Memegang ponsel positioning satelit Zhao Kaiming, wajah Yang Jian sangat pucat.
Baru saja ia hampir berhasil - tidak, pasti akan berhasil. Tinggal selangkah lagi. Hantu sumber itu gagal membunuhnya. Ia bertahan dari serangan itu, kemenangan di depan mata. Tapi tiba-tiba hantu lenyap.
Dirinya kembali ke empat puluh menit lalu.
Semua ini mulai dari awal lagi.
“Tidak, mustahil. Bagaimana hantu bisa melakukan hal seperti ini？” Yang Jian menampar podium guru dengan kasar, masih tak percaya dengan hasil ini.
Podium guru yang kokoh langsung retak berdebu.
Tapi bahkan ini tidak bisa meluapkan amarah di hatinya.
"Apa yang terjadi di sana, ada perubahan apa dalam aksimu? Sebelumnya kau sepertinya mungkin akan menang."
Saat itu, suara Wang Xiaoming terdengar dari ponsel positioning satelitnya.
Aksi kali ini terus dipantau melalui penyadapan di sana.
Wajah Yang Jian sangat muram, dengan suara parau ia berkata: "Situasi ini melampaui perkiraan kita. Rencana berjalan mulus, tapi tiba-tiba muncul situasi darurat yang tak terduga. Saat aku hampir berhasil tadi, pandanganku tiba-tiba berkunang-kunang dan langsung kembali ke 40 menit sebelumnya. Waktu di sini tereset oleh hantu gentayangan. Barang itu mungkin sudah tahu dirinya dalam bahaya, menggunakan metode mustahil ini untuk kabur dari risiko."
"Tapi memoriku tidak tereset. Artinya, rencana yang hampir berhasil tadi tidak mungkin kulakukan kedua kalinya. Hantu gentayangan itu pasti sudah siaga."
Wang Xiaoming di sisi sana terdiam.
Bahkan pusat komando sementara di luar Kota Dachang pun terhening.
Semua orang memperhatikan aksi Yang Jian dengan saksama. Saat Yang Jian hampir berhasil tadi, kerumunan hampir tak bisa menahan diri untuk tidak melompat gembira. Tapi satu kalimat tiba-tiba menghancurkan harapan semua orang ke jurang tak berdasar.
"Jam berapa di sana sekarang?" Wang Xiaoming bertanya lagi setelah terdiam sekitar sepuluh detik.
"Pukul 20.10 malam ini," jawab Yang Jian sambil melihat jam.
Wang Xiaoming berkata: "Di sisi saya pukul 08.50, berdasarkan situasi saat ini pembaruan waktu adalah benar. Maaf, situasi seperti ini belum pernah saya temui sebelumnya. Ini sudah melampaui akal sehat. Secara teknis, hantu ini seharusnya termasuk dalam tingkat tak terpecahkan, tidak bisa lagi diklasifikasikan sebagai Hantu Tingkat A atau S."
"Kesimpulan saya sebelumnya salah. Zhang Han memang tidak bisa dijadikan umpan. Jika tidak, kita akan kehilangan lagi seorang Pengendali Hantu."
"Apakah paku peti mati itu masih di tanganmu sekarang?"
Yang Jian menjawab: "Tentu saja."
Wang Xiaoming merenung selama lima detik: "Saya membuat rencana darurat yang mungkin bisa berhasil."
"Apakah masih ada kesempatan untuk sukses dalam situasi seperti ini?"
Yang Jian menjelaskan: "Aksi saya tadi sudah sangat detail. Menjadi umpan sendiri untuk memancing serangan hantu itu, bertahan dari serangan pertama lalu memakukannya dengan paku peti mati untuk memastikan 100% aman. Tapi jika waktunya tereset, mustahil rencana apapun berhasil."
"Rencanamu sangat berani dengan tingkat keberhasilan hampir 70%. Setelah kamu bertahan dari serangan pertama, tingkat keberhasilannya bahkan mencapai 90%. Tapi perubahan tak terduga tetap terjadi, ini yang paling saya khawatirkan sebelumnya."
Wang Xiaoming menyatakan: "Saya tidak tahu situasi di sisimu, jadi saya hanya akan menyampaikan rencana darurat yang saya buat."
"Jika asumsi reset waktu itu benar, maka reset waktu ini hanya terjadi dalam area terbatas. Waktu di luar tidak akan terpengaruh. Setidaknya, perbedaan waktu antara lokasiku dan lokasimu sudah terbukti. Dugaan beraniku, area ini seluas wilayah Sekolah Menengah 7. Ini masih perhitungan konservatif, bahkan mungkin area reset waktu hanya mencakup gedung fakultas tempatmu berada."
"Jika hanya seperti itu, saya sarankan kamu bertarung jarak jauh dengan menyusun rencana sniper."
