"Apa maksudnya ini?" Alis Yang Jian berkerut melihat secarik kertas ini.
Dirinya menukar semangkuk darah anjing dengan nasi goreng telur, sesuai kesimpulan sebelumnya transaksi dengan hantu telah selesai. Tapi siapa sangka sekejap mata lemari hantu ini kembali mengajukan permintaan.
Memindahkan lemari hantu keluar?
Keluar... apakah maksudnya keluar dari ruang rahasia ini, atau keluar dari rumah kuno ini?
Memandangi kertas di tangannya, sebuah pemikiran lain muncul di benak Yang Jian: "Mengapa saya harus memenuhi permintaan Lemari Hantu ini? Bagaimana jika mengutak-atik lemari ini memicu bahaya yang tidak terkendali? Bukankah itu berarti menjebak diri sendiri? Apa yang akan terjadi jika saya mengabaikan permintaan ini?"
Dia merasa dirinya harus melakukan percobaan seperti ini.
Mungkin setelah memindahkan Lemari Hantu keluar, tidak akan terjadi apa-apa. Tapi dengan begitu, dia akan kehilangan kesempatan untuk mengeksplorasi misteri lemari ini.
Frekuensi interaksi dengan hantu harus dikurangi. Terlalu sering berurusan pasti akan membuat diri sendiri sial.
Setelah merenung, Yang Jian memutuskan untuk tidak melakukan apa-apa dan mengamati reaksi apa yang akan ditunjukkan Lemari Hantu.
Karena itu sekarang dia menolak untuk memindahkan lemari ini keluar.
Sambil memperhatikan perubahan Lemari Hantu, dia memeriksa piring nasi goreng telur di tangannya.
Dihirupnya... Enak banget~!
Tapi tentu saja Yang Jian tidak berani menyantapnya. Tidak perlu mempertaruhkan nyawa demi semangkuk nasi goreng telur. Makanan ini hanyalah hasil eksperimen yang akan segera dibuang.
Sudah sepuluh menit berlalu sejak menolak memindahkan Lemari Hantu keluar dari ruang rahasia.
Semua tenang, tidak terjadi apa-apa. Menolak permintaan lemari ini sepertinya tidak menimbulkan bahaya. Namun demi kehati-hatian, Yang Jian memutuskan untuk tetap tinggal lebih lama. Jangan-jangan begitu dia pergi, keanehan langsung muncul dan terjadi perubahan tak terduga tanpa sepengetahuannya.
Namun lima menit telah berlalu lagi.
Totalnya mungkin sekitar seperempat jam, lima belas menit.
Saat itu, tatapan Yang Jian menjadi tajam, matanya terus menatap dengan intens celah-celah di pintu lemari.
Sebercak darah merah pekat perlahan merembes keluar dari dalam, semakin banyak mengalir deras. Bau amis darah yang menusuk hidung mulai menyebar di ruang rahasia ini.
Apakah lemari hantu ini mengeluarkan darah?
"Apa mangkuk darah anjing yang kumasukkan sebelumnya tumpah?" Yang Jian teringat mangkuk darah anjing itu, tetapi kemudian ia segera menyangkal pemikirannya sendiri.
Karena warna darah ini berbeda dengan darah anjing sebelumnya. Darah ini pekat, gelap, kehitaman, seolah sudah membusuk setelah disimpan beberapa hari. Volume darah yang keluar juga jauh melebihi porsi semangkuk darah anjing.
Aliran darah tersebut perlahan menodai kayu lemari, menggenangi lantai, terkumpul menjadi genangan yang terus melebar.
Selain itu, darah yang merembes dari pintu lemari semakin deras. Awalnya hanya mengalir melalui celah di bagian bawah, namun kini beberapa retakan di bagian atas pintu juga mengeluarkan darah. Tunggu, tidak! Bukan bagian dalam lemari yang berdarah, melainkan kayu tua itu sendiri yang mengeluarkan butiran darah dari pori-porinya.
Hanya dalam waktu kurang dari tiga menit, lemari yang usang dan pudar itu telah berubah menjadi lemari kayu berwarna merah darah yang suram.
Darah seolah menjadi lapisan cat yang menyelubunginya.
“Benda ini sangat tidak lazim, kekhawatiran pemilik sebelumnya bukan tanpa alasan.” Wajah Yang Jian sedikit berubah, merenungkan apakah perubahan anomali ini akan mereda jika lemari hantu ini dipindahkan dari ruang rahasia setelah memenuhi permintaannya?
Bagaimana jika aku tetap menolak?
