Waktu menunjukkan pukul lima setengah pagi.
Sudah hampir dua belas jam berlalu sejak Yang Jian naik ke bus ini.
Selama perjalanan, bus pernah berhenti tiga kali di halte, sekali mesinnya mati, dan sempat melewati kompleks makam yang ganjil... Meski durasi perjalanan tidak terlalu lama, tingkat keganasannya sungguh luar biasa.
Mereka yang naik bus ini bagai terjun bebas ke dalam peristiwa supranatural tingkat mimpi buruk. Kau mungkin bisa selamat sekali, tapi hampir mustahil lolos dari kali kedua atau ketiga. Pada akhirnya, kau pasti akan dibunuh.
"Sejak kapan lampu jalan mulai bermunculan? Apakah ini tanda kembali normal? Apakah bus ini akhirnya menyelesaikan perjalanan mengerikan itu?"
Yang Jian terus mengamati luar jendela.
Kini dia menyadari, di jalanan yang tadinya remang-remang tiba-tiba muncul deretan lampu jalan di sisi kiri-kanan.
Lampu-lampu itu membentang menerangi seluruh permukaan jalan. Semua terlihat jelas sekarang. Aura redup dan kemalangan yang sebelumnya menyelimuti telah lenyap. Bahkan terlihat beberapa truk pengangkut melintas di waktu dini hari.
"Jika bus ini berhenti dan membuka pintu di kota ini, lebih baik kau segera turun. Ini salah satu dari sedikit kesempatanmu. Semakin lama kau bertahan di bus ini, semakin mustahil kau bisa melepaskan diri." Tiba-tiba, Lin Bei yang tertidur itu kembali terbangun.
Dia mengingatkan Yang Jian secara tiba-tiba.
"Dari nada bicaramu, sepertinya kau tidak berencana turun dari bus?" Yang Jian mengutarakan pertanyaan yang ada di hatinya.
Sebelumnya sudah ada kecurigaan.
Xu Feng dan Lin Bei sebenarnya punya kesempatan turun, seperti saat dirinya naik bus di siang hari, tapi mereka tidak melakukannya.
Karena itu Yang Jian menduga keduanya sengaja menahan diri di dalam bus.
Lin Bei berkata: "Bukan tidak mau turun, tapi tidak bisa turun. Sebenarnya ini bukan rahasia besar, tidak masalah kuceritakan. Sejak pertama kali aku naik bus ini, ada senior yang terjebak di sini pernah bilang, bus ini punya efek mengendalikan yang kuat terhadap hantu gentayangan - seperti yang kau lihat sebelumnya."
"Empat hantu di dalam bus tapi tidak ada satupun orang biasa yang terbunuh."
"Tempat paling berbahaya justru paling aman, pepatah itu ada benarnya. Jadi kalian tinggal di bus ini untuk menyelamatkan nyawa?" Tatapan Yang Jian bergetar lemah, langsung menyambungkan beberapa hal: "Aku sudah mengamati kondisi kalian sebelumnya, terutama Xu Feng. Hantu sudah sepenuhnya menguasai tubuhnya, hanya kesadarannya saja yang tersisa. Di luar, ini mustahil terjadi."
"Pengendali Hantu normal dengan tingkat pengaruh seperti itu seharusnya sudah tewas di tangan kebangkitan hantu gentayangan, tapi di sini dia masih bertahan."
"Jika bus ini bisa membatasi hantu, berarti juga bisa mengendalikan hantu dalam tubuh kalian. Dengan tinggal di sini, kalian bisa mencegah kematian akibat kebangkitan hantu gentayangan?"
Lin Bei tersenyum: "Pengamatanmu sangat detail, tebakanmu juga akurat. Tidak salah, tinggal di bus ini memang bisa mencegah kematian akibat kebangkitan hantu gentayangan. Sebenarnya, aku dan Xu Feng sendiri sudah dalam kondisi hantu gentayangan yang bangkit, tapi berkat tekanan bus, kami belum mati."