"Coba jelaskan." Yang Jian mengerutkan alutnya dalam-dalam.
Wang Xiaoming berkata: "Temukan cara untuk menembakkan paku peti mati di tanganmu seperti peluru ke tubuh hantu gentayangan itu, persisi sniper. Adapun 'senapan runduk' yang bisa meluncurkan paku peti mati itu tak lain adalah mata hantumu."
"Saya diam-diam mengumpulkan data tentangmu. Mata hantumu meningkat kekuatannya berdasarkan jumlah, tapi Wilayah Hantu sudah kupelajari lebih mendalam. Jika Wilayah Hantumu ditingkatkan ke level maksimum dan dicoba untuk dikonsentrasikan menjadi garis lurus... kira-kira sebesar paku peti mati. Asalkan cahaya ini menyinari hantu itu di luar jangkauan reset waktu, kamu bisa mentransfer paku itu langsung ke tubuhnya."
"Mencapai efek tembakan sniper sekejap mata."
"Kecepatan ini hampir menyamai kecepatan cahaya. Hantu itu tidak mungkin sempat mereset waktu. Lagipula saat reset waktu sebelumnya, kamu merasakan kedipan sesaat. Dari kecepatan reaksi saraf manusia, interval waktu konservatifnya sekitar 0,5 detik."
"Ambil data 0,5 detik sebagai acuan. Selama kamu bisa melakukan seperti yang kukatakan, kamu bisa sniping hantu itu dari lokasi manapun di Kota Dachang. Ia sama sekali tidak bisa melawan. Tapi aku tidak tahu sejauh apa mata hantumu bisa menjangkau. Jadi saranku, usahakan jarak terjauh yang bisa kamu capai untuk berjaga-jaga."
"Hanya saja metode ini tingkat keberhasilannya tidak tinggi, risikonya terlalu besar. Lagipula pelurunya cuma satu. Jika gagal atau salah memilih target, paku peti mati di tanganmu akan hilang. Ini baru rencana awal yang kubuat dalam 5 detik, masih banyak masalah potensial yang harus diatasi. Misalnya bagaimana menemukan sumber hantu itu, atau memastikan Wilayah Hantumu tidak terganggu..."
"Cukup! Aku mengerti maksudmu. Sisanya akan kupikirkan caranya. Kita akan sniping hantu itu dari jarak jauh," Yang Jian memotong pembicaraannya.
Kemudian dia memegang erat paku peti mati yang belum pernah digunakannya itu, berbalik dan pergi.
Dengan memanfaatkan Wilayah Hantu, dia langsung meninggalkan Sekolah Menengah 7.
Di tempat ini, Yang Jian sama sekali tidak punya peluang menang. Jika hantu itu bisa melakukan restart waktu sekali, pasti bisa melakukannya lagi. Nyawanya cuma satu - jika hantu gentayangan itu berhasil, semuanya akan berakhir.
Meskipun sniping jarak jauh terhadap hantu gentayangan itu memiliki banyak kesulitan yang harus diatasi menurut Yang Jian, tetap ada kemungkinan keberhasilan.
Selama ada peluang sukses, harus dijalankan.
Sampai titik ini, sudah tidak ada jalan mundur lagi.
Setelah mengamati situasi sekitar Sekolah Menengah 7, akhirnya Yang Jian tiba di atap gedung komunikasi yang berjarak lebih dari seribu meter.
Dia berdiri di atas menara sinyal tinggi, dari sini bisa memantau seluruh kondisi Sekolah Menengah 7.
Hanya saja awan kegelisahan menyelimuti, Yang Jian sekarang belum melihat dengan jelas, namun di bawah mata hantunya, dia bisa menembus kabut itu dan sekilas melihat lekuk sekolah.
Jika waktu kembali ke empat puluh menit sebelumnya, maka sekarang hantu itu pasti masih berada di sekolah.
Meski sekolah besar, setidaknya ada posisi yang jelas, bukan mencari jarum dalam jerami di seluruh Kota Dachang.
"Untuk mencapai apa yang Wang Xiaoming katakan, aku wajib mengatasi dua syarat: pertama, Wilayah Hantu harus bisa menembus kabut sekolah, lagipula itu adalah markasnya. Kedua, dalam kondisi Wilayah Hantu terkonsentrasi menjadi benang, harus bisa menemukan hantu sumber itu dan mengunci posisinya."
Tatapan Yang Jian berkelip-kelip, bayangan hitam perlahan merambat di badannya, seolah ada roh jahat yang menempel di tubuhnya sendiri.
Untuk menggunakan kekuatan Mata Hantu hingga batas maksimal, wajib menggunakan bayangan hantu untuk mengendalikan kebangkitannya.
Untungnya bayangan hantu sekarang dalam status hang, tak peduli seberapa sering kekuatannya digunakan tidak ada sensasi kebangkitan, ini memberinya keyakinan.
