Yang Jian duduk sendirian di lantai lima, saat ini dia dengan sabar sedang membalik-balik berbagai buku.
Ada anatomi tubuh manusia, diagram meridian tubuh, pengenalan bagian-bagian tubuh, dan sebagainya. Mulai dari buku profesional yang dalam sampai buku bergambar berwarna yang mudah dipahami.
“Bercak mayat adalah bercak ungu yang terlihat melalui kulit akibat darah berhenti bersirkulasi lalu mengendap di pembuluh kapiler dan venula kecil karena pengaruh gravitasi...”
“Artinya, bercak mayat adalah darah beku yang tertahan di kulit. Asal darah bekunya dibersihkan, bercak di tubuhku akan hilang.”
Sambil memandangi buku-buku yang membuat kepala pusing ini, Yang Jian mencoba memahami secara sederhana lalu mulai bereksperimen.
Dia tidak mungkin terus berjalan-jalan dengan tubuh mayat di siang hari bolong. Kalau malam tiba, bisa-bisa membuat orang-orang ketakutan.
Memandangi bercak mayat di punggung tangannya, dia mencoba mengendalikan bayangan hantu tanpa kepala.
Tak lama kemudian, darah beku merembes keluar dari kulitnya.
Bercak mayat itu pun hilang.
“Gampang sekali. Ternyata pengetahuan memang adalah kekuatan,” kata Yang Jian.
Kemudian sambil membawa buku, dia berjalan sambil membaca menuju kamar mandi untuk mandi dan membersihkan sisa bercak mayat di tubuhnya.
Air hangat mengalir membasuh, darah beku yang merembes dari punggung Yang Jian perlahan tercuci bersih, bercak mayat yang padat dan menyeramkan di seluruh tubuhnya dengan cepat hilang.
Hanya saja kulitnya terlihat agak pucat dan dingin, selain itu tidak ada perbedaan yang mencolok.
"Penyebab tangan dan kaki dingin adalah kurangnya energi vital, perlu memperbanyak olahraga dan menjaga kebiasaan tidur yang baik... Hm, omong kosong apa ini? Masih perlukah aku berolahraga dalam kondisi seperti ini?" gumam Yang Jian sambil mandi, terus mencari cara untuk mengatasi kondisi tubuhnya.
Bagaimanapun, jika ibunya pulang dan melihat penampilannya sekarang, pasti akan sangat khawatir.
"Dengan mempercepat aliran darah, masalah tubuh dinginku bisa teratasi. Cara paling langsung untuk mempercepat aliran darah adalah dengan meningkatkan detak jantung." Yang Jian mengusap dadanya, merasakan ritme jantungnya.
Terlalu lambat.
Hanya sepertiga dari detak jantung orang normal.
Jika terjadi pada orang biasa, pasti tubuhnya sudah mengalami masalah serius.
"Detak jantung terlalu cepat atau lambat sama-sama tidak baik untuk tubuh, tapi kondisiku khusus. Tubuhku sudah seperti hantu, hampir tak bisa mati, masih perlu khawatir apa?"
Dia mengontrol detak jantungnya, memaksa aliran darah di seluruh tubuh meningkat.
Seiring dengan percepatan aliran darah, tubuhnya yang dingin mulai memulihkan kehangatan.
Setelah serangkaian upaya, Yang Jian merasakan tubuhnya perlahan kembali normal.
Setidaknya secara permukaan terlihat demikian.
Sebenarnya, Yang Jian paham di hati, masalah terbesar yang dialaminya bukanlah fisik, melainkan psikologis. Setelah hidup kembali, sebagian besar tubuhnya telah menjadi Hantu, membuat perbedaan besar antara kondisi psikisnya sekarang dengan sebelumnya.
Satu-satunya yang tak berubah adalah pemikirannya yang masih sama seperti dulu.
Hanya saja, Yang Jian tidak yakin apakah seiring berjalannya waktu, pemikirannya akan berubah secara diam-diam di bawah pengaruh Hantu... Atau mungkin perubahan ini sudah dimulai, hanya saja dirinya belum menyadarinya.
