Memandangi bus yang sudah mati mesin dan berhenti, wajah Xu Feng tampak suram. Sebab mesin mati berarti dia harus meninggalkan bus yang sementara aman ini dan pergi ke luar.
Jika memaksakan diri tetap di dalam bus, pasti mati tanpa ampun. Bahkan bagi Pengendali Hantu sekalipun, tidak ada pengecualian.
Dia pernah menyaksikan kejadian mengerikan dimana hampir separuh penumpang gerbong tewas, termasuk seorang Pengendali Hantu yang lebih kuat darinya. Waktu itu dia bertahan hidup secara tidak jelas, baru kemudian menyadari kengerian situasi saat itu.
"Ada tiga hantu di luar, entah sudah pergi atau belum. Jika sudah pergi, semuanya akan mudah. Tapi jika masih berkeliaran di sekitar, kita harus mengulur waktu sampai bus menyala lagi. Semoga situasi tidak semakin parah." Xu Feng melirik ke samping.
Tidak menjauh dari bus yang mati mesin, sambil terus waspada terhadap segala keanehan di sekitarnya.
"Bahaya di luar tidak usah dibahas dulu, tadi saya dengar percakapan kalian, pendatang baru itu juga polisi kriminal, datang karena melacak sinyalmu, seharusnya dianggap membantumu, apa pantas kau diam-diam menjual orang seperti ini?"
Pria bertopi di samping tiba-tiba menyeringai sinis, dia juga memperhatikan sekitar.
Wajah Xu Feng tetap tenang: "Dia tidak tahu beberapa aturan bus lalu mati, itu urusanku apa? Tanpa peringatanku dia sudah mati saat pemberhentian pertama. Secara tegas, saya sudah menolongnya. Bus ini tiba-tiba mati mesin, apa yang bisa kulakukan? Situasi seperti ini tidak ada yang mau mengalaminya. Sekarang tiga hantu berkeliaran di luar sudah sangat berbahaya, ditambah pendatang baru itu mudah mengalami Hantu Gentayangan dibangkitkan setelah mati. Nanti peluang bertahan hidup kita di luar akan tertekan ke titik terendah."
"Jadi secara tegas, ini menyelamatkan kita."
Pria bertopi berkata: "Mungkin dia ahli, kalau kau menariknya, dia mungkin mau kerja sama melawan hantu yang bisa muncul kapan saja. Begitu peluang bertahan hidup akan meningkat banyak. Kau sendiri juga bilang, tambah penumpang di bus juga baik, lagipula dapat Pengendali Hantu tambahan di bus bukan hal mudah, sudah menunggu berhari-hari baru dapat satu."
"Justru karena sulit didapat maka jangan terlalu berharap. Kursinya belum tentu kapan bisa berguna. Kalau tidak ada musibah saya bisa bantu, tapi kalau sudah terjadi musibah tidak bisa. Jadi lebih baik fokus ke keadaan sekarang. Jika tidak bisa bertahan di depan mata, bicara apa pun tidak berguna."
Xu Feng berkata.
“Mengenai ahli yang kau sebutkan, itu semakin tidak mungkin. Saya sudah melihat arsip markas polisi kriminal, pembaruan terakhir lima belas hari yang lalu. Semua polisi kriminal termasyhur yang layak disebut saya ingat. Dia benar-benar pendatang baru. Berharap dia bisa memberikan kontribusi besar? Di sini, orang yang benar-benar punya keahlian hanya kita berdua. Kalau bukan karena terjebak bus ini, pasti kita adalah Pengendali Hantu paling top di lingkaran sosial saat ini.”
Ucapannya memancarkan keyakinan diri yang kuat.
“Makhluk aneh yang tercipta karena kecelakaan, ada yang perlu disombongkan?” kata pria bertopi baseball itu.
Percakapan mereka berdua tidak ada yang disembunyikan.