"Situasi ini sangat unik. Soalnya, saat ini masalah kebangkitan hantu gentayangan hampir tak ada solusinya. Satu-satunya cara adalah dengan mengendalikan hantu kedua untuk saling menahan, mencapai keseimbangan. Tapi itu cuma solusi sementara. Keseimbangan akan cepat hancur seiring Pengendali Hantu yang terus menggunakan kekuatan hantu. Saat dua hantu bangkit bersamaan, kematian akan datang lebih cepat."
"Tapi di dalam bus, kita tak perlu mengendalikan hantu kedua untuk menjaga keseimbangan. Hantu yang bangkit tak bisa membunuh, artinya kalian tak perlu khawatir akan mati. Bagaimanapun hantu dalam tubuhmu bangkit, itu hanya akan terus menambah kekuatanmu."
"Tapi pengorbanan untuk menghindari kematian sepertinya agak besar," kata Yang Jian.
Xu Feng dengan wajah dingin berkata: "Hidup adalah hasil terbaik. Segala pengorbanan pantas dilakukan. Kau belum merasakan mengerikannya kebangkitan hantu gentayangan. Perlahan nyawamu direnggut hantu dalam tubuhmu, perasaan putus asa, ketakutan, tak berdaya... Seperti orang tenggelam yang mati-matian ingin meraih tali penyelamat nyawa terakhir."
"Oh ya? Tapi kalian mungkin harus tinggal di bus ini seumur hidup. Hidup seperti apa itu? Tunggu, tidak. Tadi kalian turun bus, kenapa tidak tewas di tangan kebangkitan hantu gentayangan?"
Yang Jian berkata tiba-tiba menemukan celah dalam pernyataan ini.
Lin Bei mengusap-usap kepalanya yang botak: "Sebenarnya tidak ada yang istimewa. Semakin lama kita berada di sini, hantu yang terkendali lama-kelamaan akan jatuh ke kondisi tertidur pulas. Dalam kondisi itu kita bisa mengendalikan hantu yang sepenuhnya dibangkitkan, tapi tidak untuk waktu lama. Melebihi batas, hantu akan terprovokasi bangkit kembali dan tetap akan membunuh kita."
Mendengar ini, Yang Jian langsung mengaitkannya dengan situasinya sendiri.
Metode mereka sangat mirip dengan kasus "Bunuh Diri dengan Menggantung Diri"-nya, sama-sama memanfaatkan kemampuan paksa antar hantu untuk saling mengendalikan.
Namun metode Yang Jian lebih brutal, efeknya juga sangat besar, setara dengan "All-In".
Menang dapat segalanya, kalah kehilangan semuanya.
Sedangkan metode mereka lebih lembut, seperti membeli asuransi sambil menikmati bunga, meski sedikit tapi lebih aman.
"Meski tidak sampai seumur hidup, menurut penjelasanmu ini tetap butuh waktu yang sangat lama. Selain itu di tengah jalan masih ada bahaya, bukan berarti tinggal di bus terus akan aman," kata Yang Jian.
Lin Bei berkata: "Selama bisa bertahan, cepat atau lambat pasti bisa pergi. Semakin lama di bus, hantu dalam tubuh akan semakin lama tertidur. Aku sudah di sini enam hari, turun dua kali. Di hari naik bus seharusnya aku tewas di tangan kebangkitan hantu gentayangan, tapi beruntung selamat di bus. Di hari ketiga saat turun, waktu kebangkitan hantu jadi tiga menit. Sekarang, waktu kebangkitan hantuku menjadi sekitar sepuluh menit, dan selama itu aku bisa bebas mengendalikan hantu yang sudah bangkit."
“Sulit dipercaya, ya? Semakin lama bertahan, durasi mengendalikan hantu gentayangan yang dibangkitkan akan semakin panjang. Mungkin jika bertahan beberapa bulan, hantu ini bisa tertidur pulas sepenuhnya.”
“Cukup, Lin Bei. Kau sudah bicara terlalu banyak. Informasi sepenting ini harusnya kau rahasiakan.”
Xu Feng menatap Lin Bei, sikapnya yang membocorkan rahasia membuatnya sangat tidak puas.
