengan masuk ke area perlindungan Lilin Hantu, seseorang bisa aman untuk sementara.
Tapi saat menyentuh lengan itu, dia langsung menyadari sesuatu yang tidak beres.
Lengan ini saat menyentuhnya tiba-tiba mencengkeramnya dengan kuat, seolah merasakan sisa kehangatan di tangannya, mengetahui ini manusia, kini menarik-narik dengan putus asa, berharap bisa melepaskan diri dari tempat mengerikan dan mendapatkan penyelamatan.
Namun saat Yang Jian menarik sekuat tenaga, ia justru tidak berhasil menarik Pengendali Hantu ke area cahaya Lilin Hantu, malah limbung dan hampir terjatuh.
Karena... lengannya putus.
Yang Jian menggenggam lengan terputus itu, wajahnya berubah pucat. Ia melihat di bagian luka yang terputus, terdapat jejak gigitan rapi namun mengerikan.
Seperti diputuskan dengan paksa oleh sesuatu yang menggigit.
"Terkutuk!" Ia melangkah cepat ke depan.
Awan kegelisahan di depan tersibak oleh cahaya lilin.
Tapi Yang Jian tak menemukan pemilik lengan terputus ini. Padahal dari jaraknya, seharusnya ada di sini.
Sang Pengendali Hantu seolah menghilang begitu saja.
Matikah?
Hati Yang Jian bergetar halus. Ia tak berduka atas hilangnya seseorang, tapi melemparkan lengan terputus itu dan melanjutkan penjelajahan.
Sepanjang jalan, ia samar melihat banyak lekuk tubuh manusia berdiam dalam awan kegelisahan yang memandanginya dengan tatapan ganjil. Beberapa mencoba menembus kegelapan, menyorongkan wajah hijau kehitaman untuk mengintip, namun saat menyentuh cahaya Lilin Hantu langsung menarik diri, tak bergerak lagi.
Tak berani dibayangkan, tanpa Lilin Hantu ini, siapa tahu teror macam apa yang harus ia alami saat ini.
“Saat ini, kecepatan pembakaran Lilin Hantu semakin cepat.”
“Dengan kecepatan seperti ini, jangankan sepuluh menit, bahkan menopang lima menit pun akan terasa sulit.”
“Darah?”
Setelah melangkah beberapa langkah lagi, Yang Jian melihat bekas darah yang tercecer di tanah.
Merah darah, segar, sepertinya baru saja tumpah belum lama ini, dan di sebelah darah segar itu masih tersisa serpihan daging.
“Kedatanganmu agak terlambat.” Tiba-tiba, sebuah suara terdengar.
Sesaat kemudian, Wang Xiaoqiang muncul dari awan kegelisahan yang pekat, memasuki area cahaya lilin hantu.
Saat dia bergerak, ada siluet orang mengikuti dari belakangnya yang berusaha menahannya, tapi berhenti di tepi cahaya lilin, akhirnya menghilang kembali dalam awan kegelisahan.
“Masih belum terlambat, setidaknya kau belum mati.” Kata Yang Jian.
Wang Xiaoming berkata: “Bayi hantu tahap ketiga telah terbukti, suara adalah kunci. Jangan biarkan bayi hantu tahap ketiga mendengar suaramu, atau mereka akan menyerangmu. Tapi turunan hantu ini tidak memiliki kemampuan tumpang tindih syarat, artinya bayi hantu tahap ketiga hanya bisa membunuh melalui suara, bayi hantu tahap dua melalui sentuhan, dan wilayah hantu tahap pertama hanya melalui penglihatan.”
“Bukankah ini bukan saatnya membicarakan ini? Apakah mereka semua sudah mati?” Tanya Yang Jian.
"Meski belum sepenuhnya, tapi hampir sama. Saat serangan sebelumnya kami berhasil bertahan, tapi kabar buruknya adalah... bayi hantu tahap keempat telah muncul. Aku bahkan tidak yakin apakah itu benar-benar bayi hantu tahap empat, sangat mungkin itu adalah hantu sumbernya. Barang itu sekarang ada di sekitar sini. Menemukannya dan menyelesaikannya mungkin bisa meredakan peristiwa supranatural ini."
"Ikut aku. Saat ini kita hanya bisa mempertahankan kelangsungan hidup sementara. Jika kau tidak ikut, kita tidak akan bertahan lama."
Wang Xiaoqiang menunjuk ke suatu arah, memberi isyarat pada Yang Jian untuk menyusul.
Ekspresi Yang Jian berubah serius. Meski tidak terlibat dalam kejadian sebelumnya, bisa dibayangkan betapa Zhao Kaiming, Sun Yi, Zhang Han dan yang lain telah membayar mahal untuk menahan serangan hantu gentayangan gelombang ini.
