Di tengah awan kegelisahan yang pekat, Yang Jian baru saja menginjakkan kaki keluar dari toilet yang sempat aman itu, ketika langkah kaki berkerumun mulai terdengar di sekeliling, disertai siluet orang yang bergoyang-goyang dalam cahaya redup.
Ini berbeda dengan mayat hidup yang dikendalikan yang pernah dilihatnya di mal dulu.
Semua ini adalah bayi hantu tahap ketiga, manifestasi yang muncul dari hantu.
Meski Yang Jian tidak bersuara, perkataannya sebelumnya telah didengar oleh hantu-hantu di sekitarnya.
Jadi dia juga menjadi target bayi hantu tahap ketiga ini, hanya saja hal ini sudah dipertimbangkan oleh Wang Xiaoming. Dia tahu apa yang akan dilakukan Yang Jian, kalau tidak dia tidak akan mengatakan bahwa hantu pertama yang menyerangnya adalah sumbernya, karena Wang Xiaoming percaya Yang Jian mampu menangani hantu-hantu ini dengan baik.
Tapi yang disebut penanganan itu, pada akhirnya hanyalah perjuangan mati-matian untuk mendapatkan sedikit ruang.
Sudut bibir Yang Jian menunjukkan senyuman getir.
Sayangnya tak ada yang melihat kepahitan dalam dirinya.
Mata hantu yang redup itu dibukanya dengan susah payah.
Di bawah penglihatan mata hantu, sekeliling masih terlihat remang-remang. Dunia merah yang familiar tak terlihat, tekanan dari hantu gentayangan lainnya masih terus berlangsung.
Tapi mata hantu yang dibukanya bukan hanya satu ini.
Kemudian, mata hantu kedua menyembul keluar dari kulit dan dagingnya, muncul di wajahnya memancarkan cahaya merah samar yang terlihat sangat mencolok di dunia redup ini.
Mata hantu ketiga muncul di tangannya, cahaya merah ini semakin terang.
Mata hantu keempat muncul lagi.
Terakhir kelima, keenam, ketujuh.
Semua mata hantu telah kembali ke tubuh Yang Jian.
Kebangkitan liar yang tak terkendali tiba-tiba membanjir keluar. Mata-mata ganjil yang lama ditekan kini hendak meledakkan semua akumulasi sebelumnya.
Mata hantu kedelapan tiba-tiba membuka.
Kemunculan mata ini menandakan Yang Jian mulai kehilangan kendali atas Mata Hantu secara bertahap. Hantu dalam tubuhnya hampir sepenuhnya bangkit kembali, hanya menunggu sedikit waktu dan provokasi saja agar Mata Hantu benar-benar lepas kendali, berubah menjadi teror tak dikenal yang datang ke dunia ini.
Kemunculan mata ini membuat seluruh tubuh Yang Jian memancarkan cahaya merah.
Cahaya merah mengalir keluar dari tubuhnya seperti darah segar yang merembes di sepanjang lantai, perlahan-lahan menodai sekelilingnya dengan warna merah.
Wilayah Hantu sedang terbuka.
Ini adalah perlawanan antara hantu gentayangan dengan hantu gentayangan lainnya.
Di tepi wilayah merah darah itu, samar-samar terlihat deretan kaki manusia berwarna hijau kehitaman yang perlahan mundur, seolah area ini telah menjadi tanah terlarang yang bahkan hantu gentayangan pun tak bisa masuki.
"Ah～!" Seluruh tubuh Yang Jian seolah terkoyak, dia merintih kesakitan.
Siksaan kebangkitan hantu gentayangan ini bukanlah sesuatu yang bisa ditahan sembarang orang. Banyak Pengendali Hantu yang menjadi mati rasa akibat siksaan sakit ini sampai mengalami gangguan mental.
Situasi jalan buntu mematikan di sekelilingnya sementara menunjukkan secercah harapan.
Namun kondisi Yang Jian tidak membaik.
Bayangan hitam tanpa kepala di bawah kakinya perlahan bangkit, muncul di belakang punggungnya.
