"Dia pasti adalah pria paling tak berguna di markas polisi kriminal Asia, tidak ada tandingannya." Suara Qin Meirou yang malu dan kesal terdengar dari sebuah bilik di ruang komunikasi.
Ia tak mengerti bagaimana Liu Xiaoyu bisa menjadi operator orang ini selama ini.
Jika Yang Jian terus seperti ini setiap hari, siapa yang tahan?
Di depan kantor polisi, Yang Jian dengan wajah datar menutup ponsel positioning satelitnya. Hatinya tetap tenang tanpa gejolak.
Melihat beberapa pegawai yang sudah menerima pemberitahuan dari atasan dan terburu-buru keluar dari kantor polisi, Yang Jian langsung menghampiri mereka.
"Saya Yang Jian. Apakah kalian diutus untuk menjemput saya?"
"Halo, Detektif Yang."
Seorang komandan tim yang telah memastikan identitasnya segera memberi hormat kepada Yang Jian.
Yang Jian berkata: "Saya mencari Cheng Xiong. Kalian pasti sudah menerima perintah terkait ini. Di mana dia sekarang? Ada urusan penting yang harus saya sampaikan."
"Cheng Xiong baru saja menerima pawat dan sedang standby di dalam. Siap diberangkatkan kapan saja untuk misi," jawab komandan tim dengan serius.
Yang Jian menjelaskan: "Jangan panik. Saya mencarinya bukan untuk tugaskan misi, hanya ada beberapa hal yang perlu dibantu. Kota Dachang sedang mengalami masalah kekurangan personel di berbagai sektor sehingga banyak pekerjaan tertunda. Terpaksa kami minta bantuan Kota Xiaochun terdekat. Kalau dia ada di dalam, bisakah kalian antar saya menemuinya?"
"Tidak masalah."
Tak lama kemudian, Yang Jian bertemu dengan Cheng Xiong.
Terlihat seorang polisi berusia sekitar empat puluhan dengan wajah biasa dan tampak tua sebelum waktunya. Dengan pengalaman kerja lebih dari dua puluh tahun, jelas terlihat dia adalah veteran yang mahir dalam menangani kasus.
Langsung to the point, Yang Jian berkata: "Halo, saya Yang Jian dari Kota Dachang. Diperkenalkan oleh Kapten Zhang Hua dari Kota Dachang. Katanya Bapak ahli dalam pekerjaan restorasi jejak tulisan. Daerah kami kekurangan tenaga ahli di bidang ini, jadi ada hal yang ingin saya minta bantuan."
Cheng Xiong menjawab cepat: "Tidak usah sungkan-sungkan. Saya senang bisa membantu Detektif Yang."
"Bisa mulai sekarang? Saya ingin segera menyelesaikan ini. Ini alasan utama saya datang ke Kota Xiaochun," desak Yang Jian tanpa basa-basi.
"Ia harus segera memahami rahasia lemari Hantu itu, lalu menganalisis kalimat yang ditinggalkan kertas kulit manusia."
"Jika tidak, suatu Hantu yang menyamar sebagai Zhao Lei terus hidup, semakin lama situasinya akan semakin merugikan dirinya."
"Lagipula, kecepatan pertumbuhan beberapa Hantu tidak bisa dijelaskan secara logis. Mungkin sepuluh hari lalu masih level C, bisa dibatasi oleh Pengendali Hantu biasa. Tapi sepuluh hari kemudian bisa berkembang ke level A, membuat sebagian besar Pengendali Hantu bersujud saat bertemu. Jika diberi waktu beberapa bulan, siapa tahu akan berubah seperti apa."
"Saya sudah siap memulai pekerjaan kapan saja," kata Cheng Xiong dengan sangat serius.
Yang Jian berkata: "Tidak perlu terlalu tegas. Terjemahkanlah benda ini."
Ia mengeluarkan buku catatan itu.
Buku catatan itu hanyalah hadiah biasa, kertasnya juga tidak ada yang aneh, hanya sudah sangat tua.
"Di halaman pertama buku ini ada jejak tulisan, tapi karena sudah lama disimpan, kondisi kerusakannya tidak diketahui," kata Yang Jian.
Cheng Xiong menerima buku itu dengan sangat hati-hati, lalu memeriksanya teliti: "Tulisan di sini menggunakan huruf tradisional, goresannya rumit, tapi penulisnya menekan kuas sangat kuat sehingga jejaknya dalam. Kerusakannya masih tergolong baik."
"Bisa diterjemahkan?" tanya Yang Jian.
"Meski agak sulit, tetap bisa dilakukan. Huruf Han negara kita adalah jenis tulisan yang ajaib. Sekalipun hanya beberapa goresan, satu huruf sudah bisa dipastikan. Saya bisa memindai dengan komputer, lalu menganalisa menggunakan perangkat lunak, akhirnya menyusun secara manual. Jika semua berjalan mulus, sebagian besar isinya bisa diterjemahkan." Cheng Xiong sangat percaya diri.
Ini lagipula adalah jurusannya.
Selain itu, atasan sudah jelas memberikan perintah. Jika gagal menangani situasi seperti ini, dia akan mempermalukan Kota Xiaochun. Senior perusahaan seperti dirinya mungkin akan diremehkan orang.
Meski usia Cheng Xiong sudah tidak muda, semangat kerjanya masih membara.
"Beri saya waktu tiga jam, bahkan harus kerja lembur malam ini juga akan saya selesaikan untukmu." Dia bersumpah militer.
