Rencana dadakan yang dirancang Wang Xiaoming terdengar cukup bagus, memanfaatkan keunggulan Yang Jian dengan sempurna, menghindari keunggulan hantu sumber itu. Selain kurang detail, bisa memikirkan skema seperti ini dalam lima detik saja, itu sudah cukup cerdas.
Tapi rencana sehebat apapun tetap perlu dipahami dengan baik dan dijalankan.
Kemampuan memahami Yang Jian sangat kuat, meski pola pikir analisa situasi dinginnya tak sebanding Wang Xiaoming, tapi begitu mendengar langsung tahu bagaimana harus bertindak.
“Pantas saja forum mengatakan, hantu gentayangan tingkat S mampu menghancurkan sebuah kota. Jika tidak dibatasi, bahkan bisa meluluhlantakkan suatu negara. Sekarang terlihat ini bukanlah hiperbola. Jika benda ini tidak diselesaikan dan meninggalkan Kota Dachang untuk menyerbu kota lain, maka kota berikutnya juga akan mengalami bencana besar.”
“Cukup memberikan waktu sebentar pada benda ini, menghancurkan sebuah negara memang bukan hal sulit.”
“Pengendali hantu yang menguasai satu hantu, kecuali orang aneh seperti Zhao Kaiming, anggota lain yang menghadapi makhluk hantu ini ibarat memberi makan gratis. Bahkan saya yang sempurna mengendalikan hantu yang dibangkitkan sekadar memiliki hak untuk kontak langsung. Serangan tadi, siapa yang sanggup menahan?”
Yang Jian berdiri di menara sinyal gedung komunikasi, dengan pemikiran rumit, menyelimuti seluruh tubuhnya dengan bayangan hantu lalu membuka mata hantunya kembali.
Menggunakan batas maksimal mata hantu.
Saat ini seluruh tubuhnya diselimuti cahaya merah, memantul pada awan kegelisahan di sekitarnya, mencelup seluruh wilayah menjadi merah.
Bayangan hantu telah menyelimuti seluruh tubuh. Tubuh Yang Jian sekarang bisa dikatakan milik hantu. Dalam kondisi ini mata hantu tidak bisa bangkit kembali.
Kebangkitan dari kematian kali ini berhasil menyelesaikan lagi masalah kebangkitannya sebagai hantu gentayangan.
Wilayah hantu yang menyelimuti sekitar dengan cepat dipadatkan di bawah kendali, mengurangi area cakupan semaksimal mungkin untuk meningkatkan tingkat kengerian wilayah hantu.
Wilayah hantu pada batas maksimal memang luar biasa. Di Kompleks Perumahan Guanjiang, dia bisa menyelimuti area setidaknya 10 kilometer, itu pun dalam kondisi tertutup awan kegelisahan.
Tapi di sini.
"Bahkan jika berkonsentrasi menjadi cahaya merah, hanya bisa menjangkau jarak lebih dari seribu meter. Saat mencapai pintu Sekolah Menengah 7, itu sudah batas maksimal, tidak ada cara untuk masuk lebih dalam."
"Awan kegelisahan hitam kebiruan di sana begitu pekat seolah ingin membentuk wujud fisik, berat dan terasa ganjil."
Yang Jian berdiri di menara komunikasi tapi tidak bisa menembus ke dalam.
"Sekolah Menengah 7 adalah markas besar mayat hidup ini. Tempat itu dibangun seperti benteng baja, pengaruh kekuatan hantu gentayangan di sana paling kuat. Wilayah Hantu saya pun akan terkikis di sana, apalagi dengan jarak sejauh ini. Satu-satunya cara menyelesaikan masalah ini adalah mendekati sekolah, bahkan kembali ke dalam gedungnya."
"Tapi itu berarti memasuki wilayah kekuasaan orang lain. Hantu gentayangan itu pasti akan waspada terhadapku jika merasakan kehadiranku, ditambah lagi dengan kemampuan semacam reset waktu di sana. Aku tidak punya peluang menang."
