Zhang Hao, Zheng Yaowen, dan tiga perempuan yang bersama mereka, karena turun dari mobil agak terlambat, akhirnya berada di posisi paling belakang.
Saat suara tangisan dari makam di tengah sawah itu terdengar, penumpang yang turun lebih dulu menjadi korban sial. Mereka melakukan gerakan yang sangat tidak masuk akal—langsung bersujud di tanah dan menangis ke arah makam tanah di kejauhan. Namun, tangisan itu berhenti hanya setelah beberapa kali terisak.
Beberapa orang langsung mati menangis tanpa suara di depan mata mereka.
Ekspresi sedih sebelum kematian, serta keputusasaan dan ketakutan yang terpancar dari mata mereka yang sudah pudar, membuat bulu kuduk berdiri dan hati gemetar sesaat.
Ini bukan lagi sekadar peristiwa supranatural biasa, melainkan peristiwa pembunuhan mengerikan oleh hantu gentayangan.
Hantu yang menangis di makam sawah itu sedang membunuh penumpang yang turun dari mobil dengan cara yang tak terduga.
Dilanda ketakutan, semua orang hanya bisa menjerit histeris dan kabur.
Tapi beberapa penumpang yang baru lari beberapa langkah tiba-tiba berhenti, berbalik badan lalu bersujud sambil menangis ke arah makam tanah di sawah.
Mendengar tangisan orang-orang itu, Zhang Hao dan Zheng Yaowen hampir mati ketakutan, mental mereka nyaris ambruk.
Karena tangisan semacam ini ibarat jimat pemanggil ajal—siapa yang bersujud dan menangis, sudah ditakdirkan mati. Mayat-mayat di tanah tadi adalah bukti terbaik.
Mereka hendak lari ke arah lain.
Tapi ucapan Yang Jian tiba-tiba memberi sedikit arah bagi mereka yang sedang putus asa.
Kembali ke mobil?
Entah mengapa, melihat Yang Jian berdiri di depan pintu bus dengan sikap tenang dan percaya diri, hati beberapa orang tiba-tiba dipenuhi rasa percaya yang hampir membuta, menganggap bagian dalam bus adalah tempat paling aman, sementara luar sana terasa sangat mengerikan.
Tanpa pikir panjang, mereka merangkak sambil bergegas menuju bus.
"Wu wu~!" Tangisan masih terus terdengar, bagaikan hantu jahat yang sedang menuntut nyawa.
Saat ini.
Dari orang-orang yang sebelumnya meninggalkan bus, selain lima orang yang sedang berusaha kembali, sisanya tercerai-berai melarikan diri.
Meski tak tahu akan lari ke mana, kesempatan bertahan hidup di tengah tangisan ini mungkin tak sampai sepersepuluh ribu.
"Tangisan hantu ini akan membunuh orang terdekat dulu, tapi yang lain juga tak bisa lolos dari takdir terbunuh, hanya masalah waktu saja... Berarti hantu ini termasuk entitas pembunuh acak." Yang Jian juga mendengar tangisan itu, tapi sepertinya tak terpengaruh.
Mungkin karena dirinya berada di dalam bus.
"Ah~!"
Di antara lima orang yang berlari kembali ini, seorang perempuan yang mengenakan sepatu hak tinggi tiba-tiba tersandung, kehilangan keseimbangan dan terjatuh.
"Feng Xiaolu, cepat pergi!" Zheng Yaowen refleks menoleh, berencana menariknya.
Tapi begitu menoleh, wajahnya dan Feng Xiaolu tiba-tiba kejang-kejang membentuk ekspresi sedih menangis. Air mata mengalir tak terkendali... Hanya dalam hitungan detik, keduanya mulai menangis berurutan.
Kemudian tubuh yang tidak menurut perintah bersujud ke arah makam tanah di tengah sawah itu.
Hancur~!
Zheng Yaowen dan perempuan bernama Feng Xiaolu saat ini sama-sama memunculkan pertanyaan putus asa ini di otak mereka.
Gerakan-gerakan ini mereka lakukan tanpa disadari, seolah tubuh sudah lepas kendali, hanya kesadaran sendiri yang masih menjadi milik mereka.
Melihat kejadian ini, wajah Yang Jian tetap tenang, seolah kematian dua orang itu sama sekali tidak berpengaruh padanya.
Perlahan menggeser langkah memberi jalan.
Zhang Hao yang tersisa dan dua perempuan lainnya berhasil lari kembali ke bus dengan mulus.
Hanya tiga orang ini saja yang selamat, tidak satu pun penumpang lain yang turun bisa hidup kembali.
Berapa lama waktu ini?
Kurang dari lima menit, sudah belasan penumpang tewas.
Itu pun semuanya terjebak di tangan satu hantu saja.
"Jika tadi aku turun dari mobil, jika tidak tahu harus kembali ke bus untuk menyelamatkan diri, entah berapa lama aku bisa bertahan di tangan hantu itu."
Yang Jian memandangi mayat-mayat yang bersujud menghadap ke arah gundukan makam, sambil memutar-mutar kepalan tangannya, hati terasa merasakan hawa dingin yang tak terkatakan.
Tingkat keganasan hantu ini jika harus ia definisikan, pasti level A.
Setara dengan hantu ketuk pintu.
Untuk membuat arkap dan memberi nama pada hantu ini, Yang Jian berpikir bisa menamainya Hantu Tangis Makam.