Yang Jian berkata: "Terima kasih atas kerja kerasmu. Tapi kasus ini menyangkut waktu khusus, jadi seluruh kejadian dan konten di atas perlu dirahasiakan. Setelah terjemahan selesai, kirimkan informasinya ke ponsel saya. Ini nomor ponsel saya. Tentu saja jika ada keadaan darurat, bisa langsung menghubungi saya. Saya akan datang secepatnya."
"Kalau begitu saya tidak mengganggu pekerjaanmu dulu. Saya pamit."
Dia tidak memilih untuk menunggu tiga jam di tempat.
Karena saat ini Yang Jian cukup mencolok perhatian. Jika ketahuan datang ke Kota Xiaochun, bisa-bisa menimbulkan kecurigaan lagi.
Jadi, pergi dan menunggu kabar dengan tenang adalah cara paling aman.
Sekalipun benar terjadi sesuatu, nomor yang dia tinggalkan memungkinkan bantuan segera.
"Pulang saja."
Yang Jian keluar dari kantor polisi, bersiap naik mobil kembali ke Kota Dachang.
Saat datang dia bisa menggunakan Wilayah Hantu untuk mempercepat perjalanan, tapi untuk pulang tak perlu menyia-nyiakan kemampuan tersebut.
Namun saat sedang memikirkan cara naik kendaraan umum, ponsel positioning satelitnya berbunyi.
"Yang Jian, ada di situ?" Suara kali ini berbeda, suara Liu Xiaoyu.
Rupanya aksi sebelumnya membuat operator baru itu langsung mundur ketakutan.
"Saya. Ada apa?" Kata Yang Jian.
Liu Xiaoyu berkata: "Baru saja Lilin Hantu yang kau minta sudah dikirim ke Kota Dachang melalui saluran rahasia, besok seharusnya sudah sampai di rumahmu. Saat itu siapkan diri untuk menerimanya. Selain itu, kuota emasmu lima ratus kilogram juga akan tiba bersama."
"Cukup cepat efisiensinya. Aku tahu, besok akan kuterima." Yang Jian mengangguk lalu berkata.
Tampaknya setelah berjasa, semuanya jadi berbeda. Tak perlu transaksi negosiasi atau buang-buang tenaga berdebat. Hadiah yang menjadi hakmu takkan dikurangi sedikitpun.
Setelah mendapatkan Lilin Hantu pertama, untuk beberapa waktu ke depan dia bisa sedikit lega tak perlu terlalu khawatir menghadapi peristiwa supranatural.
Lilin Hantu kedua masih dalam proses hutang, harus menunggu sampai Wang Xiaoming menyelesaikannya.
"Omong-omong, apakah kau masih di Kota Xiaochun sekarang?" tiba-tiba Liu Xiaoyu bertanya lagi.
Yang Jian berkata: "Sedang bersiap pulang ke Kota Dachang. Kau sangat rajin melacak posisiku. Di mana pun aku muncul, kau selalu tahu. Ini sangat mengganggu privasiku."
"Ini persiapan untuk selalu memantau pergerakanmu. Jika kau masih di Kota Xiaochun, bisakah kau menyelidiki kasus hilangnya petugas Interpol di sana?" pinta Liu Xiaoyu.
Tanpa pikir panjang Yang Jian menolak: "Tidak. Wilayahku sendiri masih penuh masalah belum terselesaikan. Pulang masih harus berurusan dengan perusahaan asing. Untuk sementara aku tak mau ikut campur urusan kota lain. Pertimbangan dinas luar baru akan kualihkan setelah urusan Kota Dachang beres."
Interpol hilang?
Jelas pasti terjebak dalam suatu peristiwa gaib. Memang dia punya kemampuan, tapi Peristiwa Mayat Hidup Kelaparan baru saja berakhir. Dia tak ingin terseret lagi ke kasus lain.
"Berjalan di tepi sungai terlalu sering, pasti ada saatnya sepatu basah."
"Baiklah, ini memang agak memaksa, tapi bisakah kau mengambil kembali ponsel positioning satelit polisi kriminal yang hilang itu? Sinyalnya sudah terdeteksi di sini, tapi sedang bergerak - mungkin ada orang yang mengambilnya. Di ponsel itu ada petunjuk penting yang bisa membantu penyelidikan kasus." Liu Xiaoyu menambahkan.
Yang Jian merenung sejenak: "Bukankah tugas seperti ini bisa dilakukan polisi biasa?"
"Sinyalnya terputus-putus, kadang muncul kadang tidak. Melacak sumbernya butuh peralatan khusus yang tidak tersedia di daerah setempat. Hanya ponsel positioning satelit Interpol lain yang bisa memastikan lokasi sinyal itu."
Liu Xiaoyu berkata: "Saya duga ponsel Interpol yang hilang itu mungkin rusak akibat terjatuh."
"Kalau begitu aku akan pergi mengambil barang itu." Kata Yang Jian.
Mengingat ini bukan masalah rumit, layaknya sekadar mengangkat tangan.
Menolak hal kecil begini pasti akan memicu gosip dari atasan.
Apalagi baru saja dapat hadiah Lilin Hantu dan tambahan kuota emas - mustahil menolak setelah menerima hadiah sebesar itu.
"Aku akan cek lokasi pastinya."
Yang Jian mengaktifkan fungsi pelacakan di telepon genggam besar seukuran batu bata.
Fitur positioning antar ponsel Interpol dirancang untuk memudahkan koordinasi saat menangani kasus supranatural.
"Sinyal terdeteksi! Tiga blok dari sini, bergerak dengan kecepatan sedang." Mata Yang Jian langsung menangkap sumber sinyal di layar ponsel.
“Terputus-putus, berkedip-kedip, seperti sinyal yang tidak stabil.”
“Mari kita periksa.”
Yang Jian memanggil taksi, lalu melacak sinyal ini ke lokasi tujuannya.