Tanpa tekanan dari Mata Hantu, kini Bayangan Hantu Tanpa Kepala benar-benar bebas. Ia akan kembali berubah menjadi hantu jahat yang menyergap tubuh hantu gentayangan lain. Di hadapannya, manusia biasa hanyalah tubuh fisik yang bisa direbut kapan saja.
Yang Jian yang telah mengendalikannya cukup lama menjadi target serangan pertamanya.
Bayangan hantu tanpa kepala saat ini mengulurkan sepasang tangan hitam pekat seperti tinta, berusaha mencabut kepala Yang Jian untuk dipasang di lehernya sendiri, melengkapi tengkorak yang sudah mati itu.
Yang Jian menyadarinya, tapi tidak menghiraukan.
Jika dia sendirian, dia akan lebih dulu memakukan bayangan hantu ini dengan jari kering di tangannya, bahkan mungkin melemparkan kertas kulit manusia untuk menelannya.
Tapi sekarang ada Zhang Han di sampingnya.
"Sialan!" Zhang Han menggabungkan rasa terkejut dan marah. Punggungnya sendiri menabrak bayangan hantu tanpa kepala itu, menekannya kuat-kuat ke lantai.
Bayangan hantu ilusi tanpa tubuh itu ternyata bisa ditumbangkannya ke lantai, lalu ditindih sampai tak bisa bergerak.
Bukan dirinya yang menabrak bayangan hantu, melainkan sepasang tangan merah darah tanpa daging yang sedang merangkak keluar dari kulitnya - hantu yang hendak keluar dari tubuhnya.
Saat ini, rumah sakit kecil ini telah dipenuhi terlalu banyak hantu.
Ini akan menjadi ancaman mengerikan yang potensial.
Tapi sekarang tak ada yang sempat memikirkan hal itu.
"Yang Jian, cepat, aku tidak bisa bertahan lama!" teriak Zhang Han panik. Dengan ngeri dia sadar bayangan hitam yang ditindihnya perlahan merayap masuk ke punggungnya. Benda di belakangnya mulai lepas kendali.
Sialan, benda apa ini?!
"Tidak bisa bertahan pun harus bertahan!" Yang Jian mengatupkan giginya, lalu menggigit mata hantu di lengannya.
Darah menyembur, tapi semuanya darahnya sendiri.
Kemudian dengan suara gemuruh, dia menelan Mata Hantu itu.
Delapan Mata Hantu sudah tidak cukup, kalau sudah mulai mengeja harus sampai tuntas.
Saat satu Mata Hantu tertelan, muncul lagi satu mata baru yang berguling-guling di bekas lukanya, tapi Mata Hantu di dalam kandungan masih ada.
Ini adalah metode yang diberikan Kertas Kulit Manusia untuk memprovokasi kebangkitan Mata Hantu.
Mata kesembilan.
Cahaya merah di sekitar Yang Jian tiba-tiba meledak, menyelimuti seluruh kamar pasien dalam sekejap, dan terus merambat keluar dengan kecepatan yang mengerikan.
Dalam kondisi tertekan oleh awan kegelisahan yang pekat ini, dia kembali membuka Wilayah Hantu.
Sepuluh meter, dua puluh meter, tiga puluh meter... Dia melampaui batas sebelumnya, dan terus memperluasnya.
Seratus meter, dua ratus meter, akhirnya mencapai jangkauan satu kilometer sebelum berhenti.
Ini masih dalam kondisi tertekan lingkungan sekitar, kalau menggunakan Wilayah Hantu di lingkungan normal, siapa tahu akan meluas ke area mengerikan seperti apa.
Hantu-hantu itu menghilang.
Tidak.
Atau lebih tepatnya, Yang Jian telah sepenuhnya mengisolasi semua hantu di rumah sakit di luar Wilayah Hantu, selama tidak keluar dari wilayah ini dia aman.
"Masih ada satu mata lagi yang ingin tumbuh." Saat ini dia sedang dalam proses kebangkitan Hantu Gentayangan, beberapa hal sudah bisa dirasakan.
Mata Hantu ini masih kurang satu terakhir. Begitu mata kesepuluh muncul dan lengkap, barulah Mata Hantu ini benar-benar bangkit. Saat itulah dirinya akan mati, dan Mata Hantu akan mengalami perubahan tak terduga.