Mungkin komunikasi seperti ini sudah menjadi kebiasaan mereka, lagipula setiap hari harus tinggal di bus hantu yang ganjil. Setelah penumpangnya mati, yang tersisa hanya hantu. Rahasia apa pun yang dibicarakan tidak masalah, bahkan jika ada orang biasa yang mendengar, mereka takkan bisa meninggalkan bus dengan mudah dan segera menjadi mayat.
Sedangkan mayat takkan bisa mengingat rahasia.
Tapi, Xu Feng mengabaikan keberadaan Yang Jian.
Dia tidak melihat Yang Jian turun dan mengira dia sudah mati di dalam bus, karena pengalaman sebelumnya selalu seperti itu tanpa pengecualian.
Namun Yang Jian justru menggunakan Wilayah Hantu untuk kabur di detik terakhir sebelum lampu dalam bus padam.
Tidak hanya kabur, dia juga menyelamatkan Zhang Hao dan dua orang biasa lainnya secara spontan.
Yang Jian sekarang berdiri di pinggir jalan, hanya berjarak beberapa meter dari Xu Feng dan pria bertopi baseball itu. Tapi karena berada dalam Wilayah Hantu, keberadaannya tidak terdeteksi.
Keduanya sepertinya tidak punya resistensi terhadap kemampuan Wilayah Hantu jenis ini.
“Apakah bus aneh ini bisa mati mesin? Setelah mesin mati, orang yang tetap di dalam bus pasti tewas. Xu Feng membutuhkan seseorang untuk menempati kursi di bus, dan itu bukan orang biasa, melainkan Pengendali Hantu... Dia sengaja turun di detik terakhir tadi untuk menahan saya, membuat saya yang berada di dekat pintu tetap di dalam gerbong agar mati di sana.”
Tatapan Yang Jian bergetar lemah, dia telah mendengar seluruh kejadian itu.
Namun dia tidak marah dengan tindakan egois Xu Feng tersebut.
Untuk bertahan hidup, tidak aneh jika Pengendali Hantu melakukan hal seperti ini. Seandainya posisinya terbalik, dia pun tak akan menyelamatkan Xu Feng jika terjadi masalah. Hanya saja, berbeda dengan Xu Feng, dirinya takkan sengaja menjebak orang lain.
Tentu saja, tidak marah bukan berarti dia tidak keberatan dengan Xu Feng.
Baik saat Xu Feng sengaja mengingatkannya untuk tidak turun sebelumnya, maupun upayanya menahannya di dalam bus - semuanya dilakukan dengan tujuan tersembunyi, memanfaatkan keunggulan informasi untuk memanipulasi dirinya sebagai pendatang baru.
“Bukankah tidak pantas kalian membicarakan urusanku di hadapanku seperti ini?”
Tiba-tiba Yang Jian muncul, siluetnya muncul entah dari mana di jalan raya. Matanya menyoroti mereka dengan tatapan dingin.
Hm?
Mendengar suaranya, Xu Feng gemetar hebat lalu memandanginya dengan terkejut: “Bukankah kau seharusnya di dalam bus? Bagaimana mungkin kau bisa ada di sini?”
Menurut perkiraannya, mustahil Yang Jian sempat keluar dari gerbong dalam waktu sesingkat itu.
Secepat apapun gerakannya, pasti masih terkunci di dalam.
“Kaki saya cukup gesit, turun mobil lebih cepat, jadi saya pergi.” Yang Jian berkata: “Maaf mengecewakanmu, pendatang baru seperti saya ini mungkin akan merepotkanmu.”
“Agak menarik.”
Pria bertopi di sebelah tertegun sejenak lalu tertawa: “Mengira orang yang sudah mati ternyata hidup dan turun mobil, tadi saya juga terus memperhatikanmu, saat gerbong gelap kau langsung menghilang, kukira sudah mati, ternyata bisa kabur.”