"Tidur saja, entah bisa tertidur atau tidak sekarang."
Dia telah membersihkan darah beku yang dikeluarkan dari tubuhnya, lalu pulang ke kamar untuk tidur.
Sejak dia gantung diri sampai sekarang, belum pernah tidur sekali pun, dan sama sekali tidak merasa lelah.
Dari insomnia di awal, sering terbangun kaget, lalu tidur sebentar, sampai akhirnya tidak tidur sama sekali - semua perubahan ini bisa dirasakan Yang Jian dengan jelas.
Berbaring di ranjang.
Semakin lama Yang Jian berbaring, semakin segar pikirannya, tanpa tanda-tanda mengantuk sedikit pun.
"Yang Jian, ada di dalam?"
Saat itu, suara ketukan pintu terdengar dari luar rumah.
"Ada perlu apa?" kata Yang Jian.
Pintu terbuka, terlihat Zhang Liqin yang membalut tubuhnya dengan bathrobe, sepertinya baru selesai mandi, wajahnya kemerahan saat masuk.
"Kulihat lentera di kamarmu masih menyala, jadi datang untuk melihat... Apa ada sesuatu yang terjadi belakangan ini."
Yang Jian berkata: "Tidak ada apa-apa. Semuanya normal setelah peristiwa mayat hidup selesai."
Zhang Liqin bertanya: "Lalu kenapa kau sering menyendiri di kamar? Tidak main game bareng Zhang Wei lagi? Setiap ada yang cari kau selalu kautolak. Dan apa kau sengaja menghindariku?"
"Menghindarimu? Tidak ada itu." jawab Yang Jian.
“Tidak？Lalu kenapa kau tidak datang mencariku malam ini, apakah kau merasa aku sudah tidak menarik lagi？Jika memang begitu, aku akan pergi dalam beberapa hari. Aku juga tidak harus terus tinggal di sini.” Zhang Liqin berkata dengan nada penuh kekecewaan.
Yang Jian merenung sejenak, baru menyadari bahwa setelah hidup kembali, dirinya telah kehilangan sesuatu lagi.
Nafsu.
Keinginan murni seorang pria terhadap wanita.
Memandangi tubuh indah Zhang Liqin yang terpoles sempurna oleh handuk mandi, Yang Jian seperti sedang melihat batu biasa tanpa sedikitpun gejolak, tatapannya tenang tanpa riak di hati.
Seolah telah menembus selubung duniawi, menunjukkan mentalitas bijak yang telah melampaui hasrat dunia.
Jika ini terjadi pada pria normal, mungkin sudah tak tahan untuk melakukan tindakan kriminal.
“Jangan-jangan aku sudah tidak bisa?” Pikiran mengerikan itu tiba-tiba muncul di benak Yang Jian.
Dulu tidak terlalu diperhatikan, baru sekarang setelah direnungkan, mulai terasa ada sesuatu yang serius.
“Kalau begitu aku tidak mengganggumu lagi, aku akan tidur.” Melihat Yang Jian duduk membeku seperti patung sambil merenung, Zhang Liqin tak bisa menyembunyikan kekecewaannya, lalu berbalik pergi.
“Tunggu.”
Yang Jian yang baru tersadar dari lamunan segera memanggilnya.
“Ada apa?” Zhang Liqin menoleh kembali.
“Kemarilah, kebetulan ada sesuatu yang kuperlukan bantuanmu. Kuharap kau tidak keberatan.” Kata Yang Jian.
Zhang Liqin dengan pipi kemerahan dan sikap manja mendatangi ranjang, sambil menutup pintu rumah. "Asalkan kau bilang, apapun bantuan yang kau butuhkan akan kulakukan. Lagipula, tanpa dirimu mungkin aku sudah mati..."
Di hadapan pria spesial ini, selalu ada perasaan tak terungkap yang menggelayuti hatinya.
Bukan hubungan yang mendalam, sekadar teman biasa. Tapi terhadap Yang Jian, tak ada sedikitpun penolakan dalam dirinya - bahkan ingin memanjakan pria ini.