Lanjutkan pengamatan.
Dia menyadari meskipun darah ini terlihat menyeramkan, sebenarnya tidak membahayakan dirinya. Tidak ada kesan ganjil yang dirasakannya. Darah ini berbeda dengan darah hantu Yan Li yang bisa mengendalikan hantu lain, sehingga dia berani membiarkan lemari hantu ini terus berubah.
Cara membiarkan benda aneh perlahan bangkit seperti ini pasti tidak akan dilakukan oleh Pengendali Hantu lainnya.
Yang Jian memiliki keahlian tinggi dan keberanian besar.
Atau mungkin karena dia membawa lilin hantu yang membuatnya yakin bisa menghadapi berbagai situasi.
Waktu terus berlahan. Yang Jian mengawasi kondisi lemari hantu ini dengan ketat sesuai waktu.
Sudah berlalu seperempat jam.
Darah telah memenuhi lantai, mencapai ketebalan beberapa sentimeter. Jika dibiarkan terus, darah yang meluap dari lemari hantu ini mungkin akan memenuhi seluruh ruang rahasia.
Mungkinkah ini alasan ruangan ini diblokir?
Takut kebocoran darah yang meluap?
Namun saat itu, perubahan kedua muncul.
Saat darah perlahan mencapai empat kaki kayu lemari, pintu bagian bawah mengeluarkan suara berderit tua lalu perlahan terbuka.
Sebuah telapak tangan yang terendam dan terlihat bengkak aneh muncul dari lapisan bawah pintu lemari, mencoba membuka pintu tersebut, seolah-olah pemilik tangan bengkak ini ingin keluar dari dalam.
Dalam situasi Yang Jian membiarkannya, pintu lemari perlahan terbuka sedikit.
Helai-helai rambut hitam mulai menjuntai dari dalam, basah kuyup seolah baru dikeluarkan dari air.
Melalui celah pintu lemari yang setengah terbuka, Yang Jian melihat isinya tidak kosong melainkan penuh sesak tanpa celah, tapi samar-samar ia bisa mengenali sosok mayat wanita yang membengkak akibat terendam air.
Hantu~!
Tiba-tiba muncul hantu di bagian bawah lemari ini tanpa alasan jelas.
Wajah Yang Jian langsung memerah gelap.
Ia sudah tahu situasi ini tidak akan sederhana—jika tidak menuruti permintaan lemari hantu ini, keadaan akan lepas kendali.
Lima belas menit pertama tidak terjadi apa-apa, tapi setelah waktu itu, darah mulai merembes keluar.
Darah ini tidak berbahaya, tapi terasa sangat ganjil.
Seolah merupakan sebuah peringatan.
Lima belas menit kedua, setelah peringatan berakhir dan Yang Jian belum juga memindahkan lemari hantu, hantu pun muncul di pintu lemari bawah dan berusaha keluar.
Dampak yang bisa diprediksi jika mayat wanita bengkak ini berhasil keluar.
Entah akan menuntut balas dengan membunuh Yang Jian, atau lemari hantu ini telah merusak keseimbangan tertentu sehingga memicu situasi mirip kebangkitan hantu gentayangan.
“Bagaimanapun kondisinya, ini tidak akan menjadi perbuatan baik.”
“Dan baru mengulur waktu setengah jam saja sudah muncul hantu. Bagaimana jika ditunda sehari, sepuluh hari, atau seratus hari?”
“Apakah lemari hantu ini akan memicu bahaya yang lebih besar?”
Tujuan eksperimen telah tercapai.
Yang Jian merasa sudah saatnya menghentikan ini. Tidak perlu melanjutkan kontak langsung dengan hantu hanya demi sebuah eksperimen tanpa imbalan memadai.
“Bagaimana jika kubawa keluar lemari hantu ini sekarang?”
Ia ingin melihat hasil seperti apa yang akan didapat setelah menyelesaikan permintaan.
Seketika, Yang Jian mengabaikan mayat perempuan yang sedang merangkak keluar dari lemari yang perlahan terbuka. Dengan Wilayah Hantu, ia langsung memindahkan lemari beserta dirinya ke atap gedung tinggi di kompleks perumahan.
Di luar, terik matahari bahkan terasa menyengat - kontras dengan lingkungan seram dan mengerikan di rumah kuno tadi.
Di atap gedung, di sebelah Yang Jian tergeletak semangkok nasi goreng telur. Tepat dihadapannya berdiri lemari kayu bermandikan darah.