Yang Jian mengerutkan alut: "Harus fokus mengembangkan kemampuan mata hantu."
"Jika wilayah hantu si arwah gentayangan adalah awan kegelisahan hitam kebiruan itu, maka wilayah hantuku adalah cahaya merah yang dipancarkan melalui mata hantu. Awan kegelisahannya bisa terkonsentrasi, secara logika cahaya merah di mataku juga harus bisa ditumpuk."
"Sama-sama wilayah hantu, tidak mungkin perbedaannya sebesar ini."
"Apakah metode penumpukannya yang salah?"
Dia berpikir dengan cepat.
Makhluk halus sejak kemunculannya selalu menjadi misteri, seluruh dunia menelitinya. Setiap hantu memiliki kemampuan khusus, tanpa preseden sebelumnya, pengontrolan kekuatan apapun dilakukan dengan meraba-raba.
"Dan proses meraba-rabanya masih lambat, lagipula bagi Pengendali Hantu menggunakan kemampuan hantu gentayangan sama saja dengan bunuh diri, biasanya mereka tidak akan menggunakan kemampuan tersebut."
"Mungkin, jumlah mata bukanlah semakin banyak semakin baik..." Entah mengapa Yang Jian teringat pemilik asli mata hantu ini.
Bayangan hitam raksasa setinggi tiga meter itu.
Ia tidak memiliki begitu banyak mata, hanya satu.
Tapi Yang Jian memiliki sembilan.
"Tumpang tindih mungkin bukan berarti Wilayah Hantu saling bertumpuk, tapi membuat mata-mata hantu saling bertumpuk." Sebuah kemungkinan terlintas di otak Yang Jian.
"Satu mata hantu yang berada di ambang kebangkitan saja sudah bisa membuka Wilayah Hantu, bagaimana jika mata hantu kedua membuka Wilayah Hantu di dalam Wilayah Hantu mata pertama?"
Wilayah Hantu di dalam Wilayah Hantu.
Yang Jian merasa ini metode yang sangat layak dicoba.
Ia memindahkan mata hantu ke telapak tangan, menumpuk kedua telapak tangan sehingga dua mata hantu bertumpuk di balik punggung tangan. Kemudian mata hantu pertama memancarkan cahaya merah dan membuka Wilayah Hantu, disusul mata hantu kedua yang membuka Wilayah Hantu lapis kedua di dalam wilayah pertama, mengarah ke lokasi sekolah.
Pemandangan yang tak terduga terjadi.
Wilayah Hantu yang sebelumnya hanya mampu menjangkau gerbang sekolah tiba-tiba teraktivasi, berubah menjadi lampu sorot kuat yang menerobos awan kegelisahan hitam kebiruan dan menyinari interior sekolah.
"Situasi di dalam sekolah terlihat!" Ekspresi muncul di wajah Yang Jian.
"Percobaannya benar, Mata Hantu bukan sekadar Wilayah Hantu satu lapis yang sederhana. Setiap matanya mewakili satu lapisan Wilayah Hantu."
"Mungkin ketika sepuluh lapisan Wilayah Hantu ditumpuk, barulah Mata Hantu yang sesungguhnya mengerikan akan terwujud."
"Hanya bisa melihat situasi di lapangan, gedung fakultas masih samar. Harus tambah satu lapisan lagi." Semakin yakin, Yang Jian memindahkan satu Mata Hantu ke dahinya.
Kemudian menyilangkan dan menumpuk kedua telapak tangan di depan.
Tiga Mata Hantu disusun dalam garis lurus dan ditumpuk.
Lalu membuka lapisan ketiga Wilayah Hantu di dalam lapisan kedua.
Tindakan ini sepertinya memicu perubahan kualitatif yang mengerikan.
Cahaya merahnya bahkan menyilaukan, seolah seluruh dunia disiram darah, ganjil dan menakutkan.
Wilayah Hantu yang terkonsentrasi menjadi sinar ini bagai pisau tajam merobek lapisan awan kegelisahan di sekolah.
Semua terpampang jelas di depan mata Yang Jian, tak ada rahasia yang tersembunyi.