Jika Yang Jian membutuhkannya, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun kebutuhan fisik, Zhang Liqin justru merasa antusias dan bersemangat.
Ini sebenarnya bentuk ketergantungan psikologis.
Setelah mengalami peristiwa gaib yang mengerikan dan memilukan, kondisi mentalnya yang tidak hancur total sudah merupakan pencapaian luar biasa.
"Aku sendiri tak yakin apakah masih bisa disebut pria normal. Berbeda dengan sensasi saat pertama kali menguasai mata hantu," ujar Yang Jian sambil menatap telapak tangannya.
Zhang Liqin mengedipkan mata, masih belum paham.
Pengetahuannya yang terbatas membuatnya sulit mencerna makna perkataan Yang Jian.
"Sudahlah, kau tetap tak akan mengerti," kata Yang Jian.
Saat ini...
Di luar Kompleks Perumahan Guanjiang, tiga penyusup yang datang siang tadi akhirnya memasuki kawasan perumahan.
Dua pria dan satu wanita.
"Bukankah lebih baik mencari orang di siang hari? Malam-malam begini orang mungkin sudah tidur. Apa kita tidak terlalu kasar? Dia kan sosok yang menyelesaikan peristiwa gaib Tingkat S. Menurutmu bagaimana, Luo Suyi?" ujar pria berusia 30-an di sebelahnya.
“Berdasarkan situasi, yang muda bertubuh ramping dan tampan ini sebenarnya pemimpinnya.”
Luo Suyi terkekeh pendek: “Menjadi hantu harus punya gaya sebagai hantu, muncul dengan rambut putih terlalu membosankan.”
“Selain itu, menyapa di siang hari terlalu mencolok, lebih baik tetap rendah profil. Saat ini Kota Dachang telah mengumpulkan setidaknya lebih dari dua puluh Pengendali Hantu termasyhur, bahkan Mayor Jenderal Perang Khusus Li Jun juga datang. Posisi mereka tetap harus dihargai.”
“Nona Lin Luomei, tidak keberatan untuk berteriak, kan?”
Luo Suyi menatap wanita manis berusia sekitar dua puluh tahun yang mengenakan gaun di sebelahnya.
Lin Luomei tidak menolak. Ia mengambil pengeras suara dan berteriak ke seluruh kompleks perumahan: “Yang Jian~! Polisi Mata Hantu Yang Jian, cepat keluar.”
Suaranya ganjil sekali, tidak menyebar langsung melainkan seperti hantu yang meraba-raba ke depan secara tidak teratur.
Seolah suara itu bisa mencari orang sendiri.
Setiap teriakan, suaranya menyebar sendiri. Setelah enam kali teriakan, Lin Luomei ini berhenti.
“Kompleks sebesar ini cuma diteriaki enam kali, kapan bisa ketemu?” kata Luo Suyi.
“Mau kau yang teriak?” Lin Luomei menutup mulutnya, pengeras suara mengeluarkan suara.
Luo Suyi berkata: “Aku jago menyanyi, waktu SD pernah menang lomba. Tapi kalau teriak pasti tidak bisa, sudah pasti tidak akan memanggil Yang Jian.”
“Bagaimana kalau tidak sengaja meneriaki orang sampai mati?” kata pria di samping itu.
“Seharusnya tidak mudah mati, lagipula dia juga orang yang menyelesaikan peristiwa supranatural Tingkat S.” Luo Suyi bergumam.
Suara itu terus bergerak maju, mondar-mandir di dalam Kompleks Perumahan Guanjiang. Suara ini melewati pos satpam kompleks, tapi petugas keamanan di dalamnya seolah tidak mendengar apapun.
Beberapa saat kemudian, suara ini melintasi pintu gerbang dan menyusup masuk ke dalam rumah.
“Yang Jian, Polisi Mata Hantu Yang Jian...”
Suara itu berkeliaran di lantai satu, sementara lantai dua sama sekali tidak terdengar suara ganjil.
Kemudian suara ini naik ke lantai dua dan berkeliaran di sana, namun anehnya lantai tiga dan satu sama sekali tidak ada aktivitas yang terdengar.