Ajaibnya, baru tiga detik lemari hantu ini dibawa keluar, rembesan darah di permukaannya langsung berhenti.
Pintu lemari yang perlahan terbuka tadi berderit tertutup sendiri seolah diterpa angin.
Bahkan helai rambut basah mayat perempuan yang menjuntai dari celah pun menghilang tanpa bekas.
Semua keanehan itu teratasi dalam sekejap.
“Saya telah memenuhi permintaan Hantu Lemari ini, jadi lemari hantu ini kembali tenang.” Yang Jian merenung sejenak, yakin situasi ganjil tidak akan terulang lagi. Dia mencoba membuka pintu lemari bagian bawah.
Melihat apakah mayat perempuan yang bengkak akibat terendam itu masih ada.
Dengan hati-hati dia membukanya.
Di dalamnya kosong, seolah kejadian sebelumnya hanyalah halusinasi. Bagian bawah lemari tetap menunjukkan tiga papan kayu, mana ada mayat perempuan.
Tapi Yang Jian tahu ini bukan ilusi, karena di dalam lemari tersisa beberapa helai rambut hitam dan bekas air yang masih basah.
Semua tanda ini menunjukkan bahwa sebelumnya benar-benar ada mayat di sini, entah mengapa kemudian menghilang tanpa bekas.
Meski luapan darah dari lemari telah berhenti, darah yang tersisa mengering di bawah terik matahari membentuk lapisan cat merah tua di permukaan lemari tua.
Lemari Hantu itu terlihat seperti baru.
Seolah menandakan sesuatu yang tersembunyi selama seratus tahun telah kembali eksis di dunia ini.
"Yang Jian duduk di beton yang agak panas terkena sinar matahari, memandangi Lemari Hantu yang terlihat baru ini sambil merenung: 'Sebelumnya saya menulis permintaan semangkuk nasi goreng telur, tapi lemari ini malah mengajukan syarat semangkuk darah. Saya penuhi, nasi goreng telur muncul, transaksi selesai. Tapi kemudian lemari ini meminta untuk dipindahkan dari rumah kuno, dan syarat ini muncul bersamaan dengan nasi goreng telur. Namun saya tolak, lemari mulai menunjukkan keanehan... Peringatan seperempat jam, setelah setengah jam mulai muncul hantu. Tapi saya berhasil membuat lemari kembali normal.'"
"'Kalau dihitung begitu, berarti dua permintaan hanya menyelesaikan satu syarat. Transaksi seperti ini terlalu merugikan. Tunggu, kalau dipikir terbalik, ketika lemari hantu mengajukan permintaan ke saya, bukankah saya bisa balik mengajukan syarat ke lemari?'"
Dalam perenungannya, Yang Jian tiba-tiba menemukan masalah krusial.
Poin ini sangat layak dijelajahi, mungkin benar-benar bisa direalisasikan.
"'Tidak, salah. Jika saat saya mengajukan permintaan ke lemari dan lemari memenuhinya, maka selanjutnya lemari harus terus mengajukan syarat ke saya. Dengan begitu transaksi akan terus berlanjut tanpa henti, dan seiring proses transaksi, 'batas ambang' transaksi juga akan semakin besar. Sekarang saya mungkin hanya minta semangkuk nasi goreng telur, mungkin setelah puluhan kali transaksi, lemari bisa saja meminta saya membunuh semua orang di dunia...'"
Seketika.
Yang Jian seluruh tubuhnya gemetar, teringat akan isi pesan yang ditinggalkan sang pemilik sebelumnya: "Kau akan memiliki segalanya, namun juga akan kehilangan segalanya, bertindaklah dengan sangat hati-hati."
Ini adalah transaksi yang tidak setara, karena hantu bisa menanggung segalanya, sedangkan manusia tidak mampu menanggung segalanya.
Oleh karena itu, Yang Jian tidak mengajukan permintaan. Memberikan jasa pada lemari hantu secara gratis berarti menghentikan transaksi siklus tak terbatas. Jika dia serakah terus mengajukan permintaan, maka transaksi ini akan berlanjut hingga salah satu pihak tidak mampu menanggung lagi.
Tapi pihak yang jelas akan dirugikan adalah manusia.
Secara aturan mungkin terlihat setara, namun jurang antara manusia dan hantu menjadikan transaksi ini tidak adil.
"Dua syarat untuk satu permintaan, inilah fungsi sejati lemari hantu. Semakin berharga yang kau inginkan, semakin besar pengorbanan yang harus dibayar." Setelah mencoba beberapa lama, Yang Jian menyimpulkan hal ini.