Lagipula dia juga seorang Pengendali Hantu, sudah terbiasa melihat hal-hal aneh, tak lama kemudian tidak merasa heran lagi.
Orang yang bisa mengendalikan hantu gentayangan itu sendiri memang tidak bisa diukur dengan logika biasa.
“Aku kira kau yang duduk di jok belakang adalah seekor hantu, ternyata manusia. Kapan kau turun mobil?” Yang Jian bertanya.
“Ada jendela di baris belakang, aku kabur dengan melompat lewat jendela.” Pria bertopi mengangkat bahu menunjukkan sikap santai.
Yang Jian berkata: “Jendela mobil tidak bisa dibuka, sudah kucoba.”
“Biasanya tidak bisa dibuka, tapi setelah mesin mati baru bisa. Pintu juga begitu. Saat berjalan normal, pintu mobil tidak akan terbuka. Setelah mesin mati, batasannya terlepas. Ini situasi darurat di mobil hantu, kemunculannya sangat langka. Begitu terjadi, semua orang dan hantu di dalam wajib turun, kalau tidak akan lebih berbahaya daripada menghadapi hantu gentayangan. Bagi orang seperti kita, ini termasuk jebakan mematikan tanpa kesempatan bertahan. Untung kali ini tidak terlalu sial, hantu yang naik cuma tiga, dan... sekarang juga tidak muncul, mungkin sudah pergi.”
Pria bertopi menjelaskan.
“Sementara kau tidak mati, mari kerja sama. Bersama kita bisa bertahan hidup. Asalkan nanti kau bisa pergi dari mobil hantu bersama kami, akan ada hasil yang tak terduga.” Xu Feng langsung mengubah sikap, mencari kerja sama.
Yang Jian memandanginya: “Aku menolak bekerja sama denganmu.”
“Kenapa? Karena kejadian tadi? Tidak perlu. Di dunia orang dewasa tidak ada benar-salah, hanya untung-rugi. Jika jadi dirimu, kau juga akan melakukan hal yang sama. Semua untuk bertahan hidup.”
Dia berbicara dengan penuh keyakinan, sama sekali tidak merasa malu atas ritual yang dilakukannya tadi.
“Logikanya begitu, tapi manusia selalu punya sedikit temperamen. Kau boleh tidak memberitahuku semua informasi, tapi jangan sengaja menjebakku. Lagipula, aku ini memang agak berhati sempit.” Kata Yang Jian.
Xu Feng berkata: “Terserah. Kalau begitu hadapi sendiri. Aku tidak akan menyelamatkanmu. Berdoalah sendiri.”
Karena Yang Jian menolak, dia juga tidak memaksa. Lagipula seorang pendatang baru tidak akan banyak membantu kerjasama. Mencari partner hanya untuk menghindari musuh tambahan.
“Sebelum meninggalkan mobil hantu ini, di suatu waktu aku akan menyerangmu sekali. Jika kau bisa bertahan, kita selesai. Jika tidak, ya sudah.”
Yang Jian menjulurkan satu jari, berkata dengan sangat serius: “Aku peringatkan dulu, agar kau bersiap-siap. Ini balasanku atas peringatanmu sebelumnya.”
“Kau bicara begitu ingin kuselesaikan di sini sekarang?” Wajah Xu Feng mendadak dingin, dengan nada mengancam.
Yang Jian tersenyum ringan: "Aku memang pendatang baru, tapi menurutmu pendatang baru harus cupet?"
"Lagi-lagi pemuda yang overconfident, sedikit bisa langsung sok jago." Xu Feng terkekeh sinis.
"Kalau begitu coba saja singkirkan aku dulu." Yang Jian berkata dengan tenang.
Saat kedua pria itu saling berhadapan, tiba-tiba dari balik pepohosan di pinggir jalan yang remang-remang terdengar tangisan melengking yang samar.
Hawa dingin tak terduga menyelinap ke hati setiap orang.
Hantu Makam... belum pergi.