Lin Bei tersenyum sambil berkata: “Dia punya kesempatan untuk turun dari bus dalam keadaan hidup, harusnya membawa informasi ini keluar. Kita yang terjebak di bus ini bisa mati kapan saja. Apa kau berniat menyimpan rahasia ini sampai masuk peti mati? Lagipula, intelijen yang kita dapat juga warisan baik hati para Pengendali Hantu sebelumnya, yang mereka peroleh dengan mempertaruhkan nyawa para pionir terdahulu.”
“Jika petunjuk di sini terputus, generasi Pengendali Hantu berikutnya harus meraba-raba lagi dari nol. Berapa banyak korban sia-sia yang akan binasa?”
“Baru sekarang kau ingat bahwa kau ini ahli kitab suci? Kalau memang bermaksud baik, kenapa dulu tidak menyelamatkan penumpang itu?” Xu Feng mengejek: “Bermain sandiwara welas asih palsu.”
“Kemampuanku terbatas, tidak bisa menyelamatkan orang lain. Jadi lebih baik aku memejamkan mata dan tertidur, tidak melihat kematian maupun keputusasaan.”
Lin Bei membuka dialog: “Karena itu aku hanya melakukan hal yang terjangkau. Ada pepatah: 'Menyelamatkan orang dimulai dari menyelamatkan diri sendiri'. Meski tidak menolong orang, aku juga takkan berbuat jahat.”
“Apa bedanya?” Xu Feng menyipitkan mata: “Tetap saja jadi penonton pasif.”
Yang Jian tidak menghiraukan saling tuduh mereka, langsung berkata: "Jika menurut penjelasan kalian, bus ini adalah harapan terakhir Pengendali Hantu yang di ambang kebangkitan? Meski berbahaya, naik ke sini tetap sepadan."
"Jangan dipahami begitu. Bus ini tak bisa dikendalikan, siapa tahu akan menuju tempat gaib mana. Aku tak lama di sini, pernah dua kali mesin mati, sekali penuh sesak, dan sekali dihalangi hantu. Semua situasi kritis. Meski bisa mengendalikan hantu gentayangan yang bangkit, bertahan hidup tetap sulit."
"Pengendali Hantu sebelumnya tewas. Dia sepertiku bisa menguasai satu hantu bangkit sempurna. Tapi kemampuannya tak cukup untuk proteksi diri, akhirnya mati. Menurut cerita penyintas sebelumnya, anggota terlama bertahan di bus ini selama dua setengah bulan. Entah benar atau tidak."
"Dua setengah bulan? Apa orang itu mati?" Yang Jian terkejut.
Di bus ganjil ini yang terus terjadi situasi darurat, masih ada yang bisa tahan selama itu.
"Tidak. Dia turun. Entah akhirnya mati atau tidak, tak ada yang tahu. Yang pasti tak pernah kembali ke bus." Lin Bei menjelaskan.
Dua setengah bulan?
Artinya lebih dari tujuh puluh hari.
Bertahan sehari saja di bus ini sudah sulit, apalagi tujuh puluh hari. Orang yang selamat pasti talenta luar biasa.
"Penekanan selama tujuh puluh hari mungkin membuat hantu dalam tubuhnya berubah dari tidur pulas ke status hang. Bisa saja seperti aku yang menguasai sempurna hantu bangkit. Meski metode naik bus dan bunuh diri berbeda, hasilnya sama." Yang Jian yakin orang itu masih hidup.
Melainkan bersembunyi di suatu kota.
Namun meskipun ada orang yang berhasil bertahan hidup melalui metode ini, Yang Jian tidak merasa iri.
Orang lain bertahan di sini lebih dari tujuh puluh bulan baru berhasil, siapa tahu sudah mengalami berapa kali situasi satu dari sepuluh untuk selamat, bahkan hantu sempurna pun pantas menjadi buah dari pengorbanan mereka.
Namun perkataan Lin Bei ini justru menguatkan tekad Yang Jian.
Ternyata di dunia ini masih ada orang-orang yang melalui berbagai metode mulai menapaki jalan untuk sepenuhnya menguasai hantu gentayangan.
Orang beruntung yang sukses bukan hanya Yang Jian seorang, dia bukan satu-satunya orang beruntung.