"Selamat, kalian berhasil melewati situasi buntu ini." Tatapannya beralih ke tiga orang yang hampir mental collapse itu, ia berkata perlahan: "Jangan terlalu takut, dulu aku juga punya pengalaman serupa. Nanti kalau sering menghadapi, lama-lama akan terbiasa."
“Beberapa orang termasuk Zhang Hao ini terhitung cukup beruntung, dengan peringatan dari diri sendiri, tiga orang berhasil bertahan hidup.”
“Dulu, satu kelas kami yang berjumlah lebih dari empat puluh orang hanya tujuh yang selamat, tingkat kematian jauh lebih tinggi daripada mereka.”
Zhang Hao tidak berbicara, seluruh tubuhnya gemetar ketakutan. Dua perempuan yang selamat itu juga meringkuk sambil menggigil.
“Beradaptasilah secepat mungkin, jangan lupa kalian belum meninggalkan tempat ini, masih dalam bahaya.” Yang Jian tidak melanjutkan dan kembali menatap ke luar mobil.
Karena saat ini dia menemukan seorang anggota telah mati, tangisan di luar juga berhenti.
Tapi kuburan di tengah sawah masih berdiri tegak di sana, terlihat sangat menyeramkan dalam lingkungan redup awal malam.
Tunggu.
Ke mana perginya Hantu yang tadi bersujud menangis di depan kuburan itu?
Bola mata Yang Jian menyempit. Dia menyadari Hantu yang tadi masih bersujud menangis di depan makam kini telah kehilangan bayangannya, menghilang sekejap mata seolah menguap begitu saja.
“Tidak, dia tidak menghilang, dia ada di sebelah...”
Sesaat kemudian, ketika Yang Jian menemukan jejak Hantu itu, bahkan dirinya sendiri terkejut.
Sosok berbaju kabung tak tahu sejak kapan telah tiba di belakang mobil, menunduk dan perlahan mendekati pintu masuk di bagian depan.
Dari situasinya, dia ingin naik ke mobil.
“Sial!”
Bulu kuduk Yang Jian berdiri.
Jika Hantu penangis ini naik dan mulai meratap di dalam mobil, tidak mungkin bisa bertahan. Semua orang di mobil akan mati.
Haruskah dihalangi?
Pemikiran ini muncul seketika di benak Yang Jian.
"Kalau menggunakan Bayangan Hantu, mungkin bisa membatasi hantu ini, membuatnya bersujud di luar."
Tapi semua hal di sini terlalu ganjil. Bahkan jika diriku berhasil menghalangi Hantu Menangis di Makam ini, perubahan yang dibawa sepertinya sangat minim. Baru saja Xu Feng bilang, bus ini masih akan berhenti di halte berikutnya. Saat sampai di halte berikutnya, mungkin ada hantu lain yang naik. Apa aku harus menghalangi lagi?
"Mundur."
Yang Jian mengatupkan gigi, mengabaikan upaya menghalangi hantu ini naik ke mobil.
Semua di sini tidak normal. Lebih baik menyimpan tenaga untuk mempertahankan diri daripada berkonfrontasi langsung dengan hantu level A.
Saat ini tidak ada Lilin Hantu atau wadah emas. Berhadapan langsung hanya akan merugikanku.
Dia mundur ke bagian belakang gerbong, menjaga jarak sambil membiarkan fakta bahwa Hantu Menangis di Makam itu naik.
Tak lama kemudian.
Sosok berbaju kabung yang melangkah lamban itu naik ke bus.
Kepalanya mengenakan topi kabung putih dengan selembar kain putih menutupi wajah, memperlihatkan lekuk wajah samar. Seluruh tubuhnya memancarkan aura kematian, tanpa sedikitpun nafas kehidupan.
Begitulah.
Setelah naik, Hantu Menangis di Makam itu duduk di kursi terdekat pintu mobil. Seperti patung, tak bergerak sama sekali. Tak ada gerakan maupun suara tangisan mengerikan yang keluar.
Semua kembali normal.
"Sudah berhenti menangis?"
Yang Jian merasa agak terkejut, lalu menganalisis: "Apakah hantu ini hanya bisa menangis di depan makam? Ataukah bus ini memiliki efek menekan hantu, membuat hantu yang naik ke dalam berada dalam keadaan terkendali dan tidak bisa membunuh dengan mudah?"
Kedua kemungkinan tersebut ada.
Tapi saat ini, Hantu Menangisi Kuburan yang sudah membunuh belasan penumpang turun dan sangat berbahaya ini, untuk sementara tidak menjadi ancaman.
Saat ini.
Yang Jian kembali melihat angka penumpang di layar elektronik bus berubah dari 1 menjadi 2.
Zhang Hao dan lainnya yang sebelumnya kembali ke bus tidak dihitung, hanya Hantu Menangisi Kuburan yang masuk dalam jumlah penumpang.
Tapi apakah di antara kerumunan yang turun bersama sebelumnya, terselip seekor hantu tak dikenal?
"Jumlah hantu di dalam bus masih dua. Sebelumnya turun satu, sekarang naik satu. Perubahan angka ini hampir sesuai." Perasaan Yang Jian semakin berat.
Karena masih ada satu identitas hantu di dalam bus yang belum terkonfirmasi.
Waktu saat ini telah mencapai lima menit.
Bus kembali berjalan.
Dalam kondisi tanpa pengemudi, pintu tiba-tiba menutup dengan braak, lalu perlahan menjauhi halte sementara di bawah tiang listrik itu, melanjutkan perjalanan menyusuri jalan raya.