"Tapi sekarang, apakah mata terakhir bisa tumbuh atau tidak sudah tidak bisa dikontrolnya lagi."
Kegelisahan kebangkitan masih ada, rasa sakit seperti terkoyak itu masih berlanjut.
"Hantu itu masih belum datang?" Yang Jian tidak berniat mengontrol Mata Hantu, membiarkannya bangkit. Dia bertaruh dengan waktu.
Bertaruh bahwa selama masa kebangkitannya ini, hantu itu akan muncul.
Jika tidak muncul, maka dia kalah.
Tapi meskipun kalah, dia tidak akan kehilangan segalanya. Masih ada sisa terakhir Lilin Hantu yang akan dinyalakannya untuk menghentikan paksa kebangkitan Hantu Gentayangan. Dalam waktu tersebut, dia akan kembali ke Kompleks Perumahan Guanjiang dan menggunakan Cermin Hantu untuk bangkit kembali.
Ini adalah rencananya.
Mengenai gantung diri di depan Cermin Hantu, tidak pernah terpikir olehnya.
Risikonya terlalu besar, tidak worth it untuk dicoba.
Namun situasinya lebih mulus dari perkiraannya.
Tiba-tiba.
Aura dingin yang menyeramkan menyergap, seolah ada sesuatu yang dengan paksa menerobos masuk ke dalam Wilayah Hantu. Langkah kaki yang jelas berhenti tepat di belakangnya.
Saat ini semua bayi hantu tahap ketiga yang muncul terisolasi di luar Wilayah Hantu. Yang bisa masuk dengan kemampuan seperti itu, tak perlu diragukan lagi adalah hantu sumber yang disebut Wang Xiaoming.
"Yang Jian, di belakangmu!" Zhang Han sepert melihat sesuatu, tertegun sejenak sebelum akhirnya bola matanya melotot tak percaya sambil berteriak histeris.
Sebuah lengan kaku berwarna hijau kehitaman dengan berat bertumpu di bahu Yang Jian.
Dingin menusuk tulang.
Membuat bulu kuduk merinding.
Meski merasakan kengerian yang membuat bulu kuduknya merinding, Yang Jian saat ini tidak merasakan ketakutan. Mungkin karena telah menyaksikan terlalu banyak hal mengerikan, hatinya telah berkembang. Atau mungkin di saat-saat genting antara hidup dan mati, semua emosi negatif telah terbuang, yang tersisa hanyalah keberanian untuk bertarung habis-habisan.
Meski ada Langkah Cadangan, risiko kontak langsung dengan hantu gentayangan tetap ada.
Tanpa ragu sedikit pun, ia menggenggam erat jari kering yang ganjil di tangannya, berbalik badan, mengangkat tangan, dan menusuk dengan sekuat tenaga.
Tujuannya adalah menusukkan jari ini ke tubuh hantu tersebut.
Jari yang bahkan mampu memakukan Wilayah Hantu ini memiliki kemungkinan besar untuk mengunci hantu tersebut.
Asalkan gerakan hantu ini dibatasi, mengurung benda ini pasti mudah bukan?
Makhluk di belakangnya tidak menghindar. Ini bukan orang hidup yang tahu cara menghindari serangan berbahaya.
Terkadang hantu sangat menakutkan, tapi di waktu lain justru lamban bereaksi.
Jari kering di tangan Yang Jian akhirnya berhasil menusuk ke bawah.
Namun di detik berikutnya, ia membeku kaku.
Jari kering yang mampu menembus aspal jalan ini - bahkan tanpa rusak - ternyata gagal menembus tubuh dingin di hadapannya.
Sebuah baju kuno bermotif huruf "Shou" berhasil menghalangi tusukan jari tersebut.
Yang Jian menyadari sesuatu, seluruh tubuhnya gemetar, kepalanya menengadah.
Ia melihat wajah Ye Feng yang pucat kehijauan tanpa nyawa, sepasang bola mata hitam kosong menatapnya dengan tatapan ganjil.