Awan kegelisahan tak lagi menakutkan.
"Sepertinya... kemampuan tak terduga telah tergali." Bahkan Yang Jian sendiri terkejut.
Ini baru tiga Mata Hantu yang ditumpuk. Bagaimana jika sembilan Mata Hantu ditumpuk?
Tak berani membayangkan.
Sebenarnya metode ini sangat memicu kebangkitan Hantu Gentayangan. Andai Bayangan Hantu tanpa kepala belum dikuasai sempurna, mungkin Yang Jian sudah mati kaku.
Semakin dalam kekuatan Hantu Gentayangan digali, semakin dekat jarak dengan kematian.
Hanya Bayangan Hantu yang sudah "hang" memberi toleransi, membiarkannya mengendalikan dan menekan Mata Hantu.
“Sekarang, biarkan saya mencari di mana Hantu milikmu itu bersembunyi.”
Saat ini Yang Jian merasa percaya diri, di sampingnya terdapat paku peti mati. Dia hanya perlu mengarahkan cahaya merah ganjil ini ke mayat hidup itu, maka situasi ini bisa diumumkan selesai.
Saat ini.
Cahaya merah seperti lampu sorot melintas di langit Kota Dachang, merobek lapisan awan kegelisahan, menyinari sekolah dari kejauhan sambil terus bergerak, seolah sedang mencari mangsa dan target.
Sinar tersebut menyapu lapangan, lalu masuk ke gedung fakultas.
Terutama di area tempat dia baru saja diserang, cahaya itu mondar-mandir lebih lama.
Tapi sayang.
Hantu itu tidak berada di sana.
Tapi tidak perlu buru-buru.
Cahaya merah bergeser, masuk ke gedung laboratorium di sebelah. Dimulai dari lantai paling atas, menyisir setiap lapisan tanpa melewatkan detail sekecil apapun.
Terhadap sekolah tempatnya belajar selama tiga tahun ini, Yang Jian sangat familiar. Dia tahu cara mencari yang tidak akan ada yang terlewat.
Hantu yang menjadikan Sekolah Menengah 7 sebagai sarangnya justru seolah terikat oleh kebiasaannya sendiri.
Jika makhluk ini berkeliaran di Kota Dachang, Yang Jian merasa bahkan butuh sebulan mungkin tidak bisa mengunci posisinya, lagipula Kota Dachang terlalu luas.
"Ketemu."
Seketika.
Cahaya merah dari mata hantu Yang Jian tiba-tiba mengunci siluet mengerikan yang terlihat di pos satpam saat melintas di arah gerbang utara kampus.
Zhou Zheng yang mengenakan jubah Shou dengan wajah mayat hitam kebiruan, kini duduk kaku di kursi pos satpam seperti mayat yang dipajang. Perutnya masih menggembung berisi sesuatu yang mengerikan bergerak-gerak gila.
Saat cahaya merah menyinari mayat hidup kelaparan ini.
Tubuh kakunya bergerak. Kepalanya berputar mekanis, bola mata tanpa pupil memancarkan kegeraman khas bayi hantu ke arah Yang Jian.
"Ini saatnya," teriak Yang Jian dalam hati.
Paku peti mati berkarat di sisinya menghilang.
Sesaat kemudian.
Paku itu telah menancap di dahi mayat hidup kelaparan.
Menembus hampir seluruh kepala.
Tembakan runduk dari jarak seribu meter, serangan seketika yang menggabungkan taktik modern dan Pengendali Hantu.
Sekalipun hantu ini bisa restart waktu, percuma.
Karena tak punya reaksi cepat.
"Berhasil."
Mata Yang Jian membelalak menatap mayat hidup berlubang kepala, memastikan paku peti mati berhasil mengunci hantu seperti dugaan.
Namun hantu di pos satpam kini jatuh lemas seperti mayat biasa, kehilangan semua keganjilan.
Awan kegelisahan di Dachang mulai sirna...
Peristiwa Mayat Hidup Kelaparan resmi berakhir.
